4. Tahap-tahap Menyusun Teks Pidato
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menyusun teks pidato Tarigan dkk., 2004: 8,36-8.37.
a. Membatasi subjek untuk mencocokkan waktu yang tersedia, menjaga Kesatuan dan kepaduan pidato.
b. Menyusun ide pokok menurut tahap-tahap urutan alur dasar pidato dengan memperhatikan kebutuhan, kepuasan, dan lain-lain.
c. Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap ide pokok
d. Mengisi materi pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide. e. Memeriksa draf kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup
terekam dan mcncerminkan tujuan khusus pidato.
5. Belajar Melalui Pengalaman Experiental Learning
a. Pengertian Experiential Learning Lebih lanjut Suciati 2005:4.2 mengemukakan bahwa belajar
melalui pengalaman menekankan pada hubungan yang harmonis antar belajar, bekerja serta aktifitas kehidupan dengan penciptaan
pengetahuan itu sendiri. Hak ini berarti bahwa segala aktifitas yang dialami individu merupakan sarana belajar yang dapat menciptakan
ilmu pengtahuan. Sedang menurut Hoover Wisnu Brata Hendrojuwono dalam Hera Lestari Mikarsa, 2005:7.13, menjelaskan
bahwa definisi tersebut mengandung empat syarat, yaitu:
1. Siswa memikul tanggung jawab pribadi untuk belajar apa yang ingin dicapainya.
2. Lebih hanya sekedar melibatkan proses-proses kognitif. b. Ciri-ciri Experiential Learning
Wisnu Brata Dalam Hera Lestari Mikarsa, 2005:7.13 menyebutkan ciri-ciri Experiantal Learning adalah sebagai berikut:
Pertama, keterlibatan siswa di mana mereka aktif melakuakan sesuatu, keterlibatan ini mengakibatkan perubahan sikap dan
mengembangakan keterampilan. Kedua, terjadi relevansi terhadap topik pada Experiental Learning.
Karena informasi dikaitkan dengan tingkah laku, maka penerapan praktis dapat dipertimbangkan.
Ketiga, tanggung jawab siswa dalam Experiental Learning ditingkatkan. Siswa harus memilih seberapa besar energy
yang dicurahkan dan bagaimana melakukan respon dalam kegiatan dengan pilihan-pilihan kegiatan itu. Respon ini
kemudian dikaitkan dengan pelihan-pilihan tadi. Keempat, penggunaan Experiental Learning bersifat luwes, baik
setinganya, siswanya maupun tipe pengalaman belajar termasuk tujuanya.
6. Penelitian Tindakan Kelas PTK