Ekowisata di Indonesia Tempat dan Waktu Metodologi Kondisi Fisik Subak Kerdung

7 meningkatkan populasi spesies tersebut atau spesies yang lainnya. Membunuh singa jantan yang tua ternyata membuka peluang bagi singa jantan yang muda, sehat dan produktif untuk meminpin kelompok tersebut dan kembali meneruskan garis keturunannya. Semenjak itulah kegiatan perburuan singa dan beberapa spesies lainnya mulai diadakan kembali di Kenya, tentunya dengan spesfikasi dan pengawasan yang ketat dari petugas taman nasional.

2.2. Ekowisata di Indonesia

Di Indonesia kegiatan ekowisata mulai dirasakan pada pertengahan 1980-an, dimulai dan dilaksanakan oleh orang atau biro wisata asing, salah satu yang terkenal adalah Mountain Travel Sobek – sebuah biro wisata petualangan tertua dan terbesar. Bebepa objek wisata terkenal yang dijual oleh Sobek antara lain adalah pendakian gunung api aktif tertinggi di garis khatulistiwa - Gunung Kerinci 3884 m, pendakian danau vulkanik tertinggi kedua di dunia - Danau Gunung Tujuh dan kunjungan ke danau vulkanik terbesar didunia - Danau Toba. Beberapa biro wisata lain maupun perorangan yang dijalankan oleh orang asing juga melaksanakan kegiatan kunjungan dan hidup bersama suku-suku terasing di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Salah satu dari proyek ekowisata yang terkenal yang dikelola pemerintah bersama dengan lembaga asing adalah ekowisata orang hutan di Tanjung Puting, Kalimantan.

2.3. Ekowisata Berbasis Masyarakat

Kegiatan ekowisata di Indonesia diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya.  Wisata pemandangan: o Objek-objek alam pantai, air terjun, terumbu karang o Flora hutan, tumbuhan langka, tumbuhan obat-obatan o Fauna hewan langka dan endemik o Perkebunan teh, kopi  Wisata petualangan: 8 o Kegiatan alam bebas lintas alam, berselancar o Ekstrem mendaki gunung, paralayang o Berburu babi hutan  Wisata kebudayaan dan sejarah: o Suku terasing orang Rimba, orang Kanekes o Kerajinan tangan batik, ukiran o Peninggalan bersejarah candi, batu bertulis, benteng kolonial  Wisata penelitian: o Pendataan spesies serangga, mamalia dan seterusnya o Pendataan kerusakan alam lahan gundul, pencemaran tanah o Konservasi reboisasi, lokalisasi pencemaran  Wisata sosial, konservasi dan pendidikan: o Pembangunan fasilitas umum di dekat objek ekowisata pembuatan sarana komunikasi, kesehatan o Reboisasi lahan-lahan gundul dan pengembang biakan hewan langka o Pendidikan dan pengembangan sumber daya masyarakat di dekat objek ekowisata pendidikan bahasa asing, sikap Istilah ekowisata dapat diartika sebagai perjala a oleh seora g turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap linkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatk an pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi. Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi 9 masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay ; menjual kerajinan, dll. Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan ekowisata di daerahnya, dengan dukungan dari pemerintah dan organisasi masyarakat nilai partisipasi masyarakat dan edukasi Prinsip local ownership pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat.

III. METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Lokasi kegiatan pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan ini adalah di Subak Kerdung, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan April tahun 2015 sd Oktober 2015.

3.2. Metodologi

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan purposive random sampling, pengambilan sampel dilapangan dilakukan baik langsung maupun berdasarkan data sekunder. Penelitian lapangan dan wawancara, pemeriksaan dokumen khususnya monografi atau profil desa, atau statistik desa, atau data lainnya yang ada serta melalui FGD. Pemberdayaan masyarakat community based development; Enterpreneurship model.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan adalah : - Melakukan survey untuk kajian potensi ekowisata Subak Kerdung. - Melakukan pertemuan dengan petani dan aparat Desa untuk persepsi tentang ekowisata - Menentukan program aksi yang dapat dilakukan baik itu sarana dan ide yang dapat dilakukan di lokasi studi; - Program pembersihan saluran irigasi 10 - Memberdayakan masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat mulai perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ekowisata di daerah penelitian. 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisik Subak Kerdung

Luas subak di Kecamatan Denpasar Selatan adalah 935 Ha, sedangkan luas Subak Kerdung saat ini tinggal 215 Ha saja. Secara geografi Subak Kerdung terletak di Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan dan secara geografi terletak antara garis bujur 115 o ’ ’’ da o ’ ’’ BT serta di a tara garis li ta g o ’ ’’ L“ da o ’ ’’ L“.

a. Iklim