22
minimum dan maksimum lebih rendah jika dibandingkan dengan tanpa naungan yaitu sebesar 20.8
o
C dan 25.1
o
C Gambar 12a. Pada musim hujan di ketinggian 1150 m dpl suhu udara rata-rata lebih
rendah jika dibandingkan dengan musim kemarau yaitu 21.8
o
C tanpa naungan dan 21.4
o
C dengan naungan. Suhu minimum pada musim hujan dengan naungan dan tanpa naungan adalah sebesar 18.2
o
C nilai ini lebih rendah sekitar 2
o
C jika di bandingkan dengan musim kemarau. Suhu maksimum pada musim hujan tanpa naungan sebesar 25
o
C dan dengan naungan lebih rendah 0.5
o
C Gambar 12b.
Gambar 12b Suhu pada musim berbeda di ketinggian 600 m dpl – musim hujan Gambar 12a Suhu pada musim berbeda di ketinggian 1150 m dpl – musim
kemarau Gambar 11b Curah hujan pada musim berbeda di ketinggian 600 m dpl – musim
hujan
10 20
30 40
50 60
70 80
10 -N
ov -12
17 -N
ov -12
24 -N
ov -12
01 -D
ec -12
08 -D
ec -12
15 -D
ec -12
22 -D
ec -12
29 -D
ec -12
C ur
ah H
uj an
m m
Tanggal CH
23
Radiasi
Pada musim kemarau di ketinggian 1150 m dpl radiasi rata-rata yaitu sebesar 12.3 MJ m
-2
pada kondisi tanpa naungan, sedangkan dibawah naungan 11.1 MJ m
-2
. Radiasi minimum yaitu sebesar 9.2 MJ m
-2
dan radiasi maksimum 15.1 MJ m
-2
pada kondisi tanpa naungan. Kondisi dengan naungan jika dibandingkan dengan kondisi tanpa, maka radiasi minimumnya lebih rendah 0.5
MJ m
-2
, sedangkan radiasi maksimumnya lebih rendah 1.8 MJ m
-2
Gambar 13a. Pada musim hujan di ketinggian 1150 m dpl radiasi rata-rata yaitu sebesar
6.8 MJ m
-2
baik di kondisi tanpa naungan maupun pada kondisi dengan naungan. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pada musim kemarau sebesar 5.4
MJ m
-2
. Radiasi minimum yaitu sebesar 4.7 MJ m
-2
tanpa naungan dan 4,5 MJ m
-2
dengan naungan. Radiasi maksimum yaitu sebesar 11.2 MJ m
-2
tanpa naungan dan 11.0 MJ m
-2
dengan naunganGambar 13b.
Kelembaban Rata-rata kelembaban pada musim kemarau di ketinggian 1150 m dpl yaitu
sebesar 74 tanpa naungan dan 75.2 dengan naungan. Kelembaban minimum pada musim kemarau pada kondisi tanpa naungan dan dengan naungan
berturut-turut sebesar 67 dan 69 sedangkan kelembaban maksimum berturut- turut sebesar 79 dan 82 Gambar 14a.
Gambar 13b Radiasi pada musim berbeda di ketinggian 1150 m dpl – musim hujan
Gambar 13a Radiasi pada musim berbeda di ketinggian 1150 m dpl – musim kemarau
24 Pada musim hujan kelembaban rata-rata lebih tinggi yaitu sebesar 85.4
tanpa naungan dan 86.9 dengan naungan. Pada musim hujan kelembaban minimum rata-rata pada kondisi tanpa naungan dan dengan naungan berturut-turut
75 dan 77. Kelembaban maksimum pada musim hujan 94 dan 95 Gambar 14b.
Curah hujan Jumlahcurah hujan pada musim kemarau di ketinggian 1150 m dpl sebesar
238.8 mm. Curah hujan minimum 1.8 mm dan maksimum sebesar 32.4 mm Gambar 15a.
Pada musim hujan jumlah curah hujan di ketinggian 1150 m dpl sebesar 1850.1 mm. Curah hujan minimum sebesar 6.1 mm dan maksimum 75.3 mm
Gambar 15b.
4.2.2 Akumulasi Panas Tanaman Soba pada Iklim Mikro yang Berbeda
Akumulasi panas tanaman AP tanaman soba dinyatakan dengan derajat Celsius hari
o
C h. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman soba kultivar Harunoibuki dapat didekati dengan menggunakan konsep akumulasi panas.
Gambar 14b Kelembaban pada naungan berbeda di ketinggian 1150 m dpl – musim hujan
Gambar 14a Kelembaban pada naungan berbeda di ketinggian 1150 m dpl – musim kemarau
25
Selama siklus hidupnya, tanaman akan mengumpulkan sejumlah panas tertentu untuk setiap fase perkembangannya.
4.2.3 Umur Panen Tanaman Soba pada Iklim Mikro yang Berbeda
Kondisi iklim berpengaruh pada umur panen dan akumulasi tanaman soba. Hasil penelitian menunjukkan umur panen dan akumulasi panas dipengaruhi oleh
ketinggian, musim, dan naungan. Selanjutnya, hasil pengukuran akumulasi panas secara empiris menunjukkan perbedaan pada tahapan perkembangan
berkecambah, berbunga, bunga mekar, biji hijau, dan panen.
Ketinggian, Musim dan Naungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ketinggian tempat, musim, dan naungan memberikan umur panen 51 sampai 70 hari. Perbedaan umur panen
disebabkan kondisi iklim yang berbeda Gambar 16. Gambar 15a Kelembaban pada naungan berbeda di ketinggian 600 m dpl –
musim kemarau
Gambar 15b Kelembaban pada naungan berbeda di ketinggian 600 m dpl – musim hujan
10 20
30 40
50 60
70 80
29 -M
ay -12
05 -Jun
-12 12
-Jun -12
19 -Jun
-12 26
-Jun -12
03 -Jul
-12 10
-Jul -12
17 -Jul
-12 24
-Jul -12
31 -Jul
-12 Cur
ah H
uj an
m m
Tanggal CH
10 20
30 40
50 60
70 80
08 -N
ov -12
15 -N
ov -12
22 -N
ov -12
29 -N
ov -12
06 -D
ec -12
13 -D
ec -12
20 -D
ec -12
27 -D
ec -12
03 -J
an -13
C ur
ah H
uj an
m m
Tanggal CH
26
Umur panen terpanjang didapat pada perlakuan ketinggian 1150 m dpl musim kemarau dengan naungan yaitu 70 hari. Selanjutnya diikuti oleh perlakuan
ketinggian 1150 m dpl musim kemarau tanpa naungan umur panen 60 hari, ketinggian 600 m dpl musim kemarau dengan naungan 59 hari, ketinggian 1150 m
dpl musim hujan tanpa naungan dan ketinggian 1150 m dpl musim hujan dengan naungan 57 hari, ketinggian 600 m dpl musim kemarau tanpa naungan, ketinggian
600 m dpl musim hujan tanpa naungan, dan ketinggian 600 m dpl musim hujan dengan naungan umur panen 51 hari.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman soba pada ketinggian
1150 m dpl, musim kemarau pada tanaman ternaungi lebih lebih panjang 70 hari dari kombinasi perlakuan lainnya. Pada ketinggian 600 m dpl, munculnya
tanaman ke permukaan tanah lebih cepat satu hari dibanding dengan ketinggian 1150 m dpl. Hal ini disebabkan pada ketinggian 600 m dpl suhu udara rata-rata
lebih tinggi mengakibatkan periode satu siklus hidup lebih pendek dibanding di ketinggian 600 m dpl.
Kombinasi perlakuan ketinggian, musim, dan naungan berpengaruh pada akumulasi panas tanaman soba. Akumulasi panas tertinggi terdapat pada
kombinasi ketinggian tempat 600 m dpl, musim kemarau, dan pada tanaman yang ternaungi sebesar 1379.5 derajat hari. Akumulasi panas terendah didapat pada
ketinggian 1150 m dpl, musim hujan, pada tanaman yang ternaungi sebesar 936 derajat hari. Penurunan akumulasi panas di ketinggian 1150 m dpl musim hujan
dengan naungan sebesar 47.4 persen dari ketinggian 600 m dpl musim kemarau dengan naungan. Rendahnya akumulasi di ketinggian 1150 m dpl, musim hujan,
pada tanaman ternaungi disebabkan oleh kondisi iklim mikro, yaitu suhu. Pada ketinggian 1150 m dpl dengan suhu rendah pada saat musim hujan intensitas
radiasi lebih rendah, bila mencapai tanaman terhalang oleh adanya naungan sehingga akumulasi panas menjadi lebih rendah dibanding dengan ketinggian
600 m dpl musim kemarau dengan naungan. Ketinggian tempat dan musim Gambar 16 Periode satu siklus tanaman soba pada ketinggian, musim, dan
naungan yang berbeda
27 berpengaruh pada akumulasi panas tanaman soba Tabel 2. Dalam penelitian
umur panen dan akumulasi panas tanaman soba pada kondisi iklim yang berbeda, pengamatan pada populasi tidak dilakukan.
Hasil analisis biplot Gambar 17 yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman data sebesar 87.9. Suhu berkorelasi positif dengan akumulasi panas.
Umur panen berkorelasi positif dengan radiasi. Kelembaban berkorelasi postif dengan curah hujan. Curah hujan berkorelasi negatif dengan akumulasi panas.
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara umur panen dan faktor yang memengaruhi radiasi, suhu, curah hujan dan kelembaban, terlihat bahwa seluruh
variabel memiliki tanda negatif yang berarti bahwa peningkatan setiap satuan dari masing-masing variabel radiasi, suhu, curah hujan dan kelembaban akan
menyingkatkan umur panen sebesar koefisien regresi masing-masing variabel. Variabel yang memberikan pengaruh nyata pada umur panen adalah radiasi,
suhu dan kelembaban, sebaliknya curah hujan tidak berbeda nyata. Peningkatan radiasi, suhu dan kelembaban berdampak pada penurunanpengurangan umur
panen masing-masing sebesar 2.230, 1.996 dan 1.369. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penurunan umur panen adalah radiasi.
Tabel 2 Rataan akumulasi panas C hari pada periode perkembangan tanaman
soba pada berbagai perlakuan yang berbeda Perlakuan
Kecambah Berbunga Bunga mekar Biji hijau Panen
o
hari
o
hari
o
hari
o
hari
o
hari T1M1N0
100.8 371.0
660.0 738.0
1239.3 T1M1N1
95.8 356.0
660.4 760.0
1379.5 T1M2N0
87.3 439.9
531.4 666.7
1143.2 T1M2N1
84.2 466.0
549.0 679.1
1086.0 T2M1N0
88.9 329.8
580.9 674.0
1126.9 T2M1N1
87.2 324.5
626.7 718.3
1297.2 T2M2N0
90.2 245.8
355.2 577.7
955.0 T2M2N1
88.5 275.0
396.3 565.2
936.0
Ket:T1 = Ketinggian 600 m dpl; T2 = Ketinggian 1150 m dpl; M1 = Musim kemarau; M2 = Musim hujan; N0 = Tanpa naungan; N1 = Dengan naungan
Gambar 17 Hubungan iklim dengan umur panen dan akumulasi panas