Tanah Kajian Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan serta Program Aksi Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan di Subak Kerdung, Kecamatan Denpasar Selatan.

13 mempunyai potensi air bawah tanah yang tinggi dengan debit 10 ltdtk. Imbuhan air bawah tanah Kota Denpasar dari berbagai sumber penelitian menunjukkan nilai sebesar 6.141 ltdetk. Berdasarkan DPU 1989 imbuhan air bawah tanah memasuki akifer Denpasar Selatan dan mengalir ke arah laut sebesar 1,9 m3dtk. Wilayah Denpasar bagian selatan yang mempunyai luas wilayah 4.993 Ha atau 39,074 dari seluruh luas Kota Denpasar, dari luas tersebut diatas lahan pertanian seluas 935 Ha dan lahan terbangun seluas 4.058 Ha. Maka imbuhan air bawah tanah adalah sebesar 2.399 ltdtk. Jumlah curah hujan tahun 2012 di Kecamatan Denpasar Selatan berkisar 1.0 - 466.0 mm dan rata-rata 119,4 mm. Perhitungan imbuhan dari air hujan adalah diperhitungkan bahwa luas wilayah merupakan daerah tangkapan hujan atau catchment area dikalikan dengan hujan yang jatuh dikalikan dengan dengan nilai koefisien run off atau nilai resapan air masuk dalam tanah. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai imbuhan air bawah tanah dari air hujan sebesar 4.993 Ha atau 49.930.000 m2 x 119,4 mm atau 0,119 m = 5.971.642 m3bln atau 2.303 ltdtk.

e. Tanah

Identifikasi umum terhadap jenis tanah yang mendominasi wilayah Subak Kerdung menunjukkan jenis tanah yang belum begitu berkembang dan dikelompokkan ke dalam ordo Inceptisol dari great group Hydraquept atau Aquept Soil Survey Staff, 1992, dengan bahan induk Alluvium dan bereaksi netral. Tanah-tanah di lokasi studi yaitu, di Subak Kerdung Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, menunjukkan ukuran fraksi yang bervariasi yang umumnya berukuran cukup halus sampai sangat halus. Ukuran fraksi tanah secara garis besar dibedakan atas fraksi pasir, debu dan liat. Perbandingan relatif dari ketiga fraksi tersebut dikenal dengan sebutan tekstur tanah. Dari hasil penetapan tekstur tanah di laboratorium, tanah di kawasan ini memiliki tekstur liat berdebu, yaitu gabungan komposisi fraksi tanah halusnya lebih dominan serta melekat. Karakteristik fisik tanah merupakan sifat - sifat yang menggambarkan keadaan fisik tanah yang lebih mencerminkan fungsi tanah sebagai bahan filter penyaring. Dalam pengkajian PP 150 tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa bagian lampiran diuraikan kriteria kerusakan tanah di lahan kering, parameter - parameter yang dipantau yang termasuk dalam sifat fisik tanah adalah sebagai berikut. 14 Sifat fisik tanah  Ketebalan Solum Ketebalan solum di semua lokasi sampling sebagian besar lebih dari 100 cm, dimana nilai ini di luar ambang kritis yang ditetapkan yaitu 20 cm. Ketebalan solum tanah mencerminkan zona keleluasaan perkembangan akar, pengambilan air dan hara serta untuk menopang batang tubuh tanaman itu sendiri. Tebal 20 cm menjadi penghambat keleluasaan akar kecuali untuk tanaman rerumputan. Nilai 20 cm Juga dimaknai oleh jenis tanah Litosol tanah tipis dibatasi oleh batuan. Ketebalan solum tanah. penting untuk diamati karena menentukan jumlah total unsur hara maupun air yang tersedia bagi tanaman. Ketabalan solum tanah diukur langsung di lapangan dengan menggunakan meteran.  Kebatuan Permukaan Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan menunjukkan bahwa pada semua lokasi sampel yang dipantau tidak terdapat kebatuan di permukaan. Kebatuan menunjukkan persentasi kehadiran batu baik ukuran kerikil 0,2 — 6,4 cm, kerakal 6,4 - 25 cm maupun batu 25 cm yang muncul di permukaan tanah, Keberadaan bahan ini yang melebihi 40 sangat mengurangi keleluasaan perkembangan akar untuk menyerap air dan hara. Kebatuan perniukaan menentukan mudah tidaknya tanah diolah.  Komposisi fraksi Hasil pengukuran komposisi fraksi yang dilakukan pada semua lokasi sampling menunjukkan kandungan fraksi lempungclay. Kriteria fraksi pasir 80 dibawah ambang kritis sehingga pada lokasi ini kemampuan tanah mengikat unsur hara maupun air cukup baik. Penyerapan dan penyedia hara terletak pada koloid tanah yang merupakan gabungan dari koloid organik dan clay, sedangkan perbandingan fraksi tanah pasir, debu, lempung menentukan tekstur tanah yang berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam mengikat unsur hara maupun air dan berhubungan dengan derajat kelulusan air permeabilitas. Makin kecil ukuran fraksi penyusun tanah makin halus teksturnya maka makin besar kemampuannya dalam mengikat unsur hara maupun air.  Derajat Pelulusan Air Permeabilitas Parameter permeabilitas menunjukkan kemampuan tanah untuk melalukan air secara vertikal ke bawah solum tanah sehingga tanah terhindar dari erosi permukaan. Seluruh lokasi sampel dalam penelitian ini memiliki permeabilitas yang tergolong rendah dan mengindikasikan telah terjadinya kerusakan tanah ringan. Namun, resiko adanya erosi 15 permukaan akibat curah hujan dan nilai permeabilitas yang rendah dapat dieliminasi karena sebagian besar lahan tergolong tanah sawah.  Berat Isi Berat isi tanah menunjukkan tingkat kemampatan atau kesarangan tanah, sehingga menentukan mudah tidaknya akar masuk dan berkembang serta mendapatkan oksigen, berat tanah diukur untuk satu satuan volume padatan tanah dan ronggapori. Tanah yang padat sukar untuk ditembus akar. Hasil pengamatan dilokasi nilainya secara umum lebih rendah daripada 1,4 gcm 3 , yaitu pada kisaran antara 0,82 -1,13 gcm 3 . Namun, parameter ini telah mengindikasikan adanya kerusakan tanah ringan di lokasi pengamatan Denpasar Selatan. Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa yang bersifat kimia dan terjadi di dalam maupun di permukaan tanah sehingga akan menentukan sifat dan ciri suatu tanah. Adapun karakteristik kimia tanah yang diamati meliputi pH tanah; kandungan bahan organik; KTK tanah; Kejenuhan Basa; kandungan P dan K total tanah.  pH Reaksi tanah pH tanah adalah suatu parameter yang menunjukkan keaktifan ion H + dalam suatu larutan, yang berkesetimbangan dengan OH - yang terdapat di dalam sistem tanah. Jadi, intensitas keasaman dari suatu sistem dinyatakan dengan pH dan kapasitas keasaman dinyatakan dengan takaran H + terdisosiasi ditambah H tidak terdisosiasi di dalam sistem. Sistem tanah yang didominasi oleh ion-ion H + akan bersuasana asam, namun sebaliknya akan bersuasana basaalkalin bila didominasi oleh ion-ion OH - . Penyebab keasaman tanah adalah ion H + dan Al 3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral. Reaksi tanah pH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis. Nilai pH tanah dari masing-masing lokasi sampel di Kecamatan Denpasar Selatan berada pada kisaran netral 6,9 – 7,0 . Berdasarkan kisaran nilai pH tanah yang diperoleh, maka tanah di daerah Kecamatan Denpasar Selatan tergolong baik sesuai untuk aktivitas pertanian. Pada pH netral sebagian besar unsur hara tanah akan tersedia untuk tanaman, kecuali beberapa unsur mikro. 16  Bahan Organik Tanah merupakan penyimpan karbon terbesar dalam ekosistem daratan dan memegang peranan penting dalam siklus karbon secara global. Penyerapan karbon oleh tanah merupakan salah satu cara yang diperlukan untuk mengurangi akumulasi karbon di dalam atmosfir, sehingga mampu mengurangi risiko perubahan iklim. Karbon disimpan dalam tanah dalam bentuk yang relatif stabil, baik melalui fiksasi CO 2 atmosfer secara langsung maupun tidak langsung melalui fotosintesis tanaman. Kehilangan C-organik tanah ini seringkali dikaitkan dengan tingkat produksi yang rendah. Itulah sebabnya C-organik dipakai sebagai salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesuburan suatu tanah. Berdasarkan hasil penetapan C-organik tanah pada ketiga lokasi pengamatan di Subak Kerdung diperoleh kandungannya berturut=turut 2,03; 2,01 dan 2,09 yang kesemuanya tergolong dalam kriteria sedang.  KTK Kapasitas tukar kation tanah mencerminkan kemampuan koloid tanah dalam menjerap dan mempertukarkan kation-kationnya di dalam tanah. Makin tinggi KTK yang dimiliki suatu tanah makin besar pula kemampuan tanah itu untuk menjerap atau memegang dan mempertukarkan hara yang dimilikinya. Berdasarkan pengukuran KTK tanah pada ketiga lokasi pengamatan di Subak Kerdung berturut-turut mendapat hasil pengukuruan sebesar 26,02; 24.32; dan 32,18 me100 gr. Yang ketiganya tergolong dalam kriteria tinggi. Salah satu reaksi terpenting yang umum terjadi dan senantiasa berlangsung di dalam tanah adalah reaksi pertukaran kation. Mudah tidaknya kation-kation dalam tanah digantikan atau dipertukarkan oleh ion H + dari akar tanaman bergantung pada kejenuhan kation tersebut pada kompleks jerapan tanah. Bila kejenuhannya tinggi, maka akan mudah digantikan, sebaliknya akan sukar dipertukarkan bila kejenuhannya rendah. Kejenuhan suatu kation adalah perbandingan kation tersebut dengan seluruh kation terjerap baik kation asam maupun kation basa KTK. Kejenuhan basa KB merupakan perbandingan antara semua kation basa dengan KTK tanah. Kejenuhan Basa tanah biasanya dinyatakan dalam persen. Berdasarkan pengukuran persentase KB tanah pada ketiga lokasi pengamatan di Subak Kerdung berturut- turut mendapat rata-rata hasil pengukuruan sebesar 90,22 yang tergolong dalam kriteria tinggi. Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kandungan P 2 5 dan K 2 0 tanah diperoleh rata-rata kandungan total kedua unsur tersebut berturut-turut sebesar 22,47 mg100g tergolong sedang dan 80,02 mg100g tergolong sangat tinggi. 17 Dari pantauan hasil pengukuran beberapa sifat kimia tanah di Subak Kerdung yang telah dikemukakan di atas, akhirnya dapat dihitung atau diperoleh tingkat kesuburannya berdasarkan pada pedoman evaluasi kesuburan tanah PPT 1995, bahwa tanah sawah di Subak Kerdung tergolong memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

4.2. Potensi Ekowisata Subak Kerdung