Kultur Jaringan TINJAUAN PUSTAKA

8 Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut: Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Dendrobium Spesies : Dendrobium heterocarpum Wall. ex Lindl Gambar 2. Tanaman Dendrobium heterocarpum Lindl. A dan bunga Dendrobium heterocarpum Lindl. B Liu et al., 2014

2.2. Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman baik berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan dicirikan oleh kondisi kultur yang aseptik, penggunaan media kultur buatan dengan kandungan nutrisi lengkap dan hormon, serta kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya terkontrol. Pelaksanaan teknik kultur jaringan ada berdasarkan atas teori sel yang dikemukakan oleh Schleiden dan Scwann, yaitu sel mempunyai kemampuan autonomi, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Kemampuan totipotensi adalah kemampuan setiap sel untuk tumbuh menjadi tanaman yang sempurna bila diletakkan di lingkungan yang sesuai Hendaryono, 2000. A B 9 Alternatif perbanyakan anggrek kini telah dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Keuntungan perbanyakan bibit dengan kultur jaringan adalah sangat mungkin mendapatkan bibit yang unggul, tahan terhadap serangan hama serta seragam pertumbuhannya dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan teknik konvensional. Keunggulan lain dari kultur jaringan yaitu memperoleh sifat fisiologi dan morfologi yang sama persis dengan tanaman induknya sehingga penyediaan bibit akan selalu terpenuhi dan bibit yang akan disebar ke masyarakat bersifat persis dengan tanaman induknya Zulkarnain, 2009. Menurut Kuswandi 2012, dalam pelaksanaannya terdapat dua tipe kultur, yaitu: 1. Kultur biji seed culture, kultur yang menggunakan biji sebagai bahan tanam dan 2. Kultur organ organ culture, kultur yang menggunakan organ seperti ujung akar, pucuk aksilar, helaian daun, tangkai daun, buku batang internode, bunga dan buah muda sebagai bahan tanam. Teknik kultur jaringan melalui biji atau embrio seksual dilakukan dengan alasan biji tidak mempunyai endosperm cadangan makanan atau biji berukuran sangat kecil. Selain itu, teknik kultur jaringan juga bertujuan untuk mendapatkan keseragaman bibit dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat. Tanaman baru yang bersifat unggul diharapkan dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan Widiastoety dan Purbadi, 2003. Keadaan aseptik atau steril merupakan hal mutlak yang harus dipertahankan dalam teknik kultur jaringan. Hal ini bertujuan membebaskan segala jenis kontaminan baik yang berasal dari bakteri, jamur dan mikroba lainnya Tuhuteru et al., 2012. Pemilihan eksplan yang tepat adalah tahap pertama dalam tiga tahap yang dilakukan dalam kultur jaringan. Eksplan tersebut harus disterilisasi dan kemudian baru dapat ditanam pada media. Tahap kedua adalah multiplikasi atau perbanyakan tunas pada media dengan melakukan subkultur. Tahap ketiga adalah pemindahan ke media pengakaran yang kemudian dilanjutkan dengan aklimatisasi atau penyesuaian tanaman ke lingkungan alami Kuswandi, 2012. 10

2.3. Subkultur