Umur Panen Tanaman Soba pada Iklim Mikro yang Berbeda

28 Hasil analisis persamaan regresi diperoleh persamaan seperti pada Tabel 3 dengan nilai koefisien determinan sebesar 0.837. Hal ini berarti radiasi, suhu, kelembaban, dan curah hujan memberikan pengaruh secara simultan pada umur panen sebesar 83.7. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi akumulasi panas adalah radiasi, suhu, curah hujan dan kelembaban. Berdasarkan hasil pengujian, maka diperoleh bahwa radiasi, curah hujan dan kelembaban memiliki tanda positif, ini berarti bahwa perubahan satu satuan variabel radiasi, curah hujan dan kelembaban akan menurunkan atau mengurangi akumulasi panas masing-masing sebesar koefisien regresi radiasi, curah hujan dan kelembaban. Suhu memiliki tanda positif yang berarti bahwa perubahan akumulasi panas sejalan dengan perubahan masing-masing variabel penjelasnya. Hasil analisis regresi yang dilakukan diperoleh factor iklim, yaitu radiasi, suhu, curah hujan, dan kelembaban secara simultan memengaruhi akumulasi panas ditampilkan pada Tabel 4. Hasil analisis persamaan regresi diperoleh persamaan seperti pada Tabel 4 dengan nilai koefisien determinan sebesar 0.90. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan ketinggian tempat, musim, dan naungan yang menggambarkan kondisi iklim, yaitu suhu, radiasi, kelembaban, dan curah hujan berpengaruh pada umur panen dan akumulasi panas. Respon kondisi iklim berbeda antara umur panen dan akumulasi panas. Meskipun umur panen sama, tetapi nilai akumulasi panas yang diberikan berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman soba kultivar Harunoibuki dapat didekati dengan menggunakan konsep akumulasi panas. Selama siklus hidupnya, tanaman akan mengumpulkan sejumlah panas tertentu untuk setiap fase perkembangannya. Waktu yang diperlukan kultivar Harunoibuki untuk satu siklus hidupnya relatif berbeda, yaitu selama 51 – 70 hari dengan total akumulasi panas sebesar 936- 1379⁰C hari. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara umur panen dan unsur iklim, yaitu suhu, radiasi, kelembaban, dan curah hujan, terlihat bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh signifikan. Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim, suhu, radiasi, kelembaban, dan curah hujan secara simultan berpengaruh terhadap Tabel 4 Hubungan unsur iklim pada akumulasi panas o C hari Variabel Y Persamaan Regresi P R 2 Akumulasi panas Y = 3749 - 51.2R + 15.1S - 6.56CH- 29.6RH 0.000 90.0 Ket: R = Radiasi; S = Suhu; CH = Curah hujan; RH = Kelembaban Tabel 3 Hubungan unsur iklim pada umur panen Variabel Y Persamaan Regresi P R 2 Umur Panen Y = 245 - 2.23R - 2.00S - 0.326CH - 1.37RH 0.000 83.7 Ket: R = Radiasi; S = Suhu; CH = Curah hujan; RH = Kelembaban 29 umur panen dan akumulasi panas tanaman soba. Secara umum, perkecambahan terjadi lebih cepat pada ketinggian 600 m dpl dibanding dengan ketinggian 1150 m dpl, radiasi memiliki pengaruh negatif pada umur panen, artinya peningkatan radiasi sebesar 1 MJ m -2 akan mengurangi umur panen sebesar 2.23 hari, sebaliknya jika radiasi mengalami penurunan sebesar 1 MJ m -2 akan memperpanjang umur panen sebesar 2.230 hari. Fakta di lapangan menunjukkan pada penanaman di ketinggian 600 m dpl dimusim kemarau tanpa naungan dengan intensitas radiasi yang tinggi, umur panen lebih cepat 51 hari dengan akumulasi panas sebesar 1239.3ºC hari dibandingkan dengan kondisi yang ternaungi dan umur panen lebih panjang 59 hari dengan akumulasi panas sebesar 1379.3ºC hari. Hal yang sama juga terlihat di ketinggian 1150 m dpl, pada tanaman tanpa naungan, panen lebih cepat 60 hari dengan akumulasi panas sebesar 1126.9ºC hari dibandingkan tanaman dengan naungan 70 hari dengan akumulasi panas sebesar 1297.2ºC hari. Pada ketinggian 600 m dpl pengurangan intensitas radiasi sebesar 3.9 MJ m -2 akan memperpanjang umur panen 8 hari pada tanaman soba, sebaliknya dengan peningkatan intensitas radiasi akan mempersingkat umur panen 8 hari. Nahar et al. 2010 melaporkan radiasi akan berpengaruh pada suhu. Suhu yang tinggi akan mempersingkat siklus hidup tanaman gandum. Selanjutnya Cawoy et al. 2007 melaporkan, bahwa tanaman soba yang ditanaman pada musim panas dengan intensitas radiasi dan suhu yang tinggi memiliki masa pertumbuhan yang singkat, akumulasi panas sebesar 900- 1100 ºC hari. Hasil penelitian jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu menunjukkan, akumulasi panas tanaman soba sebesar 936-1379ºChari. Koesmaryono et al. 2005 mendapatkan akumulasi panas tanaman soba 901-975ºC hari. Hasil penelitian sebelumnya dilaporkan akumulasi panas tanaman soba sebesar 1200 ºC hari Edwardson 1995. Diduga perbedaan umur panen dan akumulasi panas disebabkan oleh kondisi iklim dan kultivar yang digunakan.

4.3 Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Soba Pada Iklim Mikro yang Berbeda Pertumbuhan Tanaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil analisis menunjukkan kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim hujan dengan naungan pada populasi 200 tanaman m -2 memberikan tinggi tanaman terbesar 93.2 cm. Kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim hujan tanpa naungan populasi 50 tanaman -2 memberikan jumlah cabang terbanyak 4.5, begitu juga dengan diameter 0.6. Kombinasi ketinggian 600 m dpl musim hujan tanpa naungan pada populasi 50 tanaman -2 memberikan tebal daun terbesar 0.279. Kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim kemarau tanpa naungan pada populasi 50 tanaman -2 memberikan luas daun terbesar 512.7. Rata-rata peubah pertumbuhan tanaman soba pada berbagai kombinasi perlakuan yang berbeda ditunjukkan seperti pada Tabel 5. 30 Kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim kemarau pada populasi 200 tanaman -2 memberikan nilai indeks luas daun terbesar Tabel 6. Kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl pada musim kemarau tanpa naungan pada populasi 50 tanaman -2 memberikan biomassa pertanaman terbesar 11.2 g. Kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim kemarau tanpa naungan pada populasi 200 tanaman -2 memberikan biomassa meter persegi terbesar 980.7 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Hasil analisis menunjukkan kombinasi perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim kemarau tanpa naungan pada populasi 200 tanaman m -2 memberikan laju pertumbuhan tanaman terbesar 32.4 g m -2 hari -1 . Kombinasi perlakuan ketinggian 600 m dpl musim hujan tanpa naungan pada populasi 50 tanaman m -2 memberikan laju asimilasi bersih terbesar 21.01 g m -2 hari -1 . Kombinasi perlakuan ketinggian 600 m dpl musim kemarau naungan pada populasi 50 tanaman m -2 memberikan efisiensi penggunaan radiasi terbesar 5.19 g MJ -1 . Pertumbuhan tanaman seperti laju pertumbuhan tanaman, laju asimilasi bersih, dan efisiensi penggunaan radiasi ditampilkan pada Tabel 7. Transmisi radiasi surya akan turun dengan bertambahnya umur tanaman. Sebab pada umur tersebut indeks luas daun maksimum. Akibatnya, radiasi yang jatuh di bawah tajuk tanaman akan semakin berkurang. Pada populasi 200 tanaman m -2 radiasi yang datang di atas tajuk tersebar merata, sehingga radiasi akan lebih banyak digunakan oleh daun untuk fotosintesis. Indeks luas daun Tabel 5 Rata-rata peubah pertumbuhan tanaman soba pada berbagai kombinasi perlakuan yang berbeda Perlakuan Tinggi cabang diameter TD LD ILD Biomasa Biomasa cm tan -1 cm mm cm 2 tan -1 g m -2 T1M1N0P1 75.6abc 4.2a 0.45ab 0.24bcd 257.5bc 1.3defg 7.82b 391.0h T1M1N0P2 85ab 3.5abc 0.42bcd 0.21def 195.3bcde 3.9ab 4.1g 810.0c T1M1N1P1 83.2ab 2.8abcd 0.4bcde 0.193fg 231.4bcd 1.2defg 4.3f 216.7k T1M1N1P2 74.3abc 1.8cd 0.31def 0.156h 156.9bcde 3.1bc 2.9i 586.7e T1M2N0P1 65.9bc 4.1a 0.4bcde 0.279a 175.4bcde 0.8fg 5.9d 292.5j T1M2N0P2 73.1abc 2.1bcd 0.3cdef 0.266ab 131.8de 2.4cde 3.4h 674.0d T1M2N1P1 61.3c 2.0bcd 0.26ef 0.239bcd 138.4cde 0.7g 4.4f 220.8k T1M2N1P2 67bc 1.6cd 0.23ef 0.21defg 90.9e 1.8cdefg 2.3j 468.7g T2M1N0P1 80.2abc 3.8a 0.5ab 0.266ab 512.7a 2.5cd 11.2a 558.0f T2M1N0P2 77.2a 2.9abcd 0.37bcde 0.22cdef 269.4b 5.0a 4.9e 980.7a T2M1N1P1 82.4abc 2.8abcd 0.4bcde 0.20efg 433.9a 2.1cdef 5.9d 295.7j T2M1N1P2 78.5abc 1.8cd 0.32def 0.183fgh 240.4bcd 4.5ab 3.9g 784.0c T2M2N0P1 77abc 4.5a 0.6a 0.248abc 211.3bcde 1.1efg 7.2c 360.3i T2M2N0P2 83.4ab 3.9a 0.46bc 0.23cde 191.3bcde 3.8ab 4.3f 863.3b T2M2N1P1 84.7ab 4.3a 0.4bcde 0.186fgh 231.2bcd 1.1defg 6.0d 302.3j T2M2N1P2 93.2a 3.6ab 0.33cdef 0.175gh 243.2bcd 4.8a 3.9g 792.7c Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Tukey 0.05; T1 = 600 m dpl; T2 = 1150 m dpl; M1 = musim kemarau; M2 = musim hujan; N0 = tanpa naungan; N1 = naungan; P1 = populasi 50 tanaman m -2 ; P2 = populasi 200 tanaman m -2 ; TD = tebal daun; LD = luas daun; ILD = indeks luas daun aun; LD = luas daun; ILD = indeks luas daun 31 meningkat dengan meningkatnya umur tanaman. Laju pertumbuhan tanaman pada populasi rapat lebih tinggi dibanding pada populasi 50 tanaman m -2 . Bobot kering biomassa dan laju pertumbuhan tanaman menunjukkan nilai yang selalu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman. Tabel 6 Rata-rata variabel pertumbuhan laju pertumbuhan tanaman, laju asimilasi bersih, dan efisiensi penggunaan radiasi pada berbagai perlakuan yang berbeda Perlakuan LPT g m -2 h -1 LAB g m -2 h -1 EPR g MJ -1 T1M1N0P1 12.9h 15.6abc 4.1bcde T1M1N0P2 26.4cd 10.5c 5.2a T1M1N1P1 7.2j 10.6c 3.7cdefg T1M1N1P2 19.6f 9.6c 5.19a T1M2N0P1 10.0i 21.1a 3.1fgh T1M2N0P2 22.9e 14.1abc 4.6abc T1M2N1P1 7.65j 19.6ab 3.4efgh T1M2N1P2 16.2g 14.3abc 5.0ab T2M1N0P1 18.7f 14.1abc 3.6defg T2M1N0P2 32.4a 8.8c 3.3efgh T2M1N1P1 10.2i 9.7c 2.8gh T2M1N1P2 26.0d 9.1c 4.3abcd T2M2N0P1 12.2h 20.9a 2.6h T2M2N0P2 29.5b 12.2c 4.2bcde T2M2N1P1 10.2i 12.7bc 3.1fgh T2M2N1P2 27.2c 8.8c 3.8cdef Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Tukey 0.05; T1 = 600 m dpl; T2 = 1150 m dpl; M1 = musim kemarau; M2 = musim hujan; N0 = tanpa naungan; N1 = naungan; P1 = populasi 50 tanaman m -2 ; P2 = populasi 200 tanaman m -2 ; LPT = laju pertumbuhan tanaman; LAB = laju asimilasi bersih; EPR = efisiensi penggunaan radiasi Tabel 7 Rata-rata komponen hasil tanaman soba pada kombinasi perlakuan yang berbeda Perlakuan Jml spikelet Jml biji Bobot biji Bobot biji Bobot 1000 biji tan -1 tan -1 g tan -1 g m -2 g T1M1N0P1 16.6bcd 187.2d 6.7b 339.1cd 28.9fg T1M1N0P2 11.3efg 103.8i 3.6de 764.3a 27.9g T1M1N1P1 10.3fgh 73.3j 2.9ef 146.0ef 30.2efg T1M1N1P2 4.3j 27.5l 1.6gh 402.6bc 28.7fg T1M2N0P1 13.6def 134.3g 2.9ef 138.7ef 31.1def T1M2N0P2 7.3ghij 57.2k 1.7gh 340.2cd 30.6def T1M2N1P1 5.3ij 59.4k 1.2h 35.7f 29.2fg T1M2N1P2 3.3j 27.5l 0.8h 81.0f 28.9fg T2M1N0P1 23.3a 277.10a 8.5a 429.0bc 39.7b T2M1N0P2 18.3bc 215.5c 4.2cd 814.7a 37.7b T2M1N1P1 15.6cd 142.5f 5.1c 243.9de 42.2a T2M1N1P2 11.3efg 117.7h 2.5fg 468.62bc 38.6b 32 Hasil penelitian menunjukkan bobot kering biomasa pertanaman pada populasi rapat mempunyai bobot terendah, sedangkan, nilai maksimum yang tinggi dimiliki oleh populasi 50 tanaman m -2 . Hal ini akibat populasi tanaman yang lebih rapat sehingga terjadi persaingan pengambilan unsur hara dan juga radiasi antar tanaman. Kompetisi pengambilan radiasi pada tanaman yang lebih rapat cenderung terjadi etiolasi dan tumbuh ke atas. Akibat sempitnya ruang tumbuh, jumlah cabang setiap tanamnya lebih sedikit. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara presentase intersepsi radiasi dan transmisi radiasi dengan indeks luas daun. Dengan makin bertambahnya umur tanaman, indeks luas daun makin meningkat bersamaan dengan peningkatan intersepsi radiasi. Sedangkan, persentase transmisi makin menurun dengan meningkatnya indeks luas daun pada seluruh perlakuan. Gambar 18b Pertumbuhan dan hasil tanaman – LPT Gambar 18a Pertumbuhan dan hasil tanaman – ILD