30
BAB II KAJIAN TEORETIS
2.1 Pengertian Filologi
Secara etimologis filologi berasal dari bahasa Yunani Philos yang berarti “senang” dan Logos yang berarti “ilmu” atau “pembicaraan”, gabungan kedua
kata ini menjadi Philologia. Maka, filologi berarti ‘senang bicara’ yang kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’ , ‘senang kepada ilmu’, ‘senang kepada
tulisan-tulisan’, dan kemudian berkembang menjadi ‘senang kepada tulisan- tulisan yang bernilai tinggi karya sastra’ Baried dkk, 1985:1.
Dalam kamus filologi disebutkan bahwa pengertian filologi adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya
atau menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan kasusastraannya Tim Dosen UGM, 1977:16. Edwar Djamaris mengartikan filologi sebagai ilmu yang
objek penelitiannya naskah lama 2003:3. Sedang, Panuti Sudjiman 1994:29 mengartikan filologi dalam dua pengertian yaitu arti sempit dan arti luas. Arti
sempit filologi adalah studi tentang naskah lama untuk mendapatkan naskah yang otentik dan makna isi naskah. Arti luas filologi adalah ilmu yang menyelidiki
perkembangan kerohanian suatu bangsa khususnya menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan kesastraan.
Dalam sejarah perkembangannya, istilah filologi mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian dan penerapannya di Indonesia, pada awal
mulanya dipengaruhi oleh para ahli terdahulu, yang sedikit banyak
31 dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan pemahaman tentang filologi yang berlaku
dan yang diperlukan untuk karya-karya Abad Pertengahan yang menjadi sasaran dan objek kerja para peneliti filologi terdahulu. Akhirnya, filologi merupakan
salah satu disiplin ilmu yang berupaya mengungkapkan kandungan teks yang tersimpan dalam naskah produk masa lampau Baried dkk, 1985:11.
2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian filologi adalah naskah dan teks, yang dimaksud naskah di sini adalah semua bahan tulisan tangan nenek moyang pada kertas, lontar, kulit
kayu, rotan ataupun bambu. Tulisan tangan pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa Melayu dan juga yang berbahasa Jawa; lontar
banyak dipakai pada naskah-naskah berbahasa Jawa dan Bali; kulit kayu dan rotan biasa digunakan pada naskah-naskah Batak. Edwar Djamaris, 2002: 3.
Baried dkk. 1985:54-57 menjelaskan bahwa objek penelitian filologi adalah naskah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan
perasaan sebagai hasil budaya masa lampau. Semua bahan tulisan tangan itu disebut handschrift dan manuscript. Adapun yang dimaksud dengan teks adalah
kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja. Dapat dikatakan teks terdiri dari isi, yaitu ide-ide atau amanat
yang hendak disampaikan pengarang kepada pembacanya. Dapat disimpulkan tentang pengertian naskah dan teks. Naskah adalah
semua peninggalan nenek moyang yang berupa bahan tulisan tangan pada kertas, lontar, kulit kayu, rotan ataupun bambu yang menyimpan hasil budaya masa
32 lampau. Dan teks adalah de-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembacanya. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian filologi adalah
naskah Merapi-Merbabu dengan judul Kakawin Sena, yang bercerita tentang perjalan Sena di hutan belantara.
2.3 Cara Kerja Filologi