Pemilihan Metode Uji Tahap II

9 Benih padi ditanam masing-masing 10 butir baik toleran maupun peka terhadap kekeringan. Periode penyiraman yang berbeda-beda diaplikasikan pada metode media padat. Pada media kertas, benih ditanam dengan cara Uji Kertas Digulung UKD. Gulungan-gulungan kertas berisi benih diletakkan ke dalam sebuah bak plastik dengan posisi berdiri kemudian diberi air setinggi 3 cm dari permukaan air. Ketinggian air selalu konstan hingga dua minggu. Berdasarkan hasil pengamatan secara visual diperoleh beberapa metode dan perlakuan yang dapat membedakan antara genotipe yang toleran dan peka terhadap kekeringan, yaitu 6 metode media padat dan 6 perlakuan media kertas. Metode uji yang digunakan pada tahap I dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3 dan 4.

2. Pemilihan Metode Uji Tahap II

Pemilihan metode uji tahap kedua bertujuan untuk memilih metode dari metode uji tahap pertama yang dapat membedakan antara genotipe yang toleran dan peka terhadap kekeringan secara statistik. Pada percobaan ini terdiri atas 6 metode media kertas dan 6 metode media padat yang dilakukan analisis secara terpisah. Metode yang terpilih akan digunakan pada tahap ketiga. Varietas yang digunakan baik media kertas maupun media padat adalah Salumpikit dan Inpago 5 sebagai varietas toleran dan satu genotipe padi gogo B12826E-MR-1 sebagai genotipe peka kekeringan. Perlakuan pada media kertas terdiri atas kertas merang dan tisu towel dengan jarak antar benih masing-masing 1.5 cm, 3 cm, dan 4.5 cm. Pada setiap perlakuan, dilakukan analisis uji t dengan rumus: T hitung = 2 1 2 1 1 1 . n n S X X p + − dengan S p = 2 1 1 2 1 2 2 2 1 − + − + − n n S n S n Keterangan : 2 1 , X X : nilai tengah contoh 1 dan 2 S 1 2 , S 2 2 : ragam contoh 1 dan 2 n 1 , n 2 : jumlah contoh 1 dan 2 S p : simpangan baku gabungan 10 Nilai berbeda nyata apabila t hit t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hit t tabel . t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5 dan db n 1 + n 2 -2. Analisis uji-t dilakukan untuk memperoleh baris terbaik yang akan dijadikan metode terpilih. Pada kertas merang dengan jarak antar benih 1.5 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 17.5 cm, jarak antar benih 3 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 4 cm dan jarak antar benih 4.5 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 8.5 cm. Pada kertas tisu towel dengan jarak antar benih 1.5 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 25.5 cm, jarak antar benih 3 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 24 cm dan jarak antar benih 4.5 cm terpilih baris terbaik pada posisi ketinggian benih 31.5 cm. Metode terbaik yang diperoleh dari hasil uji-t kemudian dilakukan analisis uji-F. Analisis uji-F ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak RKLT faktorial dengan dua faktor, yaitu metode dan varietas. Metode yang digunakan terdiri atas enam metode, yaitu kertas merang pada posisi ketinggian 4 cm, 8.5 cm dan 17.5 cm dan kertas tisu towel pada posisi ketinggian 24 cm, 25.5 cm dan 31.5 cm. Setiap percobaan diulang 10 kali ulangan. Pada metode media padat terdiri atas enam metode, yaitu cocopeat 139 g dengan volume air 180 ml, 200 ml dan 240 ml, humus daun bambu 206 g dengan volume air 90 ml dan 110 ml, dan pakis 80 g dengan volume air 100 ml. Setiap satuan percobaan diulang empat kali ulangan. Model linier rancangan percobaan yang digunakan adalah: Y ijk = + U i + α j + β k + αβ jk + ε ijk Keterangan: Y ijk = Nilai pengamatan pada perlakuan metode ke-i, varietas padi gogo ke-j dan kelompok ke-k = Nilai tengah umum U i = Pengaruh ulangan ke-i i=1,2,3,... α j = Pengaruh perlakuan metode ke-j j=1,2,3...,6 β k = Pengaruh perlakuan varietas genotipe padi gogo ke-k k=1,2,3 αβ jk = Pengaruh interaksi perlakuan metode ke-i dan varietas padi gogo ke-j ε ijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan metode ke-i, varietas padi gogo ke-j dan kelompok ke-k 11 Hasil analisis uji-F yang menunjukkan perbedaan nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT dengan taraf 5.

3. Pemilihan Metode Uji Tahap III