Perumusan masalah ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS TiO2 MONTMORILLONIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIODIESEL YANG DIHASILKAN

xix Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan esterifikasi asam lemak bebas dalam minyak jelantah menggunakan katalis asam TiO 2 montmorillonit untuk meminimalkan jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak jelantah. Dengan perlakuan awal berupa reaksi esterifikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit ini diharapkan dapat diperoleh biodiesel yang lebih baik daripada biodiesel tanpa melalui esterifikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit.

B. Perumusan masalah

1. Identifikasi Masalah Reaksi esterifikasi untuk mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak jelantah dapat dilakukan dengan menggunakan katalis asam. Katalis asam yang biasa digunakan adalah asam sulfat H 2 SO 4 dan asam klorida HCl. Katalis asam sulfat dan asam klorida ini bila digunakan pada pembuatan biodiesel akan bercampur dengan metanol sehingga sulit untuk dipisahkan. Sebagai alternatif maka digunakan katalis asam padat TiO 2 montmorillonit yang mudah dipisahkan. Selain itu TiO 2 montmorillonit dapat dipakai ulang sebagai katalis untuk pembuatan biodiesel berikutnya sehingga akan lebih efisien. Laju reaksi esterifikasi sebanding dengan konsentrasi katalis yang digunakan, maka perlu dilakukan optimasi dengan memvariasi persentase katalis sehingga diperoleh kondisi penambahan katalis yang optimum. Pada reaksi transesterifikasi digunakan metanol berlebih karena laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan yang digunakan. Semakin banyak metanol yang digunakan maka reaksi yang terjadi akan semakin sempurna. Akan tetapi penggunaan metanol yang berlebihan dapat melarutkan gliserol sehingga metanol yang bereaksi dengan trigliserida untuk membentuk metil ester akan berkurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi dengan memvariasi perbandingan mol minyak terhadap metanol untuk mengetahui hasil perolehan jumlah biodiesel optimum. Minyak jelantah tanpa perlakuan awal dengan esterifikasi bila langsung digunakan pada reaksi transesterifikasi biasanya biodiesel yang dihasilkan kurang 3 xx memenuhi standar bahan bakar diesel ASTM D 6751 dan SNI dari Dirjen Migas dan rendemen yang dihasilkan sedikit karena asam lemak bebas yang ada akan bereaksi dengan NaOH membentuk sabun sehingga menghambat reaksi transesterifikasi. Perlakuan awal pada reaksi esterifikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit akan mengkonversi asam lemak bebas dalam minyak jelantah menjadi alkil ester. Minyak jelantah yang telah diberi perlakuan awal melalui esterifikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit terbebas dari asam lemak bebas sehingga bila digunakan untuk membuat biodiesel diharapkan biodiesel yang dihasilkan dapat memenuhi standar ASTM D 6751 dan SNI Standar Nasional Indonesia dari Dirjen Migas sebagai bahan bakar diesel. 2. Batasan Masalah Permasalahan yang diteliti dibatasi dengan batasan sebagai berikut: 1. Identifikasi montmorillonit dan TiO 2 montmorillonit dengan XRD, SEM dan EDX. 2. Esterifikasi minyak jelantah pada pembuatan biodiesel dengan variasi katalis TiO 2 montmorillonit 0,1, 0,5, 1, 5, dan 10 dari berat total minyak jelantah dan metanol dengan perbandingan mol minyak jelantah dan metanol adalah 1:6. 3. Penentuan bilangan asam minyak jelantah setelah melalui reaksi esterfikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit dilakukan dengan titrasi KOH. 4. Penentuan perbandingan mol minyak jelantah dan mol metanol terbaik pada reaksi transesterifikasi dengan variasi perbandingan 1:6, 1:12, 1:18, 1:24, dan 1:30. 5. Pendekatan struktur senyawa penyusun biodiesel dengan Gas Chromatography Mass Spesctroscopy GC-MS. 6. Keberadaan proton di sekitar trigliserida dan metil ester dalam biodiesel dianalisis dengan 1 HNMR. 7. Karakterisasi sifat fisik biodiesel dilakukan dengan metode American Society for Testing Materials ASTM, kemudian dibandingkan dengan 4 xxi standar ASTM D 6751 dan Standar Nasional Indonesia SNI dari Dirjen Migas. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Berapakah persentase optimum penambahan katalis TiO 2 montmorillonit pada reaksi esterifikasi untuk meminimalkan jumlah asam lemak bebas dalam minyak jelantah? 2. Berapakah perbandingan terbaik mol minyak jelantah terhadap mol metanol pada reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dari minyak jelantah dengan perlakuan awal reaksi esterifikasi dengan katalis TiO 2 montmorillonit? 3. Apakah sifat fisik biodiesel yang dihasilkan memenuhi standar American Society for Testing Materials ASTM D 6751 dan Standar Nasional Indonesia SNI dari Dirjen Migas?

C. Tujuan Penelitian