Jenis Kelamin Analisis Univariat

49 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Analisis Univariat

5.1.1. Jenis Kelamin

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah laki-laki yaitu 62,8 terdiri atas 128 sampel pada kelompok eksperimen dan 123 sampel pada kelompok kontrol. Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar sampel mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit TB paru. Menurut Hiswani 2004: 5, penyakit TB paru cenderung lebih tinggi pada jenis pada jenis kelamin laki –laki dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TB paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki–laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah dipaparkan dengan agen penyebab TB paru. Namun demikian, hasil penelitian tidak menunjukkan adanya BTA positif pada sampel laki-laki. Bahkan jumlah dan persentase suspektersangka TB paru dan suspek periksa dahak sebagian besar adalah perempuan, baik pada kelompok eksperimen metode GPT maupun kelompok kontrol metode penyuluhan. Beberapa hal yang menjadi penyebab suspektersangka TB paru sebagian besar perempuan diantaranya adalah bahwa sampel perempuan di tempat penelitian 50 melakukan pencatatan yang lebih akurat, yaitu benar-benar memahami dan mencatat apa yang sedang dirasakan. Mereka mencatat semua gejala yang diderita maupun gejala anggota keluarganya dengan teliti di check list. Sebaliknya, sampel laki-laki tidak dapat melakukan pencatatan dengan keakuratan sama dengan perempuan. Tidak semua gejala yang dirasakan olehnya maupun oleh anggota keluarganya tercatat di check list, sehingga mempengaruhi analisis dokter puskesmas petugas P2TB dalam penetapan suspektersangka TB paru. Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kelompok laki- laki yang memeriksakan dahak ke dokter yang dijumpai di tempat penelitian selain faktor umum malu adalah mereka merasa sehat dan tidak percaya dengan analisis dokter atau petugas P2TB tentang penetapan statusnya sebagai suspek yang ditulis di dalam check list. Sehingga dengan rendahnya kelompok laki-laki yang ditetapkan sebagai suspek TB paru maupun yang direkomendasikan untuk periksa dahak ke puskesmas, maka rendah pula jumlah dahak BTA positif yang didapatkan dari sampel laki-laki.

5.1.2. Usia