FAKTOR PENENTU KEMENANGAN PASANGAN ABAH ANTON-SUTIAJI DALAM PEMILUKADA 2013 DI KOTA MALANG

(1)

FAKTOR PENENTU KEMENANGAN PASANGAN ABAH

ANTON-SUTIAJI DALAM PEMILUKADA 2013

DI KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan

Oleh

AHMAD GUNADI

09230061

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Ahmad Gunadi

Tempat/Tanggal Lahir : Arul Kumer, 09 April 1991

Nim : 09230061

Fakultas/Jurusan : Fisip/Ilmu Pemerintahan Program Studi : Strata (S-1)

Judul Skripsi : Faktor Penentu Kemenangan Abah Anton – Sutiaji Dalam Pemilukada 2013 Kota Malang

Menyatakan bahwa karya ilmiah/ skripsi saya yang berjudul :

“Faktor penentu Kemenangan Abah Anton – Sutiaji dalam Pemilukada Kota Malang Tahun 2013”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis

Malang, 28 Januari 2014 Yang menyatakan

Ahmad Gunadi Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ahmad gunadi

Nim : 09230061

Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Jenjang Studi : Strata satu (S-1)

Judul Tugas Akhir :

Faktor Penentu Kemenangan Abah Anton – sutiaji dalam Pemilukada tahun 2013 Kota Malang

Pembimbing : I. Drs Jainuri, M.Si

: II. Noenik Sofiati, SH. M.Si Pembimbingan : Lihat Tabel


(6)

Lembar Pengesahan

Skripsi ini dipertahankan di depan Dewan Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima sebagai persyaratan untuk

Memperoleh gelar Kesarjanaan S-1

Pada tanggal 1 Februari 2014 Dihadapan Dewan Penguji :


(7)

MOTTO


(8)

(9)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Segalanya...

Alhamdulilahirabbil’alamin…Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT Terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini, Sebuah perjalanan panjang dan gelap...telah

kau berikan secercah cahaya terang. Meskipun hari esok penuh teka-teki dan tanda tanya

yang aku sendiri belum tahu pasti jawabanya. Di tengah malam aku bersujud, kupinta

kepada-mu di saat aku kehilangan arah, kumohon petunjuk-Mu. Aku sering tersandung, terjatuh,

terluka dan terkadang harus kutelan antara keringat dan air mata. Namun, aku tak pernah

takut, aku takkan pernah menyerah karena aku tak mau kalah, Aku akan terus melangkah

berusaha dan berdo’a tanpa mengenal putus asa. Syukur alhamdulillah. Kini aku tersenyum dalam iradhat-Mu. Kini baru kumengerti arti kesabaran dalam penantian...sungguh tak

kusangka ya....Allah. Kau menyimpan sejuta makna dan rahasia, sungguh berarti hikmah yang

kau beri . Ya Rabb ingatkanlah hamba untuk selalu bersyukur kepadamu..Amiiin..

Tidak lupa pula sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah

Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah memberikan pondasi moral dan

keimanan dalam kehidupan manusia.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Ama Tersayang Muhammad Jami dan Ine tercinta Asnaini MY.

Kutiro tabi sepuluh jejari, Ken perjuanganmu ken doamu ken semangat urum nasehatmu gere

pas ku beles urum hanahpe, mungkin urum kertas si berisi skripsi ini nguk aku munosah tikik

senang urum bahagia ni atemu. Insya Allah urum Do’a Sempena ni Ama urum Ine kuarapho mutamah senang dan bahagia ate ni Ama urum Ine.. Amiiin


(10)

Dari Seorang Abang untuk adik-adiknya

Adik-adikku, Syafarudinsyah, Ayu Ratna Sari, dan Imelda rahmatina. Tiada yang paling

mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu

menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian

selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. jujur karena kalianlah aq bisa

kuliah dan menjadi sarjana seperti sekarang ini.. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya,

tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua...

My Sweet Heart

Sebagai tanda cinta kasihku, Saya persembahkan karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas

kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terima kasih…

My Best friend’s

Buat Sahabatku “Anak-Anak SPARTAN” Hasbi , Agyl “ngokobkomes”, Supardi “Lombok”, Wahyu

“Kangak” Hendi “Berondong”, Leo Arthur “Copet” Rahmat “Matho”, Khoiron “Bekna” Salim “Che”, Beni “Mbatu”, Pamulat “Ipank” Awan “Bos”, Danang “Pakdhe”, Nofri “Gombes”, Rifan,

Didi, Faruq, Fifit, Frisca, Reza, Anugrah, Dambz, Boriz. Dan seluruh Anak Ip 09 yang tak bisa

aku sebutkan satu persatu. Semoga Persahabatan, kekompakan dan keakraban kita selalu

terjaga. Amiiin..

IP 09 Bersatu tak bisa dikalahkan.heehe

.”your dreams today, can be your future tomorrow”. Terima kasih


(11)

vi Motto

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain”

(Q.S Al Insyirah : 5:7)

“..Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kalian, Allah maha mengetahui

sedang kalian tidak mengetahui” (Q.S Al Baqarah:216)

“Setiap orang harus berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan tetapi tidak ditemukan pejuang tanpa kesalahan dan kegagalan”


(12)

(13)

(14)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamual’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “FAKTOR PENENTU KEMENANGAN PASANGAN ABAH

ANTON-SUTIAJI DALAM PEMILUKADA 2013 DI KOTA MALANG”

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah dan terlimpahkan kepada Baginda junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassallam,

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan , bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu selayaknya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Muhadjir Effendi, M.A.P, selaku Rektor UniversitasMuhammadiyah Malang.

2. Dr. Wahyudi, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs Jainuri, MS.i, selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan arahan, bimbingan serta masukan bagi penulis. 5. Noenik Sofiati, SH. MS.i,selaku pembimbing II yang telah memberikan


(15)

viii 6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (UMM) Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengalirkan ilmu, pengetahuan, pengalaman, wacana, dan wawasanya, sebagai pedoman dan bekal bagi penulis.

7. Ama Tersayang dan Ine Tercinta dan adik-adikku dan seluruh keluarga besar di Gayo, Takengon. Yang telah memberikan doa, motivasi dan semangat, yang tiada henti-hentinya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Perjuangan dan keikhlasan kalian membuat kami malu untuk tidak berprestasi dan berkarya.

8. Teman-teman seperjuangan SPARTAN yang saling mendukung, membantu, menguatkan dan memberi satu sama lain.

9. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (UMM) universitas Muhammadiyah Malang khusunya angkatan 2009 yang telah member dukungan, motivasi, informasi, dan masukan pada penulis selama menimba ilmu.

10.Segenap Keluarga Besar Ikatan Pemuda pelajar Mahasiswa Tanoh Gayo (IPPEMATANG) Malang. Yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kalian semua luar biasa, kalian mengajarkanku arti kehidupan, kekeluargaan, kesuksesan, kebersamaan, kepedulian dan kekompakan. Jangan pernah lupakan “Sukses Berjama’ah Yah”.

11.Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapakan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Teriring do’a dan harapan semoga apa


(16)

ix yang telah mereka berikan kepada penulis, mendapatkan balasan yang lebih baik dari ALLAH SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 24 Januari 2014 Penulis


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Asfar, Muhammad. 2006. Pemilu dan perilaku memilih 1955-2004. Surabaya:pustaka Eureka dan PusDEHAM.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitian sosial: Format-Formt Kuantitatif dan kualitatif. Surabaya. Airlangga University Press

H. Hadari Nawawai, H. Mimi Martini,1996, Peneltian Terapan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Helmi Mahadi. 2011. Pragmatisme Politik,”Studi Kasus Proses Rekrutmen Politik PDI-P Pada

Pilkada Kabupaten Sleman”. Dikutip dalam Jurnal Studi Pemerintahan, Volume 2 Nomor 1 Februari

Irmanzah. 2008. mengelola Partai Politik, mengenai proses transisisi Demokrasi dari Orba meNUju Reformasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Joko J. Prihatmoko, 2005, pemilihan Kepala Daerah Langsung, Yogyakarta : pustaka pelajar; Karim, Abdul Gaffar (Ed.).2003. Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lihat Undang-undang No. 10 Tahun 2008, tentang pemilu, anggota dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan rakyat daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah.

Lihat UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (3) Pemerintah Daerah adalah GuberNUr, bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah lainya sebagai unsure penyelenggara pemerintah daerah.

Lingkaran Survei Indonesia. Pilkada dan Penguasaan Partai Politik. Kajian Bulanan, Edisi 03, Juli 2007

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrhim, pengantar HTn Indonesia, (Jakarta: CV . Sinar bakti, Pusat Study HTN Fakultas Hukum UI,1988).

Nico Harjanto. Politik Kekerabatan dan Institusionalisasi Partai Politik di Indonesia. Analisls Csis, Vol. 40, No.2, 2011: 138-159.

Pamungkas Sigit. 2010. Pemilu, Perilaku Pemilih, dan Kepartaian. IDW:Yogyakarta.

Pamungkas Sigit. 2011. Partai Politik :Teori dan Praktik di Indonesia. Institute For Democracy and Welfarism :Yogyakarta


(18)

Sekjen KPU, 2003 Undang-undang republik Indonesia No. 12 tahun 2003, Jakarta: Sekretaris Jendral KPU.

Silalahi, Uber, 2009.Metode Penelitian Sosial, Bandung, Refika Aditama.

Suharizal. 2012. Pemilukada : regulasi, dinamika, dan Konsep Mendatang. Jakarta : Rajawali pers.

Supardi dan Syaiful Anwar, Dasar-dasar Prilaku Organisasi, UII Press, Yogyakarta Surbakti, Ramlan. 1992.Memahami Ilmu Politik. Gramedia, Jakarta.

Swantoro. 1997. Pemilu Mengebiri Demokrasi. kampanye dan profil pemilu 1997 dalam analisis CSIS. Jakarta.

Thalib, Dahlan, 1994. DPR dalam system ketatanegaraan Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Thalib, Dahlan, 1999. Kedaulatan Rakyat Negara Hukum dan Konstitusi, Liberty, Yogyakarta. Thubany H. S. 2005. Pilkada Bima : Era Bru Demokratisasi Lokal Indonesia, Tuban .

Tim IPD. 2009. Evaluasi Kritis penyelenggaraan Pilkada di Indonesia. Cet 1. Yogyakarta. The Indonesian Power for Democracy (IPD), Anggota IKAPI.

Pandoyo Toto. 1992. Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan UUD 1945, Proklamasi dan Kekuasaan MPR, Liberty. Yogyakarta.

Undang-Undang No.22 Tahun 2007, Tentang Penyelenggara Pemilu

Winarno, Budi. 2008. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi.Medres: pembahasan tentang sistem politik .Yogyakarta.

Sumber Internet :

http://referensi-pemilu09.blogspot.com/2009/06/pengertian-pemilu.html

http://www.cimahicybercity.com/2013/05/hasil-quick-count-pilkada-kota-malang.html.

http://sosok.kompasiana.com/2013/05/25/kemenangan-abah-anton-sebagai-walikota-malang-563125.html.

http://www.aktual.co/politik/170508survey-pilkada-malang-pasangan-aji-menang-telak-41-persen.

http;//definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-strategi 13 februari 2013 http://ooyi.wordpress.com/2008/08/26/pemilihan-kepala-daerah-02/


(19)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_kepala_daerah_di_Indonesia

http:adieth12.blogspot.com/2011/05/strategi-pemenangan-pemilihan-umum.html

http://konsultan-politik.blogspot.com/2011/04/tujuh-langkah-memenangkan-pilkada.html http://id.wikipedia.org/wiki/Koalisi diakses pada tanggal 08 agustus 2013

http://politik.kompasiana.com/2013/02/26/inilah-lima-faktor-dominan-pilkada-jawa-barat-537268.html

http://politik.kompasiana.com /2013/06/12/kunci-dasar-memenangkan-pilkada--567937.html http://www.kpu-jogjakota.go.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia

https://www.google.com/#psj=1&q=asas+langsung+dalam+pemilu+pdf

http://markushariyanto.blogspot.com/2011/05/makalah-pengantar-ilmu-politik.html http://hennidamanik.blogspot.com/

http://knowleadg.blogspot.com/2013/01/pemilihan-umum.html

http://indana-mashla.blogspot.com/2012/08/implikasi-pilkada-langsung.html http://www,jakarta,kpu.go.id.

http://muhammadridhai.co.cc/Analisis Kedudukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) http://www.kpud-diyprov.go.id/main.php?hal=tentang&id=2


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilu menurut UU No. 10 Tahun 2008 merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana di amanatkan dalam Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.1 Dalam sistem pemerintahan demokrasi, pemilihan umum (pemilu) sering dianggap sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan praktek pemerintahan oleh sejumlah elit politik. Setiap warga Negara yang sudah dianggap dewasa dan memenuhi persyaratan menurut undang-undang dapat memilih wakil mereka diparlemen, termasuk para pemimpin pemerintahan. Kepastian bahwa hasil pemilihan itu mencerminkan kehendak rakyat diberikan oleh seperangkat jaminan yang tercantum dalam perturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemilihan umum.2

Sebagai negara yang demokratis yang mana rakyat dituntut untuk ikut campur (berpartisipasi) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan negara, salah satunya adalah dalam wujud partisipasi politik. Partisipasi politik adalah kegiatan untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.

1

Lihat Undang-undang no 10 tahun 2008, tentang pemilu.

2

Swantoro. 1997. Pemilu Mengebiri Demokrasi.kampanye dan profil pemilu 1997 dalam


(21)

2 Euphoria demokrasi ini ibarat hadiah atau bonus yang didapatkan oleh bangsa ini sejak orde baru tumbang pada Mei 1998. Dimana bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan (liberty), Persamaan (equality) menjadi barang yang sangat mahal di era Soeharto memerintah. Hal ini memang tidak lain disebabkan praktek rezim otoritarianisme yang diamalkan oleh orde baru pada saat itu. Sehingga kebebasan masyarakat menjadi terbatas yang pada akhirnya melemahkan kekuatan civil society sebagai pilar penegak demokrasi sejatinya. Bekerjanya proses input dan output secara berimbang merupakan nilai plus yang tidak didapatkan pada era Soeharto.3

Pengalaman pahit Orde Baru telah mengajarkan bangsa Indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi telah membawa kehancuran bagi Negara dan penderitaan rakyat. Pasca runtuhnya rezim Soeharto bangsa Indonesia mulai melakukan langkah penting dalam demokratisasi, beberapa terobosan yang dilakukan dalam proses Demokratisasi adalah Amandemen UUD 1945 agar mampu menghasilkan pemerintah yang demokratis, peranan DPR sebagai lembaga legislatif diperkuat dan Hak Asasi Manusia memperoleh jaminan yang semakin kuat. Amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara lansung (pilpres). Pemilihan umum secara langsung merupakan sebuah komitmen Bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, karena pemilu merupakan salah satu sarana kedaulatan rakyat dimana rakyat dapat memilih secara langsung pemimpin mereka untuk menjalankan roda pemerintahan.

3

. Winarno, Budi. 2008 .Sistem Politik Indonesia Era Reformasi.Medres: pembahasan


(22)

3 Patut dicatat memang transformasi politik yang terjadi saat ini bukan khas milik Indonesia saja namun juga terjadi dibelahan bumi lain. Dunia politik yang selama ini hanya dimonopoli oleh para elit politik telah bergeser menjadi konsumsi publik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi politik masyarakat, media dan juga LSM di banyak Negara dalam kehidupan politik. Partisipasi politik itu tidak hanya terefleksikan dalam bentuk partisipasi menyuarakan suara sewaktu pemilu, tetapi dalam semua usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik. Sehingga bentuk-bentuk partisipasi politik dapat berupa pengerahan massa, pemogokan, demonstrasi jalanan, dan bentuk-bentuk protes lainnya.4

Di Indonesia partisipasi politik yang dapat diwujudkan oleh rakyat adalah melalui pemilihan umum selanjutnya disebut pemilu dan partai politik sebagai wadahnya. Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Partai politik memiliki peran strategis tidak hanya sebagai infrastruktur politik tetapi juga sebagai suprastruktur politik dalam proses demokratisasi.

Salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi adalah adanya pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah). Dengan adanya pemilukada membuktikan bahwa kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat. Rakyat

4

Irmanzah. 2008. mengelola Partai Politik, mengenai proses transisisi Demokrasi dari


(23)

4 menentukan sendiri masa depannya dengan secara individu memilih pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Hal ini telah dipertegas dalam UUD 1945 yang menyatakan langsung oleh rakyat. Dari kata-kata tersebut terlihat jelas tentang adanya pelibatan rakyat secara langsung dalam proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Inilah salah satu wujud nyata pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Munasyaroh mengungkapkan bahwa pemilihan kepala daerah di masyarakat disebut dengan Pilkada/Pemilukada meskipun pada hakekatnya pilkada adalah bagian dari Pemilu di Indonesia. Pemilu diperuntukkan untuk peralihan kekuasaan secara damai. Dalam pemilu rakyat memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di parlemen dan memilih pemimpin di semua tingkatan tatanan politik, mulai dari pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah (Gubernur dan Bupati) hingga pemilihan Kepala Desa. Sebagaimana disampaikan oleh Murray Print (1999) yang dikutip Yuhdi (2010), pembentukan warga negara yang memiliki keadaban demokratis dan demokrasi keadaban paling mungkin dilakukan secara efektif hanya melalui pendidikan kewarganegaraan (civic education). Aktualisasi dari civic education terletak kepada tingkat partipasi politik rakyat di setiap momentum politik seperti pemilu ataupun Pilkada. Partisipasi politik yang lemah berakibat pada sebuah realitas politik yang kini menggejala di permukaan dan terkait dengan era otonomi daerah yaitu terjadinya kesenjangan politik antara masyarakat sipil dengan lembaga kekuasaan lokal, di mana aktor pelaksana kekuasaan lokal sering melakukan langkah pengambilan dan pelaksanaan kebijakan politik yang tidak selaras dengan aspirasi kolektif masyarakat sipil.


(24)

5 Moment pilkada ini dijadikan tolok ukur menilai partisipasi masyarakat sebagai bagian dari proses pendidikan politik yang baik.

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau seringkali disebut Pilkada adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

1. Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi. 2. Bupati dan Wakil Bupati untuk kabupaten. 3. Walikota dan Wakil Walikota untuk kota.

Sebelumnya, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan Pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) belum dimasukkan dalam rezim Pemilihan Umum (Pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pilkada dimasukkan dalam rezim Pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Dalam bidang politik, untuk memenangkan suatu kompetisi politik, semua entitas politik baik itu partai maupun kandidat sangatlah memerlukan strategi politik. Hal ini dimaksudkan agar kemenangan politik, baik itu berupa dukungan politik maupun perolehan suara dalam pemilu bisa diperoleh secara efisien dan efektif.


(25)

6 Perubahan peta politik di Indonesia dengan diimplementasikanya otonomi daerah, yang mana salah satu tujuanya yaitu pemberlakuan proses pemilihan kepala daerah secara langsung, menurut para entitas politik yang terlibat didalamnya untuk melakukan berbagai penyesuaian yang fleksibel dalam hal strategi politik mereka. Jika hal itu idak dilakukan, tujuan akhir yaitu kemenangan politik, akan menjadi suatu hal yang sulit untuk diperoleh. Karena, walaupun mereka memiliki berbagai keunggulan-keunggulan itu menjadi tidak berarti, bahkan bisa menjadi sesuatu yang kontraproduktif dalam perjuangan politik mereka.

Perubahan rezim pilkada dan maraknya pelaksanaan pilkada, telah merubah mekanisme, proses maupun hasil dari kompetisi politik yang terjadi. Demikian juga dengan proses kandidasi yang dilakukan partai politik maupun latar belakang kandidat yang akan bertarung.

Fenomena pada priode sebelumnya, peran partai politik dalam menentukan calon atau kandidat yang akan dipasang oleh partai dalam suatu pilkada sangat dipengaruhi oleh pimpinan elit partai yang ada dipusat. Kini hal tersebut telah terjadi pergeseran, dimana partai harus juga mempertimbangkan keinginan kader partai yang ada di daerah. Jika hal itu tidak dilakukan bukan tidak mungkin kandidat yang dipasang tidak akan mendapat dukungan maksimal dari kader partai yang ada di daerah.

Pada sisi lain, kandidat yang akan turut serta dalam suatu kompetisi pilkada, diharuskan memiliki kapasitas yang memadai baik dari segi keuangan maupun kemampuan, dan tidak boleh hanya hanya sangat tergantung dari keputusan dan dukungan dari mesin partai, walaupun harus


(26)

7 diakui hal tersebut tetap masih ada pengaruhnya. Karena dengan implementasi pilkada langsung ini kandidat harus memiliki kekuatan ekstra yaitu harus mempunyai strategi untuk bisa dikenal dan dekat denga rakyat, karena mereka akan dipilih secara langsung oleh rakyat, hal ini berbeda dengan priode sebelumnya dimana mereka hanya dipilih oleh anggota legislatif. Namun efektifitas dan efesiensi dari strategi yang akan dilakukan tersebut tidak terlepas dari bagaimana proses perencanaan strategi yang dilakukan. Perencanaan strategi ini mencakup analisa dan penilaian terhadap situasi, formulasi strategi, implementasi strategi sampai pada mekanisme kontrol terhadap strategi yang dilakukan.

Kenapa proses ini menjadi penting, karena pada proses ini partai politik harus dapat melakukan berbagai langkah termasuk langkah menganalisa situasi lokal agar strategi yang diformulasikan bisa sejalan dengan kondisi lokal, baik yang menyangkut kondisi masyarakat, struktur masyarakat serta tren yang sedang berkembang dalam masyarakat. Namun yang terpenting dari strategi adalah langkah awalnya yaitu perencanaan strategi, yaitu dimana strategi politik diformulasikan sehingga menjadi beberapa kumpulan rencana strategi yang akan dimainkan.

Kota Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang telah melaksanakan pesta demokrasi Pemilukada pada 23 Mei 2013 yang lalu sangat menarik untuk dianalisis secara akademis.

Sebelumnya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Malang, Jawa Timur, menetapkan enam pasangan calon yang lolos untuk mengikuti Pilkada Kota Malang periode 2003-2018 yang digelar pada 23 Mei 2013.


(27)

8 Rapat Pleno terbuka menetapkan pasangan calon pengundian nomor urut dan deklarasi damai, di Hotel Gajahmada, Kota Malang. Setelah mendapatkan nomor urut, tiap-tiap pasangan mempercayai angka yang didapat adalah angka keramat alias angka keberuntungan. Berdasarkan hasil penetapan nomor urut pasangan calon yang melalui undian secara acak, pasangan H Dwi Cahyono-H NUruddin mendapatkan nomor urut 1, pasangan Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo nomor urut 2, Heri Pudji Utami-Sofyan Edi Jarwoko mendapatkan nomor urut 3, Mujaiz-Yunar Mulya nomor urut 4, Agus Dono-Arif HS nomor urut 5, dan pasangan M Anton-Sutiaji mendapatkan nomor urut 6.5

Kemenangan Abah Anton dalam Pilkada Kota Malang yang digelar 23 Mei 2013 kemarin cukup mengejutkan, terutama bagi para pengamat politik. Sebelumnya, Pilwali Malang diprediksi bakal menjadi ajang pertarungan dua srikandi kota Malang, yakni Heri Pudji Utami (Bunda Heri, istri walikota Malang Peni Suparto) dan Sri Rahayu (anggota DPR RI FPDIP, istri ketua PDIP Jatim Sirmadji). Namun, Abah Anton mematahkan prediksi tersebut. Abah Anton, yang berpasangan dengan Sutiaji (anggota DPRD Malang FPKB) menang mutlak di 5 Kecamatan (Klojen, Sukun, Lowokwaru, Blimbing, dan Kedungkandang) . Perolehan suara yang diperoleh pasangan koalisi PKB dan Gerindra ini hampir mencapai 48%. Bahkan di kecamatan Lowokwaru (rumah Abah Anton), suara pasangan Anton-Sutiaji (Aji) mencapai 58%.6

5 http://www.cimahicybercity.com/2013/05/hasil-quick-count-pilkada-kota-malang.html. 6 http://sosok.kompasiana.com/2013/05/25/kemenangan-abah-anton-sebagai-walikota-malang-563125.html.


(28)

9 Hasil survey Lapora pun menyatakan bahwa Pasangan Abah Anton-Sutiaji yang diusung partai Gerindra dan PKB mendulang elektabilitas tertinggi dengan suara 41,5 persen disusul dengan pasangan Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo (SR-MK) yang diusung PDIP diurutan kedua dengan suara 24,2 persen dan Istri Walikota Malang Heri Pudji Utami yang berpasangan dengan Sofyan Edi Jarwoko (DaDi) menempati urutan ketiga dengan perolehan suara 21,6 persen. Pasangan Agus Dono-Arif HS (DOA) yang diusung oleh partai Demokrat, PKS, Hanura menempati urutan ke empat dengan raihan suara 5,2 persen, sementara itu dua pasangan Independen yakni Dwi-Uddin dan Mujais-Yunar (Raja) masing-masing meraih suara 5,2 persen dan 2,1 persen.7

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka penyusun menentukan judul dari penelitian ini adalah “Faktor Penentu Kemenangan Pasangan Abah

Anton Sutiaji (AJI) dalam Pemilukada 2013 di Kota Malang

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang diatas maka rumusan permasalahanya adalah : Apa Saja Faktor Penentu Kemenangan Pasangan Abah Anton

Sutiaji (AJI) dalam Pemilukada Kota Malang Tahun 2013?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yang dimaksud untuk memberikan arah kepada setiap penyusun dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor

7

http://www.aktual.co/politik/170508survey-pilkada-malang-pasangan-aji-menang-telak-41-persen.


(29)

10

Penentu Kemenangan Pasangan Abah Anton Sutiaji (AJI) dalam

Pemilukada Kota Malang Tahun 2013?” D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan wacana dan refernsi untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) khususnya jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

Dapat dipergunakan sebagai masukan serta bahan pertimbangan bagi siapa saja yang memiliki minat untuk meneliti tentang Faktor Penenentu Pasangan dalam menghadapi Pemilukada.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptuan mengurai tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat dalam penelitian ini agar berfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti, sehingga batasan-batasan tidak keluar dari konteksnya, sebagai berikut :

1. Strategi

Strategi adalah suatu rencana yang disatukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang menghubungkan keunggulan strategis pemerintah dengan tatanan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari pemerintah dapat dicapai kata Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang diartikan sebagai “ the art of the general” atau


(30)

11 seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Definisi strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: definisi umum, strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.8

2. Pemilukada

Pemilukada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.9

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.10

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang variabel, yang dengan penjelasan tersebut diketahui unsur–unsur atau

8

http;//definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-strategi 13 februari 2013

9

http://ooyi.wordpress.com/2008/08/26/pemilihan-kepala-daerah-02/

10


(31)

12 indikator-indikator dari variable tersebut. Dengan demikian definisi operasional berfungsi untuk data yang dikumpulkan agar penelitian ini berfokus tetapi mendalam. Artinya juga untuk memudahkan peneliti dalam meneliti, juga dalam memudahkan untuk menguraikan dan menganalisa variabel yang diambil.

a. Kapasitas calon

b. Pengusung pasangan calon c. Tim Pemenangan

d. Anggaran dana e. Strategi pemenangan G. Metode Penelitian

Dalam penelitian, metode adalah penting, untuk itu diperlukan suatu metode yang tepat dan benar dalam rangka menjawab rumusan-rumusan permasalahan secara tepat dan akurat, peneliti akan menentukan metodologinya.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode deskriftif. Metode deskriftif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskriftif memusatkan perhatianya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sumbernya11.

11

H. Hadari Nawawai, H. Mimi Martini,1996, Peneltian Terapan, Gadjah Mada


(32)

13 2. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari tulisan–tulisan dan wawancara. Data tulisan adalah data yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan orang yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang mendukung, menjelaskan, serta memberikan tafsiran terhadap sumber data primer, dalam hal ini yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui jurnal–jurnal dan buku–buku yang berhubungan dengan Faktor Penentu Kemenangan dalam pemilukada.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh peneliti dengan menggunakan alat atau instrument. Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian12. Dalam pengumpulan data ada beberapa teknik yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut : a. Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur standart. Artinya data dapat diperoleh langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian dengan melakukan pengamatan sistematis dengan cara merekam

12

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitian sosial: Format-Formt Kuantitatif dan


(33)

14 kejadian dan mencatatnya. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan tentang peranan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dari jawaban–jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreatifitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih tergantung dari pewawancara.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subjek. Dokumen yang diteliti dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainya.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian. Subjek dapat member informasi, gambaran dan data-data secara tepat dan benar sekaligus menjadi obyek. Adapaun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Ketua KPUD Kota Malang

b. Tim Pemenangan Pasangan Abah Anton-Sutiaji 3 Orang c. Masyarakat Kota Malang 2 Orang


(34)

15 5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk meunnjang penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Tim Pemenangan Pasangan Abah Anton-Sutiaji, Jalan Tlogo Indah 16, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru. Kota Malang.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisis kualitatif. Teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan bagaimana strategi pemenangan pasangan Abah Anton-Sutiaji (AJI) dalam Pemilukada Kota Malang Tahun 2013.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.13

a. Reduksi Data

Dalam tahap ini penyusun melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan kepada hal-hal

13


(35)

16 penting dan berkaitan dengan masalah, yang telah direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan wawancara. b. Penyajian Data

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah penyajian data, yang dimaknai sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini penyusun berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verfikasi dengan mencari makan setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.


(1)

seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.

Definisi strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: definisi

umum, strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak

yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu

cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.8

2. Pemilukada

Pemilukada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat pemilu

untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Undang-Undang Dasar 1945.9

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta

pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga

dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh

sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti

keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal

menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004.10

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang

variabel, yang dengan penjelasan tersebut diketahui unsur–unsur atau

8

http;//definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-strategi 13 februari 2013

9

http://ooyi.wordpress.com/2008/08/26/pemilihan-kepala-daerah-02/

10


(2)

indikator-indikator dari variable tersebut. Dengan demikian definisi

operasional berfungsi untuk data yang dikumpulkan agar penelitian ini

berfokus tetapi mendalam. Artinya juga untuk memudahkan peneliti dalam

meneliti, juga dalam memudahkan untuk menguraikan dan menganalisa

variabel yang diambil.

a. Kapasitas calon

b. Pengusung pasangan calon

c. Tim Pemenangan

d. Anggaran dana

e. Strategi pemenangan

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian, metode adalah penting, untuk itu diperlukan suatu

metode yang tepat dan benar dalam rangka menjawab rumusan-rumusan

permasalahan secara tepat dan akurat, peneliti akan menentukan

metodologinya.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode

deskriftif. Metode deskriftif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan

objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak

atau sebagaimana adanya. Metode deskriftif memusatkan perhatianya pada

penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sumbernya11.

11

H. Hadari Nawawai, H. Mimi Martini,1996, Peneltian Terapan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,Hlm. 73


(3)

2. Sumber Data a. Data Primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal

dari tulisan–tulisan dan wawancara. Data tulisan adalah data yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan

orang yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang mendukung,

menjelaskan, serta memberikan tafsiran terhadap sumber data primer,

dalam hal ini yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

jurnal–jurnal dan buku–buku yang berhubungan dengan Faktor Penentu Kemenangan dalam pemilukada.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh

peneliti dengan menggunakan alat atau instrument. Metode pengumpulan

data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan

berhasil atau tidak suatu penelitian12. Dalam pengumpulan data ada

beberapa teknik yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sistematis, dengan prosedur standart. Artinya data

dapat diperoleh langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian

dengan melakukan pengamatan sistematis dengan cara merekam

12

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitian sosial: Format-Formt Kuantitatif dan kualitatif. Surabaya. Airlangga University Press.Hal


(4)

kejadian dan mencatatnya. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan

untuk melakukan pengamatan tentang peranan pemerintah dalam

pemberdayaan masyarakat.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)

kepada responden, dari jawaban–jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreatifitas

pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis

pedoman ini lebih tergantung dari pewawancara.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak

langsung ditunjukan kepada subjek. Dokumen yang diteliti dapat

berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan

khusus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainya.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian.

Subjek dapat member informasi, gambaran dan data-data secara tepat dan

benar sekaligus menjadi obyek. Adapaun yang menjadi subjek dalam

penelitian ini adalah:

a. Ketua KPUD Kota Malang

b. Tim Pemenangan Pasangan Abah Anton-Sutiaji 3 Orang


(5)

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan,

untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti

untuk meunnjang penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Tim

Pemenangan Pasangan Abah Anton-Sutiaji, Jalan Tlogo Indah 16,

Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru. Kota Malang.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisis

kualitatif. Teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat

untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari

observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan

mendeskripsikan bagaimana strategi pemenangan pasangan Abah

Anton-Sutiaji (AJI) dalam Pemilukada Kota Malang Tahun 2013.

Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur

kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.13

a. Reduksi Data

Dalam tahap ini penyusun melakukan pemilihan, dan pemusatan

perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar

yang diperoleh. Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk

uraian yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan kepada hal-hal

13


(6)

penting dan berkaitan dengan masalah, yang telah direduksi memberi

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan wawancara.

b. Penyajian Data

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung

adalah penyajian data, yang dimaknai sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini,

peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa

yang harus dilakukan.

c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini penyusun berusaha menarik kesimpulan dan

melakukan verfikasi dengan mencari makan setiap gejala yang

diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Penentu Bagi Konsumen dalam Memilih Leasing di Kota Medan

3 69 101

Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi (Ganteng) Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian Analisa Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

0 65 111

FAKTOR PENENTU KEMENANGAN KOALISI PARTAI PENGUSUNG PASANGAN CALON AJI DALAM PEMILU KADA KOTA MALANG TAHUN 2013 ( Studi Kasus Partai Politik Gerindra Dan PKB kota Malang )

0 23 30

KOMUNIKASI POLITIK DALAM PILIHAN KEPALA DAERAH KOTA MALANG 2013 (Studi pada Tim Sukses Pasangan AJI Pilihan Kepala Daerah Kota Malang 2013)

0 6 29

FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN CALON INCUMBENT DALAM PILKADA

1 5 21

Faktor-faktor Pendukung Kemenangan Pasangan Suir Syam - Edwin dalam Pemilihan Walikota dan wakil Walikota Padang Panjang masa Jabatan 2008-2013.

0 0 5

PEMILU IRAN: KEMENANGAN KELOMPOK MODERAT ATAS KELOMPOK KONSERVATIF Oleh Anton Minardi Abstrak - Anton Minardi 2013 (PEMILU IRAN ;KEMENANGAN KELOMPOK MODERAT ATAS KELOMPOK KONSERVATIF)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Konteks Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara (Pemilukada Sumut) - Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi (Ganteng) Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian

0 0 9

Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi (Ganteng) Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian Analisa Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

0 0 12

KEKUATAN DAN STRATEGI POLITIK DALAM PEMILUKADA ANALISIS TERHADAP KEMENANGAN ADNAN PURICHTA DALAM PILKADA KABUPATEN GOWA

0 1 83