Definisi BMI BODY MASS INDEX = INDEKS MASSA TUBUH IMT

2.4.1. Non Farmakologis

Terapi non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi. Meningkatkan aktifitas fisik orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50 daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30- 45 menit sebanyak 3xhari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi. Mengurangi asupan natrium Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelashari dapat meningkatkan risiko hipertensi Cortas K, et al, 2008

2.4.2. Farmakologis

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide Thiaz atau aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor ACEI, Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist blocker ARB Cortas K, et al, 2008

2.5. BMI BODY MASS INDEX = INDEKS MASSA TUBUH IMT

2.5.1 Definisi

Obesitas atau kegemukan adalah akibat dari makan. Karena dari bahasa latin ob artinya akibat dari, dan esum diartikan sebagai makan, sehingga obesitas merupakan keadaan adanya kelebihan lemak dalam tubuh. Kelebihan berat badan overweight dan obesitas didefinisikan sebagai lebihnya akumulasi lemak yang dapat mempengaruhi kesehatan individu WHO. Pengukuran yang biasa Universitas Sumatera Utara digunakan untuk menentukan obesitas adalah dengan mengira Body Mass Index BMI atau nama lainnya Indeks Massa Tubuh IMT. Individu yang mempunyai BMI melebihi 30 dianggap sebagai obesitas apabila individu yang mempunyai BMI sama atau lebih 25 dianggap overweigth. Obesitas dapat juga didefenisikan sebagai ketidakseimbangan energi, dimana energi yang diambil berlebihan dibanding energi yang digunakan serta dengan dengan indeks massa tubuh IMT 30. Lemak tubuh diperlukan pada semua individu sebagai penyimpan energi, sebagai sumber panas, penyerapan getaran dan fungsi lainya. Tapi apabila lemak berlebihan ini akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak berbanding pria. Perbandingan lemak normal antara lemak tubuh dengan berat badan sekitar 25-30 pada wanita dan 18-23 pada pria. Pada individu yang mengalami obesitas dapat dibedakan menurut distribusi lemak yaitu apple shape body android dan pear shape body gynecoid. Apple shape adalah apabila lebih banyak lemak di bagian tubuh atas dada dan pinggang dan lebih beresiko untuk mengalami penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes dibandingkan dengan pear shape yang distribusi lemak lebih banyak di bagian bawah pinggul dan paha. Rosengren A et all.2008. Obesitas secara langsung akan meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus tipe 2, hipertensi, stroke, infark miokardium, gagal jantung, batu kandung kemih, arthritis gout, tidur apneu kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur dan Sindroma Pickwikian. Kathryn L et al,2008. Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas. Secara ilmiah obesitas terjadi akibat kelebihan asupan makanan atau energi didalam tubuh. Penyebab ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas, namun keadaan ini disertai oleh berbagai faktor yang dapat dihindari untuk menghindari obesitas. Faktor genetik merupakan faktor utama terjadinya obesitas. Obesitas diduga cenderung diturunkan kerana mempunyai penyebab genetik. Tetapi pola makanan dan kebiasaan gaya hidup turut mendorong kepada obesitas. Faktor genetik dan faktor Universitas Sumatera Utara gaya hidup sangat sulit untuk dipisahkan. Lingkungan ini termasuk perilakupola gaya hidup misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya. Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33 terhadap berat badan seseorang. Faktor psikologis juga berperan penting didalam obesitas. Terdapat beberapa sumber mengatakan bahwa pola makan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Persepsi diri yang negatif merupakan salah satu daripada contoh bentuk gangguan emosi yang dapat meningkatkan pola makan individu. Terdapat juga beberapa faktor kesehatan yang bisa mengakibatkan obesitas. Hipotiroidisme merupakan penyakit yang ditandai dengan berkurangnya hormon tiroid di dalam tubuh. Pada orang dewasa hipotiroid dapat mengakibatkan cepat lelah, penambahan berat badan dan turunnya denyut nadi. Selain ini kebanyakkan hormon kortrikosteroid juga dapat mengakibatkan obesitas. Keadaan ini dinamakan sindroma Cushing yang disebabkan stimulasi berlebihan pada kelenjar adrenal oleh hormon ACTH. Sindrom ini juga mengakibatkan peningkatan berat badan dan berperan langsung dalam menentukan BMI individu. Pengambilan obat-obat tertentu seperti steroid dan anti-depresi juga berperanan untuk terjadinya obesitas. Faktor perkembangan dan aktivitas fisik juga sangat berperanan dalam obesitas. Dari hasil beberapa penelitian, penderita obesitas mengalami penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak atau keduanya menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh Volek JS et al, 2005. Obesitas biasanya terjadi pada masa kanak-kanak lagi dan bisa memiliki sel lemak 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Obesitas yang terjadi pada anak mempunyai resiko yang besar unutk menghadapi obese pada waktu dewasa Barnes LA et al, 2007. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. Berkurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat terutama pada negara Universitas Sumatera Utara berkembang. Aktivitas fisik dapat meningkatkan penggunaan kalori yang berlebihan didalam tubuh namun pada orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Selain daripada faktor genetik, faktor-faktor lain yang menyebabkan obesitas dapat dielakkan untuk mencegah kejadian obesitas di kalangan masyarakat. Namun tingkat kesadaran masyarakat terhadap bahayanya obesitas masih lagi dalam keadaan membimbangkan. Masyarakat tidak mengambil perhatian terhadap masalah ini dan berhubung ke dokter apabila masalah ini telah menimbulkan pelbagai penyakit yang lain. Faktor makanan yang mengandung banyak lemak juga merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak- anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang perlu diperhatikan Istilah “normal”, “overweight” dan “obese” dapat berbeda-beda, masing- masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI Body Mass Index, yang didapat dengan cara membagi berat badan kg dengan kuadrat dari tinggi badan meter BMI = BBkgTBm. Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin. http:www.obesitas.web.idbmi28i29.html Universitas Sumatera Utara Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi: • Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan • Wanita hamil • Orang yang sangat berotot, contohnya atlet BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Seseorang dikatakan obese dan membutuhkan pengobatan bila mempunyai BMI di atas 30, dengan kata lain orang tersebut memiliki kelebihan BB sebanyak 20.

2.5.2. Klasifikasi BMI