200
yang mengingatkan keduanya akan kenangan mereka. Ketika mereka memutuskan untuk kembali, tindak kekerasan akan terulang lagi. Walker
1979 merumuskan sebuah lingkaran kekerasan yang terjadi antara pelaku da kor a kekerasa ya g dise ut de ga battering cycle . Li gkara i i
dijelaskan melalui tiga fase yang tergantung pada intensitas dan frekuensi kemunculan kekerasan, yakni: 1 The tension-building phase; 2 The
explosion of acute battering phase; 3 The contrition phase. Fase pertama meliputi perilaku yang memicu kekerasan, fase kedua merupakan fase
kekerasan tersebut berlangsung, sedangkan fase ketiga mencakup rasa bersalah dan kompensasi yang diberikan pelaku sebagai bentuk penyesalan
terhadap korban. Perilaku pelaku direspons oleh korban dengan berbagai cara yang berkontribusi dalam kelanjutan lingkaran kekerasan. Siklus seperti ini
terus mengikat keduanya dalam lingkaran kekerasan yang digambarkan sebagai berikut:
Kekerasan yang dialami Sari dalam relasinya dengan Doni selama bertahun-tahun lamanya tidak melunturkan keinginan Sari untuk tetap
mempertahankan relasi pacarannya dengan Doni. Ada beberapa hal yang
POWER CONTROL DENIAL
1. TENSION BUILDING- DONI 2. BATTERING - DONI
Melempar barang, mendorong, memaki, mengintimidasi, melecehkan
3. CONTRITION STAGE - DONI
Meminta maaf, mohon ampun,
Berjanji akan berubah,
Cemburu dengan teman laki-laki Sari,
waktu Sari terbagi dengan tugas kuliah,
Sari tidak menuruti keinginannya
Pergi ke gereja, meyakinkan Sari bahwa Doni adalah laki-laki terbaik
untuknya, mengingatkan Sari akan janji mereka tentang pernikahan
RESPONS SARI
: Menutup wajah dari lemparan barang, menangis, memberikan ultimatum, mengancam
akan meninggalkan Doni.
RESPONS SARI
: Membela diri,
mengutarakan alasan, memberikan
penjelasan yang logis
RESPONS SARI
: Memaafkan, sepakat untuk kembali mempercayai, merasa senang dan penuh
harapan.
201
ditelaah penulis terkait kehendak Sari untuk tetap bertahan dalam relasi yang menyakitkan baginya, yakni:
1. Adanya rasa mencintai dan dicintai
Salah satu alasan kuat yang membuat Sari terus bertahan dalam relasi pacaran dengan Doni ialah rasa cinta yang begitu besar yang dimilikinya
terhadap Doni. Ada keyakinan yang dipegang oleh Sari bahwa perasaan cinta terhadap Doni jauh lebih besar daripada perasaan sakit karena
menerima perlakuan yang kasar dari Doni, sehingga Sari tidak mampu untuk memutuskan hubungan dengannya. Sari beranggapan bahwa
kerelaannya untuk disakiti merupakan bentuk pengorbanan yang dapat ia lakukan untuk Doni dan juga sebagai upaya mengerti keadaan Doni
yang sedang mengalami konflik.
“Aduh gimana ya.. Saya tuh merasa saya sayang banget sama dia.. Jadi saya rasa tuh kalo saya putus dengan dia tuh saya yang nggak
kuat sendiri gitu, saya yang kehilangan, saya yang kangen, saya yang sedih... gitu kan yang galau. Pernah sih mencoba untuk ya... coba
break lah mungkin ya lebih ke menenangkan pikiran dan lain sebagainya, tapi rasa sayang saya sama dia lebih besar daripada rasa
sakit yang apa ya... ya saya sakit waktu saya dikasarin, tapi saya lebih sakit waktu saya nggak ada dia..”
2. Ada ya kece asa te ta g itos keperawa a