Perbandingan Naskah, Kritik Teks, Suntingan Teks dan Aparat Kritik

56 memperhatikan panjang pendek suara vokal. Penulis atau penyalin naskah KS1 tentunya berkeinginan menulis teks KS dengan bahasa Jawa Kuna. Akan tetapi tidak lagi memperhatikan bunti panjang pendek vokal. Apakah hal semacam ini dihilangkannya bunyi panjang pendek vokal memang lazim dilakukan oleh penulis di wilayah Merapi-Merbabu pada saat itu? Hal ini belum jelas benar. Dalam naskah KS1 tidak ditemukannya ciri-ciri bahasa Jawa Baru seperti penggunaan awalan ataupun akhiran dipun-, -ipun namun naskah KS1 menerima pengaruh sastra Sunda dengan digunakannya preposisi nu, anu, na yang berarti yang, demikianlah, lihat, dan jadi. Berkaitan dengan tidak adanya panjang pendek, apakah dimungkinkan bentuk ini merupakan perkembangan awal dari kakawin menuju kawi miring. Untuk mengetahui hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut.

4.3 Perbandingan Naskah, Kritik Teks, Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Perbandingan naskah dilakukan untuk menangani naskah jamak atau lebih dari satu. Perbandingan naskah dilakukan melalui berbagai cara yaitu. 1 Perbandingan kata demi kata, bertujuan untuk membetulkan kata- kata yang salah atau tidak terbaca, menentukan silsilah naskah, dan mendapatkan teks asli atau terbaik; 2 Perbandingan susunan kalimat atau gaya bahasa, bertujuan untuk mengelompokkan cerita dalam beberapa versi dan untuk mendapatkan cerita yang bahasanya lancar dan jelas; 57 3 Perbandingan isi cerita bertujuan untuk mendapatkan naskah yang isinya lengkap dan tidak menyimpang serta untuk mengetahui penambahan unsur atau pengurangan unsur yang telah ada dalam naskah semula Edi S. Ekajati, 1980: 5 Menurut Baried dkk. 1985: 61, kata “kritik” teks berasal dari bahasa Yunani krites yang artinya ‘seorang hakim’, Krinein berarti ‘menghakimi’, kriterion berarti ‘dasar penghakiman’. Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya. Kritik teks adalah penyelidikan suatu naskah dari masa lampau dengan tujuan menyusun kembali naskah yang dipandang asli, melalui tahap resensio penentuan naskah yang dipandang asli dengan membanding-bandingkan yang termasuk satu stema, ekseminasio naskah yang dianggap paling tinggi kadar keasliannya, dan emandasio mengembalikan kepada bentuk yang dipandang asli Tim Dosen UGM, 1977: 26. Tujuan pokok kritik teks, menurut Paul Maas 1967:1, yaitu the business of textual criticism is to produce a text as close as possible to the original constitutio textus . Dengan kata lain tujuan kritiks teks adalah menyajikan sebuah teks dalam bentuk seasli aslinya dan betul berdasarkan bukti yang ada dalam naskah yang ada. Suntingan teks adalah menyajikan naskah yang bersih dari kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat pada naskah yang diteliti atau penyajian teks didasarkan atas beberapa naskah untuk mendapatkan bacaan yang sesuai 58 bacaan dan paling baik yang dilengkapai oleh aparat kritik. Aparat Kritik adalah catatan yang memuat pertanggungjawaban perbaikan bacaan semua perbedaan bacaan Edwar Djamaris, 2002:37. 4.3.1 Perbandingan Naskah Perbandingan naskah dilakukan untuk menangani naskah ganda atau lebih dari satu. Perbandingan naskah dilakukan melalui berbagai cara yaitu. 1 Perbandingan kata demi kata. 2 Perbandingan susunan kalimat atau gaya bahasa. 3 Perbandingan isi cerita Edi S. Ekajati, 1980: 5. Sebelum melakukan perbandingan kata terlebih dahulu dilakukan perbandingan pupuh dan bait. KS1 mengacu pada teks Kakawin Sena dengan nomor koleksi 154 Peti 33. KS2 mengacu pada teks Kakawin Sena dengan nomor koleksi 167 Peti 2. Perhatikan tabel perbandingan berikut: KS1 KS2 PUPUH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BAIT 1 V V V V V V V V V V V V V V 2 V V V V V V V V V V V V V V 3 V V V V V V V V V V V V 4 V V V V V V V V V V V V 4a v v 5 V V V V V V V V 6 V V V V V V 7 V V V V V V 8 V V V V V V 8a v v 59 9 V V V V V V 10 V V V V V 11 V V v V v 12 V V 13 V V 14 V V 15 V V Table 1 Perbandingan pupuh dan bai t V : Bait yang utuh. v : Bait tidak utuh atau hanya setengah 2-3 baris per bait Tabel di atas menunjukan adanya persamaan jumlah pupuh antara kedua teks, begitu juga dengan jumlah bait. Jumlah bait secara keseluruhan antara dua naskah sama yaitu 52,5 bait. KS1 memiliki tujuh pupuh, hanya saja setelah dilakukan perhitungan jumlah baris dan metrum, pupuh empat sama dengan pupuh lima , sehingga dimungkinkan pupuh empat dan pupuh lima sebenarnya satu bait seperti halnya pada teks KS2, begitu juga dengan pupuh delapan dan sembilan , keduanya memiliki jumlah pupuh dan metrum yang sama, sehingga disimpulkan teks KS1 memiliki tujuh pupuh sama dengan KS2 yang juga memiliki tujuh pupuh. Pupuh tiga dan empat pada KS2 tidak memiliki bait dua belas dan delapan hal ini dikarenakan tidak adanya tanda pemisah bait pada bait sebelumnya sehingga bait dua belas dan delapan menjadi satu dengan bait sebelumnya. Secara keseluruhan dari perbandingan pupuh dan bait belum menemukan perbedaan yang berarti. 60 Pada kedua teks tersebut memiliki ciri khas yang unik yang tidak akan dijumpai pada teks atau naskah Jawa pada umumnya. Pupuh ke-2 bait ke-4, pupuh ke-3 bait ke-8, memiliki jumlah suku kata yang melebihi dari ketentuan, kelebihan ini dapat dijadikan setengah bait, atau dengan kata lain bait ini memiliki 1,5 bait. Sedangkan pupuh ke-4 bait ke 11, hanya memiliki 3 tiga baris dalam satu baitnya. Kekurangan bait pada pupuh dua, tiga dan empat, tetap dibiarkan apa adanya karena dari segi jalannya cerita tidak ada cerita yang putus ataupun kurang. Hal yang demikian lazim terjadi pada naskah Merapi-Merbabu. Selanjutnya dilakukan perbandingan kata atau kelompok kata, perbandingan ini berfungsi untuk mengetahui naskah mana yang memiliki kesalahan atau kekorupan yang relatif sedikit, agar peneliti dapat menentukan naskah dasar. Untuk mempermudah peneliti memberi beberapa tanda untuk menentukan mengapa sebuah kata atau kelompok kata terpakai sebagai suntingan. 1 Tanda dipakai untuk kata yang memiliki kebenaran bahasa; 2 Tanda dipakai untuk kata yang memenuhi jumlah suku kata yang dibutuhkan; 3 Tanda ฀ dipakai untuk kata yang memenuhi konteks kalimat. Perhatikan tabel berikut: Pupuh Bait KS1 KS2 Suntingan teks 1.1 syaraning Syaraning swaraning 1.1 wan ฀aha wan ฀aha wan ฀awa 1.1 mgil mgil m ĕrgil 1.1 e eng ing 1.2 mapupul mapupul amupul 1.2 wako ฀ wa ฀ko฀ wa ฀ko฀ 1.2 lyi ฀ lyi ฀ lwir 1.2 malayy malayy malayw 61 1.2 mya ฀ mya ฀ mwa ฀ 1.3 ฀a฀ ka ฀ ฀a ฀ 1.3 kayu kayu ฀ kayu 1.3 kapya kapya kapwa 1.3 panya panya pa ฀nya 1.4 myasti mya ฀ tasik mya ฀ tasik 1.4 kumucuk kumucup kumucup 1.4 jo jo ฀ jo ฀ 1.4 palya pelya ฀ palwa 1.4 rryat rryak rryak 1.4 lyi ฀ lyi ฀ lwir 1.4 gu ฀nita gu ฀nita฀ gu ฀nita 1.4 wat ĕkĕng wat ĕki฀ wat ĕki฀ 1.4 suralaya yuralaya suralaya 1.5 kat ĕran kakt ĕran kat ĕran 1.5 kapita kampita kampita 1.5 sambu y.ma sambu yama sambu yama 1.5 kadgada gadgada gadgada 1.6 t ฀ja t ฀ja teja ฀ 1.6 mwa ฀ mya ฀ mwa ฀ 1.6 pu ฀wya pu ฀wya purwa 1.6 du ŋunira duka ŋuni da ŋunira฀ 1.6 yo yoge ฀ yoge ฀ 1.7 nira ฀ nira nira 1.7 huni ŋa huna ŋa huni ŋa 1.7 saktinya usa sakti saktinya 1.7 sadyanika sadyānikan sadyanika 1.7 mamañcan mamancana mamañcana 1.7 mas ĕ฀. mas ĕ฀. ma ฀seh 1.7 rya. rya. rwa 1.8 danya ka danye kā denya ka ฀ 1.8 mas ĕ฀ ma ฀se฀ ma ฀seh 1.8 sahhasa saha ฀sa sahasa 1.8 cumuduk cumuduk cumunduk 1.8 tanya tanayā฀ tanaya ฀ 1.8 kroda kroda ฀ kroda 1.8 su ฀sena susena susena ฀ 1.9 tan ฀ya฀ tan ฀ya฀ tandwa 1.9 mu ฀ca mu ฀ murca ฀ 1.9 ambara amahara ambara 1.9 malyu maluy malayu 1.9 nade ฀ narade ฀ narade ฀ 1.9 dan dan hadan 1.10 samakta samakta samapta 62 1.10 mya ฀ maw ฀ mwa ฀ 1.10 nabda nabwa ŋ nabda 1.10 hi ฀ hin i ฀ 1.10 samakta samakta samapta 1.11 make ฀ makwe ฀ makwe ฀ 1.11 me ŋa฀ me ŋa฀ m ĕhah 1.11 bibi ฀nire kayuyun bi ฀i฀nireki yunyun bibinire kayungyun 1.11 a ŋajap a ŋaj฀p angajap 1.11 maw ฀da nire฀ kaku฀ maw฀da ni rekna ka ฀ maw ĕrda nireng kakung ฀ 1.11 mya ฀ mya ฀ mwang 1.11 h ĕn h ĕn h ĕnti 1.11 katuna kantuna kantuna 1.11 hant ĕnya hajt ĕnya hant ĕnya 1.11 bihi bihi bibi ฀ 2.1 ri ฀ ri ri ฀ 2.1 wurinira wurinya wurinira 2.1 kapapgan kapgān kapap ĕgan 2.1 isyara isyara iswara 2.1 man ĕku฀ maniku ฀ man ĕku฀฀ 2.1 tyasira tnya ฀ sira tyas sira ฀ 2.1 kawa ฀฀na kahaw ĕri฀ kawarna ฀ 2.1 amurang murang murang murang amurang murang 2.2 lwa ฀ lya ฀ lwah 2.2 tpini ฀ tpīnni tpining 2.2 ra ฀ka฀ŋ raka ŋ ra ฀ka฀ 2.2 samya samyam samya 2.2 kilusu ฀ gi ฀lusu฀ kilusu 2.2 ahimba ah ĕba ahimba 2.2 suwa ฀ suwa ฀ suhun 2.2 skari ฀ raruh ska ฀ sisa susū฀ s ĕkari฀ lahru฀ 2.2 handul han ฀al andul ฀ 2.2 ane ฀ lan na ฀ ane ฀฀ 2.3 cigaragat c ĕ฀garagāt cigaragat 2.3 hane ฀ka haneknya hane ฀ka 2.3 ri ฀ ri ri ฀ 2.3 cucakrawa cukcakrawa cucakrawa 2.3 maban ฀u฀ŋ maba ฀cu฀ŋ maban ฀u฀ 2.3 kala ŋyann kala ŋyann kalangkyang 2.3 dyan i ฀gala denni w ฀an inggala 2.3 nanamb ĕ฀ anambë ฀ anamb ĕr฀ 2.3 kumlab kunlab kumlab 2.3 denni ฀ denni deni ฀ 2.3 sawa ŋ i sawa ฀ŋ iŋ sawa ŋ i 63 2.4 sela sena sela ฀ 2.4 g ĕ g ĕ g ĕ฀ 2.4 ri ri ฀ ri ฀฀ 2.4 lya ฀ lya ฀ lwah 2.4 manj ĕrum i manj ĕrum i฀ manj ĕrum i฀฀ 2.4 i ฀ mwa฀sa i ma ŋsa i ฀ maŋsa฀ 2.4 ma ŋusi ma ŋu฀si ma ŋusi฀ 2.4 sasaran sasaran asasaran ฀ 2.4 mya mya ฀ mwa ฀ 2.4 mwa ฀sa paku฀ŋ ma ŋ฀a pākaŋ ma ฀sa paku฀฀ 2.4 mu ฀ti mu ฀ti฀ murti 2.4 i ฀ i i ฀฀ 2.4 lya ฀ lya ฀ lwah 2.4a ŋra฀ i฀ ra ฀ i ŋra฀ i฀฀ 2.4a wayut wayut wagyut ฀ 2.4a draya driya driya ฀ 3.1 pasasaran pasasaran asasaran 3.1 samun semun samun 3.1 ฀฀฀ ra ฀฀฀ r ĕngrĕng 3.1 l ĕsĕs ฀sis l ĕsĕs 3.1 karoya karoya karonya ฀ 3.1 bulu bulya bulu 3.1 mag ĕ฀ mage mag ĕ฀ 3.1 gurda g ĕ maluhu฀ maluhu ฀ gurda g ĕ฀ maluhu ฀ 3.1 sakyeni ฀ sakwe ฀ni฀ sakwe ฀ni฀ 3.1 ika i ฀ka ika 3.2 latri latri ratri 3.2 lyi ฀ lyi ฀ lwir 3.2 widi widi widyut ฀ 3.2 widi ha ฀a฀it widi saha ฀a฀it widyut saha ฀a฀it฀ 3.2 mya ฀ mya ฀ mwang 3.3 niyan niyan nihan 3.3 wanira wanira wandira ฀ 3.3 wa ฀ wa ฀ wwang 3.3 ganda ฀nira gan ฀annya gandanira 3.3 mure mure mare mare mure mure 3.4 ha ฀sa฀ ha ฀sa฀ hangsya ฀ 3.4 wagra wagra wyagra 3.4 gu ฀ gu ฀ agu ฀ 3.4 hasra ฀ hasya ฀ sra ฀ 3.4 ฀but ha ฀฀but r ĕbut 3.4 wahika wahika wahisa 3.4 ma ŋan limpa dagi฀ lan ati ma ŋan limpa lan ati ma ŋan limpa dagi฀ lan ati 64 3.4 minisaya minasaya minasaha 3.4 deni ฀ de ฀ni deni ฀ 3.4 saw ĕknya saw ĕknya sawaknya 3.4 hasra ฀ rinbut deni฀ ka ฀ deni ฀ ka฀ hasra ฀ rinĕbut deni ฀ ka฀ 3.4 hajag haja hajag 3.4 hana w ĕknya na w ĕknya hana w ĕknya 3.5 ika rika ika ฀ 3.5 ta ฀kilnya tak ĕlnya ta ฀kilnya 3.5 g ĕ฀ g ĕ฀ mag ĕ฀ 3.5 wat ĕk matek wat ĕk 3.5 k ฀s฀sni฀ ka ฀s฀sni kar ĕsrĕsni฀ 3.5 ka ฀ ta ฀ ka ฀฀ 3.5 wya ฀ wya ฀ wwa ฀ 3.6 hi ฀ sori฀ hi sorrin hi ฀ sori฀฀ 3.6 pak ĕ฀ĕkan hat ĕ฀kĕka฀ pak ĕ฀ĕkan฀ 3.6 humali ฀ humili humili ฀ 3.6 ma ฀ mya ฀ mwa ฀ 3.6 ri nu ฀gi฀ ri nu ŋi฀ ri nu ฀gi i฀฀ 3.6 na ฀tunya ganartunnya 3.6 ma ฀sĕ฀ ŋisi฀ ma ฀sĕh฀ 3.6 ฀i฀gat garagasan sigat karagasan ฀i฀gat garagasan 3.6 ma ŋlemp฀t ma ฀lemprak ma ŋlemprĕt 3.6 mulu ฀ muli ฀ mulur ฀ 3.6 pa ฀anya pajanya pa ฀inya฀ 3.6 kesa kesya kesa 3.7 lila ฀ lila lila ฀฀ 3.7 tyasnya tnyas tyasnya 3.7 surusud surusud sinud 3.7 lumiyat lumiyat lumihat 3.7 sahana sahena sahana 3.7 keli kelik kelik kelik k ĕli kĕlik 3.7 matumpa ฀ matuha matumpa ฀฀ 3.7 tyasnya tnyasnya tyasnya 3.7 mag ĕ฀ mag ĕ฀ ma ฀gĕh 3.8 pak ĕ฀ĕkan he ฀ĕkan pak ĕ฀ĕkan 3.8 latri latri ratri 3.8 awan ฀a awan ฀a kawan ฀a 3.8 gya gyat gya ฀ 3.8 kutupuk kukupuk kutupuk 3.8 de ŋan da ŋan ฀ĕngĕn฀ 3.8 yatri yatri ratri 3.8 apupu lwir apu ฀ul ldi฀ apupul lwir 3.8 ba ฀ni฀ ba ฀ni฀ bahni 3.8 murub muru ฀ murub 65 3.8a megu ฀ mage ฀ magu ฀ 3.8a lyi ฀ ldi ฀ lwir 3.8a kapya kapya kapwa 3.8a mi ฀gu฀ migu ฀ mi ฀gu฀ 3.8a ryan ryan rwan 3.8a ruryan rurya ruru 3.9 ฀umawu฀ ฀umamawa฀ ฀umawuh 3.9 mak ĕcĕ฀han makejehan mak ĕcĕhan 3.9 masya masya maksya 3.9 kawada kawanba kawada 3.9 ayun ayan ayun 3.9 mya ฀ mya ฀ mwa ฀ 3.9 ta ta ฀ ta ฀ 3.9 sahasa ŋrubu฀ŋi saha ha ŋrabuŋi sahasa ŋrubu฀ŋi฀ 3.9 tka bapang tka bapan ndh ĕpaplang฀ 3.9 ma ŋidĕri mya ฀ŋ idĕri ma ŋidĕri฀ 3.9 sabdanya nab ฀annya sabdanya ฀ 3.9 ŋaken ha ฀gĕn ŋaken฀ 3.10 gripa teks rusak griwa ฀ 3.10 sumusa ฀ sumasa ฀ sumu ฀sa฀฀ 3.10 rambutnya rembutnya rambutnya 3.10 mya mya ฀ mwa ฀ 3.10 luhu ฀ri฀ luhu ฀ri luhuri ฀ 3.10 kayyan kayyan kaywan 3.10 ma ฀ŋrik mya ฀ŋrik ma ฀krik 3.10 syara ฀ning syara ฀ning swaraning 3.10 ban ฀aluŋan ma ฀฀aluŋan ban ฀aluŋan 3.11 kuran ฀a kure ฀฀a kuran ฀a฀ 3.11 wewe dewa wewe ฀ 3.11 asra ฀ aprang asra ฀฀ 3.11 hepek epek hepeg kakapek hepek epek 3.12 ganda ฀wo kan ฀a฀wo ganda ฀wo฀ 3.12 bowo ฀ bawo ฀ bowo ฀฀ 3.12 popoti ฀ ฀epeti฀ popoti ฀฀ 3.12 ฀฀฀kiknya papa ฀tiknya r ĕrĕ฀kiknya฀ 3.12 haj ĕli฀ hajili ฀ haj ĕlih฀ 3.12 buja ฀nya bugarnya bugarnya ฀ 3.13 kalawan lawan kalawan 3.13 kukuk bawil kukuk bawi ฀ kukuk bawil ฀ 3.13 umma ฀sĕ฀ humasi ฀ huma ฀sĕh 3.13 cici ฀nya cici ฀nya cicinya ฀ 3.13 wijilira wijili ฀ wijilira 3.13 hasura basura hasurak ฀ 3.13 ha ฀gurumu฀ hagurumu ฀ Ha ฀guru humu฀ 66 3.13 mayag ĕm ma ŋagĕm ma ŋagĕm 3.14 dan sekama nda yekama dan sekama ฀ 3.14 mawata mawata mawwata 3.14 pa ฀e฀eko฀ hetumeko ฀ pa ฀e฀eko฀฀ 3.14 ta ฀n tal ĕnan tal ĕnan 3.14 yag ĕm ygemm hag ĕm 3.14 hasura hasura hasurak ฀ 3.14 hanarumbul hanarumbu ฀ hanarumbul 3.14 hanuwal uwal hanuwul 3.14 datan tan datan 3.14 ras ĕksa rasak ฀a ras ĕksa 3.14 kye ฀ kde ฀ kweh 3.14 humas ĕ฀ huma ฀si฀ huma ฀sĕh฀ 3.15 kayyan kayyun kaywan 3.15 syu ฀ sya ฀ syuh ฀ 3.15 ak ĕtĕran dak ĕtĕran ak ĕtĕran 4.1 umas ĕ฀ uma ฀sĕ฀ huma ฀sĕ฀ 4.1 ganal gana ganal ฀ 4.1 sire ฀ sire sire ฀฀ 4.1 banohara banehara manohara 4.1 manusa manasa manusa ฀ 4.1 tuwagana tuwagana tuhagana 4.2 bahuka bahuki ba ฀uka bapuki bahuka bahuki ฀ 4.2 batapa ฀etapi betapa betapik batapa ฀etapi฀ 4.2 ca ฀aka ca฀aki canadaknya si k ĕdik Ca ฀aka ca฀aki฀ 4.3 si la ġĕni si nagni si la ġĕni 4.3 samay samay samya 4.3 si lat ĕna si latĕni si lantana si la ฀ntini si lat ĕna si latĕni 4.3 si nada si janada si janada 4.3 pan ĕmpal panĕmpil banim pa ฀anĕmpil pan ĕmpal panĕmpil 4.3 maduga ฀ madugi฀ madugu ฀ madugi ฀ maduga ฀ madugi฀ 4.4 si l ĕ฀i si ba฀i si ฀ncisi si ban฀i Si l ĕ฀i si ba฀i 4.4 si ฀ĕlek si ฀orek si d ĕrĕk si jerëk si ฀ĕlek si ฀orek 4.4 si gura ฀a฀ si garan ฀a฀ si gura ฀ah฀ 4.4 si logeya ฀ si go฀owor si lo ฀geya฀ si gon ฀owo฀ si logeya ฀ si go ฀owor฀ 4.4 si len ฀a฀ si kolenta ฀ si kolenta ฀ 4.5 gala ฀ga lu฀gu gala ŋga฀ galu ŋgu฀ gala ŋga฀ galuŋgu฀ 4.5 sire sire ฀ sire ฀฀ 4.5 macak mancak mancak ฀ 67 4.5 k ĕ฀ĕkĕ฀ wĕ฀ k ĕ฀ĕkkep dra w ĕ฀ k ĕ฀ĕkĕ฀ wĕ฀ 4.5 regek regek ragak regek regek regek ฀ 4.6 si ra ŋga baja฀ si raga baja ฀ Si ra ŋga baja฀ 4.6 cara ฀ acara ฀ acara ฀ 4.6 si ko ฀ana ฀ana si ke ฀tana ka ฀฀ana si kon ฀ana ka ฀฀ana 4.6 kulun ฀u฀ kulunja ฀ kulun ฀u฀ 4.6 anu ŋsa฀ a ฀nu฀ hanu ŋsa฀ 4.6 asa ฀gya ara ฀ŋgya sa ฀gya 4.7 hadukka ฀ andakku haduga ฀฀ 4.7 manahut anahut manahut 4.7 t ĕkĕl tik ĕl tik ĕl 4.7 pu ฀gĕl pu ฀geġ pu ฀gĕl 4.7 pukpak pukpuk pukpak 4.8 kewran kawran kewran 4.8 tyasira t ĕwas sira tyasira ฀ 5.1 dinu ฀a฀ dinu ฀ut dinu ฀a฀ 5.1 rana ฀kab binanak rinakabinubak rana ฀kab binanak 5.1 tubyan turyan t ĕbu฀ 5.3 haw ฀g bawrag haw ĕrĕg฀ 5.3 rahin rahina rahina 5.3 wirota jalu wiretap jale wirota jalu 5.3 dagati dagati jagati ฀ 6.1 kroda kaneda kroda 6.1 mawrinwrin mawrindrin mawrinwrin 6.1 gimbalare gimbal la ŋurë gimbal lare 6.1 lyi ฀ ldi ฀ lwir 6.2 lyi ฀ li ฀ lwir 6.2 man ฀ĕg man ฀ĕg ma ฀ĕg฀ 6.2 dadya dadra dadya 6.2 mya ฀ mya ฀ mwa ฀ 6.2 ganyak ganya ganya ฀ 6.2 se sasar ika mukse ฀ sasa฀ tika muks ĕ฀ sasar ika฀ 6.2 c ĕp ni muyya cipta ฀ni฀ malya C ĕp muni munya฀ 6.2 ฀p ฀p r ĕrĕp 7.1 tmahan t ĕmi฀han t ĕmahan 7.1 lyi ฀ ldi ฀ lwir 7.1 so ฀ ฀i฀ sor ฀ 7.1 lyi ฀ ldi ฀ lwir 7.1 araras raras araras 7.1 arum manya rumnya rum maya 7.1 liri ŋe liri ฀ŋeŋ liri ŋe฀ 7.1 alindri ya lindrinnya lindri ya 68 7.2 romanya remannya romanya 7.2 lyi ฀ rema i ฀ rima lwir rema ฀ 7.2 lyi ฀ ldi ฀ lwir 7.2 sasat saksat sasat ฀ 7.3 yen ya yen ฀ 7.3 lyi ฀ ldi ฀ lwir 7.3 sasat sak ฀at sasat ฀ 7.4 ha ŋganya jaganya ha ŋganya฀ 7.4 nipuna nipun nipuna 7.4 he ฀ ha ฀ i ฀฀ 7.4 wag ĕd wag ĕ฀da wag ĕd 8.1 carita ri nnanira carita ri ฀ wa ฀na฀nira carita ri ฀ wa ฀nanira 8.1 hya ฀ apsari hya ฀ beseri hya ฀ apsari฀ 8.1 tan pa ฀li฀ ta mya ฀li฀ tan pa ฀li฀ 8.1 l ĕgĕk tg ĕg l ĕgĕg 8.1 ti ŋalira ti ŋali฀ ti ŋalira 8.1 kratawara kratawara kr ĕtawara฀ 8.2 ฀lingnyapsari ฀lingnya yura nglingnya sang hyang apsari 8.2 ya gadgada ya gadga gadgada 8.2 haji sraji aji 8.2 mya ฀ mya ฀ mwa ฀ 8.2 banda bindinira banjinira banda bindinira 9.1 dya dya ฀ dwa ฀ 9.1 tayanira tayanira tyas sira ฀ 9.1 gadanni ฀reki gada ฀nireki gadanireki 9.1 maga malawa maga 9.1 hu ฀gyanya hugyannya hu ฀gyanya 9.2 ri ฀ ri ri ฀฀ 9.2 atandya ฀ atandya ฀ atandya 9.2 yya ฀ isyara yya ฀ isyara hya ฀ iswara 9.3 hiri ฀ ŋrari฀ hiri ฀ 9.3 tawukan tawukan tarukan ฀ 9.3 s ĕkĕl sk ĕg s ĕkĕl฀ 9.3 sa ฀ kuti sa ฀ ku฀ti sa ฀ kunti฀ 9.3 tisnani ฀ tisnani ฀ t ฀s฀a฀ Kolofon itih kakawin sena ฀amakta telas itih sena cucu ฀atan itih kakawin sena ฀amakta telas Table 2 Perbandingan kata per kata dan kelompok kata 69 Naskah dasar untuk perbaikan teks dan suntingan teks adalah KS1, dengan alasan teks KS1 memiliki kesalahan dan kekorupan yang relatif sedikit dibanding dengan teks KS2. Dengan perhitungan perbandingan naskah KS1 memiliki jumlah benar sebanyak 157, sedangkan naskah KS2 sebanyak 38. Dari segi metrum KS1 lebih banyak mendekati kebenaran dibanding dengan teks KS2, walaupun KS2 banyak menggunakan tanda panjang dan pendek namun tanda tersebut tidak membantu dalam perhitungan metrum. Selain itu teks KS1 lebih mudah dibaca dan utuh atau mengalami kerusakan lebih sedikit dibandingkan KS2. 4.3.2 Terbitan Teks Diplomatik Kakawin Sena terdapat dua naskah yang keduanya akan diterbitkan secara diplomatik . Metode ini digunakan mengingat masih sedikitnya penelitian mengenai naskah Merapi-Merbabu juga karena adanya perbedaan huruf dengan naskah Jawa pada umumnya. Edisi diplomatik yaitu menyajikan teks sama persis seperti terdapat dalam naskah sumber. Edisi diplomatik tidak hanya digunakan untuk menyunting naskah tunggal tapi juga pada naskah jamak. Guna memenuhi penggunaan edisi diplomatik diperlukan adanya translitersi mengingat naskah sumber dalam tulisan non-latin. Trasnliterasi merupakan pemindahan dari satu tulisan ketulisan yang lain. Hal-hal dalam transliterasi yang perlu diperhatikan meliputi: pertama mengurai aksara, jika terdapat dua aksara yang menyerupai atau sulit dimengerti berarti unsur interpretasi diperbolehkan masuk; kedua pembagian “ scriptio continua” ; ketiga penggunaan huruf besar; dan keempat 70 struktur sintaksis , diantaranya tanda baca dari naskah, dan juga karakteristik pengejaan baik yang beraturan maupun tidak S.O. Robson, 1994: 24. Terbitan diplomatik dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut : 1 Sistem transliterasi mengikuti sistem yang dipakai oleh I. Kuntara Wiryamartana tanpa mengalami perubahan. lihat lampiran II 2 Urutan lempir lempir disingkat: “Lem” mengikuti urutan berdasarkan tatanan lempir. 3 Disajikan transliterasi berdasarkan halaman dan baris: a. Dalam teks terdapat penomoran halaman menggunakan aksara buda. Hanya saja penomoran tidak digunakan sebagai patokan lempir dan tidak dicantumkan dalam terbitan karena membingungkan. b. Recto: halaman depan disingkat dengan “r”; c. Verso: halaman belakang disingkat dengan “v”; d. Baris ditandai dengan angka arab dan dibagi menjadi dua bagian dengan batas margo tengah. Misalnya: 1a adalah baris pertama pada halaman sebelah kiri dari margo kiri hingga margo tengah tepat di atas lubang sebelah kiri; 1b adalah baris pertama pada halaman sebelah kanan dari margo tengah tepat di atas lubang sebelah kanan hingga margo kanan ini berlaku pada baris 1 dan ke 4; 2a baris kedua dari margo kiri hingga margo tengah; 2b baris kedua dari margo tengah hingga margo kanan. Ini berlaku pada baris ke 2 dan ke 3. Pada baris pertama dan keempat diberi tanda 71 …. untuk menandai kata atau kalimat tersebut tepat di atas lubang. Perhatikan gambar di bawah ini: 1a … 1b 2b 3a 4a ..... 4b grafik 13 4 Pemisahan ejaan dilakukan menurut bunyi teks disesuaikan dengan ejaan, yang dipakai dalam terbitan teks, misalnya: grafik 14 awa ġnam astu Lem 2r. 1a bukan awaġnamastu 5 Koreksi yang dibuat oleh penulis dicantumkan dalam terbitan diplomatik. Koreksi atas bagian yang salah kadang-kadang berupa pembubuhan sandangan wulu dan suku pada satu aksara, kadang-kadang berupa coretan, misalnya: grafik 15 72 lempir 2v. 4a na[-]rada : grafik 16 lempir 6r. 3b: mu[-]tab grafik 17 lempir 7r. 1a: [-]rare Koreksi lain yang dilakukan oleh penulis adalah perbaikan kata-kata yang mengalami kekurangan aksara. Penulisannya biasanya ditambahkan di atas atau dibawah baris yang semestinya. Ada yang diberi tanda ada pula yang tidak. Penulis tidak memberi tanda, contoh grafik 18 Lempir 2v. 3b tumut ma . Aksara diselipkan diatas baris. grafik 19 Lempir 3v. 1b li ฀nira. Aksara diselipkan dibawah baris. 73 Penulis memberi tanda pada bagian atas berupa tanda silang x, contoh: grafik 20 Lempir 4r. 1b sawarah. Aksara diselipkan dibawah baris dengan tanda silang diatas baris. 6 Pada bagian lontar yang sobek atau berlubang diberi catatan: “lontar rusak”. Pada bagian lontar yang berceruk atau dimakan ngengat diberi catatan: “lontar cacat” 7 Sistem tanda yang digunakan dalam terbitan diplomatik adalah ... : Menunjukkan halaman lempir dan letak baris. Selain itu juga digunakan untuk menunjukan naskah rusak atau cacat. [ ... ] : Menunjukkan koreksi berupa kesalahan yang dilakukan oleh penulis atau penyalin naskah. ... : Menunjukkan koreksi berupa tambahan yang dilakukan oleh penulis atau penyalin naskah : Menunjukkan penanda pengganti pupuh pada KS1, pada KS2 digunakan sebagai penanda pengganti bait. : Menunjukkan kata yang teletak tepat di atas maupun di bawah lubang margo tengah. Ø : Menunjukkan penanda pengganti bait. 74 8 Terbitan akan menerbitan dua teks yaitu teks dari naskah dengan nomor koleksi 154 dalam terbitan ditandai dengan KS1 dan teks dengan nomor koleksi 167 dalam terbitan ditandai dengan KS2 9 Sebagai landasan terjemahan digunakan naskah dengan nomor koleksi 154, dengan alasan naskah masih dalam kondisi bagus dan tidak cacat, dan lebih sedikit memiliki kesalahan ejaan ataupun bahasa. Terbitan Diplomatik KS1 KS2 Lem. 2r. 1.a o ฀ awaġnam astu nama sidi ri ฀ sampunya liwatt ika ฀ jaladi ton teka฀ wana ŋrit b. mag ĕ฀ humya฀ syara฀ni฀ pak ฀i munya wurahan. w฀e wandaha sra ฀ŋ umu฀ kagyat. se ฀inni฀ 2.a ka ฀ wana kabarasat satya mgil e suk ĕt mya฀ mo฀ mababaran. knasnya malayu mu ฀si฀ b. ฀nĕkk i฀ jura฀ Ø kañcilnya malayu rasenya kumucup lan ฀akummĕtr i฀ guwa gorawa mapu 3.a pul jalestri kalawan goñjo ฀ Lem. 1r. 1.a ō฀ awignam astu nama sidi ri sampunnya liwātt ika฀ jaladi tō b. n. ta ka฀ wana ŋrīt magë ฀ humya฀ syarani฀ pāksi munya wura ฀han. wre wan฀aha sra ฀ŋ umū฀ kagyat śesi฀i฀ ka฀ wana ka 2.a barasat. satya mgil e ฀ suk ĕt mya฀ [-] myo฀ mo฀ mabararan. knasnya malayu mu ŋsi฀ ฀nĕk i฀ jura฀ b. kancilnya malayu rasenya kumucup. lan ฀ak. kum ĕttr i฀ guwa gorawa mapu฀ul jalestri kalawan gonjo ฀ 3.a wa ฀ko฀ŋ aŋĕ฀ap lyi฀ kilat lumarap., malayy asasaran 75 wako ฀ŋ aŋĕ฀ap. lyi฀ kilat lumarap malayy asa ฀ara b. n. jagra ya kasi ŋgahan mya฀ samsam malayu muni masahuran. lesanya na ri ŋ ayun. Ø 4.a kemp ĕ฀ tyasira sa฀ narendra tanaya tan wrin kilyan. lo ฀ kidul si ฀na si฀ ka฀ha b. wan t ฀nalata pgat kasarakat ked ĕkan humyus. haŋin ika฀ pracan ฀a gumuru฀ gu฀nita ta฀ saga Lem. 2v. 1.a ra rug. bras ฀a kayu sol ฀bba฀ kapya rubu฀ sĕmpal ta panya papal. Ø myasti kumu b. cuk ri ฀ maksya maw฀฀ hombaknya mawalikan jo palya ka ฀mm i฀ samudra denni฀ ka฀ ryyat mag ĕ฀ 2.a patya humyus. lin ฀u lyi฀ rubu ฀he฀ wuki฀nya gummiwa฀ braman ฀a ka฀฀ĕg ฀ŋat. gu฀nita b. wat ĕkkĕ฀ suralaya lawan. jagra ya kasi ฀_lontar rusakhan mya ฀ samsam malayu mu b. ni masahuran lesanya nari ฀ŋ ayunya kempë ฀ tyasira sa฀ naren฀ra ta ฀naya tan wrin kilyan lyo฀ kidul. si ฀na 4.a si kahawan. t ฀nalata pgat. kasarakat kedĕkan. humyus ha ŋi฀n ika฀ praca฀฀a gumuru ฀ gu฀nita b. ka฀ sagara rug. bras ฀a kayu฀ sol., ฀ba฀ kapya rubu ฀ sĕm฀al ta panya pa฀al Lem. 1v. 1.a mya ฀ tasik kumucup ri ฀ mak฀ya mawĕ฀฀, hombaknya mawalikan, jo ฀ pelya฀ ka฀mm i฀, samudra ฀eni฀ ka฀ ryyak mage฀ patya b. humyus., lin ฀u lyi฀ rubu ฀he฀ wuki฀nya gumiwa฀ brama ฀฀a ka฀฀ĕg ฀ŋat. gu฀nita฀ wat ĕki฀ yuralaya lawan. 2.a gan ฀a฀wa kapya humu฀ mya฀ dewa sasaran kabe ฀ kaktĕran., 76 gada ฀wwa kapya humu฀ Ø mya ฀ dewa sa฀aran kabe฀ kat ĕran. 3.a denni ฀ jagat. kapita sakra brama lawan ma ฀hadewa gana sambu y. ma ŋ komara hya฀ b. ŋ indra kowera nada ya tumut maha ฀si sambat nira na฀li฀ hya ฀ nilakan฀a kadgada ฀ŋat. 4.a deni ฀ suwenya lin฀u Ø nahan wacana sa ฀ na[-]rada mawara฀ wet. bet nira ya b. t ฀ja sena ŋaranireki ŋuni ka฀ŋĕ dulu ฀ ŋaran pan฀awa mwa฀ pu ฀wya nikana ฀ ma Lem. 3r. 1.a pa du ŋunira s฀ĕ฀ yo rasaksa ma ฀kin dadya manusa sakti pa ŋala฀ kempĕ฀r ana ri b. ŋ alas. Ø nahan li฀ nira฀ sa฀ narada mawara ฀ hya฀ catu฀buja sira ma ฀kin hya฀ giri 2.a nata mamri ฀ huniŋa saktinya sena ŋuni nahan sadyanika deni ฀ jagat kam฀ita sakra brama b. lawan. ma ฀hadewa gana sambu yama komara hya ฀ŋ i ฀฀ra kowera, narada ya tumut., maharsi ฀ambat nira na฀ 3.a li฀ hya ฀ nilakan฀a gadgada ฀฀ŋat. deni ฀ sawenya li฀฀u nahan wacana sa ฀ narada mawarah b. wet. bet nira ya t ฀ja sena ŋaranireki ŋuni ka฀ŋĕ dulur ŋaran ฀a฀฀awa, mya฀ pu฀wya nikana ฀ mapa 4.a duka ŋuni sdĕ฀ yoge฀ rasak฀a ฀ama฀kin ฀adya manusa, sakti pa ŋala฀ kem฀ĕ฀r ana riŋ alas b. nahan li ฀ nira sa฀ narada mawara ฀, hya฀ catu฀baja sira ma ฀kin mya฀ giri nata mamrih hu ฀naŋa usa sakti pa ŋala฀ Lem. 2r. 1.a sena ŋuni nahan sadyanikān mamancana sirā si ฀ŋa masĕ฀ rya dulū฀ lawan sa฀ 77 mamañcan sira si b ŋa masĕ฀ rya dulu฀ lawan sa฀ narada dadya si ŋa k฀ti galaknya tanpa pa ฀a Ø 3.a Ø danya ka lumiyat sena yann ana baya si ŋa masĕ฀ sa฀hasa datan dya ฀ cumu b. ฀uk. maŋusi฀r adĕmmak kapy anahutt a ฀ŋĕmma฀ dirabbĕk ni฀ rasaksa sa ฀ narendra ta 4.a nya tgu ฀ timbul ni฀baya kroda d ĕdĕl i฀ sa฀ su฀sena manikĕp. si ŋa data฀n iniwi฀ Ø b. g ฀iwanya tinkĕk mukanya tinpak. sampun kawna ฀ kali฀ tandya฀ mu ฀ca saka฀฀ sire Lem. 3v. 1.a ki nu m ĕsat. ri฀ kisma ne ฀ŋ ambara dan sigra nu malyu ba ฀ara girinata mya฀ nade฀ wu b. ri nahan li ฀ nira sa฀ hya฀ŋ isyara mare ฀ sena saha nugraha Ø wsyadi sinidikara 2.a sinu ŋakĕn sammakta teki ŋaran. naradā ฀adya siŋa k฀tī ga b. laknya tan ฀a pa฀a danye kā lumiyāt sena yan ana bayā si ŋa ma฀se฀ sahaŋsā datān. dya cumudūk ma 2.a ŋusi฀ adĕmak kapy anahu ฀฀ aŋĕmā฀ dirabĕk nira sā฀ naren ฀ra tanayā฀ tgu฀ timbul ni฀bayā kroda฀ d ĕdĕ b. lli฀ŋ ฀ā฀ susena manikëp. si ŋa data฀n iniwĕ฀ griwanya tinkëk mukanya tin ฀ak sam ฀un ka 3.a wna฀ kalī฀ tan ฀ya฀ mu฀ saka฀฀ sireki nu msāt. ri฀ kisma ne฀ iŋ amaharā dan sigra nu maluy. b. ba ฀ar[i]a girinatā samya narade฀ wurī nahan li ฀ nira sa฀ hya฀ŋ īsyara mar ĕ฀ sena saha nugraha wasyadi 4a. sinidīkara sinu ŋakën samakta teki ŋarān. maw.ŋ aji ฀nira sīŋa nabwaŋ hin arān siŋa 78 mya ฀ŋ ajinnira siŋa nabda hiŋ aran si ŋa b. mamatra sira nahan narada su ฀ wsi ŋ alalawan hajinya siŋaraja lawann ara 3.a ฀ni฀reki siŋa wirota samakta teki huwus.Ø mawe ฀ tuna sayanta ye b. kinya make ฀ ri฀ wurinnira me ŋa฀ lawan bibi฀nire kayuyunn a ŋajĕp maw฀da ni 4.a re ฀ kaku฀ mya฀ sanak tuwi hĕn sira li ฀ŋ anaŋis. tann ana katuna hant ĕnya kĕmba฀r a b. sru pamancana ri ฀ bihi lana w ฀daya ri฀ sampun mawara ฀nya sigra nu mĕsat si Lem. 4r. 1.a ra nu muli ฀ mare฀ suralaya sa ฀ sena ri฀ wurinira kari kapapgan. sawara ฀ wara฀ b. ri ฀ sa฀ hya฀ŋ isyara dan lampu ฀ ri฀ kdĕ฀ manĕku฀ŋ b. mamatra sirā nahan. narada su฀ wsi ŋ alalawān hajinya siŋarajā lawan ŋara฀irēki si ŋa wiro_naskah rusak samakta Lem. 2v. 1.a teki huwus mawe ฀ tūna sayanta yekinya makwe ฀ ri wurinira meŋā฀ lawan. bi ฀i฀ni b. reki yun.yu฀n aŋaja฀p maw ฀da ni rekna ka ฀ mya฀ sanak tuwi hën ฀irā li ŋ ana tasa ฀ann ana kantunā hajtĕnya k ĕmba฀r asru pama 2.a ncana rī฀ bihi lana w ฀daya o ri sam฀un mawarā฀,nya sigra nu m ĕsat., sira nu mili ฀ mari฀ b. suralaya sa฀ sena ri ฀ wurinya kari kapgān. sawara ฀ wara฀, rī฀, sa฀ hya฀ŋ isyara dan lampu฀ ri kedë ฀ maniku฀ŋ alara tnya฀ si 3.a ra lumām฀a฀ hagya mantukā lam ฀a฀nya lumaris tan ana tinolī฀ tan kahaw ĕri฀ hawan mura฀ mura฀ 79 alara tyasira lumampa ฀ hagya mantu 2.a ka lampa ฀nya lumaris tan ana tinoli ฀ tan kawar฀na hawan amura ฀ mura฀ Ø [sela฀] b. prapte ฀ lwa฀ sira silogaŋga hum ĕnĕ฀ hana ri฀ tpini฀ mana ฀nya hararas. pan฀a 3.a n ra ฀ka฀ŋ ane฀ paras ฀amya baba ฀ pu฀akk ika kilusu haneŋ watu kayyahimba ri ฀ b. tpinnya rajasa suwa ฀ skari฀ raru ฀ tibe฀ paru฀ handul kanaŋa len surabi rinu 4.a bu ฀ bramara liwran humu฀ŋ ane ฀ ska฀ Ø manuk cigaragat muni masahurann asya ฀ŋ awu b. rahan. hane ฀ka ri฀ tahĕn. cucakrawa maban ฀u฀ŋ i฀ cod anacad. ri sa ฀ ko Lem. 4v. 1.a kila kala ŋyann i฀ wana kagyat ฀a฀hana฀ni฀ paksi mawurahan dyan i ฀gala b. prapte ฀ lya฀ sira sīlogaŋga humnë ฀, hana ri tpīnni mana฀nya hararās., pa฀฀an raka ŋ anē฀ pasas ฀amyam babā฀ ฀udakk ika 4.a gi฀lūsu฀ a฀e฀ watū kayya ahĕba ri฀ t.pīnnya rajasa suwā฀ ska฀ sisa susū฀ tibe฀ parū฀ han฀al. kanaŋa b. lēn surabi rinubu฀ ฀ra฀mara liwĕrān humu฀ lan na฀ skar manuk c ĕ฀garagāt., mu฀ni masahurān. syaŋ awu Lem. 3r. 1.a ra ฀ha฀. ha฀eknya ri tahën cukcakrawa maba ฀cu฀ŋ i฀ cod. ฀anacād. ri sa฀ kokila kā b. laŋyan i฀ wanā kagyat sahananī฀ paksi mawurahān. de฀ni w ฀an anambë฀. pak฀i tan pöli ฀ kunlab. padapa de 2.a ฀ni ka ŋ aŋi฀n alon ฀awa฀ŋ i฀ tŋa฀ ŋraka dyah ararasa 80 nanamb ĕ฀ paksi b. tan poli ฀ kumlab. padapa denni฀ ka ŋ aŋi฀n alon sawaŋi tŋa฀ ika dyah araras. Ø 2.a sela g ĕ nu mu฀gi฀ tŋa฀ ri lyah ika sawa ฀ŋa limman manjĕrum i ranu mina g ĕ฀ lumara b. p. mamet i ฀ mwa฀sa mina maŋusi masa ŋgya sasaran. mya moli฀ mwa ฀sa paku฀ŋ ika ri 3.a nbut deni ฀ lurusan.n ika sĕ฀ galak len mu ฀ti maŋuba฀ŋ i฀ t ĕŋa฀h ika lya hada฀ b. mm i ฀ mana฀nya kas฀pan. hetu m ĕ฀un mano ŋraŋ i฀ wayut humera ri ฀ dohanni฀ sa฀ 4.a kan. draya he ฀gal. prapta ri฀ tapini ฀ kya sisiyan. tĕka ri฀ wana pri ฀gadbuta b. sampun p ฀pta sire฀ŋ awan pasasaran ฀i฀ wana set฀a magĕ฀ dukutnya ma ŋambĕ Lem. 5r. 1.a luna k ฀pa kandĕl linud sena g ĕ nu mugī฀ tŋah ri฀ lya฀ hi b. kā sawa฀ŋa limān. manjĕrumm i฀ ranū mina gĕ฀ lumarāp. mamet i ma ŋ฀a mīna maŋu฀si masāŋgya ฀asarān. mya฀ 3.a moli฀ ma ŋ฀a pākaŋ ika rinbūt. deni lurusān.n ika s฀ĕ฀ galāk. len mu ฀ti฀ ha maŋumba฀ŋ i b. tŋā฀ hika lya ฀ had a ฀mm i฀ mana฀nya kas฀pān. hetu m ĕdun mano ra฀ŋ i wayut humöri ri฀ dohani ฀ sakan ฀riyā 4.a hegal ฀rapta ri฀ tepi ni฀ kya si ฀iyān. tka sira rī฀. wana prigadbuta o sam ฀un. pra b. pta sirĕ฀ŋ awan ฀asa฀arān. ri wana setra magë฀. dukuknyā maŋabë lu ฀na k฀pa kadël. linud sīm฀a฀ se Lem. 3v. 1.a mūn. lawan ra฀฀฀ mak ฀฀. kĕpu฀ w฀ksa ฀sīs. karoya bulya mage maluhū฀ 81 i ฀ simpa฀ samun. lawan ฀฀฀ makr ĕp. kĕpu฀ w฀k฀a lĕsĕs ka b. roya bulu mag ĕ฀ gu฀da gĕ maluhu ฀ sakyeni฀ tahĕ฀n ika mah ĕb hasiho Ø yeka me฀ 2.a latri maya tu ฀gaŋ acala tinoli฀ ri ŋ aruna snĕnya bra lum฀a฀ hinarann ika ya b. n. himma lyi ฀ kaludiran ฀฀b. kuwu ฀ kuwu฀ teja riris alitnya widi ha ฀a฀it. 3.a pa ฀฀ mya฀ gagak gu฀nita mawurahan.nya ma ฀sa sawa humu ฀ Ø niyan sawanya jra ฀ ri฀ b. tpini ฀ wanira mak฀p. hajaja฀ majaja ฀ gĕ฀ŋ alit. lagya dumulu wa ฀ hana len ta 4.a ma ŋayah agla฀ ta฀ ta ulan sawa s ฀ĕ฀ basa฀ ganda฀nira mahaŋi hamis gandanya duk ka b. pala matumpa ฀ rambutnya mure mure Ø ha ฀฀ syarani฀ hasu ha ฀sa฀ lawan. wagra gu฀ mawu sakwe ฀ni฀ ta b. he฀n i฀ka mahĕm hasiho yeka me ฀ latri māya tuŋga฀ŋ acalā tinoli฀ riŋ aruna sn ĕnnya bra฀ lumra฀ hina 2.a ra ฀n ika yān. hima lyi ฀ kaludirān. ฀฀b kuwu฀ kuwū฀ teja riri฀ alit.nya widi saha ฀a฀ī b. t. ฀a฀฀ mya฀ gaġak gū฀nita mawurahān.nya maŋsa sawa humu฀ niyan sawannya njrā฀ ri฀ t ฀i ni฀ wa฀ni 3.a ra mak฀฀ hajajā฀ majaja฀ ge฀ŋ alīt. la_naskah rusak dumalu wā฀ hana len ta maŋ ayah agla ฀ ta฀ ta hulān sa b. wa s ฀e฀ basa฀ gan฀annya ra ma฀haŋā ha ŋī hamis ganda฀nya dūk kapala matum ฀ā฀ rambutnya mare mare ha ฀s ฀ya 4.a ra฀ni฀ hasu ha฀sa฀ lawan wagra gu ฀ mawura฀hān. hasya ฀ ha฀฀but māŋsa wahika ma ŋan lim฀a la฀n a b. ti tahulannya 82 Lem. 5v. 1.a rahan. hasra ฀ ma฀sa ฀but ma฀sa wahika maŋan limpa dagi ฀ lann ati tahulanya rukse฀ mini b. saya deni ฀ sawĕknya rinĕbut. hasra ฀ rinbut deni฀ ka฀ hasu hajag. hana w ĕknya malayu Ø 2.a hana wr ĕk฀a magĕ฀ wini฀t ika ri ฀ banaspati kumĕn฀u฀ kum ĕn.฀u฀ ta฀kilnya himpĕ฀ bu b. ja ŋga mati non.ti rodra w฀ksa gĕ฀ wini ฀t watĕk banaspati kurameyan kadbu 3.a ta ka ฀s฀s. ni฀ ka฀ wya฀ mulata ri ฀ sira tahĕn tyas. giri girin. Ø hi ฀ sori฀ b. w ฀ksa hĕb. pakĕ฀ĕkann ika ra ฀nya rod฀a humalih a฀rok ma ฀ nana฀ wut tinub. 4.a ri nu ฀gi฀ na฀tunya mansĕh. humili man ĕsĕb ฀i฀gat garagasan. husus ma ŋlemp฀t. mu b. lu ฀ pa฀anya ma฀rukse฀ ruk ฀e฀ mina saya de ฀ni sawĕknya rinĕbut dĕni฀ ka ฀ hasu haja naweknya malayu hana w ฀ksa magë฀ Lem. 4r. 1.a wini ฀t rika ri฀ banas฀ati kumĕndu฀ tak ĕlnya him฀e฀ buja ŋga mati non.ti rodra wre b. k฀a g ĕ฀ wini฀t matek banas฀ati kurameyan ka ฀buta ka ฀s.฀sni ta฀ wya฀ mulata ri฀ sira tal ĕn tyas. giri giri 2.a n. hisor.ri฀ w ฀ksa heb. ha฀ĕ฀kĕka฀ _naskah rusakh rodra mya ฀ humili harokba฀ nana ฀ wut tinub. ri nu ŋi฀ b. ganartunnya ŋisih. humili manesab sigat karagasan husu ฀ ma ฀lemprak mulir pajanya ma ฀ruksë฀ mawo฀ ludira dukut 3.a ri ฀ kesya mabĕdĕl laris lam ฀ahhi 83 mawo ฀ ludira dukut. ri฀ kesa mab ĕ฀ĕl. Ø laris lampa฀ Lem. 6r. 1.a hi sa ฀ narendra tanaya lila ฀ tyasnya surusud. datĕ฀ ri฀ madyani ŋ alas patiwaran. se b. tra sawa tap mag ĕla฀ datan j฀i฀ lumiyat sahana wa ฀฀nani฀ keli kelik i ŋ ati sudira tumo 2.a n sawa tap matumpa ฀ lila tyasnya magi ฀ Ø p฀apte฀ madyani ฀ ka฀ setra pakĕ฀ĕkan lat ฀i ŋa b. wan ฀a ptĕ฀ munya gya kutupuk. kuwo ฀nya sahuran. ฀eŋan dares b ĕbĕluk. wala฀k฀ik mu 3.a ni yatri wala ฀ kamanak. kinjĕ฀ ta ŋisnya umu฀ kuna฀ kuna฀ humu ฀ maba฀du฀ŋ apupulwi฀ ba ฀ b. ni ฀ mu[riu]tab murub. megu฀ lyi ฀ rubuhe฀ kapya pa฀nya mi ฀gu฀ ryan. ruryan ri฀ buntala lum sa ฀ narendra ta฀naya lila tnyas tan surusud. __ naskah rusak ta ฀ ri b. madya ฀niŋ a฀las patiwaran setra sa ฀wa tap magna dakan jri฀ lumiyat sahena warna ฀ni฀ kelik. kelik ki ŋ ati sudira 4.a tumön ฀awa tap matuha lila tnyasnya magĕ฀ prapte ฀ madyani ka฀ setra ha ฀ĕkan. latri __naskah rusak wa b. ฀฀a pĕtĕ฀ munya gyat kukupuk. kuwo ฀nya sahura฀ daŋan dare __naskah rusak balu. wala ฀krik mani yatri wala ฀ kama Lem. 4v.1.a nak kinj ĕ฀ taŋisnya humu฀ kuna฀ kuna ฀ŋ umur maba฀฀uŋ apu฀ul ldi ฀ ba฀ ni ฀ muntab muru฀ mage฀ ldir rubu b. hë ฀ kapya pa฀nya migu฀ ryan. rurya ri ฀ buntala lum ra ฀ teja nika฀ pte฀ _ _ naskah rusak hudan. glapnya liwra ฀n umu฀ yeka sak ฀uma 2.a mawa฀ hudan makejehan. ra ฀ masya lawa฀n usus 84 4.a . mra ฀ teja nika฀ pĕtĕ฀ dadi hudan. g ĕlapnya liw฀an umu฀ Ø yeka sak ฀umawu฀ hudan ma b. k ĕcĕ฀han. ra฀ masya lawan usus kawada ma ŋigĕl manaŋguŋi sawa hulunya na ri ฀ŋ ayun. Lem. 6v. 1.a mya ฀ ta rasĕksa sahasa ŋrubu฀ŋi sa฀ ฀ata฀ saha ba ฀amma hajĕlĕl. tkabapa฀ ma ŋidĕri lawa b. n. sabdanya ŋakĕn gĕlap. Ø haneki manibe ฀ sake฀ gripa magĕ฀ hana sumusa ฀ ma฀se฀ mataba฀ 2.a maw ĕlu tutuk maŋa฀ maŋa฀ rambut.nya wrah umure mya ta ฀ kumrabb ika ฀ kama฀ma฀ŋ i luhu ฀ b. ri ฀ kayyan mabra sina฀ ma฀ŋrik ta ฀ syara฀ni฀ banaspati lawan danawa ban ฀aluŋan. Ø ku 3.a ran ฀a kalawan wewe hañja hañja sira ฀ lawan wĕwĕ฀on tĕŋisnya muri ŋis. ฀e฀e kawanba ma ŋigel. manaŋguŋi sawa hulunnya na b. ri ฀ŋ ayan. mya ฀ ta฀ rasĕk฀a saha haŋrabuŋi sa ฀ data฀ saha ba฀ama hanjĕlĕl. tkabapan mya ฀ŋ idĕri lawan na 3.a b ฀annya ha฀gĕn gĕlap. he ฀eki manibë฀ sa฀ke฀ wri_naskah rusak mag ĕ฀ hana sumasa ฀ ma฀sĕ฀ mataba฀ mawlu tutuk ma ŋa b. ฀ maŋa฀ rembutnya wruh umure mya ฀ ta฀ kumramb ika ฀ kama฀ma฀ŋ i luhu฀ ri kayyan mabra sina ฀ mya฀ŋrik ta฀ syara ฀ni฀ banas฀a 4.a ti lawan ฀anawa ma฀฀aluŋan. kure ฀฀a kalawan dewa hanja hanja sira lawan. w ĕwĕ฀o b. n. tŋisnya muri ŋis. ฀e฀eka฀ kalawan ฀o฀to฀sott apra฀ŋ umu฀ b ĕrĕŋta฀ huma฀sĕ฀ gĕlĕmbu฀ŋ adulu ฀ la Lem. 5v. 1.a wan balu฀ŋ ata ฀฀ak. kĕkĕlbĕk mrugĕgĕ฀ dulu฀ hepeg kakapek h ĕ฀klek hĕklek la฀ 85 b. kan kalawan ฀o฀฀o฀sott asra฀ŋ umu ฀ bĕbĕ฀ka฀ humma฀sĕ฀ g ĕgĕmbu฀ŋ adulu฀ lawan balu฀ŋ a 4.a tan ฀ak. kĕkĕblek. m฀gĕgĕ฀ dulu ฀ hepekk epek. hĕ฀klek h ĕ฀klek. lan usus. Ø je b. je ฀klek. kalawan. ganda฀wo ma ŋure bowo฀ŋ ana riŋ ayun ja ฀gitan umma฀sĕ฀ Lem. 7r. 1.a dulu ฀ hilu hilu [-]rare baja ฀ŋ aŋawe popoti฀ komara ฀฀฀kik.nya tumut kama b. n ฀anya hajĕli฀ buja฀nya jejega ฀ laweyan hanan฀a฀ ka ฀wu฀nya hajiglo฀ Ø heñcok huci 2.a hucinya hadulu ฀ ฀ŋĕn. kalawan kukuk bawil mijil ummas ĕ฀ cici ฀nya wurahan. baja฀ b. krek kabaru ฀ muntab ri฀ wijilira hasura gumuruh ha ฀gurumu฀ŋ a ฀฀but. datan sep maya usus. j ĕjĕ฀kle b. k kalawan kan฀a฀wo ma ŋurë bawo฀ŋ ana ri฀ ayun. ja ฀gita฀n uma฀se฀ dulu ฀ ilu ilu rare baja฀ŋ aŋawe ฀epe 2.a ti ฀ komara papa฀tiknya tumut. kama ฀฀a฀nya hanjili ฀ bugarnya jejegan laweyan. han ฀i฀ ka฀ ka฀wu฀nya ha b. j ĕglo฀ hencok huci hucinya hadulu ฀ ŋdĕŋĕn lawan kukuk bawi ฀ mijil. humasi฀ _naskah rusakcirnya wura ฀han. baja฀kĕrek kabaru ฀ 3.a muntab. ri wijili฀ basura gumuru ฀ hagurumu฀ŋ a ฀฀but. datan sep maŋagĕm ladi ฀ ba฀ama sum฀alannya sahha b. w ĕ฀u฀ nda yekama mawata ri฀ he ฀u meko฀ karanja ฀ lawan lima฀. samakte raragi ฀nya lawa talĕnan sujeni yge 4.a mm uwus. sam ฀un kapya ŋirup. hasura gumuru ฀ 86 3.a g ĕm. ladi฀ ba฀ama sum ฀ahanya saha wĕ฀u฀ Ø dan sekama mawata ri ฀ pa ฀e฀eko฀ b. karañja ฀ lawan. limas ฀amakte฀ raraginya lawan ta ฀[i]n sujenni yag ĕm uwusampu 4.a n. kapya ŋirup hasura gumuru฀ hanarumbul. hanuwul datan kewran sira sa ฀ bayu b. suta tumon. ras ĕksa kye฀ humas ĕ฀ Ø kan sa฀ sena wa฀wa฀ lumumpatt amupu ฀ ri฀ kayyan. Lem. 7v. 1.a tyasnya wuntu si ฀na si ฀ kapupu฀ ฀mmĕk kagĕrĕpĕk. ฀mpu hulunya pasa฀ syu฀ bras ฀a su b. ra yaksa si ฀na kaburu deni฀ sa฀ sena mupu ฀ hana len. maŋusi฀ malayya sasara 2.a n. lamumpatt ak ĕtĕran. ma฀ka tan umas ĕ฀ ta si karababu฀ lawan hanarumbun uwal. tan kewran sira sa ฀ bayu su ta tu b. mon. rasak ฀a kde฀ huma ฀sih ka sa฀ ฀e wa฀wa฀ lumum ฀at amupu฀ ri฀ kayyun. tyasnya wuntu si ฀na si฀ kapupu฀ Lem. 5v. 1.a ฀mĕk kagĕ฀pĕk. ฀m฀u_naskah rusak huluhnya pasa ฀ sya฀ bra฀฀a ฀ura yaksa si ฀na kaburu de฀ni฀ sa฀ sena mupu ฀ ha b. na len maŋusi฀ malayya sasaran lumum ฀at dakĕtĕran. o maŋka tan uma ฀sĕ฀ ta si karababu฀ la 2.a wan gana alit sire banehara si dramba kalawan si moha nu mma ŋsĕ฀ kalawan manasa sana tuwa ga b. na cab ĕra cabĕri ฀adaka sadiki ba฀uka bapuki kalika kaliku betapa betapik cana ฀aknya si 3.a k ĕdik pu฀ut ganu฀ sirëki sagara balik. 87 ganal a b. lit. sire ฀ banohara si drĕmba kalawan si moha nu ma ฀sĕ฀ kalawan manus 3.a sana tuwagana Ø cab ĕra cabĕri sadaka sadiki bahuka bahuki kalika kali b. ku betapa ฀etapi ca฀aka ca฀aki pu ฀ut ganu฀ sireki sagara balik. Ø wa ฀ĕn฀a 4.a wa ฀ĕn฀i si jajaka panas si lag ĕna si laġni samay. dulu฀ si lat ĕna si b. lat ĕni si nada panĕmpal panĕmpil maduga ฀ madugi฀ Ø si lĕ฀i si ba ฀i masĕŋi Lem. 8r. 1.a t uma ฀sĕ฀ si ฀ĕlek si ฀orek ma฀sĕ฀ saha kadga si gura ฀a฀ si logeya฀ si go b. ฀owo฀ si len฀a฀ si gaño฀ si balu ฀ kuni฀ Ø si tamba฀ŋ alaya ฀ si kanakawati ga 2.a la ฀ga lu฀gu฀ sire ra฀฀u _ _ naskah rusakn ฀a wa ฀ĕ฀฀i si jajaka panas. si lagĕ฀a si na b. gni samay. dulu ฀ si lantana si lati ฀ni si janada banim. pa฀anĕm฀il madugu ฀ madugi฀ si ฀ncisi si ban ฀i masĕ 4.a ŋit huma฀se฀ si ฀ĕrĕk si jerëk ma ฀se฀ saha kadga si garan฀a฀ lo ฀geya฀ si gon.฀owo฀ si b. kolenta ฀ si gaño฀ si balu฀ kuni ฀ si tamba฀ŋ alaya฀ si kanakawati gala ŋga฀ ġaluŋgu฀ sire฀ ra฀du pu Lem. 6r. 1.a gu ฀ lawa฀ buta mancak k ĕ฀ĕkkep dra wĕ฀ ragak regek kalawan si calonara ฀ kĕn฀il muŋil. b. kalawan si raga baja ฀ manjaŋa฀n acara ฀ si ketepe฀ reges. si ke ฀tana ka฀฀ana kulun.ja฀ walu ฀ sam฀u 2.a n pĕpĕk ha฀nu฀ŋ ara ฀ŋgya gumuru ฀ sigra kapya฀but hi฀ sa฀ 88 pugu ฀ lawan buta macak kĕ฀ĕkĕr w ĕ฀ regek. regek ka b. lawan si calo ฀nara฀ Ø kĕñ฀i฀ mu ŋil kalawan si raŋga baja฀ mañja ŋan cara฀ si kete 3.a pe ฀ reges. si ko฀ana ฀ana kulun. ฀u฀ walu฀ sampun pĕpĕk anu ŋsa฀ŋ asa฀gya b. gumuruh Ø sigra kapya ฀but hi฀ sa ฀ bayusuta hadukka฀ gurumu฀ manahut a ฀ŋĕmma฀ rugra 4.a g. wajanira siyu ฀ŋira tĕkĕl hana pu ฀gĕl puhĕ฀ pukpak. wajanya rampal. Ø data b. n kewran tyasira sa ฀ bayusuta sigra ma ฀sĕ฀ malĕs manĕkĕk. han ĕpak kesanya inu฀฀ Lem. 8v. 1.a sira ŋuntitakĕn tiba kasuliri ฀ ฀mĕk tandya฀ pja฀ ฀a฀anya ฀inu฀at. rana฀kab bina b. bak tubyan tik ĕl yata ppgat ta ŋanira griwanya pinĕgĕt hilat bayusuta andakku gurumu ฀ŋ anahut a ŋma b. ฀ rug.grag waja ŋira siya฀ŋira tikĕl.l ana pu฀geġ ฀uhĕ฀ puk฀uk. wajanya rampal datan kawran t ĕwas ฀ira sa฀ 3.a bayusuta sigra ma ฀sah ma฀ manĕkĕk ฀anĕpak. kesyanya hinu ฀ sira ฀i฀a ŋutĕtaken. tuba kasu b. liri ฀ ฀mĕk tan.dya pja฀ ฀a฀anya ฀inudut rinakabinubak. turyan tik ĕl. yata ppgat taŋa฀nira griwa 4.a nya pin ĕgĕt hilat mĕtu meled. huwa ฀nya sinem฀al w ĕtĕ฀nya dinuga฀ husu฀nya wuta ฀ _ _ naskah rusak ti b. ba kakubur i ฀ kulitnya si฀at. rurit higanya p ĕpĕs tiba kasidĕku฀ hawaknya m ฀kuku฀ malayya sasara฀ kaca Lem. 6v. 1.a ฀dak ฀inupu฀ de sa ฀ bayusuta lara pinanasan. bawrag ta ฀ yak฀a 89 m ĕtu meled. uwa฀nya sinĕ 2.a mpal w ĕtĕ฀nya dinuga฀ Ø hususnya wuta ฀ ya tiba katuba ฀i฀ kulitnya sisat. rujitt iganya b. p ĕpĕs tiba kasidĕku฀ hawaknya m ฀ku฀ku฀ malaya sasaran kacan ฀ak pinupu฀ Ø de sa฀ bayusuta 3.a lara pinanasan. haw ฀g ta฀ yaksa nulya rahin w ĕdi wirota jalu dagati kan kro b. da sa ฀ hya฀ maha berawi sira krorakrak. tulya glap. denni ฀ si ฀na raksĕk฀a sesa ma 4.a layu mawrinwrin ak ĕteran tanda ฀ ŋrik maŋuwu฀ ja฀a gimbalare lyi ฀ nira ŋruga meru ma ฀ b. s ĕ฀ sa฀ sena wa฀wa฀ hya฀ nini manik ĕp. kapy anahutt a ฀ŋĕmma฀ Ø muntab tejanika฀ bayuputra nulya rahina w ĕdi wiretap jale b. dagati o kan eda _ _ naskah rusak maha be ฀rawi sira mas ĕŋĕt. krura฀krak tulya glap. de ฀ni฀ si฀na rak฀a 2.a sa se฀a malayu mawrindrin ak ĕtĕran. tandra฀ ŋrik ma ŋuwu฀ ja฀a ja฀a gimbal laŋurë ldi ฀ nira ŋruga mëru mu฀ b. s ĕ฀ ฀a฀ sena wa฀wa฀ hya฀ nini manik ĕp. kapy anahutt aŋma฀ muntab. tejanika ฀ bayuputra murub lir su ฀yya ma฀ra 3.a snĕ nahan. hya ฀ nini këw฀an sira ma ฀฀eg. sena dadra kawu฀yyan . mya ฀ŋ ganya mukse฀ sasa฀ tika hila ฀ b. cipta฀ni฀ malya data฀ ฀p du ฀gastati matra rupa rumuwat si฀na ba ฀ari nini o waluya tĕmi฀ha฀n uma 4.a ldi ฀ kamarati฀ manurun wadana ฀nira ฀i฀ teja ldi ฀ ta฀ susĕdĕ฀ kumña฀ 90 Lem. 9r. 1.a murub. lyi ฀ surya mabra s ĕnĕ ฀nahan hya฀ nini kewran sira nu man ฀ĕg sena dadya kawu ฀ b. yan. mya ฀ ganyak se sasar ika hila ฀ cĕp ni muyya ฀atĕ฀ ฀p du ฀gastuti matra rupa rumuwat si ฀na 2.a ba ฀ari nini waluya tmahan uma lyi ฀ kamarati฀ manurun wadana ฀nira so฀ te b. ja lyi ฀ taŋ susĕ฀ĕ฀ kumĕña฀ kamukani ฀ŋ ima nipis araras arum manya ฀mu ฀mu liriŋe 3.a ฀yĕp. hajahitt alindri ya ñĕñĕpp amanis Ø romanya hatap awilis lyi ฀ rema b. ma ŋĕmmu gaŋga na฀sika฀ ruŋi฀ halu ŋid. la฀inya ma฀gis ka฀ŋat waja ฀nira sĕmu ฀o 4.a da lyi ฀ mutyara tanpa sama wuwusira halitt asri sasat. kokila mamañca Ø t ĕ฀gĕknya kamukani ŋ ima nipis. rara b. s. rumnya ฀mu ฀mu liri฀ŋ eŋ ฀yep. hajahit. lin฀rinn ya ñĕñĕp hamanis. remannya hatap hawi Lem. 7r. 1.a lis i ฀ rima ma ŋemu gaŋga na฀sika฀ ruŋi฀ halu ŋid la฀inya maŋgis ka฀ŋat waja ฀nira sĕmu ฀oda ldir mutya b. ra tan sasama wuwus ฀ira hanitt asri sak฀at kokila mamaca tg ĕknya ha ฀luŋ iŋ gadu฀ lumu฀ hararas. ya ta __naskah rusak 2.a wija ฀nira sĕmu d ĕ฀s kadi capa ฀mas฀ apĕs patinnya madya hararas g ĕmu฀ ldir ñu d ĕnta wiŋit. ma b. dya hadĕmitt arampi ฀ sak฀at. patram iŋas kaŋis. jaganya mag ĕ฀ŋ awilĕt. him฀e฀ kentaki mam ฀a฀ ri฀ 3.a wĕntis฀ ika malurus. him ฀ĕ฀ suteja kumĕnña฀ nipun ha฀ lakuniras ฀i wagĕd฀a sire฀ŋ ula฀ 91 b. ha ฀lu฀ŋ i฀ ga฀u฀ lumu฀ hararas. yen tinon wija ฀ŋira sĕmu d ĕ฀s kadi capa ฀mĕs฀ apĕs. Lem. 9v. 1.a pa ฀inya dyah araras g ĕmu฀ lyi฀ ñu dĕnta wiŋit madya ha ฀ĕmmitt arampi฀ sasat. pat฀m mi ŋis ke฀ b. ŋis. Ø haŋganya magĕŋ awi฀t. himp ĕr kentaki mamĕ฀a฀ ri฀ w ĕntis ika malurus. hi 2.a mp ĕr suteja kumña฀ nipuna he฀ lakuniras ฀i wagĕd. sire฀ŋ ula฀ ha ฀ganya pita maja b. mbet. lakunya hasama wi ฀t ta ŋe฀ yen carita ri nnanira hya฀ rati ฀ hika tuhu 3.a dibya ri ฀ŋ ayu hasca฀yan sira sa ฀ bayusuta tumon. ri฀ kahana ฀nira sa฀ hya฀ŋ apsa b. ri tan pa ฀li฀ sira sa฀ bayusuta l ĕgĕg. mulatt i฀ sira tuhu tan salah trusidi ti ŋa 4.a lira bayusuta h ĕni฀ hag.nyananira ha ŋgu b. nya pitam majambĕt lakunya ha ฀sama wi฀t. o taŋe฀ yan carita ri ฀ wa฀na฀nira hya฀ rati ฀ hika 4.a tuhu dibya ri ฀ŋ ayu hasca฀yan sira sa฀ bayusuta tumon. ri kahana ฀nira sa฀ hya ฀ baseri ta mya ฀ b. li฀ sira sa฀ bayusuta tg ĕg mulat i฀ sira tuhu datan sala฀ _ _naskah rusak trus ฀idi taŋali฀ bayusuta hni ฀ hagñana฀฀ira tuhu kra Lem. 7v. 1.a tawara na ฀li฀nya yura sira sigra mawuwu ฀ mawe฀ hanugraha sakti ma ฀wĕs ya gadga sinungakĕ b. n ri฀ sira sraji luyutt ika sakti pa ŋala฀ mya฀ wasa ฀nira banjinira tyas sinidikara sira tma ฀ juga lawan. 2.a ŋaranareki sira sinu ŋan. sarasa pali฀h aranya wkasan. 92 tuhu kratawara Ø na ฀li฀nyapsari sira sigra b. mawuwus. mawe ฀ hanugraha sakti ma[e ฀]wĕs ya gadgada sinu ฀ŋakĕn. ri฀ sira ha Lem. 10r. 1.a ji luyut ika sakti pa ŋala฀ mya฀ wasannira banda bindi ฀nira tyasinidikara ฀ira t ĕmma฀ b. juga lawan. ŋaranni฀reki sira sinu ŋan sarasa pali฀ harannya wkasan. 2.a bima ŋara฀nireki tan dya rumm ĕsĕp. ri฀ tayanira ta sa฀ bayusuta lawan gada b. nni ฀reki wahu i฀ŋaran. lohita wadana matya ฀ni muŋsu฀ sa฀ wat ĕk kurunata si฀na 3.a kaw ĕna฀ denira maga tan panut. krama hu ฀gyanya ŋapra฀ŋa ri฀ tgal. budi ra ฀rya b. saruni nirekki yayya tan lupa Ø nahan li ฀ nira sa฀ hya฀ bima ŋara฀nireki tan dya฀ b. rum ĕsĕp ri฀ taya฀nira ta sa฀ bayuputra lawan gada ฀nireki wahu hinaran. lohita wadana matyani musu ฀ ฀a฀ 3.a watĕk kurunata si ฀na kaw ĕna฀ de฀nira malawa tan ฀anut. krama hugyannya ŋapra฀ŋ ari฀ tgal. ฀u b. di ra฀rya saru ฀nireki yayya tan lupa nahan li ฀ nira sa฀ hya฀ mamawara฀ ri tlasira mawe ฀ ha tunas ata 4.a ndya ฀ musaka฀฀ wa ฀wa฀ sira marë฀ suralaya ma ฀ke฀ yya฀ŋ isyara sa฀ bima ttri kaso ฀ka ri taya ฀ni b. ka sawara ฀h ika surawadu laris lam ฀a฀hireki matuka muwah ri ฀ patapannira sa muniwara ŋra _ _ naskah rusak [Lem. 8r. 1.a pata ฀anya gĕgĕ฀ cara_ _ naskah rusak ŋrari฀ŋ imawa฀nira 93 mamawara ฀ ri฀ tlasira mawe฀ 4.a ha tunas atandya ฀ mu฀saka฀฀ wa ฀wa฀ sira mare฀ suralaya ma ฀ke฀ yya฀ŋ isyara sa฀ bimma b. kasoka ri ฀ taya nika฀ sawara฀ wara ฀ hika surawadu laris. lampa ฀hireki mantuka Lem. 10v. 1.a muwa ฀ ri฀ patapannira sa ฀ muniwara Ø harani ฀ patapanya gĕgĕ฀ carara฀ hiri ŋ imawa฀nira b. tawukan sa ฀ bima tka pi฀ikan ma ŋuŋa฀ bañjaran. ska฀ sĕkĕl pa ฀a ruru฀ sa฀ kuti tyasira 2.a titibra mana ŋis. hasambatnira tumuta sa ฀ lina hiŋanya ฀wu tisnani ฀ priyati tan. b. w ĕna฀ŋ umulat. hi฀ putra wkasan. iti ฀ kakawin sena ฀amakta tĕlasinurat. 3.a j ĕŋira sa฀ hya฀ giri dĕmmalu฀ tawukan sa ฀ bima ta ฀idikan. ri ma ŋuŋa฀ banja b. ran. ska฀ skĕg ฀a฀a raru฀ sa฀ ku฀ti tyas ฀ira titibra mana ŋis. hasambatnira tumutta sa ฀ lina hiŋanya ฀ 2.a wu tis.na ฀ni฀ priyati tan. wna ฀ŋ umulat. hi฀ putra wkasan o itih sena cu b. cu ฀atan. 94 iba ฀ ฀ayabya o฀ sri swaraswati ya nama syaha ฀ o฀ 4.3.3 Terbitan Teks Dengan Perbaikan dan Terjemahan Terbitan teks dengan perbaikan bacaan memungkinkan campur tangan peneliti sebagai pembaca sehingga teks dapat dipahami oleh peneliti. Terbitan teks dengan bacaan sebenarnya merupakan pengulangan edisi diplomatik dengan menghilangkan hambatan untuk pemahaman teks. Tujuan dari diterbikannya terbitan teks dengan bacaan adalah agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan mengerti isi dari teks itu sendiri, dan sebagai masukan perbaikan teks. Edisi kritis digunakan untuk menghasilkan terbitan dengan perbaikan. Edisi kritis menurut Robson 1994: 25, dipakai untuk membantu pembaca guna mengatasi berbagai kesulitan yang bersifat tekstual yang berkaitan dengan interpretasi pemahaman isi. Beberapa alasan penentuan KS1 sebagai naskah dasar yaitu naskah baik dan utuh, isinya lengkap, tulisannya jelas dan mudah dibaca, perbaikan teks dilakukan sebagai berikut: 1. Teks tidak dikembalikan ke dalam bentuk kakawin yang memperhatikan kaidah metrum baik dalam hal panjang- pendek vokal tetapi masih memperhatikan jumlah suku kata dalam tiap baris. Alasannya cara ini menghapus salah satu ciri naskah dan juga memunculkan permasalahan dari segi morfologi maupun filologis misal: griwanya harus memenuhi potongan ― ― ― harus diubah menjadi grīwanyā. Dalam 95 kaidah Jawa Kuna tidak ada imbuhan yang diberi tanda panjang, contoh lain pada pupuh 1 bait 1 kalimat: humyang swaraning pak ฀i dihitung hingga pak saja bila dihitung panjang pendeknya menjadi ― ― ― | È ― ― , menurut aturan Sārdulawikri฀ita potongan baris pertama dan kedua sebagai berikut: ― ― ― | È È ― . suku kata “ning” bertemu dengan dua konsonan yaitu “ng” dan “p” yang mengakibatkan suku kata “ning” dihitung panjang. Suku kata “ning” dalam kata “swaraning” tidak dapat diperbaiki karena sudah benar secara morfologis. Teks tetap dikembalikan dalam bentuk puisi yang terdiri dari empat baris dalam satu bait, pemenggalan baris didasarkan pada jumlah suku kata sama halnya dengan kakawin hanya saja tidak memperhatikan panjang pendek kata. Metrum atau potongan suku kata yang digunakan yaitu pupuh 1, Sārdulawikri฀ita, dengan potongan 19 suku kata; pupuh 2, Jagaddhita, Ragakusuma, Wahirat, Wwayirat, Kosala, dengan potongan 23 suku kata; pupuh 3, Sārdulawikri฀ita, dengan potongan 19 suku kata; pupuh 4, Jaloddhatagati, dengan potongan 12 suku kata; pupuh 5, Sārdulawikri฀ita, dengan potongan 19 suku kata; pupuh 6, Girisa, dengan potongan 18 suku kata; dan pupuh 7, Jagaddhita, Ragakusuma, Wahirat, Wwayirat, Kosala dengan potongan 23 suku kata. 96 2. Kata-kata tidak distandarisasikan berdasarkan Kamus Jawa Kuna–Indonesia Zoetmulder 1994. Hanya saja sebisa mungkin dipilih kata yang paling dekat dengan bahasa Jawa Kuna, dengan tetap mempertahankan kekhasan teks itu sendiri dan mempertahankan kata-kata yang “berbau” Jawa Baru dan Sunda. 3. Sistem transliterasi mengikuti sistem yang digunakan dalam terbitan teks Teeuw dan Robson 1981, ataupun terbitan Poerbatjaraka 1926 I. Kuntara Wiryamartana 1990 dengan mengganti huruf ฀ dan ŋ menjadi ng. 4. Sebagai bantuan untuk perbaikan bacaan digunakan transliterasi dari teks dalam terbitan ditandai dengan KS2. 5. Penyajian teks dengan perbaikan disajikan langsung dengan terjemahan dibawahnya agar mempermudah pembaca untuk langsung mengetahui isi cerita. 6. Perbaikan bacaan langsung dilakukan dalam teks, dalam catatan kaki memuat kata yang belum diperbaiki. Perbaikan bacaan belum mencapai tahap yang sempurna, dikarenakan masih minimnya pengetahuan tentang bahasa Jawa kuna, dan bahasa Jawa yang arkais. Perbaikan bacaan dapat dikatakan sebagai usulan bacaan untuk mempermudah orang lain untuk membaca dan memahami teks tersebut. 97 7. Terjemahan adalah pemindahan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Tujuannya untuk mempermudah pemahaman sehingga teks dapat dipahami oleh masyarakat luas Darusuprapta, 1984:9. Terjemahan didasarkan terbitan teks dengan bacaan. Sebisa mungkin terjemahan dilakukan kata per kata, namun guna memenuhi konteks kalimat terjemahan secara makna juga penting dilakukan agar lebih mudah untuk dipahami. Hal-hal yang berkaitan dengan keterangan mengenai terjemahan dicatat dalam catatan kaki, menjadi satu dengan keterangan perbaikan bacaan Terbitan Teks Dengan Perbaikan Bacaan dan Terjemahan Pupuh 1 O ฀ awiġnam astu nama sidi 1. ri ng sampunya liwat tikang jaladi ton tekang wana ngrit mag ĕng humyung swaraning 1 pak ฀i munya wurahan wre wandawa 2 srang humung kagyat se ฀ining kang wana kabarasat satwa mĕrgil 3 ing 4 suk ĕt mwang mong mababaran k ĕnasnya malayu mungsir rĕnĕk ing jurang Terjemahan 1 Dalam teks KS1 dan KS2 syarani ฀. 2 Dalam teks KS1 dan KS2 wan ฀aha. 3 Dalam teks KS1 dan KS2 mgil. 4 Dalam teks KS1 e dan KS2 e ฀. 98 O ฀. Semoga tidak ada rintangan 1. Sesudah melewati lautan, terlihatlah hutan belantara yang sulit untuk dimasuki. Ramai suara burung, kera dan teman-temannya bersaing membunyikan suara keras. Terkejut hewan seisi hutan, binatang lari berhamburan; tergopoh- gopoh masuk ke semak belukar dan juga harimau berhamburan. Binatang buruan lari ke rawa- rawa di jurang. 2. kañcilnya malayu rasenya kumucup la ฀฀ak kumĕtĕr ing guwa 5 gorawa amupul 6 jalestri kalawan goñjong wangkong 7 ang ĕ฀ap lwir 8 kilat lumarap malayw 9 asasaran jagra ya kasinggahan mwang 10 samsam malayu muni masahuran lesanya na 11 ring ayun Terjemahan 2. Kancil lari, musang mengerutkan badan, landak gemetar di dalam gua. Kancil saling memperhatikan berkumpul yang jantan dan betina, pantatnya yang merah berkelebet 5 Dalam teks kelebihan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 6 Dalam teks KS1 dan KS2 mapupul. 7 Dalam teks KS1 wako ฀ dan KS2 wa฀ko฀ 8 Dalam teks KS1 dan KS2 lyi ฀. 9 Dalam teks KS1 dan KS2 malayy. 10 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 11 Pengaruh Bahasa Sunda, anu, nu, na memiliki fungsi yang sama dengan yang dalam bahasa Indonesia. Pada naskah ini banyak sisipan nu, na, dan anu yang digunakan. Sebagian ada yang tidak dibaca dari bacaan untuk memenuhi jumlah suku kata sebagian tetap dipertahankan untuk memenuhi jumlah suku kata. Na, dapat berarti yang, demikianlah, lihat, dan jadi. 99 seperti kilat menyala, berlari berpencar waspada menjauh. Dan rusa berlari berbunyi bersahut-sahutan, tujuannya ke tanah yang terbuka. 3. kemp ĕr tyas sira sang narendra tanaya tan wrin kilyan lor kidul sirna sing kahawan t ฀nalata pgat kasarakat kedĕkan humyus angin ikang pracan ฀a gumuruh gur฀ita ta ng 12 sagara rug bras ฀a kayu 13 sol r ĕbah kapwa 14 rubuh s ĕmpal ta pangnya 15 papal Terjemahan 3. Seperti terbawa angin hati sang anak raja Sena, tidak tahu arah barat, utara, dan selatan. Hancur yang dilewati, rumput dan tanaman merambat patah, terinjak-ijak. Angin menderu, sangat hebat. Bergemuruh, berdentam samudra. Roboh, hacur, pohon-pohon tumbang, roboh, patah dahannya. 4. mwang tasik 16 kumucup 17 ri matsya maw ĕrĕh ombaknya mawalikan jong 18 palwa 19 kar ĕm ing samudra dening kang ryak 20 mag ĕng patya humyus 12 Dalam teks KS1 ta ฀ dan KS2 ka฀. 13 Dalam teks KS1 kayu dan KS2 kayu ฀. 14 Dalam teks KS1 dan KS2 kapya. 15 Dalam teks KS1 dan KS2 panya. 16 Dalam teks KS1 myasti dan KS2 mya ฀ tasik. 17 Dalam teks KS1 kumucuk dan KS2 kumucup. 18 Dalam teks KS1 jo dan KS2 jo ฀. 19 Dalam teks KS1 palya dan KS2 pelya ฀. 20 Dalam teks KS1 ryyat dan KS2 ryyak. 100 lin ฀u lwir 21 rubuheng wukirnya gumiwang braman ฀a ka฀฀ĕg rĕngat gur ฀ita 22 wat ĕking 23 suralaya 24 lawan gandarwa kapwa humung Terjemahan 4. Pula lautan menyerbu dengan ikan-ikannya ? tampak. Berbuih, ombaknya bergulung-gulung. Perahu, dan kapal tenggelam dilaut karena ombak besar menderu kencang. Gempa, bagaikan robohnya gunung, bergoncang dunia seolah- olah terhenti, terbelah. Riuh rendah golongan yang berdiam di Suralaya dan Gandarwa 25 membuat suara keras. 5. mwang dewa asa฀aran kabeh kĕtĕran 26 dening jagat kampita 27 sakra brahma lawan mahadewa gana sambu yama 28 komara mwang indra kowera narada hatumut maha ฀si sambat nira na 29 ngling hyang nilakan ฀a gadgada 30 r ĕngat dening suwenya lin฀u Terjemahan 21 Dalam teks KS1 dan KS2 lyir. 22 Dalam teks KS1 gu ฀nita dan KS2 gu฀nita฀. 2323 Dalam teks KS1 wat ĕkĕng dan KS2 watĕki฀. 24 Dalam teks KS1 suralaya dan KS2 yuralaya. 25 Mahluk setengah dewa. Dalam puisi epik sering digambarkan sebagai pemain musik atau penyanyi sorgawi, termasuk surga Indra dan ikut serta dalam peperangan. 26 Dalam teks KS1 kat ĕran dan KS2 kaktĕran. 27 Dalam teks KS1 kapita dan KS2 kampita. 28 Dalam teks KS1 sambu y. ma dan KS2 sambu yama. 29 Idem 11. 30 Dalam teks KS1 kadgada dan KS2 gadgada. 101 5. Dan para dewa cerai berai, gemetar karena dunia bergoncang. Dewa Sakra, Dewa Brahma, dan Mahadewa, Dewa Gana, Dewa Sambu, Dewa Yama dan Komara, dan Dewa Indra, Kuwera, Narada dan juga para Maha Resi mengeluh. Dewa berleher biru Siwa berkomentar gelisah: “Akan terbelah dunia ini karena lamanya gempa”. 6. nahan wacana sang narada mawarah wet bet nira ya teja 31 sena ngaranireki nguni kar ĕngĕ dulur ngaran pan฀awa mwang 32 purwa 33 nikana ng mapa dangunira 34 s ĕ฀ĕng yogeng 35 rasaksa mangkin dadya manusa sakti pangalah kemp ĕr ana ring alas Terjemahan 6. Begitulah kata Sang Narada memberi tahu sebab-sebab daya yang berapi- api, “Sena namanya, sudah lama terkenal sebagai saudara Pandawa dan juga awal mulanya itu sebab jika ada pertanyaanmu pada waktu itu disana ada raksasa yang sedang beryoga sekarang menjadi manusia sakti, yang mengalahkan bergetar ada di hutan.” 31 Dalam teks KS1 dan KS2 t ฀ja. 32 Dalam teks KS1 mwa ฀ dan KS2 mya฀. 33 Dalam teks KS1 dan KS2 pu ฀wya. 34 Dalam teks KS1 du ŋunira dan KS2 duka ŋuni. 35 Dalam teks KS1 yo dan KS2 yoge ฀ 102 7. nahan ling nira 36 sang narada mawarah hyang caturbuja sira mangkin hyang girinata mamrih uninga 37 saktinya 38 sena nguni nahan sadyanika 39 mamañcana 40 sira singa mangs ĕh 41 rwa 42 dulur lawan sang narada dadya singa kr ĕti galaknya tanpa pa฀a Terjemahan 7. Demikian kata Sang Narada memberi tahu pada Dewa Bertangan Empat Bathara Guru. Semakinlah Dewa Raja Gunung itu ingin mengetahui kesaktian Sena. Demikianlah rencananya “menguji Sena” ia Bathara Guru menjadi singa yang menyerang, berdua bersama-sama dengan Sang Narada, berlaku seperti singa yang galaknya tak tertandingi. 8. denya kang 43 lumihat sena ana baya singa mangs ĕh 44 sahasa 45 datan cumun ฀uk 46 mangusir ad ĕmak kapianahut angĕmah 47 36 Dalam teks KS1 nira ฀ dan KS2 nira. 37 Dalam teks KS1 huni ŋa dan KS2 hunaŋa. 38 Dalam teks KS1 saktinya dan KS2 usa sakti. 39 Dalam teks KS1 sadyanika dan KS2 sadyānikan. 40 Dalam teks KS1 mamañcan dan KS2 mamancana 41 Dalam teks KS1 dan KS2 mas ĕ฀. 42 Dalam teks KS1 dan KS2 rya. 43 Dalam teks KS1 danya ka dan KS2 danye kā. 44 Dalam teks KS1 mas ĕ฀ dan KS2 ma฀se฀ 45 Dalam teks KS1 sa ฀hasa dan KS2 sahaŋsa. Kelebihan satu suku kata, maka kata yan pada kalimat sena yan ana baya… tidak dibaca untuk memenuhi jumlah suku kata. 46 Dalam teks KS1 dan KS2 cumu ฀uk. 47 Kelebihan satu suku kata, maka kata dya ฀ KS1 ataupun kata dya KS2, pada kalimat datan dya ฀ cumuduk… tidak dibaca untuk memenuhi jumlah suku kata. 103 dhiramb ĕk 48 rasaksa sang narendra tanaya 49 tguh timbul nirbaya 50 kro ฀a 51 d ĕdĕl ing sang susena 52 manik ĕp singa data฀ iniwĕh Terjemahan 8. Ketika Sena melihat ada bahaya singa yang menyerang dengan ganas; ia tidak pergi berlindung. Singa berusaha menyerang, menggigit, meremukkan. Kuat seperti rasaksa, anak raja Sena kokoh, kebal, tidak takut menghantam, Sang Sena menangkap singa tanpa kesulitan. 9. griwanya tin ĕkĕk mukanya tinĕpak sampun kawĕnang kalih tandwa 53 murca 54 sakar ĕng sireki mĕsat ring kisma neng ambara 55 hadan 56 sigra malayu 57 ba ฀ara girinata mwang naradeng 58 wuri 59 nahan ling nira sang hyang iswara mareng sena saha nugraha Terjemahan 9. Tengkuknya singa dicekik, mukanya ditampar, kedua singa itu sudah dikuasai. 48 Dalam teks KS1 dan KS2 dirabb ĕk. 49 Dalam teks KS1 tanya dan KS2 tanayā฀. 50 Kelebihan satu suku kata, maka kata ni ฀ KS1 ataupun kata nira KS2, pada kalimat dirabbek ni ฀ rasaksa… tidak dibaca untuk memenuhi jumlah suku kata. 51 Dalam teks KS1 kroda dan KS2 kroda ฀. 52 Dalam teks KS1 su ฀sena dan KS2 susena. 53 Dalam teks KS1 dan KS2 tan ฀ya฀. 54 Dalam teks KS1 mu ฀ca dan KS2 mu฀. 55 Dalam teks KS1 ambara dan KS2 amahara. Kelebihan satu suku kata, maka kata nu, pada kalimat nu m ĕsat ri฀… tidak dibaca untuk memenuhi jumlah suku kata. 56 Dalam teks KS1 dan KS2 dan. Penyuntingan mengakibatkan kelebihan satu suku kata. 57 Dalam teks KS1 malyu dan KS2 maluy. 58 Dalam teks KS1 nade ฀ dan KS2 narade฀. 59 Kata nu, pada kalimat sigra nu malyu… tidak dibaca untuk memenuhi jumlah suku kata. 104 Tak berapa lama hilang kesadaran kedua singa itu sebentar, mereka berdua pergi dengan cepat dari tanah ke angkasa. Bersiap segera berlari Bathara Raja Gunung Dewa Siwa, dan Narada dibelakangnya. Demikian kata Dewa Iswara menghampiri Sena dan memberi anugrah. 10. wsyadi sinidikara sinungak ĕn samapta 60 teki ngaran mwang 61 ajinira singa nabda 62 ing 63 aran singa mamatra sira nahan narada sung w ĕsi alalawan hajinya singaraja lawan ara ฀ireki singa wirota samapta 64 teki huwus Terjemahan 10. Besi yang hebat diberi kekuatan magis, diberikan lengkap dengan namanya dan aji-aji singa yang mengaung suara singa yang bernama Singa Mamatra. Demikianlah Narada memberi senjata berupa besi bersama dengan aji-ajinya dengan nama raja singa. Dan namamu ini sekarang Singa Wirota. Sudah sempurnalah kini. 60 Dalam teks KS1 dan KS2 samakta. 61 Dalam teks KS1 mya ฀ dan KS2 maw฀. 62 Dalam teks KS1 nabda dan KS2 nabwa ŋ. 63 Dalam teks KS1 hi ฀ dan KS2 hin. 64 Dalam teks KS1 dan KS2 samakta. 105 11. maweh tunas sayanta yekinya makweh 65 ring 66 wurinira m ĕhah 67 lawan bibinire kayungyun 68 angajap 69 maw ĕrda nireng kakung 70 mwang 71 sanak tuwi h ĕnti 72 sira ling anangis tan ana kantuna 73 hant ĕnya 74 k ĕmbar asru pamancana ring bibi 75 lana w ĕrdaya Terjemahan 11. Dan lagi orang yang dituakan ? teman-temanmu, banyak yang tertinggal yang berkeluh kesah. Dan istrimu dengan penuh gairah berhasrat kuat berpengalaman terhadap laki-laki dan juga saudaramu menangis sejadi-jadinya, tanpa ada yang ketinggalan. Adikmu yang kembar giat membujuk hati yang terkasih terus menerus. Pupuh 2 1. ring 76 sampun mawarah sigra m ĕsat sira mulih mareng suralaya sang sena 77 65 Dalam teks KS1 make ฀ dan KS2 makwe฀. 66 Dalam teks KS1 ri ฀ dan KS2 ri. 67 Dalam teks KS1 dan KS2 me ŋa฀. 68 Dalam teks KS1 bibi ฀nire kayuyun dan KS2 bi฀i฀nireki yunyun. 69 Dalam teks KS1a ŋajap dan KS2 aŋaj฀p. 70 Dalam teks KS1 maw ฀da nire฀ kaku฀ dan KS2 maw฀da ni rekna ka฀. 71 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 72 Dalam teks tertulis h ĕn, kurang satu suku kata untuk memenuhi suku kata, hĕn disunting menjadi h ĕnti. 73 Dalam teks KS1 katuna dan KS2 kantuna. 74 Dalam teks KS1 hant ĕnya dan KS2 hajtĕnya. 75 Dalam teks KS1 dan KS2 bihi. 76 Dalam teks KS1 ri ฀ dan KS2 ri. 106 ring wurinira 78 kari kapap ĕgan 79 sawarah warah ring 80 sang hyang iswara 81 dan lampah 82 ring k ĕdĕh manĕkung 83 alara tyas sira 84 lumampah hagya mantuka 85 lampahnya lumaris tan ana tinolih tan kawarna 86 hawan amurang murang 87 Terjemahan 1. Sesudah memberi tahu segera mereka, dua dewa itu melesat pulang ke Suralaya. Sang Sena yang tertinggal bersusah hati atas pemberitahuan Dewa Iswara. Kemudian Sena pergi, terdorong berusaha dengan sungguh - sungguh. Hatinya sedih, segera pulanglah Sena. Perjalanannya tiada henti tak ada yang diperhatikan. Tak dilukiskan dijalan, berkelana dalam hutan belantara. 77 Dalam teks kelebihan satu suku kata, nu pada kalimat sigra nu m ĕsat sira nu mulih dan kata nya pada kata mawarahnya tidak dibaca untuk memenuhi ketentuan jumlah suku kata. 78 Dalam teks KS1 wurinira dan KS2 wurinya. 79 Dalam teks KS1 kapapgan dan KS2 kapgān. 80 Dalam teks KS1 dan KS2 ri ฀. 81 Dalam teks KS1 dan KS2 isyara. 82 Dalam teks KS1 dan KS2 lampuh. 83 Dalam teks KS1 man ĕku฀ dan KS2 maniku฀. 84 Dalam teks KS1 tyasira dan KS2 tnya ฀ sira. 85 Teks kurang satu suku kata, namun tidak perlu dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 86 Dalam teks KS1 kawa ฀฀na dan KS2 kahawĕri฀. 87 Dalam teks KS1 amurang murang dan KS2 murang murang. 107 2. prapteng lwah 88 sira silogangga hum ĕnĕng hana ri tpining 89 manahnya araras pan ฀an rangkang 90 aneng paras ฀amya 91 babar pu ฀ak ika kilusu 92 haneng watu kayw ahimba 93 ring tpinya rajasa suhun 94 s ĕkaring lahru 95 tibeng parung andul 96 kananga len surabi rinubung bramara liwran humung aneng 97 s ĕkar Terjemahan 2. Sampailah Sena di sungai Gangga, ia berhenti berdiam diri di tepi sungai hatinya terpesona. Pandan rangkang 98 ada di batu paras, 99 berhamburan bunganya itu layu dibatu. Kayu mimba 100 ada ditepi sungai, pohon rajasa 101 berhiaskan bunga pada musim kemarau ?, jatuh di jurang. Bunga andul 102 , 88 Dalam teks KS1 lwa ฀ dan KS2 lya฀. 89 Dalam teks KS1 tpini ฀ dan KS2 tpīnni. 90 Dalam teks KS1 ra ฀ka฀ŋ dan KS2 rakaŋ. 91 Dalam teks KS1 samya dan KS2 samyam. 92 Dalam teks KS1 kilusu ฀ dan KS2 gi฀lusu฀. 93 Dalam teks KS1 ahimba dan KS2 ah ĕba. 94 Dalam teks KS1 dan KS2 suwa ฀. 95 Dalam teks KS1 skari ฀ raruh dan KS2 ska฀ sisa susū฀. 96 Dalam teks KS1handul dan KS2 han ฀al. 97 Dalam teks KS1 ane ฀ dan KS2 lan na฀. 98 Nama jenis pandan. 99 Batu paras memiliki tekstur lebih halus dengan pilihan warna yang ada beragam mulai dari hijau, cokelat, putih, kuning. Sekarang batu paras digunakan sebagai bahan pembuatan patung ataupun lantai untuk mempercantik interior dan eksterior rumah. Penghasil kerajinan batu paras terbesar saat ini adalah Jogjakarta. 100 Jenis pohon Azadirachta indica, pohon ini memiliki multi fungsi, selai dikenal sebagai pestisida, bahan pupuk, bahan bangunan dan banyak ditanam untuk penghijauan, belakangan ini tanaman ini dikenal juga sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan. 101 Jenis pohon Elacocarpus speciousus yang memiliki bunga berwarna merah. 102 Idem. 108 bunga kenanga bunga-bunga lain berbau harum dikerumuni lebah yang mendengung di bunga. 3. manuk cinggaragat 103 muni masahuran hasyang awurahan hanengka 104 ring 105 tah ĕn 106 cucakrawa 107 maban ฀ung 108 ing cod anacad ri sang kokila kalangkyang 109 ing wana kagyat ฀ahana฀ing paksi mawurahan inggala 110 anamb ĕr 111 paksi tan 112 poli ฀ 113 kumlab 114 padapa dening 115 kang angin alon sawang i 116 t ĕngah ika dyah araras Terjemahan 3. Burung cinggaragat 117 berbunyi bersahut-sahutan riuh rendah di sana di pohon. Burung cucakrawa berbunyi bersama burung betet mengecam burung elang di hutan. 103 Dalam teks KS1 cigaragat dan KS2 c ĕ฀garagāt. 104 Dalam teks KS1 hane ฀ka dan KS2 haneknya. 105 Dalam teks KS1 ri ฀ dan KS2 ri. 106 Dalam teks kelebihan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 107 Dalam teks KS1 cucakrawa dan KS2 cukcakrawa. 108 Dalam teks KS1 maban ฀u฀ŋ dan KS2 maba฀cu฀ŋ. 109 Dalam teks KS1 dan KS2 kala ŋyann. 110 Dalam teks KS1 dyan i ฀gala dan KS2 denni w฀an. 111 Dalam teks KS1 nanamb ĕ฀ dan KS2 anambë฀. 112 Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 113 Dalam teks kelebihan satu suku kata, dyan pada kalimat mawurahan dyan i ฀gala tidak dibaca untuk memenuhi ketentuan jumlah suku kata. 114 Dalam teks KS1 kumlab dan KS2 kunlab. 115 Dalam teks KS1 denni ฀ dan KS2 denni. 116 Dalam teks KS1 sawa ŋi dan KS2 sawa฀ŋ iŋ. 117 Burung jenis gelatik timah. 109 Terkejut seluruh burung, kemudian membunyikan suara keras, kemudian elang segera menyambar burung namun tidak berhasil. Meliuk-liuk pohon terkena angin yang bertiup pelan, jika dilihat seperti pinggang wanita cantik. 4. sela 118 g ĕng 119 nu mungging t ĕngah ri 120 lwah 121 ika sawanga liman manj ĕrum ing 122 ranu mina g ĕng lumarap mamet ing mangsa 123 mina mangusi 124 masanggya asasaran 125 mwang 126 molih mangsa pakung 127 ika rin ĕbut dening lurusan ika sĕng galak len murti 128 mangubang ing 129 t ĕngah lwah 130 hadal ĕm ing manahnya kasr ĕpan hetu mĕ฀un 118 Dalam teks KS1 sela dan KS2 sena. 119 Dalam teks KS1 dan KS2 g ĕ. 120 Dalam teks KS1ri dan KS2 ri ฀. 121 Dalam teks KS1 dan KS2 lya ฀. 122 Dalam teks KS1 manj ĕrum i dan KS2 manjĕrum i฀. 123 Dalam teks KS1 i ฀ mwa฀sa dan KS2 i maŋsa. 124 Dalam teks KS1 ŋusi dan KS2 ŋu฀si. 125 Dalam teks KS1 dan KS2 sasaran. 126 Dalam teks KS1mya dan KS2 mya ฀. 127 Dalam teks KS1 mwa ฀sa paku฀ŋ dan KS2 maŋ฀a pākaŋ. 128 Dalam teks KS1mu ฀ti dan KS2 mu฀ti฀. 129 Dalam teks KS1i ฀ dan KS2 i. 130 Dalam teks KS1 dan KS2 lya ฀. 110 4a. mano ngrang ing 131 wagyut 132 humera ring dohaning sangkan driya 133 henggal prapta ring 134 t ĕpining kya sisihan tĕka ring wana pringga adbhuta 135 Terjemahan 4. Batu besar ada di tengah sungai, jika dilihat menyerupai gajah yang berkubang di danau. Ikan besar bergerak cepat mencari mangsa, ikan – ikan berlindung bergerombol ? dan memperoleh mangsa pakung udang itu berusaha mencapai aliran yang sedang deras?. yang lain berkubang ditengah sungai yang dalam, dihatinya takut-takut ketika turun ke sungai. 4a. Membandingkan gumuruh angin, yang menanti di kejauhan, harapannya agar sampai di tepi. Sampailah dia di samping hutan yang berbahaya dan lebat. Pupuh 3 131 Dalam teks KS1 ŋra฀ i฀ dan KS2 ra฀ i. 132 Dalam teks KS1 dan KS2 wayut. 133 Dalam teks KS1 draya dan KS2 driya. 134 Pada bait empat terdapat dua bait, yang bait keduanya tidak utuh atau hanya setengah bait dua baris. Hal ini juga terjadi pada teks KS2. Perbaikan tidak dilakukan karena jalan ceritanya utuh. Dalam teks kurang dua suku kata. 135 Dalam teks kurang enam suku kata. 111 1. sampun prapta sireng hawan asasaran 136 ring wana setra mag ĕng dukutnya mangamb ĕ luna krĕpa kandĕl linud ing simbar 137 samun 138 lawan r ĕngrĕng 139 makr ĕp kĕpuh wrĕk฀a lĕsĕs 140 karonya 141 bulu 142 mag ĕng 143 gurda mag ĕng maluhur 144 sakwehning 145 tah ĕ฀ ika 146 mah ĕb hasiho 147 Terjemahan 1. Sesudah tiba di jalan ia tersesat di daerah hutan rimba. Rumput memancarkan bau semerbak, lebat mendesak pakis- pakisan ? yang tidak lebat. Hujan turun deras, pohon kepuh, pohon l ĕsĕs, keduanya dan pohon bulu yang besar, beringin besar menjulang, sejumlah pohon rindang ceria. 2. yeka meh ratri 148 maya tunggang acala tinolih ri aruna s ĕnĕnya bhra lumrang hinaran ika yan hima lwir 149 kaludiran 136 Dalam teks KS1 pasasaran dan KS2 ฀asa฀aran. 137 Dalam teks KS1 dan KS2 simpar. 138 Dalam teks KS1samun dan KS2semun. 139 Dalam teks KS1 ฀฀฀ dan KS2 ra฀฀฀. 140 Dalam teks KS1l ĕsĕs dan KS2 ฀sis. 141 Dalam teks KS1 dan KS2 karoya. 142 Dalam teks KS1bulu dan KS2 bulya. 143 Dalam teks KS1 mag ĕ฀ dan KS2 mage. 144 Dalam teks KS1 gurda g ĕ maluhu฀ dan KS2 maluhu฀. 145 Dalam teks KS1 sakyeni ฀ dan KS2 sakwe฀ni฀. 146 Dalam teks KS1 ika dan KS2 i ฀ka. 147 Dalam teks tertulis g ĕ฀, kurang satu suku kata untuk memenuhi suku kata, gĕ฀ disunting menjadi mag ĕ฀. 148 Dalam teks KS1 dan KS2 latri. 149 Dalam teks KS1 dan KS2 lyi ฀. 112 r ĕrĕb kuwung kuwung teja riris alitnya widyut 150 saha ฀a฀it 151 par ĕng mwang 152 gagak gur ฀ita mawurahanya mangsa sawa humung Terjemahan 2. Hampir malam matahari samar-samar diatas gunung, sinarnya merah merata, dianggapnya kalau awan seperti terkena darah. Kabut tipis, pelangi, cahaya, gerimis kecil halilintar bersama dengan kilat, bersama dengan burung gagak bergema riuh rendah melahap bangkai dengan suara keras. 3. nihan 153 sawanya jrah ri t ĕpining wandira 154 makr ĕp hajajar 155 majajar g ĕng alit lagya dumulu wwang 156 hana len ta mangayah aglar ta ng ta ula sawa s ĕ฀ĕng basah ganda฀ira 157 mahangi amis gandanya duk kapala matumpang rambutnya mure mure 158 Terjemahan 3. Demikian, mayatnya terserak di pinggiran pohon beringin berjajar rapat, berjajar, besar kecil terus menerus memandang pada orang 150 Dalam teks KS1 dan KS2 widi. 151 Dalam teks KS1 widi ha ฀a฀it dan KS2 widi saha ฀a฀it. 152 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 153 Dalam teks KS1 dan KS2 niyan. 154 Dalam teks KS1 dan KS2 wanira. 155 Dalam teks kurang satu suku kata namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 156 Dalam teks KS1 dan KS2 wa ฀. 157 Dalam teks KS1 ganda ฀nira dan KS2 gan฀annya 158 Dalam teks KS1 mure mure dan KS2 mare mare. 113 melotot? yang lain acuh. Bangkai ular berserak sedang membusuk baunya busuk. berbau amis ketika kepala ditutupi rambut yang terjurai. 4. hangrĕs swaraning asu hangsyang 159 lawan wyagra 160 agung mawurahan 161 srang 162 mangsa r ĕbut mangsa 163 wahisa 164 mangan limpa daging lan ati 165 tahulanya rukseng minasaha 166 dening 167 sawaknya 168 rin ĕbut 169 asrang rin ĕbut dening kang 170 asu hajag 171 hana w ĕknya 172 malayu Terjemahan 4. Menimbulkan ngeri suara anjing menggonggong bersama suara harimau yang besar, riuh rendah saling menyerang, berebut mangsa kerbau kemudian dimakanlah limpa, daging dan hati kerbau. Tulangnya rusak dimangsa, karena seluruh badannya 159 Dalam teks KS1 dan KS2 hangsang. 160 Dalam teks KS1 dan KS2 wagra. 161 Dalam teks tertulis gu ฀, kurang satu suku kata untuk memenuhi suku kata, gu฀ disunting menjadi agu ฀. 162 Dalam teks KS1 hasra ฀ dan KS2 hasya฀. 163 Dalam teks KS1 hasra ฀ ma฀sa ฀but ma฀sa wahika dan KS2 hasya฀ ha฀฀but ma฀sa wahika. 164 Dalam teks KS1 dan KS2 wahika. 165 Dalam teks KS1 ma ŋan limpa dagi฀ lan ati dan KS2 maŋan limpa lan ati. Teks lebih satu suku kata, kata hasra ฀ disunting menjadi sra฀. 166 Dalam teks KS1 minisaya dan KS2 minasaya. 167 Dalam teks KS1 deni ฀ dan KS2 de฀ni. 168 Dalam teks KS1 dan KS2 saw ĕknya. 169 Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 170 Dalam teks KS1 hasra ฀ rinbut deni฀ ka฀ dan KS2 deni฀ ka฀. 171 Dalam teks KS1 hajag dan KS2 haja. 172 Dalam teks KS1 hana w ĕknya dan KS2 nawĕknya. 114 diperebutkan. Diserang diperebutkan oleh anjing hutan, ada babi lari. 5. hana wrĕk฀a magĕng winilĕt ika 173 ring banaspati kum ĕn฀ung kum ĕn฀ung tangkilnya 174 himp ĕr bujangga mati nonti 175 rodra wr ĕksa mag ĕng 176 winil ĕt watĕk 177 banaspati kurameyan kadbuta 178 kar ĕsrĕsning 179 kang 180 wwang 181 mulata ring sira tah ĕn tyas giri girin Terjemahan 5. Ada pohon besar dibelit oleh banaspati 182 , rimbun. Rimbun tunasnya seperti ular, mati, demikian tampaknya pohon besar lebat itu, dibelit oleh banaspati 183 yang banyak itu, mengerikan. Ngeri orang yang melihat padanya, mempesona yang menakutkan. 173 Dalam teks KS1 ika dan KS2 rika. 174 Dalam teks KS1 ta ฀kilnya dan KS2 takĕlnya. 175 Baca tinon. 176 Dalam teks KS1 dan KS2 g ĕ฀. 177 Dalam teks KS1 wat ĕk dan KS2 matek. 178 Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 179 Dalam teks KS1 k ฀s฀sni฀ dan KS2 ka฀s฀sni. 180 Dalam teks KS1 ka ฀ dan KS2 ta฀. 181 Dalam teks KS1 dan KS2 wya ฀. 182 Banaspati tergolong dalam demit atau setan yg paling menakutkan dalam wujud seperti terbalik atau terjatuh dengan kaki di udara dan berjalan dengan tangan, dengan mulut yg menganga berjalan berkelok-kelok dan menangkap dengan kepala api, semua yg ditemuinya atau dengan berjungkir balik menghantam korbannya kemudian dengan kedua bahu bersandarkan tanah mengisap darah korbannya. 183 Idem 175. 115 6. hing soring 184 wr ĕksa hĕb pakĕ฀ĕkan 185 ika rahnya rodra humili 186 angrok mwang 187 nanah wut tinub ri nunggi ing 188 nartunya 189 mangs ĕh 190 humili 191 man ĕsĕb ฀inggat garagasan 192 husus manglempr ĕt 193 mulur 194 pa ฀inya 195 mangrukseng mawor ludira dukut ri 196 kesa 197 mab ĕ฀ĕl 198 Terjemahan 6. Dibawah naungan pohon, bangkai yang dalam proses pembusukan darahnya mengalir hebat bercampur dengan nanah bercampur hebat memerah, menyebar kamana-mana, mengalir, menghisab belatung tak berdaging. Usus terpuruk, menjadi panjang kain penutup badannya. tulang kurus bercampur darah dan rumput dirambut yang rontok. 184 Dalam teks KS1 hi ฀ sori฀ dan KS2 hi sorrin. 185 Dalam teks KS1 pak ĕ฀ĕkan dan KS2 hatĕ฀kĕka฀. 186 Dalam teks KS1 humali ฀ dan KS2 humili. 187 Dalam teks KS1 ma ฀ dan KS2 mya฀. 188 Dalam teks KS1 ri nu ฀gi฀ dan KS2 ri nuŋi฀ 189 Dalam teks KS1 na ฀tunya dan KS2 ganartunnya. 190 Dalam teks KS1 ma ฀sĕ฀ dan KS2 ŋisi฀. 191 Dalam teks lebih satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 192 Dalam teks KS1 ฀i฀gat garagasan dan KS2 sigat karagasan. 193 Dalam teks KS1 ma ŋlemp฀t dan KS2 ma฀lemprak. 194 Dalam teks KS1 mulu ฀ dan KS2 muli฀. 195 Dalam teks KS1 pa ฀anya dan KS2 pajanya. 196 Dalam teks KS1 dan KS2 ri ฀. 197 Dalam teks KS1 kesa dan KS2 kesya. 198 Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 116 7. laris lampahi sang narendra tanaya lila ng 199 tyasnya 200 sinud 201 dat ĕng ring madyaning alas patiwaran setra sawa tap magĕlar datan jrih lumihat 202 sahana 203 war ฀aning kĕli kĕlik 204 ing ati sudira tumon sawa tap matumpang 205 lila tyasnya 206 ma ฀gĕh 207 Terjemahan 7. Perjalanan tiada henti, Sang Anak Raja Sena cerah hatinya, hormat. Sampai ditengah hutan Patiwaran, bentangan bangkai berjajar- jajar. Sena tidak gentar melihat semua penampilan yang menghanyutkan hati, dengan berani melihat bangkai yang berjajar bertumpang tindih, senang hatinya, mantap. 8. prapteng madyaning kang setra pakĕ฀ĕkan 208 ratri 209 kawan ฀a 210 p ĕtĕng 199 Dalam teks KS1 lila ฀ dan KS2 lila. 200 Dalam teks KS1 tyasnya dan KS2 tnyas. 201 Dalam teks KS1 dan KS2 surusud. Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 202 Dalam teks KS1 dan KS2 lumiyat. 203 Dalam teks KS1 sahana dan KS2 sahena. 204 Dalam teks KS1 keli kelik dan KS2 kelik kelik. 205 Dalam teks KS1 matumpa ฀ dan KS2 matuha. 206 Dalam teks KS1 tyasnya dan KS2 tnyasnya. 207 Dalam teks KS1 dan KS2 mag ĕ฀. Dalam teks kurang dua suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 208 Dalam teks KS1 pak ĕ฀ĕkan dan KS2 he฀ĕkan. 209 Dalam teks KS1 dan KS2 latri. 210 Dalam teks KS1 dan KS2 awan ฀a. 117 munya gya 211 kutupuk 212 kuwongnya sahuran ฀ĕngĕn 213 dares b ĕbĕluk walangkrik muni ratri 214 walang kamanak kinj ĕng tangisnya humung kunang kunang humur maba ฀฀ung apupul lwir 215 bahni 216 muntab murub 217 8a. magu ฀ 218 lwir 219 rubuheng kapwa 220 pangnya mingguh 221 rwan 222 ruru 223 ring buntala 224 lumrang teja nikang p ĕtĕng dadi hudan gĕlapnya liwĕran humung 225 Terjemahan 8. Sampai ditengah kuburan, bangkai basah itu, malam hari terang dan gelap. Segera berbunyi burung hantu, kuwong 226 bersahut-sahutan hantu d ĕngĕn 227 , dares 228 berteriak. 211 Dalam teks KS1 gya dan KS2 gyat. 212 Dalam teks KS1 kutupuk dan KS2 kukupuk. 213 Dalam teks KS1 dengan dan KS2 dangan. 214 Dalam teks KS1 dan KS2 yatri. 215 Dalam teks KS1 apupu lwir dan KS2 apu ฀ul ldi฀ 216 Dalam teks KS1 dan KS2 ba ฀ni฀. 217 Dalam teks KS1 murub dan KS2 muru ฀. 218 Dalam teks KS1 megu ฀ dan KS2 mage฀. 219 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 220 Dalam teks KS1 dan KS2 kapya. 221 Dalam teks KS1 mi ฀gu฀ dan KS2 migu฀ 222 Dalam teks KS1 dan KS2 ryan. 223 Dalam teks KS1 ruryan dan KS2 rurya. 224 Pada bait delapan terdapat dua bait, yang bait keduanya tidak utuh atau hanya setengah bait dua baris. Hal ini juga terjadi pada teks KS2. Perbaikan tidak dilakukan karena jalan cerita utuh. 225 Dalam teks lebih satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 226 Kuwong adalah salah satu jenis burung elang malam. 227 ฀ĕngĕn adalah setan atau demit pengganggu yang berbentuk asap, merasuki tubuh manusia yg kemudian meninggalkan benih penyakit dalam tubuh.. Penampakan penyakitnya adalah adanya benjolan pada kulit, pada perut dan lain-lain, dapat dilihat seperti pada beri-beri, busung lapar, dan lain-lain. Dia juga penyebab dari sakit tulang dan sendi juga pada reumatik. Dapat dipahami kalau dia sangat ditakuti, kadang dinyalakan dupa untuk mengusirnya pada waktu tertentu. 228 Burung hantu strix javanica. 118 Jangkrik berbunyi malam belalang kamanak 229 . Kinjeng tangis berdengung. Kunang - kunang berterbangan gerombol seperti api yang menyala 8a. bergerak-gerak, seperti robohnya dahan, dahan bergerak-gerak, daun-daun rontok ke tanah. Merata sinar kegelapan menjadi hujan, kilatnya berseliweran, berdentam. 9. yeka sak ฀umawuh 230 hudan mak ĕcĕhan 231 rah maksya 232 lawan usus kawada 233 mangig ĕl mananggungi sawa hulunya na 234 ring ayun 235 mwang 236 ta 237 ras ĕksa sahasa ngrubungi 238 sang ฀atang saha ba฀ama haj ĕlĕl ndhĕpaplang 239 mangid ĕri 240 lawan sabdanya 241 ngak ĕn 242 g ĕlap Terjemahan 229 Kamanak temasuk dalam golongan serangga. 230 Dalam teks KS1 ฀umawu฀ dan KS2 ฀umamawa฀. 231 Dalam teks KS1 mak ĕcĕh฀han dan KS2 makejehan. 232 Dalam teks KS1 dan KS2 masya. 233 Dalam teks KS1 kawada dan KS2 kawanba. 234 Pengaruh Bahasa Sunda; anu, nu, na memiliki fungsi yang sama dengan yang dalam bahasa Indonesia. Pada naskah ini banyak sisipan nu, na, dan anu yang digunakan. Sebagian ada yang tidak dibaca dari bacaan untuk memenuhi jumlah suku kata sebagian tetap dipertahankan untuk memenuhi jumlah suku kata. Na, dapat berarti yang, demikianlah, lihat, dan jadi. 235 Dalam teks KS1 ayun dan KS2 ayan. 236 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 237 Dalam teks KS1 ta dan KS2 ta ฀. 238 Dalam teks KS1 sahasa ŋrubu฀ŋi dan KS2 saha haŋrabuŋi. 239 Dalam teks KS 1 tka bapang dan KS2 tka bapan. 240 Dalam teks KS1 ma ŋidĕri dan KS2 mya฀ŋ idĕri. 241 Dalam teks KS1 sabdanya dan KS2 nab ฀annya. 242 Dalam teks KS1 ŋaken dan KS2 ha฀gĕn. 119 9. Demikian cerai berai turun hujan lebat sekali. Hantu Darah, hantu daging dan hantu usus 243 menghalangi, bergeliat geliut membawa mayat, kepalanya di depan. Dan juga rasaksa menyerang dengan ganas mengelilingi dia yang datang dengan membawa parang. Penuh sesak, membentangkan kedua tangannya, mengelilingi suaranya seperti petir. 10. haneki manibeng sakeng griwa 244 mag ĕng hana sumungsang 245 mangs ĕh mata bang maw ĕlu tutuk mangah mangah rambutnya 246 wrah humure mwang 247 tang kum ĕrab ikang kamangmang i luhuring 248 kaywan 249 mabra sinang 250 mangkrik 251 tang swaraning 252 banaspati lawan danawa ban ฀alungan 253 . Terjemahan 243 Hantu usus, berwujud sebagai masa atau benjolan yg tidak jelas dan terikat atau lengket satu sama lain. Dengan usus yg bergerak-gerak, dan kadang tampak seperti luka yg menjijikan dengan usus keluar menggantung di perut. Hantu ini akan menampakkan diri dan mengganggu manusia ataupun hewan, korbannya akan menjadi sekarat dan tidak lepas dari penyakit berat setelah dihantui. 244 Dalam teks KS1 gripa dan KS2 teks rusak. 245 Dalam teks KS1 sumusang dan KS2 sumasa ฀. 246 Dalam teks KS1 rambutnya dan KS2 rembutnya 247 Dalam teks KS1 mya dan KS2 mya ฀. 248 Dalam teks KS1 luhu ฀ri฀ dan KS2 luhu฀ri. 249 Dalam teks KS1 dan KS2 kayyan. 250 Dalam teks kelebihan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 251 Dalam teks KS1 ma ฀ŋrik dan KS2 mya฀ŋrik. 252 Dalam teks KS1 dan KS2 syara ฀ning. 253 Dalam teks KS1 ban ฀alungan dan KS2 ma฀฀aluŋan. 120 10. Ada yang jatuh dari tengkuk, besar. Ada yang dengan posisi terbalik sungsang menyerbu matanya merah, membelalak, mulutnya terlihat merah, rambutnya berkibar, berjurai dan tergerai. Hantu Kamangmang hantu kepala 254 di atas pohon menyala, bersinar-sinar. Berbunyi nyaring suara Hantu Banaspati 255 dan Rasaksa Bandalungan. 11. kuran฀a 256 kalawan wewe 257 hañja hañja sirah lawan w ĕwĕ฀on t ĕngisnya muringis ฀e฀ekan kalawan ฀ong฀ongsot asrang 258 humung b ĕbĕngkah humangsĕh gĕgĕmbung adulur lawan balung atan฀ak k ĕkĕblĕk 259 m ĕrgĕgĕh dulur hepek epek 260 h ĕngklek he฀klek lan usus Terjemahan 254 Hantu kamamang: menampakan diri sebagai seorang yang besar, keluar dan kembali dalam wujud sinar bola api terutama di malam-malam gelap, di rawa-rawa atau di lapangan terbuka. Orang yang melihatnya bisa kaget dan shock karena ketakutan. 255 Banaspati tergolong dalam demit atau setan yg paling menakutkan dalam wujud seperti terbalik atau terjatuh dengan kaki di udara dan berjalan dengan tangan, dengan mulut yg menganga berjalan berkelok-kelok dan menangkap dengan kepala api, semua yg ditemuinya atau dengan berjungkir balik menghantam korbannya kemudian dengan kedua bahu bersandarkan tanah mengisap darah korbannya. 256 Dalam teks KS1 kuran ฀a dan KS2 kure฀฀a. 257 Dalam teks KS1 wewe dan KS2 dewa. 258 Dalam teks KS1 asrang dan KS2 aprang. 259 Dalam teks KS1 k ĕkĕblĕk dan KS2 kĕkĕlbĕk. 260 Dalam teks KS1 hepek epek dan KS2 hepeg kakapek. 121 11. Hantu Kuranda bersama Wewe 261 , Hantu Hanja-hanja sirah 262 dan Hantu W ĕ฀on 263 , Hantu T ĕngis meringis. Hantu Tetekan 264 bersama Hantu Tongtongsot menyerang membuat suara keras, Hantu Bebengkah menyebar, Hantu Gegembung beriringan dengan Hantu Balung menari-nari. Hantu k ĕkĕblĕk 265 tidak bergerak diikuti dengan hantu epek- epek, hantu hengklek-hengklek dan hantu usus 266 . 261 Wewe adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. Bila mereka telah sadar, wewe akan mengembalikan anaknya. Dalam budaya Jawa, wewe diistilahkan hantu yang mirip manusia, sangat mengerikan dengan taring, baju compang-camping dan rambut serta kuku panjang tidak terawat. Biasanya wewe, melakukan aksinya pada saat menjelang Maghrib. Orang yang diculik wewe tidak tahu, karena wewe merubah dirinya menjadi saudara atau kakak, adik, orang tua dan siapa saja yang dikenal si korban. 262 Hantu anja - anja sirah masuk dalam golongan hantu darah, berwujud manusia, yg menghisap darah orang yg sedang tidur. Dimana dapat menyebabkan penyakit serius atau memar pada kulit yg dihisap. Terkadang dapat menyebabkan kematian maka tampak sekujur tubuh memar-memar. Dalam hal ini orang Jawa menyebutnya dilat anja-anja atau dijilat oleh anja-anja. 263 Hantu wedon: hantu ini mampak seperti sekelebat putih pita putih, biasanya menampakkan diri ditempat yang sepi atau kadang berbaring diseberang jalan. Biasanya orang menyebut setan ini dengan nama pocong. 264 Hantu tek-tek atau tek-tek-an: setan ini berkeliaran, dengan membawa tulang dan membawa mainan berupa kerincingan. Setan ini berbahaya terutama bagi ibu dan bayinya, karena setan ini dapat membawa penyakit serius atau kejang. Ia tidak berbentuk karena yang datang hanya bayanggannya. Untuk menangkal kedatangan setan ini biasanya ibu-ibu menuruh pisau ataupun duri-duri tajam dari duri pandan yang ditaruh dibawah tempat tidur ataupun ditanam di sekirat rumah ataupun digantung. 265 Hantu keblek dikenal sebagai setan udara kecil, dalam wujud manusia mempunyai tangan dan kaki kecil, dengan perut yang besar dan menggantung. Pada saat dia muncul diudara menyebabkan suara tepukan berulang-ulang, terdengar seperti ucapan keblek. Dia sangat pintar dan jenius yg tidak pernah datang kebumi untuk mengganggu manusia. Ada yg menuliskan bahwa dia adalah hantu pelindung yg baik. 266 Hantu usus, berwujud sebagai masa atau benjolan yg tidak jelas dan terikat atau lengket satu sama lain. Dengan usus yg bergerak-gerak, dan kadang tampak seperti luka yg menjijikan dengan usus keluar menggantung di perut. Hantu ini akan menampakkan diri dan mengganggu manusi ataupun hewan, korbannya akan menjadi sekarat dan tidak lepas dari penyakit berat setelah dihantui. 122 12. jejengklek kalawan gandarwo 267 mangure bowong 268 ana ring ayun janggitan humangs ĕh dulur hilu hilu rare bajang angawe popoting 269 komara r ĕrĕngkiknya 270 tumut kaman ฀anya hajĕlih 271 bugarnya 272 jejegang laweyan hanantang kal ĕwungnya hajiglong Terjemahan 12. Hantu jejengklek bersama genderwo 273 mengurai rambutnya, hantu- hantu dan harimau ada di depan, hantu janggitan 274 tidak bergerak diikuti dengan ilu-ilu dan Anak bajang yang melambai-lambai, hantu popoting komara tali pusar ? hantu rerengkik turut kamandanya berteriak, berhamburan, hantu batang tubuh tanpa kepala menantang, rongga tubunya berceruk. 267 Dalam teks KS1 ganda ฀wo dan KS2 kan฀a฀wo. 268 Dalam teks KS1 bowo ฀ dan KS2 bawo฀. 269 Dalam teks KS1 popoti ฀ dan KS2 ฀epeti฀. 270 Dalam teks KS1 ฀฀฀kiknya dan KS2 papa฀tiknya. 271 Dalam teks KS1 haj ĕli฀ dan KS2 hajili฀. 272 Dalam teks KS1 buja ฀nya dan KS2 bugarnya. 273 Genderuwo adalah makhluk halus yang berwujud manusia bertubuh besar dan kekar dengan rambut lebat menutupi tubuh. Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat di Pulau Jawa orang Sunda menyebutnya gandaruwo dan orang Jawa menyebutnya gendruwo. Habitat hunian kegemarannya adalah pohon besar teduh atau sudut-sudut yang lembab dan gelap. Makhluk ini dilaporkan dapat berkomunikasi dengan manusia dan juga bisa menyukai manusia. Cerita- cerita misteri menyebutkan kalau genderuwo dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seseorang. Menurut cerita pula, genderuwo hanyalah berkelamin pria dan dapat menghamili perempuan, bahkan menghasilkan keturunan dari hubungan itu. Asal-usul genderuwo dikatakan berasal dari arwah orang meninggal yang belum mau naik ke akhirat. Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa terganggu. 274 Hantu janggitan: berbentuk seperti hewan berkaki empat dan reptil, biasanya mereka akan menggangku pertapa tapun pemburu yang masuk kehutan. Hantu ini tidak terlalu berbahaya. Biasanya mereka akan menyerupai binatang buruan. Mereka akan membuat pertapa ataupun pemburu tersesat dihutan. Mereka digolongkan dalam hantu taman. 123 13. heñcok huci hucinya hadulur ฀ĕngĕn kalawan 275 kukuk bawil 276 mijil humangs ĕh 277 cicinya 278 wurahan bajangkrek kabarung muntab ring wijilira 279 hasurak 280 gumuruh hangguru humung 281 angr ĕbut datan sep mangag ĕm 282 lading ba ฀ama sum ฀ahanya saha wĕ฀ung Terjemahan 13. Hencok, Huci-huci beriringan dengan Dĕngĕn 283 dan Kukuk bawil. Keluar menyerang, burung kecil beramai-ramai. Bajangkrek 284 berbunyi bersama-sama, naik kemarahan yang berkobar munculnya bersorak gumuruh menderu menyerang dari segala sisi secara bersama-sama dengan tanpa aturan menggunakan pisau, parang berkilat-kilat dan kapak lebar. 275 Dalam teks KS1 kalawan dan KS2 lawan. 276 Dalam teks KS1 kukuk bawil dan KS2 kukuk bawi ฀. 277 Dalam teks KS1 umma ฀sĕ฀ dan KS2 humasi฀. 278 Dalam teks KS1 dan KS2 cici ฀nya. 279 Dalam teks KS1 wijilira dan KS2 wijili ฀. 280 Dalam teks KS1 hasura dan KS2 basura. 281 Dalam teks KS1 ha ฀gurumu฀ dan KS2 hagurumu฀. 282 Dalam teks KS1 mayag ĕm dan KS2 maŋagĕm. 283 ฀ĕngĕn adalah setan atau demit pengganggu yang berbentuk asap, merasuki tubuh manusia yg kemudian meninggalkan benih penyakit dalam tubuh.. Penampakan penyakitnya adalah adanya benjolan pada kulit, pada perut dan lain-lain, dapat dilihat seperti pada beri-beri, busung lapar, dan lain-lain. Dia juga penyebab dari sakit tulang dan sendi juga pada reumatik. Dapat dipahami kalau dia sangat ditakuti, kadang dinyalakan dupa untuk mengusirnya pada waktu tertentu. 284 Bajangkrek atau dikenal dengan nama Hantu bajag-angkrik adalah setan hutan kecil, datang dalam bentuk anak-anak yang selalu menunjukkan bersama-sama dalam kelompok. Mereka akan menakut-nakuti orang yang melihatnya dengan sikap mengancam. Jika mereka tidak berhasil, maka mereka menghilang, beberapa mil lebih jauh. Mereka akan terus berjalan sendiri di hutan selalu di depan tanpa menyakiti manusia. 124 14. dan sakama 285 mawwata 286 ring pa ฀e฀ekor 287 karañjang lawan limas ฀amakteng raraginya lawan talĕnan 288 sujeni hag ĕm 289 uwus sampun kapyangirup hasurak 290 gumuruh hanarumbul 291 hanuwul 292 datan 293 kewran sira sang bayusuta tumon ras ĕksa 294 kweh 295 humangs ĕh 296 Terjemahan 14. Dengan penuh nafsu muncul pa฀e฀ekor 297 , keranjang dan selendang, tersedia pula keranjang anyaman dan talenan, lidi semat yang sudah dipakai. sudah menyerang, bersorak gemuruh menyerang ramai-ramai, menusuk. Tidak takut dia Sang anak Bayu Sena melihat raksasa dalam jumlah banyak yang mengerumuni. 285 Dalam teks KS1 dan sekama dan KS2 nda yekama. 286 Dalam teks KS1 dan KS2 mawata. 287 Dalam teks KS1 pa ฀e฀eko฀ dan KS2 hetumeko฀. 288 Dalam teks KS1 ta ฀n dan KS2 talĕnan 289 Dalam teks KS1 yag ĕm dan KS2 ygemm. 290 Dalam teks KS1 dan KS2 hasura. 291 Dalam teks KS1 hanarumbul dan KS2 hanaeumbu ฀ 292 Dalam teks KS1 hanuwal dan KS2 uwal. 293 Dalam teks KS1 datan dan KS2 tan. 294 Dalam teks KS1 ras ĕksa dan KS2 rasak฀a. 295 Dalam teks KS1 kye ฀ dan KS2 kde฀. 296 Dalam teks KS1 humas ĕ฀ dan KS2 huma฀si฀. Kelebihan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena sudah benar secara bahasa. 297 Semacam takir ?, daun yang dibentuk tertentu yang disemat dengan lidi. Biasanya dipakai untuk tempat sesaji atau makan pada saat selamatan. Penggunaan takir hingga sekarang masih dipertahankan dibeberapa daerah seperti bali dan sebagian masyarakat Jawa. 125 15. kan sang sena wangwang lumumpat amupuh ring kaywan 298 tyasnya wuntu sirna sing kapupuh r ĕmĕk kagĕrĕpĕk rĕmpu hulunya pasah syuh 299 bras ฀a sura yaksa sirna kaburu dening sang sena mupuh hana len mangusir malaywa sasaran lumumpat ak ĕtĕran 300 Terjemahan 15. Sang Sena segera melompat memukul pohon. Hatinya mampat. Hilang yang dipukul, hancur lebur, berkeping-keping akarnya terpisah. Rusak hancur para Sura, Yaksa musnah oleh Sang Sena yang memukul. Ada yang lain, pergi berlari berpencar melompat terhuyung- huyung. Pupuh 4 1. mangka tan humangsĕh 301 ta si karababung lawan ganal 302 alit sireng 303 manohara 304 298 Dalam teks KS1 kayyan dan KS2 kayyun. 299 Dalam teks KS1 syu ฀ dan KS2 sya฀. 300 Dalam teks KS1 ak ĕtĕran dan KS2 dakĕtĕran. 301 Dalam teks KS1 umas ĕ฀ dan KS2 uma฀sĕ฀ 302 Dalam teks KS1 ganal dan KS2 gana. 303 Dalam teks KS1 sire ฀ dan KS2 sire. 304 Dalam teks KS1 banohara dan KS2 banehara. 126 si drembaka lawan si moha nu 305 mangs ĕh kalawan manusa 306 ana tuhagana 307 Terjemahan 1. Demikianlah tidak mengeroyok Si Karababung bersama dengan Ganal alit dan dia Manohara. Si Drembaka bersama dengan Si Moha yang menyerang bersama dengan manusia ada terus menerus. 2. cabĕra cabĕri sadaka sadiki bahuka bahuki 308 kalika kaliku batapa ฀etapi 309 ca ฀aka ca฀aki 310 pu ฀ut gunung sireki sagara balik Terjemahan 2. Cabera, Caberi, Sadaka, Sadiki, Bahuka, Bahuki, Kalika, Kaliku, Betapa, Betapi, Cadaka, Cadaki, pertapa gunung mereka semua seperti serangan samudra yang berbalik. 305 Pengaruh Bahasa Sunda, anu, nu, na memiliki fungsi yang sama dengan yang dalam bahasa Indonesia. Pada naskah ini banyak sisipan nu, na, dan anu yang digunakan. Sebagian ada yang tidak dibaca dari bacaan untuk memenuhi jumlah suku kata sebagian tetap dipertahankan untuk memenuhi jumlah suku kata. 306 Dalam teks KS1 manusa dan KS2 manasa. 307 Dalam teks KS1 dan KS2 tuwagana. 308 Dalam teks KS1 bahuka bahuki dan KS2 ba ฀uka bapuki. 309 Dalam teks KS1 batapa ฀etapi dan KS2 betapa betapik. 310 Dalam teks KS1 ca ฀aka ca฀aki dan KS2 canadaknya si kĕdik. 127 3. wa฀ĕn฀a wa฀ĕn฀i si jajaka panas si lag ĕna si laġĕni 311 samya 312 dulur si lat ĕna si latĕni 313 si janada 314 pan ĕmpal panĕmpil 315 madugang maduging 316 Terjemahan 3. Wadĕnda, Wadĕndi, Si Jajaka panas, Si Lag ĕna, dan Si Lagĕni beriringan. Si Lat ĕna, Si Latĕni Si, Janada, Pan ĕmpal, Panĕmpil, Madugang, Maduging. 4. si lĕ฀i si ba฀i 317 mas ĕngit humangsĕh si ฀ĕlek si ฀orek 318 mangs ĕh saha kadga si gura ฀ah 319 si logeyah si go ฀owor 320 si kolen ฀ang 321 si gañong si balung kuning Terjemahan 4. Si Lĕdi, Si Badi dengan geram menyerang. Si D ĕlek, Si Torĕk, menyerbu dengan pedang. 311 Dalam teks KS1 sila ġĕni dan KS2 si nagni. 312 Dalam teks KS1 dan KS2 samay. 313 Dalam teks KS1 si lat ĕna si latĕni dan KS2 si lantana si la฀ntini. 314 Dalam teks KS1 si nada dan KS2 si janada. 315 Dalam teks KS1 pan ĕmpal panĕmpi dan KS2 banim pa฀anĕmpil. 316 Dalam teks KS1 maduga ฀ madugi฀ dan KS2 madugu฀ madugi฀. 317 Dalam teks KS1 si l ĕ฀i si ba฀i dan KS2 si ฀ncisi si ban฀i. 318 Dalam teks KS1 si ฀ĕlek si ฀orek dan KS2 si dĕrĕk si jerëk. 319 Dalam teks KS1 si gura ฀a฀ dan KS2 si garan฀a฀. 320 Dalam teks KS1 si logeya ฀ si go฀owor dan KS2 si lo฀geya฀ si gon฀owo฀. 321 Dalam teks KS1 si len ฀a฀ dan KS2 si kolenta฀. 128 Si Guradah, Si Logeyah, Si Godowor, Si Kolentang, Si Ganyong, Si Balung Kuning, 5. si tambang alayar si kanakawati galanggang galunggung 322 sireng 323 rang ฀u puguh lawan buta mancak 324 k ĕ฀ĕkĕr wĕ฀ 325 regek regek 326 kalawan si calo ฀arang Terjemahan 5. Si Tambang alayar, Si Kanakawati, Galanggang-galunggung mereka di pohon kapuk yang kokoh, dan Raksasa Mancak, K ĕtĕkĕr, orang kerdil dan Hantu Regek-regek bersama dengan Si Calonarang 327 . 322 Dalam teks KS1 gala ฀ga lu฀gu dan KS2 galaŋga฀ galuŋgu฀. 323 Dalam teks KS1 sire dan KS2 sire ฀. 324 Dalam teks KS1 macak dan KS2 mancak. 325 Dalam teks KS1 k ĕ฀ĕkĕ฀ wĕ฀ dan KS2 kĕ฀ĕkkep dra wĕ฀. Dalam teks kekurangan dua suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 326 Dalam teks KS1 regek regek dan KS2 ragak regek. 327 Calon Arang adalah seorang tokoh dalam cerita rakyat Jawa dan Bali dari abad ke-12 . Tidak diketahui lagi siapa yang mengarang cerita ini. Salinan teks Latin yang sangat penting berada di Belanda , yaitu di Bijdragen Koninklijke Instituut . Diceritakan bahwa ia adalah seorang janda pengguna ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit . Calon Arang mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali , yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang prajurit bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal. Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga , Calon Arang pun kalah. Sejak ia di kalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang. 129 6. kĕñ฀ing mungil kalawan si rangga bajang 328 mañjangan acarang 329 si k ĕtepĕng reges si ko ฀tana ka฀฀ana 330 kulun ฀ung 331 waluh sampun p ĕpĕk hanungsang 332 sanggya 333 gumuruh Terjemahan 6. Kenting mungil dan Si Rangga bajang, menjangan carang, Si Ketepeng reges, Si Ko ฀tana, Si Kandana, Kuluntung wuluh 334 , sudah lengkap semua dalam posisi terbalik, banyak sekali jumlahnya, bergemuruh. 7. sigra kapyarĕbut ing sang bayusuta hadugang 335 gurumung manahut 336 ang ĕmah rugrag wajanira siyungira tik ĕl 337 hana pungg ĕl 338 puh ĕr pukpak 339 wajanya rampal. Terjemahan 7. Dengan segera mengeroyok pada Sang anak Bayu Sena menendang, menyerang dari berbagai sisi, menggigit, 328 Dalam teks KS1 si ra ŋga baja฀ dan KS2 si raga baja฀ 329 Dalam teks KS1 cara ฀ dan KS2 acara฀. 330 Dalam teks KS1 si ko ฀ana ฀ana dan KS2 si ke฀tana ka฀฀ana. 331 Dalam teks KS1 kulun ฀u฀ dan KS2 kulunja฀. 332 Dalam teks KS1 anu ŋsa฀ dan KS2 a฀nu฀. 333 Dalam teks KS1 asa ฀gya dan KS2 ara฀ŋgya. 334 Kuluntung wuluh adalah hantu yang berasal dari Katanggungan. 335 Dalam teks KS1 hadukka ฀ dan KS2 andakku. 336 Dalam teks KS1 manahut dan KS2 anahut. 337 Dalam teks KS1 t ĕkĕl dan KS2 tikĕl. 338 Dalam teks KS1 pu ฀gĕl dan KS2 pu฀geġ. 339 Dalam teks KS1 pukpak dan KS2 pukpuk. 130 meremukan, lepas giginya, taringnya patah. Giginya ada yang patah jadi dua, ujungnya patah, tanggal, rusak. 8. datan kewran 340 tyasira 341 sang bayusuta sigra mangs ĕh malĕs manĕkĕk hanĕpak kesanya inu ฀ĕng sira nguntitakĕn tiba kasuliring r ĕmĕk tandyang pĕjah Terjemahan 8. Tidak gentar hatinya Sang anak Bayu Sena segera melawan membalas mencekik, menampar, rambutnya dipegang erat, dia lempar kebelakang, jatuh, berjalan terhuyung-huyung kemudian hancur hingga mati. 9. ฀a฀anya ฀inu฀at 342 ranangkab binabak 343 t ĕbu 344 tik ĕl yata pĕgat tanganira griwanya pin ĕgat hilat mĕtu meled uwangnya sin ĕmpal wĕtĕngnya dinugang Terjemahan 340 Dalam teks KS1 kewran dan KS2 kawran. 341 Dalam teks KS1 tyasira dan KS2 t ĕwas sira. 342 Dalam teks KS1 dinu ฀a฀ dan KS2 dinudut. 343 Dalam teks KS1 rana ฀kab binanak dan KS2 rinakabinubak. 344 Dalam teks KS1 tubyan dan KS2 turyan. 131 9. Dadanya dirobek, kulitnya dikelupas, dipotong, patah, putuslah tangannya, tengkuknya dipatahkan lidahnya keluar, terjulur rahangnya dipatahkan perutnya ditendang. 10. ususnya wutah ya tiba katuba฀ing kulitnya sisat rujit iganya p ĕpĕs tiba kasid ĕkung hawaknya m฀kungkung malaywa sasaran kacan ฀ak pinupuh Terjemahan 10. Ususnya keluar jatuh terjurai. Kulitnya lecet tersayat, tulang iganya hancur, jatuh berlutut, badannya menekuk, berlari berhamburan, tertangkap, dipukul 11. de sang bayusuta lara pinanasan. 345 haw ĕrĕg 346 tang yaksa nulya rahina 347 w ĕdi 348 wiro ta jalu 349 jagati 350 Terjemahan 345 Pada bait ketiga, bait tidak utuh atau hanya setengah bait tiga baris. Hal ini juga terjadi pada teks KS2. Perbaikan tidak dilakukan karena jalan cerita utuh. 346 Dalam teks KS1 haw ฀g dan KS2 bawrag. 347 Dalam teks KS1 rahin dan KS2 rahina. 348 Dalam teks kelebihan suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 349 Dalam teks KS1 wirota jalu dan KS2 wiretap jale. 350 Dalam teks KS1 dan KS2 dagati. Kemungkinan jaludagati mengerah pada nama kakawin yaitu Jaloddhatagati 132 11. oleh Sang anak Bayu Sena disakiti mati-matian, kacauYaksa-yaksa itu, kemudian pagi hari yang menyebabkannya takut. Kesedihan lelaki pemberi jalan.. Pupuh 5 1. kan kroda 351 sang hyang maha berawi sira krura akrak tulya g ĕlap 352 dening sirna raks ĕk฀a sesa malayu mawrinwrin 353 ak ĕtĕran tandang ngrik manguwuh ja ฀a gimbal lare 354 lwir 355 nira ngruga meru mangs ĕh sang sena wangwang hyang nini manikĕp kapyanahut ang ĕmah 356 Terjemahan 1. Marahlah Sang Hyang Maha Berawi Durga, dengan dahsyat ia berteriak dengan keras kemudian muncul petir. Karena hancurnya rasaksa, sisanya berlarian ketakutan dengan gemetar. Serangan tiba dalam jumlah besar, berteriak anak yang rambutnya dipilin dan gimbal seolah-olah merobohkan gunung, 351 Dalam teks KS1 kroda dan KS2 kaneda. 352 Dalam teks kelebihan suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 353 Dalam teks KS1 mawrinwrin dan KS2 mawrindrin. 354 Dalam teks KS1 gimbalare dan KS2 gimbal la ŋurë. 355 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 356 Dalam teks kelebihan suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 133 melawan Sang Sena, dengan cepat Hyang Nini menangkap, menggigit, dan meremukkan. 2. muntab tejanikang bayuputra murub lwir 357 surya mabra s ĕnĕ nahan hyang nini kewran sira nu 358 ma ฀ĕg 359 sena dadya 360 kawuryan mwang 361 ganya 362 muks ĕ฀ sasar ika 363 hilang c ĕp muni 364 munya ฀atĕng rerĕp 365 durga astuti matra rupa rumuwat sirna ba ฀ari nini Terjemahan 2. Penuhlah sinar, anak Bayu Sena menyala seperti matahari menyebarkan sinarnya. Lihatlah Hyang Nini ketakutan, dia kemudian berdiri, Sena menjadikannya dilahirkan kembali, dan nampak seakan-akan mati, tersesat, Hyang Nini menghilang tanpa suara hingga dilanda rasa kantuk. Sena meruwatnya dengan matra “Durga Astuti”, hilanglah Bathari Nini. 357 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 li฀. 358 Pengaruh Bahasa Sunda, anu, nu, na memiliki fungsi yang sama dengan yang dalam bahasa Indonesia. Pada naskah ini banyak sisipan nu, na, dan anu yang digunakan. Sebagian ada yang tidak dibaca dari bacaan untuk memenuhi jumlah suku kata sebagian tetap dipertahankan untuk memenuhi jumlah suku kata. Na, dapat berarti yang, demikianlah, lihat, dan jadi. 359 Dalam teks KS1 dan KS2 man ฀ĕg. 360 Dalam teks KS1 dadya dan KS2 dadra. 361 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 362 Dalam teks KS1 ganyak dan KS2 ganya. 363 Dalam teks KS1 se sasar ika dan KS2 mukse ฀ sasa฀ tika. 364 Dalam teks KS1 c ĕp ni muyya dan KS2 cipta฀ni฀ malya. 365 Dalam teks KS1 dan KS2 ฀p, karena penyuntingan teks kelebihan satu suku kata. 134 Pupuh 6 1. waluya t ĕmahan 366 uma lwir 367 kamaratih manurun wadananira sor 368 teja lwir 369 tang sus ĕdĕng kumĕñar kamukaning hima nipis raras 370 rum maya 371 r ĕmu rĕmu 372 liringe 373 l ĕyĕp hajahit lindri ya 374 ñ ĕñĕp amanis Terjemahan 1. Pulih kembali menjadi Uma, seperti Kamaratih yang menjelma. Wajahnya mengalahkan cahaya matahari seperti musim bunga bercahaya. Gairahnya seperti kabut tipis, mempesona dan berdaya tarik, samar-samar kehilangan kilaunya. Pandangan matanya mempesona, matanya yang berbentuk kecil indah, mempesona, cantik. 2. romanya 375 hatap awilis lwir rema 376 mang ĕmu gangga nangsikang rungih halungid la ฀inya manggis karĕngat 366 Dalam teks KS1 tmahan dan KS2 t ĕmi฀han. 367 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 368 Dalam teks KS1 so ฀ dan KS2 śi฀. 369 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 370 Dalam teks KS1 araras.dan KS2 raras. 371 Dalam teks KS1 arum manya dan KS2 rumnya. 372 Dalam teks kelebihan satu suku kata namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 373 Dalam teks KS1 liri ŋe dan KS2 liri฀ŋeŋ. 374 Dalam teks KS1 alindri ya dan KS2 lindrinnya. 375 Dalam teks KS1 romanya dan KS2 remannya. 376 Dalam teks KS1 lyi ฀ rema dan KS2 i฀ rima. 135 waja nira s ĕmu ฀oda lwir 377 mutyara tanpa sama wuwus sira halit asri sasat 378 kokila mamañca Terjemahan 2. Rambut pendeknya rapi, berwarna hijau seperti rambut yang mengandung air. Hidungnya kecil mancung runcing, bibirnya seperti manggis terbelah. Giginya serupa murni seperti mutiara yang tidak ada samanya. Suaranya kecil, indah seperti suara burung bernyanyi. 3. t ĕnggĕknya hanglung ing ga฀ung lumung hararas yen 379 tinon wijangira s ĕmu dĕ฀ĕs kadi capa lĕmĕs apĕs pa ฀inya dyah araras gĕmuh lwir 380 ñu d ĕnta wingit 381 madya a ฀ĕmit aramping sasat 382 patr ĕm ingis kengis Terjemahan 3. Lehernya seperti pucuk pohon gadung, menjalar indah jika dilihat. Dadanya nampak seolah-olah tali busur, seperti busur lemah lembut dan gemulai. Sangatlah cantik gadis itu, payudaranya seperti kelapa gading 377 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 378 Dalam teks KS1 sasat dan KS2 saksat. 379 Dalam teks KS1 yen dan KS2 ya. 380 Dalam teks KS1 lyi ฀ dan KS2 ldi฀. 381 Dalam teks kurang satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 382 Dalam teks KS1 sasat dan KS2 sakśat. 136 yang menggairahkan. Pinggangnya kecil ramping seperti patr ĕm 383 yang dihunus. 4. hangganya 384 mag ĕng awilĕt himpĕr kentaki mamĕ฀ar ring w ĕntis ika malurus himpĕr suteja kumeñar nipuna 385 ing 386 lakunira as ฀i wagĕd 387 sireng ulah hangganya pita majambet lakunya hasama wi ฀ĕt Terjemahan 4. Anggota badannya besar, merangkul seperti pohon pandan yang menyebar. Betisnya jenjang serupa sinar cahayanya sempurna. Cara berjalannya seperti gajah. Anggun dia menggerakkan anggota badannya, kulitnya yang kuning gemulai lakunya seperti angsa yang memikat. Pupuh 7 1. tangeh yen carita ring wa฀nanira 388 hyang ratih hika tuhu dibya ring ayu 383 Bilah pedang, atau sejenis pisau, belati atau keris. 384 Dalam teks KS1 ha ŋganya dan KS2 jaganya. 385 Dalam teks KS1 nipuna dan KS2 nipun. 386 Dalam teks KS1 he ฀ dan KS2 ha฀. 387 Dalam teks KS1 wag ĕd dan KS2 wagĕd฀a. 388 Dalam teks KS1 carita ri nnanira dan KS2 carita ri ฀ wa฀na฀nira. 137 hascaryan sira sang bayusuta tumon ring kahananira sang hyang apsari 389 tan pangling 390 sira sang bayusuta l ĕgĕg 391 mulat ing sira tuhu tan salah trus sidhi tingalira 392 bayusuta h ĕning hagnyananira tuhu krĕtawara 393 Terjemahan 1. Takkan ada habisnya jika diceritakan tentang semua keindahan Hyang Ratih itu, benar-benar mempesona pada kecantikan yang menabjubkan. Sang Bayusuta melihat pada tempat dari Sang Hyang Apsari, tidak berkata-kata, Sang Bayusuta duduk nd ĕgeg 394 melihat padanya benar-benar tidak salah. Tembus pandang penglihatan Bayusuta, jernih pikirannya, benar-benar mendapatkan anugrah. 2. na 395 nglingnya sang hyang apsari 396 sira sigra mawuwus maweh hanugraha sakti 389 Dalam teks KS1 hya ฀ apsari dan KS2 hya฀ beseri. 390 Dalam teks KS1 tan pa ฀li฀ dan KS2 ta mya฀li฀. 391 Dalam teks KS1 l ĕgĕk dan KS2 tgĕg. 392 Dalam teks KS1 ti ŋalira dan KS2 tiŋali฀. 393 Dalam teks KS1 dan KS2 kratawara. 394 Membusungkan dada, tegap, tidak membungkuk. 395 Pengaruh Bahasa Sunda, anu, nu, na memiliki fungsi yang sama dengan yang dalam bahasa Indonesia. Pada naskah ini banyak sisipan nu, na, dan anu yang digunakan. Sebagian ada yang tidak dibaca dari bacaan untuk memenuhi jumlah suku kata sebagian tetap dipertahankan untuk memenuhi jumlah suku kata. Na, dapat berarti yang, demikianlah, lihat, dan jadi. 396 Dalam teks KS1 na ฀lingnyapsari dan KS2 na ฀lingnya yura. Ditambahkan kata sang hyang untuk memenuhi jumlah suku kata 138 maw ĕs gadgada 397 sinungak ĕn ring sira aji 398 luyut ika sakti pangalah mwang 399 wasanira banda bindinira 400 tyas sinidikara ฀ira tĕmah juga lawan ngaranningreki sira sinungan sarasa palih harannya wekasan Terjemahan 2. Demikinalah kata Sang Hyang Apsari, dia berkata : memberi anugrah sakti, karena kagum ia Sena tergagap. Diberikan padanya Sena aji “layut” 401 ; sakti itu. Unggul dan punya kekuatan ikat kepala?nya, bindi ?, hatinya dimatrai. Menjelma lagi, dan namanya dia itu diberinya. Mendapat nama akhirnya. 3. bima ngaranireki tan dwa 402 rum ĕsĕp ring tyasira 403 ta sang bayusuta 404 lawan gadanireki 405 wahu ingaran lohita wadana matyani mungsuh sang wat ĕk kurunata sirna kawĕnang denira maga 406 tan panut krama 407 397 Dalam teks KS1 ya gadgada dan KS2 ya gadga. Kata ya, tidak dibaca untuk memenuhi julah suku kata. 398 Dalam teks KS1 haji dan KS2 sraji. 399 Dalam teks KS1 dan KS2 mya ฀. 400 Dalam teks KS1 banda bindinira dan KS2 banjinira. 401 Cara khusus bermain gamelan. 402 Dalam teks KS1 dya dan KS2 dya ฀. 403 Dalam teks KS1 dan KS2 tayanira. 404 Dalam teks kekurangan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 405 Dalam teks KS1 gadanni ฀reki dan KS2 gada฀nireki. 406 Dalam teks KS1 maga dan KS2 malawa. 407 Dalam teks kekurangan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 139 hunggyanya 408 ngpranga ring t ĕgal budi rarya saruni nireki yayya tan lupa Terjemahan 3. Bima namamu ini, pasti. Sangat mengesankan pada hati. Dan gadanya ini diberi nama lohita wadana, dapat membunuh musuh. Raja Kuru pun hancur, terkuasai olehnya. Mengecewakan pada orang yang tidak mengikuti aturan. Tempat berperangnya di lapangan pikiran orang-orang muda ?, pasti tak lupa. 4. nahan ling nira sang hyang mamawarah ring 409 tlasira maweha tunas atandya 410 murca sakar ĕng wangwang sira mareng suralaya marĕkeng hyang iswara 411 sang bima kāsoka ring taya nikang sawarah warah hika surawadu 412 laris lampah hireki mantuka muwah ring patapanira sang muniwara Terjemahan 4. Demikian kata Dewa mengajarkan. Setelah ia Dewa memberi pemberian, segera 408 Dalam teks KS1 hu ฀gyanya dan KS2 hugyannya. 409 Dalam teks KS1 ri ฀ dan KS2 ri. 410 Dalam teks KS1 dan KS2 atandya ฀. 411 Dalam teks KS1 dan KS2 yya ฀ isyara. Dalam teks kekurangan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 412 Dalam teks kekurangan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 140 ia pergi cepat segera ke Suralaya menghadap Hyang Iswara. Sang Bima sedih atas tiadanya petunjuk lagi dari Dewi itu. Terus saja jalannya Bima, kembali pulang ke pertapaan sang resi. 5. haraning patapanya g ĕgĕr cararah hiring 413 imawanira tarukan 414 sang bima t ĕka pi฀ikan mangungang bañjaran sĕkar sĕkĕl 415 pa ฀a ruruh 416 sang kunti 417 tyasira titibra manangis hasambatnira tumuta sang lina hingan hag ĕm awu t฀s฀a 418 riy ati tan w ĕnang umulat hing putra w ĕkasan Terjemahan 5. Nama dari pertapanya gĕgĕr caracah, di lereng gunung Himalaya, pertapaan baru. Sang Bima datang melangkah dengan hati, menengok ke deretan bunga yang sedih berguguran. Sang Kunti amat sedih, menangis, keluhannya ingin ikut pada dia yang telah mati Pandu. Sampai pikirannya ingin ikut pada yang melekat di hati. Tak kuasalah akhirnya ia menatap pada anaknya. 413 Dalam teks KS1 hiri ฀ dan KS2 ŋrari฀. 414 Dalam teks KS1 dan KS2 tawukan. 415 Dalam teks KS1 s ĕkĕl dan KS2 skĕg. 416 Dalam teks kekurangan satu suku kata, namun tidak dilakukan perbaikan karena kalimat utuh. 417 Dalam teks KS1 sa ฀ kuti dan KS2 sa฀ ku฀ti. 418 Dalam teks KS1 dan KS2 tisnani ฀. 141 Kolofon itih kakawin sena ฀amakta telas 419 sinurat j ĕngira sang hyang giri dĕmalung ibang ฀ayabya o฀ ฀ri swaraswati ya nama swahah o฀ Terjemahan Demikianlah Kakawin Sena selesai. Telah ditulis, di kaki Sang Hyang gunung damalung 420 , di sebelah barat laut. O ฀ ฀ri Saraswati ya nama swahah om.

4.4 Fungsi Teks KS