62
penderita TB paru berdasarkan strategi DOTS. Prasudi 2004; disitasi oleh Syahrizal Antoni, dkk 2009:11 dalam penelitiannya menyimpulkan efektivitas
program berupa prosedur diagnosis dengan sputum, regimen pengobatan, kontrol berobat, pencatatan dan pelaporan serta adanya PMO pada dokter praktik swasta
setelah menjalankan kemitraan dengan puskesmas menjadi lebih baik. Penelitian Armini et al. 2007; disitasi oleh Syahrizal Antoni, dkk 2009:11 menyimpulkan
bahwa program kemitraan puskesmas-praktisi swasta di Denpasar dapat mempercepat penemuan kasus TB BTA + dan mempersingkat jarak antara
diagnosis dan pengobatan dengan DOTS. Penelitian Varma et al. 2007; disitasi oleh Syahrizal Antoni, dkk 2009:11 menyimpulkan kerjasama dengan sektor
swasta dalam menerapkan strategi WHO yang baru dapat meningkatkan penemuan kasus TB, meningkatkan pelayanan HIV untuk pasien TB dan
diagnosis Multi Drug Resistant Tuberculosis MDR-TB.
5.3 Hambatan dan Kelemahan Penelitian
Hambatan dalam penelitian tentang efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui metode Gerakan Peduli TB paru GPT untuk meningkatkan Case
Detection Rate CDR TB paru adalah sebagai berikut:
1. Administratif; beberapa ketua RT tidak bersedia jika warganya dijadikan
sampel penelitian karena masih beranggapan bahwa TB paru adalah penyakit menular yang memalukan keseluruhan warga RT tersebut jika hasil penelitian
menunjukkan ada warga yang menjadi penderita TB paru BTA positif.
63
2. Teknis; masyarakat masih merasa takut untuk ikut dalam penelitian.
Permasalahan yang mendasar pada sampel eksperimen, masyarakat masih menganggap TB paru adalah penyakit yang memalukan, sehingga masih sulit
untuk mendorong dan meyakinkan masyarakat untuk bersedia periksa ke puskesmas jika terjadi gejala TB paru. Untuk itu, dilakukan pendekatan
mendalam dengan memberikan penyuluhan interpersonal dengan didampingi oleh ketua RT, perangkat desa atau tokoh masyarakat lainnya.
Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Lokasi penelitian hanya dilakukan pada 4 dari 8 desa yang ada di wilayah kerja puskesmas sehingga tidak menunjukkan efektivitas di seluruh wilayah
kerja puskesmas. 2.
Waktu penelitian yang hanya dua bulan termasuk kategori pendek untuk penelitian tentang penemuan kasus TB paru, sehingga tidak dapat
menunjukkan efektivitas pada satuan periode waktu yang telah ditentukan dinas kesehatan, yaitu dalam periode trimester.
3. Faktor pengganggu pendidikan pada sampel tidak matching, sehingga
penerimaan dan pemahaman responden tentang materi yang diberikan saat penelitian tidak sama. Dimana hal ini sangat mempengaruhi kesediaan warga
untuk periksa dahak ke puskesmas.
64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui metode Gerakan Peduli TB paru GPT efektif untuk meningkatkan jumlah status
suspek, periksa dahak dan BTA positif di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui metode
Gerakan Peduli TB paru GPT efektif untuk meningkatkan Case Detection Rate CDR
TB paru di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.
6.2. Saran