Susunan Fisis SCR, Karakteristik dan Fungsi

Pada Gambar 2. tertera tegangan breakover V bo , yang jika tegangan forward SCR mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada Gambar 2.5 ditunjukkan beberapa arus Ig dan korelasinya terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus triger gate ini sering ditulis dengan notasi I GT gate trigger current. Pada Gambar 2.5 ditunjukkan juga arus I h yaitu arus holding yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus forward dari anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini. Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus anoda-katoda turun dibawah arus I h holding current. Pada Gambar 2. kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik I h , maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet SCR. Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja dengan menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR atau tiristor pada umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR dapat OFF pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol. Ada satu parameter penting lain SCR, yaitu V GT . Parameter ini adalah tegangan triger pada gateyang menyebabkab SCR ON. Kalau dilihat dari model tiristor, tegangan ini adalah tegangan V be pada transistor Q2. V GT seperti halnya V be , besarnya kira-kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian di Gambar 2.6 berikut ini sebuah SCR diketahui memiliki I GT = 10 mA dan V GT = 0,7 volt. Maka dapat dihitung tegangan V in yang diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar : V in = V r + V GT V in = I GT R + V GT = 4,9 volt Berikut ini adalah Fungsi SCR yang lainnya, diantaranya : 1. Sebagai rangkaian saklar switch control 2. Sebagai rangkaian pengendali remote control Gambar 3. Rangkaian SCR

2. Cara Kerja SCR sebagai Pengendali Level Air

Pengendali permukaan air water level control adalah suatu piranti listrik yang berguna sebagai pengatur tinggi rendahnya permukaan air dalam suatu wadah baktangkigalon. Perangkat ini menggunakan komponen elektronika daya SCR dan transistor, serta dilengkapi dengan tiga buah elektroda yang berfungsi sebagai sensor untuk tinggi rendahnya permukaan air. Dengan tiga sensor elektroda tersebut maka motor listrik akan bekerja pada saat kondisi permukaan air minimum rendah dan maksimum tinggi secara otomatis. Gambar1. Rangkaian Pengendali Level Air Dalam rangkaian water level ini dapat bekerja apabila air dalam sebuah tangki berada di bawah kaki basis, di mana sumbu positif atau kaki anoda pada SCR di tempatkan di dasar tangki,kaki basis diatas kaki anoda dan kaki gate pada SCR berada di atas. Dalam keadaan tersebut, SCR tidak aktif karena SCR dapat bekerja apabila kaki gate diberi tegangan. Sedangkan relay bekerja dengan system normali open yang mana apabila relay mendapat tegangan maka saklar akan membuka.  Padasaat air berada di bawah kaki basis maka SCR tidak aktif dan tidak member tegangan pada relay sehingga relay saklarnya tetap menutup dan dapat menghubungkan arus dan motor pun dapat bekerja.  Apabila air sudah penuh dan menyentuh kaki gate maka SCR mendapat tegangan dan seterusnya dialirkan pada relay, karena relay mendapat tegangan maka relay akan membuka saklar yang terdapat pada relay. Pada rangkaian ini SCR berfungsi sebagai pengendali dari rangkaian tersebut ,dimana gate yang mengatur tegangan yang masuk pada SCR.Apabila kaki gate tidak mendapat tegangan maka SCR tersebut tidak aktif.Sedangkan apabila SCR mendapat tegangan maka SCR tersebut aktif.