4
Kegiatan Belajar 1 Asesmen Dalam Pembelajaran
1.1 Uraian Materi
Prinsip Dasar Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan berdasarkan informasi. Dalam konteks pembelajaran,
asesmen berarti pengumpulan berbagai informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka menentukan keputusan-keputusan yang perlu dilakukan dalam
pembelajaran Anderson, 2003: 4. Asesmen juga dapat didefinisikan
sebagai semua kegiatan yang dilakukan oleh guru atau juga oleh siswa yang dapat memberikan balikan
guna mempertajam dan membangun pembelajaran di mana guru dan siswa terlibat. Pengertian asesmen dalam pembelajaran ditegaskan dalam Standar nasional
Pendidikan. Asesmen menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 64 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, 2005
merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar. Fungsi kegiatan asesmen adalah untuk menilai
pencapaian kompetensi, memenuhi bahan pelaporan kemajuan hasil belajar, dan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
The Task Group on Asessment and Testing Britania menggambarkan asesmen sebagai berikut.
A general term encompassing all methods customarily used to appraise the performanceof an individual pupil and group. It may refer to a broad appraisal
including many sources of evidence and many aspecs of a pupil’s knowledge, understanding, skills and attitudes; or to particular occasion or instrument. An
assessment instrument may be any method or procedure, formal or informal, for producing information about pupils: e.g. written test paper, an interview schedule, a
measurement task using equipment, a class quiz GriffinNix, 1991: 3-4.
Berbagai pendapat dan definisi tentang asesmen yang telah dikemukakan oleh berbagai kalangan memiliki beberapa kesamaan. Beberapa kesamaan tersebut antara
lain adalah sebagai berikut: 1 Asesmen dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi tentang siswa dalam pembelajaran. 2 Dalam kegiatan asesmen dilakukan
analisis dan interpretasi terhadap data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. 3 Interpretasi menghasilkan keputusan-keputusan tentang pembelajaran. 4 Terdapat
tindak lanjut terhadap keputusan yang dihasilkan. 5 Asesmen dilakukan secara berkelanjutan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen antara lain adalah: 1
Berorientasi pada kompetensi, asesmen harus mampu menentukan apakah siswa telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum
2 Menyeluruh, asesmen hendaknya menilai siswa secara menyeluruh, mencakup
semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif dan psikomotor. 3
Valid, Asesmen harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.
4 Adil dan terbuka, Asesmen harus adil terhadap semua siswa dan semua kriteria dan
pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
5 5Mendidik, Asesmen merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sebagai
pemicu bagi siswa yang kurang berhasil. 6 Menyeluruh, Asesmen dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan
prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
7 Berkesinambungan, Asesmen hendaknya dilakukan secara terencana dan terus- menerus.
8 Bermakna, Asesmen yang dihasilkan diharapkan benar-benar menggambarkan perilaku yang sesungguhnya dari siswa. Karena tidak ada satupun bentuk asesmen
yang dapat menghadirkan gambaran yang otentik, maka diharapkan guru menggunakan berbagai bentuk asesmen.
Tujuan Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran sehingga perlu dipahami dan dilakukan oleh guru. Popham 1995: 7 menyatakan
beberapa alasan tentang pentingnya pemahaman dan pelaksanaan asesmen diantaranya adalah sebagai berikut. 1 Asesmen merupakan piranti untuk mendiagnosis kekuatan
dan kelemahan siswa dalam proses pembelajaran. 2 Asesmen berguna untuk memonitor kemajuan siswa. 3 Asesmen membantu menentukan tingkatan siswa. 4
Asesmen juga dapat menentukan efektivitas pembelajaran yang telah dirancang. Selain beberapa alasan klasik tersebut, alasan peningkatan kualitas pembelajaran merupakan
salah satu alasan melaksanakan asesmen.
Dunn et al. 2004: 16 menambahkan beberapa tujuan dan peranan asesmen dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
2 Mengukur peningkatan dari waktu ke waktu. 3 Menentukan penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan ketrampilan tertentu. 4 Menentukan ranking siswa dari
keseluruhan siswa dalam kelas. 5 Mengevaluasi metode pembelajaran. dan 6 Mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.
Tujuan penyelenggaraan asesmen bagi guru adalah untuk dapat menentukan apakah siswa berhasil atau tidak dalam mencapai tujuan atau kompetensi yang
diinginkan. Pemahaman guru tentang keberhasilan dan kegagalan yang dialami siswa berguna untuk mengevaluasi proses pembelajaran, sementara mengetahui kelemahan
siswa dapat menjadi masukan dalam mengembangkan proses pembelajaran remedial dalam rangka membantu siswa yang mengatasi kesulitan belajarnya. Dengan asesmen
yang baik, guru juga dapat mengetahui apakah siswa-siswanya mengalami kemajuan dalam belajarnya ataukah tidak. Hasil-hasil asesmen merupakan bukti ketercapaian
tujuan belajar oleh siswa.
Peranan Asesmen dalam Pembelajaran
Popham 2001: 29 menggambarkan kedudukan asesmen dalam proses pembelajaran sebagaimana Gambar berikut.
6 Kedudukan Asesmen dalam Pembelajaran Popham, 2001: 29
Dalam pembelajaran terdapat pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dicapai oleh siswa. Melalui kegiatan asesmen guru akan mendapatkan berbagai informasi
tentang pencapaian siswa terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap tersebut. Dari informasi inilah guru melakukan analisis dan membuat kesimpulan tentang
pembelajaran siswa. Selanjutnya berbagai kesimpulan akan memberikan pertimbangan tentang keputusan-keputusan yang harus diambil dalam proses pembelajaran
berikutnya.
Grifin dan Nix 1991: 2 menekankan bahwa perencanaan, program pengembangan, dan pelaksanaan asesmen perlu mengikuti prinsip-prinsip tertentu.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Asesmen seharusnya menggambarkan ketrampilan, sikap dan konsep-konsep yang telah dibangun oleh siswa
berdasarkan kriteria tertentu. 2 Asesmen seharusnya memungkinkan guru, orang tua siswa dan siswa untuk menganalisis belajar dan kesulitan-kesulitannya formatif. 3
Asesmen seharusnya disepakati oleh dua atau lebih guru yang bekerjasama. 4 Asesmen seharusnya cocok dengan perencanaan menyeluruh pengembangan dan
kemajuan siswa prograsif dan berkembang. 5 Asesmen seharusnya berkaitan dengan program pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dan sekolah. 6 Asesmen
seharusnya memungkinkan adanya ketidakpastian dalam pengamatan dinilai dalam keputusan. 7 Asesmen seharusnya mampu menggambarkan kemajuan siswa secara
jujur, relevan dan akurat valid dan reliabel. 8 Asesmen seharusnya memiliki makna yang seragam untuk guru, orang tua siswa dan siswa yang berbeda dapat
diinterpretasikan dan dikomunikasikan.
Berkaitan dengan ragam kegiatan asesmen yang dilakukan dalam pembelajaran, asesmen dapat dipilah menjadi dua bagian besar yakni asesmen sumatif dan asesmen
formatif. Asesmen sumatif merupakan kegiatan yang menghasilkan angka dan tingkatan yang dimanfaatkan untuk menentukan penampilan siswa. Pada akhirnya, keputusan-
keputusan pada asesmen sumatif digunakan untuk menentukan penghargaan pada siswa di akhir masa pembelajaran. Di lain pihak, asesmen formatif merupakan kegiatan yang
MATERI
PEMBELAJARAN
ASESME N
INFERENSI
KEPUTUSAN
7 memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. William
BoyleFisher, 2007: 23 menyebut asesmen untuk tujuan formatif sebagai assessment for learning sedangkan asesmen sumatif disebut sebagai assessment of learning.
Selain memiliki peranan formatif dan peranan sumatif, asesmen juga memiliki peranan yang lain yaitu peranan sertifikatif, dan peranan evaluatif. Asesmen memiliki
peran formatif karena asesmen memberikan umpan balik pada guru dan siswa tentang pembelajaran yang harus dilakukan pada tahap berikutnya. Peranan sumatif karena
asesmen memberikan informasi tentang tingkat pencapaian siswa selama dan pada akhir pembelajaran. Peranan sertifikatif karena asesmen memberikan makna seleksi dengan
kualifikasi. Peranan evaluatif karena asesmen memberikan keputusan tentang efektivitas dan kualitas individu dan institusi.
Dalam praktik pembelajaran fisika, umumnya asesmen sumatif lebih banyak mendapatkan perhatian guru dibandingkan dengan asesmen formatif. Penggunaan
asesmen sumatif yang lebih menonjol ini memiliki beberapa kelemahan. 1 Asesmen sumatif hanya dititik beratkan pada ujian akhir. 2 Asesmen sumatif yang dikembangan
oleh pemerintah atau pihak luar sekolah menafikan peranan asesmen yang dilakukan guru 3 Asesmen sumatif tidak memberikan kontribusi positif pada motivasi siswa
dalam belajar. 5 Tidak mendorong penilaian yang mendalam melainkan hanya permukaan saja. 6 Menyumbang peningkatan stress pada siswa.
Asesmen Formatif dan Pemanfaatannya
Prinsip Asesmen Formatif
CowieBell 2002: 6 mendefinisikan asesmen formatif sebagai proses yang digunakan oleh guru dan siswa dalam mengenali dan merespon belajar siswa dalam
rangka meningkatkan belajarannya dalam proses pembelajaran. Asesmen formatif membantu guru dalam menggambarkan kemajuan belajar siswa dan menginformasikan
keputusan tentang langkah selanjutnya dalam pembelajaran. Jadi informasi asesmen formatif dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk memodifikasi cara belajar atau cara
mengajarnya dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih efektif. Popham 2008: 5 mendefinisikan asesmen formatif sebagai berikut. “
Formative assessment is a planned process in which assessment-elicited evidence of students’ status is used by teachers to
adjust their ongoing instructional procedures or by students to adjust their current learning tactics”.
Senada dengan itu, State Collaborative on Assessment and Student
Standards SCASS Formative Assessment for Students and Teachers FAST Popham, 2008: 5 menyatakan bahwa asesmen formatif merupakan proses yang digunakan oleh
guru dan siswa selama pembelajaran yang memberikan balikan untuk mengatur belajar dan pembelajaran yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pencapaian outcome
pembelajaran.
Jadi asesmen formatif merupakan sebuah proses yang terencana tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan status siswa dan dimanfaatkan oleh guru untuk
mengatur prosedur pembelajaran yang berkelanjutan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk mengatur strategi belajar mereka.
Beberapa pengertian tentang asesmen formatif yang telah dikemukakan memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan itu antara lain sebagai berikut: 1 Asesmen
formatif merupakan proses yang dilakukan dalam pembelajaran. 2 Hasil asesmen formatif tidak saja digunakan oleh guru tetapi juga dilakukan oleh siswa. 3 Asesmen
formatif memberikan umpan balik terhadap proses belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 4 Umpan balik yang diberikan oleh asesmen
8 formatif akan berguna bagi siswa dan guru untuk melakukan pengaturan-pengaturan
sehingga belajar dan pembelajaran dapat mencapai tujuan kurikulum. CowieBell 2002: 82 menggambarkan model asesmen formatif adalah
sebagaimana Gambar berikut.
Gambar 2.Model Asesmen Formatif CowieBell, 2002: 82 Dalam model asesmen formatif digambarkan bahwa proses pengumpulan
eliciting, interpretasi interpretation, dan aksi acting semuanya mengacu pada tujuan purpose. Pada proses tujuan, guru menentukan asesmen formatif yang
terencana untuk mendapatkan informasi dari keseluruhan kelas tentang kemajuan belajar sebagaimana ditentukan dalam kurikulum. Berikutnya, pada tahap pengumpulan
informasi guru mengumpulkan informasi tentang pemahaman dan ketrampilan belajar siswa dengan menggunakan tugas asesmen tertentu. Pada tahap interpretasi, guru
menentukan interpretasi terhadap informasi yang didapatkan berdasarkan perencanaan. Pada tahap ini guru ingin mengetahui apakah siswa telah belajar dan memahami konsep
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Pada tahap aksi guru menentukan langkah untuk meningkatkan belajar siswa.
Ragam Asesmen Formatif
Implementasi asesmen formatif dalam pembelajaran dapat dipilah menjadi asesmen formatif yang bersifat informal dan asesmen formatif yang bersifat formal.
Asesmen formatif yang bersifat formal dilakukan misalnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan tes, kuis, mengembangkan tulisan atau karya yang lain. Asesmen
informal merupakan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk menguak informasi dari siswa. Kegiatan tanya jawab di kelas, meminta siswa
mengkomentari pendapat guru, wawancara, rekaman pembelajaran merupakan beberapa contoh asesmen formatif yang bersifat informal.
Asesmen formatif formal dan informal masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan asesmen formatif formal adalah lebih fair bagi siswa.
Dalam asesmen formatif formal siswa merasakan langsung bahwa mereka sedang diases, asesmen formal juga memiliki kriteria skoring yang jelas, dan akan memotivasi
siswa jika mereka berhasil. Namun seringkali asesmen formatif formal juga dapat menyebabkan stres jika siswa mengalami kegagalan. Asesmen formal juga
membutuhkan persiapan yang lebih panjang dan memerlukan waktu untuk menganalisis hasil-hasilnya..
Kelebihan asesmen formatif informal adalah dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan dalam suasana santai sehingga siswa tidak mengalami stres, mudah
Tujuan Aksi
Pengumpulan
Interpretasi
9 dipersiapkan, dan seringkali menghasilkan data-data yang lebih valid langsung dari
siswa. Kegiatan asesmen formatif formal melalui komunikasi guru-siswa di kelas dapat langsung dianalisis dan diberikan umpan balik oleh guru serta memberikan gagasan
untuk memperbaiki jalannya pembelajaran. Beberapa kelemahannya adalah tentang validitas hasil asesmen yang dilakukan. Pelaksanaan asesmen formatif informal
tergantung pada ketrampilan komunkasi guru di kelas. Siswa seringkali juga tidak merasakan kegiatan asesmen. Asesmen formatif informal juga dipengaruhi oleh
prasangka tersembunyi guru dan juga stereotipi utamanya stereotipi gender.
Black dan William 1998: 139-148, menunjukkan beberapa contoh asesmen formatif informal yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya sebagai berikut: 1
Meminta pendapat siswa tentang pertanyaan yang diajukan guru dan disampaikan di kelas. 2 Menghadirkan beberapa pilihan jawaban dan meminta siswa memilih dan
memberikan alasan. 3 Meminta siswa untuk menuliskan gagasan sebelum dan sesudah proses pembelajaran. 4 Meminta siswa menuliskan ringkasan hal yang telah dipelajari.
5 Meminta siswa memecahkan masalah pada akhir pembelajaran. 6 Melakukan wawancara dengan siswa tentang cara berfikir mereka dalam menyelesaikan masalah.
7 Meminta siswa mengerjakan tugas tertulis.
Implementasi Asesmen Formatif Informal.
Beberapa implementasi asesmen formatif berikut dapat dilakukan agar guru segera mendapatkan informasi tentang belajar siswa dan memanfaatkannya untuk
mengatur pembelajaran. Tanya Jawab
Kegiatan tanya jawab di kelas merupakan salah satu contoh implementasi asesmen formatif di kelas. Guru dapat mengajukan pertanyaan pada siswa atau sebaliknya guru
meminta siswa bertanya tentang hal-hal yang masih belum jelas. Dengan kegiatan tanya jawab ini guru akan dapat segera mengetahui kesulitan siswa dan membantu mereka
menjadi lebih paham. Paper Lima Menit
Kegiatan asesmen ini dilakukan menjelang pembelajaran fisika berakir. Siswa diminta untuk menuliskan apa yang telah mereka pelajari dalam kegiatan pembelajaran hari itu.
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan oleh siswa, guru dapat segera mengetahui apakah siswa telah memahami materi pembelajaran. Seringkali siswa yang mengalami
masalah tidak mampu mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari dalam proses pembelajaran.
Hal yang Belum Jelas
Paper Lima Menit Tuliskan hal-hal yang telah kamu pelajari dalam pertemuan kali ini.
10 Kegiatan asesmen ini juga dilakukan menjelang pembelajaran fisika berakir. Siswa
diminta untuk menuliskan hal-hal yang dapat dipahami dengan baik dan yang masih ragu-ragu.
Berdasarkan masukan-masukan yang dituliskan oleh siswa, guru akan mengetahui konsep-konsep yang masih belum dipahami oleh siswa. Informasi ini dapat segera
ditindaklanjuti dalam pertemuan berikutnya. Wawancara
Wawancara informal dapat dilakukan oleh guru kepada beberapa siswa untuk mengetahui kondisi siswa berkaitan dengan proses pembelajaran. Informasi dapat
berkaitan dengan konsep yang dipelajari maupun proses pembelajaran. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada wawancara diantaranya adalah sebagai berikut.
Bagaimanakah pendapat kalian tentang proses pembelajaran? Hal-hal apakah yang menyenangkan dalam proses pembelajaran?
Hal-hal apakah yang dirasakan menyulitkan siswa? Apakah yang perlu dilakukan agar pembelajaran menjadi lebih efektif?
Self asesmen Self asesmen merupakan salah satu asesmen alternatif yang berguna untuk memberikan
informasi tentang belajar siswa. Salah satu caranya adalah dengan meminta siswa untuk menilai sendiri tentang penguasaannya terhadap materi pelajaran fisika.
2.2 Rangkuman 2.3 Latihan