Pemindahan Tanah Mekanis Komponen- Komponen Tempat Kerja

26

3.2. Pemindahan Tanah Mekanis

Pemindahan Tanah Mekanis adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian digging, breaking, loosening, pemuatan loading, pengangkutan hauling, transporting, penimbunan dumping, filling, perataan spreading, leveling dan pemadatan compacting tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis. Yang dimaksud dengan tanah di sini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran- butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak, dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut. Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan mekanis. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah : 1. Lunak soft atau mudah digali easy digging, misalnya : a. Tanah atas atau tanah pucuk top soil. b. Pasir sand. c. Lempung pasiran sandy clay. d. Pasir lempungan clayey sand. 2. Agak keras medium hard digging, misalnya : a. Tanah liat atau lempung clay yang basah dan lengket. b. Batuan yang sudah lapuk weathered rocks. 27 3. Sukar digali atau keras hard digging, misalnya : a. Batu sabak slate. b. Material yang kompak compacted material. c. Batuan sedimen sedimentary rocks. d. Konglomerat conglomerate. e. Breksi breccia. 4. Sangat sukar digali atau sangat keras very hard digging atau batuan segar fresh rocks yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya : a. Batuan beku segar fresh igneous rocks. b. Batuan malihan segar fresh metamorphic rocks.

3.3. Komponen- Komponen Tempat Kerja

Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur, sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilakukan. Komponen-komponen tempat kerja yang perlu diperhatikan adalah : 1. Jalan dan sarana angkutan. Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan alat-alat mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah : a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada. b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api. c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehingga memungkinkan transportasi lewat sungai. d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut. 28 e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek, sehingga perlu pembuatan jalan baru ke jalan umum terdekat yang sudah ada. 2. Jenis vegetasi di lokasi proyek Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di tempat kerja perlu diteliti, apakah lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai, dan berapa ongkosnya. 3. Macam dan perubahan volume dari material. Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi perlu diketahui, sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan mineral yang berbeda, sehingga macam material yang terdapat di suatu lokasi proyek harus diketahui dengan tepat. 4. Daya dukung material setempat. Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan jenis alat, sebab ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan tanahbatuan di mana alat itu berada. Tanahbatuan yang tertekan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila daya tekan lebih besar dari daya dukung material, maka alat tersebut akan tenggelamterbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan cone penetrometer. 29 5. Iklim. Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat dapat menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan alat tidak dapat bekerja secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat, diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat. 6. Ketinggian dari permukaan laut. Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin, sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat. Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-kira 3 setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan menyebabkan turunnya produksi alat dan dapat menambah ongkos untuk tiap satuan volume atau berat. 7. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik, membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab alat angkut dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab akan menentukan cycle time waktu tempuh dalam pengangkutan material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan, jarak angkut, dan kondisi jalan lebar, kekuatan, dan kelas jalan dapat menurunkan jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini akan menambah ongkos pengangkutan. 30 8. Efisiensi kerja. Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin tak mungkin selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam, sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83. Efesiensi kerja merupakan salah element produksi yang harus diperhitungkan didalam upaya mendapatkan harga produksi alat persatuan waktu yang akurat. Berikut ini mungkin dapat dipakai sebagai acuan untuk membatasi porsi pekerjaan operasional dan mekanik. 31 Tabel 3.1. Parameter Pengukuran Efisiensi Kerja Terjadwal Scheduled ; S Tersedia Available ; A Perawatan Maintenance ; M Jalan Operation ; O Terhenti Idle ; I Perbaikan Mendadak ; UM Perawatan Terjadwal ; SM Kerja Working ; W Tertunda Delayed ; D Kerja Lancar Mengisi BBM Ganti Bit Peledakan Mengatur alat berat Tunggu alat muat Tunggu truck Pengawasan rutin Semprot lub bor Pelumasan Manuver alat Pengecekan awal sebelum jalan Membersihkan screen Batu macet di crusher, corong, dll. Roll conveyor lepas Dll. Diminta stanby Tidak ada operator Makan dan istirahat Rapat Hujan lebat, kabut dll. Waktu perbaikan Tunggu suku cadang Dll. Waktu perbaikan Tunggu suku cadang Dll. Dari tabel 1. diatas dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang lebih teliti kerna penglompokan alat berhenti dibuat atas dasar kondisi sebenarnya dan yang lebih penting pengelompokan tersebut telah disepakati dan dipahami oleh seluruh kariawan. Dengan demikian dapat dibuat tiga ukuran efisiensi menggunakan data waktu dalam tabel diatas yaitu : 32 a. Efektifitas Effektiviness Efektifitas adalah jam kerja efektif selama waktu yang disediakan untuk operasi, dengan persamaan : E = WO x 100 b. Ketersediaan Fisik FhysicalMechanical availabilty Ketersediaan Fisik adalah ukuran sehat tidaknya alat untuk beroperasi dengan persamaan : PA = AS x 100 c. Utilitas Utility Utilitas adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dll. Dengan persamaan : U = OA x 100 d. Efisiensi Kerja Optimum Efisiensi Kerja Optimum adalah perkalian antara efektivitas, ketersediaan fisik dan utilitas. Dengan persamaan : Eff.Opt = E x PA x U Berdasarkan data Log kinerja suatu alat berat yang dicatat setiap hari dapat diambil keputusan nilai efisiensi kerja yang nantinya diambil untuk menghitung produksi alat berat. 33 Tabel 3.2. Contoh Log Kinerja Alat K I N E R J A H A R I A N A K H I R B U L A N Tgl Kerja ter- jadwal Rusak Men- dadak Jam tersedia BC Efesiensi kerja Ter- henti Operasi Efektifi- tas Keter- sedian fisik Utilitas optimum Ter- tunda kerja A B C D E F=B- C-D- E G= FE+F H= D+E+ FB I=E+F D+E +F J= G x H xi TOTAL KINERJA RATA-RATA PERBULAN 9. Syarat penyelesaian pekerjaan. Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui kapan pekerjaan itu telah dianggap selesai. Biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambah waktu kerja, peralatan, dan ongkos kerja. 10. Syarat penimbunan tanah. Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan mana yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan alat-khusus. 34 Kemungkinan lain, timbunan disyaratkan harus rapi dan dapat segera ditanami. Hal-hal di atas akan menambah waktu kerja, alat, dan ongkos, oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati agar semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan dengan teliti. 11. Waktu. Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat berat umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga biaya sewa sangat tinggi. 12. Ongkos produksi. Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat meliputi : a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman. b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat, service alat, pembelian suku cadang, BBM, dan sebagainya. c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-lain. d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk tamu, dan sejenisnya. 35

3.4. Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut