8
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  pada  bulan  Mei  2011  hingga  Agustus  2011  yang  berlokasi  di  kolam petani Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Kolam dengan alas plastik luas alas 200 cm x 200 cm dan tinggi 40 cm sebanyak 12 kolam. 2.
Termometer air raksa berskala 0 – 100
o
C sebanyak  12 buah. 3.
Thermohygrometer. 4.
Anemometer. 5.
Luxmeter. 6.
Plastik polyethylene PE bening dan biru 0.08 mm. 7.
Aerator RS-390, output 1.5 Lmin. 8.
Program Backpropagation Neural network. Bahan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini,  yaitu  air  hujan  yang  ditampung  di  sekitar  kolam
penelitian sebagai media pembenihan.
3.3 Tahapan Penelitian
Untuk  mencapai  tujuan  penelitian,  maka  dibuat  rancangan  penelitian  yang  dilaksanakan  dalam beberapa tahap dan bagian kegiatan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.
9
Gambar 3. Rancangan penelitian Mulai
Studi pustaka dan pengamatan lapang pada kolam petani :
1. Teknik pemeliharaan benih ikan
2. Suhu air optimal untuk budidaya benih ikan
Simulasi penurunan suhu air kolam : 1.
Pergantian air 2.
Sistem buka – tutup plastik 3.
Pemberian aerasi Persiapan kolam percobaan
Selesai Pengamatan dan pengukuran lapang
: 1.
Suhu lingkungan 2.
Kelembaban 3.
Kecepatan angin 4.
Intensitas cahaya Suhu air kolam
≥ 30
C Pengaturan ketinggian air
Pemasangan plastik penutup
Pemberian thermometer pada masing – masing kolam
Suhu air kolam 25 C - 30
C
10
Adapun tahapan penelitian seperti pada Gambar 3. dijelaskan sebagai berikut : 1.
Studi pustaka dan pengamatan lapang pada kolam petani Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui teknik pengendalian suhu air pada pembenihan ikan
dan model – model pendugaan dengan artifial neural network. 2.
Persiapan kolam percobaan Kolam  percobaan  untuk  kegiatan  penelitian  ini  disiapkan  sebanyak  12  kolam  seperti  pada
Gambar  4.  dan  pada  setiap  kolam  dilakukan  pemberian  perlakuan  yang  berbeda-beda  dan  setiap perlakuan dilakukan dua kali pengulangan, antara lain :
a. Kolam A1 yaitu dengan ketinggian 15 cm ditutup dengan plastik PE bening.
b. Kolam A2 yaitu dengan ketinggian air 35 cm ditutup dengan plastik PE bening.
c. Kolam B1 yaitu dengan ketinggian air 15 cm ditutup dengan plastik PE biru.
d. Kolam B2 yaitu dengan ketinggian air 35 cm ditutup dengan plastik PE biru.
e. Kolam C1 yaitu dengan ketinggian air 15 cm tanpa penutup sebagai kontrol.
f. Kolam C2 yaitu dengan ketinggian air 35 cm tanpa penutup sebagai kontrol.
Gambar 4. Kolam percobaan Pada  setiap  kolam  seperti  pada  gambar  4.  diberi  thermometer  dan  Pengamatan  dilakukan  selama  11
hari setiap jam. 3.
Pengamatan dan pengukuran lapang. Pengamatan  dan  pengukuran  lapang  dilakukan  untuk  mendapatkan  kondisi  lingkungan  dan
suhu air kolam. Adapun data-data yang diukur dalam kegiatan penelitian ini adalah : a.
Suhu air kolam Suhu air kolam
o
C diukur dengan termometer  yang dimasukkan  ke dalam air sehingga suhu air di dalam kolam dapat diketahui.
b. Suhu udara lingkungan
Suhu  udara    oC  diukur  dengan  memasang  termometer  di  lingkungan  sekitar  kolam.  Suhu udara ini dipengaruhi oleh cuaca harian.
c. Intensitas cahaya
Pengukuran  intensitas  cahaya  di  lingkungan  sekitar  kolam  dilakukan  diatas  kolam  dengan menggunakan luxmeter.
d. Kelembaban lingkungan
Pengukuran  kelembaban  relatif  udara  di  lingkungan  sekitar  kolam  dilakukan  dengan menggunakan thermohigrometer.
e. Kecepatan angin
Pengukuran kecepatan angin dilakukan dengan menggunakan alat anemometer.
11
4. Penyusunan  model  pendugaan  suhu  optimum  air  kolam  dari  hasil  identifikasi  dan  pengukuran
data di lapangan. Pada  program  backpropagation  Neural  network,  jumlah  noda  yang  digunakan  untuk  input
layer adalah  6  unit,  dengan  data  masukan  yaitu  waktu  pukul  X
1
,  suhu  udara  lingkungan  X
2
, kelembaban    X
3
,  kecepatan  angin  X
4
,  intensitas  cahaya  X5,  dan  suhu  kolam  pada  saat  t  X
6
. Jumlah noda untuk output layer adalah 1 noda, yaitu suhu kolam pembenihan saat t+1 Y, sedangkan
jumlah noda yang digunakan pada hidden layer adalah 12 noda. Penulisan data-data parameter output dan  input  dilakukan  pada  text  editor  Microsoft  Notepad  dengan  format  penulisan  yang  disesuaikan
dengan program JST tersebut. Struktur model artificial neural network dapat dilihat pada Gambar 5.
H
9
X
5
X
6
X
X
1
X
3
X
4
X
2
H
H
1
H
6
H
3
H
5
H
4
H
2
H
7
H
12
H
11
H
10
H
8
Y Input Layer
Hidden Layer Output Layer
12
Gambar 5.  Model ANN yang digunakan untuk pendugaan suhu Keterangan gambar :
X
i
: variable input noda i pada lapisan input, i = 0,1,2,…,I H
j
: output noda j pada lapisan hidden, j = 0,1,2,…,J Y
: output pada lapisan output W
ij
: bobot yang menghubungkan pada noda I pada lapisan  input dengan noda j pada lapisan hidden
V
jk
: bobot yang menghubungkan noda j pada lapisan hidden dengan noda k pada lapisan output Di dalam ANN, data-data yang merupakan hasil pengamatan tersebut dibagi menjadi 2 tipe data, yaitu
data  training  ANN  dan  data  validasi  ANN.  Dalam  penelitian  ini  terdapat  6  buah  ANN,  yaitu  ANN dengan plastik bening ketinggian air 15 cm, ANN dengan plastik bening ketinggian air 35 cm, ANN
dengan plastik biru ketinggian air 15 cm, ANN dengan plastik biru ketinggian air 35 cm, ANN dengan tanpa  plastik  ketinggian  air  15  cm,  dan  ANN  dengan  tanpa    plastik  ketinggian  air  35  cm.    Program
simulasi dengan artificial neural network didesain dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic dan metode model artificial neural network yang digunakan adalah algoritma backpropagation.
5. Proses pembelajaran training algoritma dengan metode backpropagation.
Proses  pelatihan  training  pada  program  backpropagation  neural  network  diawali  dengan memasukkan  data-data  input  dan  output  yang  telah  disusun  sesuai  dengan  format  program  sehingga
program dapat mempelajari contoh input dan output yang diberikan tersebut. Dari proses training ini diperoleh nilai bobot weight yang akan menjadi masukan input untuk proses validasi.
6. Validasi model pendugaan suhu air dengan cara membandingkan hasil simulasi dan nilai aktual.
Validasi  dilakukan  sebagai  proses  pengujian  kinerja  jaringan  terhadap  contoh  yang  belum  diberikan selama  proses  training.  Apabila  proses  training  telah  selesai  dilakukan  dengan  mendapatkan  nilai
RMSE  yang  cukup  rendah  maka  selanjutnya  dilakukan  proses  validasi  atau  pengujian  kinerja  JST dengan  memasukkan  data-data  waktu  pukul  X
1
,  suhu  udara  lingkungan  X
2
,  kelembaban  X
3
, kecepatan  angin  X
4
,  intensitas  cahaya  X5,  dan  suhu  kolam  pada  saat  t  X
6
yang  baru  untuk menduga  suhu  air  kolam  berdasarkan  data-data  bobot  yang  dihasilkan  selama  proses  training.  Data-
data input yang digunakan dalam proses validasi  JST ini adalah data-data yang berbeda dengan data – data yang digunakan dalam proses training JST.
4.1 Kondisi Lingkun