PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2013

Oleh IRA ANGGINI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efisiensi biaya terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Indonesia (BEI).

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis. Sebanyak 9 perusahaan makanan dan minuman yang terpilih sebagai sampel penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil uji t menunjukkan efisiensi biaya dan profitabilitas berpengaruh negatif dengan nilai signifikan sebesar 0,285. Koefisien Determinasi (R2 = 0,034 atau 3,4%) adalah sebesar 0,034 berarti sekitar 3,4% variasi dari efisiensi biaya operasi perusahaan dapat menjelaskan variasi dari variabel profitabilitas (ROA) (sangat rendah). Sedangkan, pada Adjusted R Square memiliki nilai sebesar 0,183 artinya sekitar 18,3% variasi yang terjadi pada profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel efisiensi biaya dan sisanya yaitu sebesar (100% - 18,3% = 81,7%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model ini.


(2)

PENGARUH EFISIENSI BIAYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2013

Oleh IRA ANGGINI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Ira Anggini dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 15 Maret 1993, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Yasid Ali dan Ibu Junainah.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal II Kaliawi Bandar Lampung pada tahun 1998-1999, Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Pelita Bandar Lampung pada tahun 1999-2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 25 Bandar Lampung pada tahun 2005-2008, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 7 Bandar Lampung pada tahun 2008-2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur SNMPTN Tertulis. Pada tahun 2014, Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Agung Timur Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah Swt. atas segala izinnya skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Ayah dan Ibu sebagai tanda bakti, tanda hormat, dan rasa terima kasih yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat kalian bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk kalian yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik.

Untuk semua keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa yang tiada-hentinya dalam penyelesaian skripsi ini.

Serta untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman semuanya yang telah saling menyemangati dan membantu untuk menyelesaikan pendidikan.


(8)

MOTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(QS. Al - Insyirah [94]: 5 -6)

Man Jadda Wa Jadda (Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil) Man Shobaro Zafiro (Siapa yang Bersabar Akan Beruntung)

Man Yazro’ Yahsud (Siapa yang Menanam Akan Menuai) (Unknown)


(9)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Efisiensi Biaya Terhadap Profitabilitas Pada

Laporan Tahunan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010 - 2013”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini bukan karena hanya kerja keras penulis semata, melainkan juga berkat doa, bantuan, bimbingan, masukan, dan kontribusi dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(10)

4. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Akademik atas kesediaannya memberikan bimbingan, pengetahuan, pelatihan kesabaran, nasihat serta saran selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran, nasihat dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas kesediannya dalam memberikan pengarahan, pengetahuan, nasihat serta saran selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya serta membimbing penulis selama masa kuliah.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam segala proses administrasi. 9. Orang Tua tercinta, Bapak Yasid Ali dan Ibu Junainah yang selalu

mendoakan, memotivasi, membiayai serta memberikan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kedua adikku tercinta Pranesya Dwi Dita dan M. Nabil Fakhri Ali atas kebersamaan, doa, dan cinta kasih dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Keluarga besarku, kedua nenek dan kakekku tercinta, tante, om, dan saudara-saudara sepupu atas kebersamaan, doa, nasihat, dan motivasi agar aku tetap semangat menyelesaikan skripsi ini.

12.Bapak Ir. Abu Yamin, M.M atas motivasi, doa, nasihat, serta dukungan finansial dalam menyelesaikan perkuliahan penulis.


(11)

13.Teman-teman kesayanganku, Nadia Yulinda Ekaputri, Jessi Trianka, Ester Oktalya, Irma Ervita, Farras Mardathila, dan Salsabila Firdausia terima kasih atas doa, kebersamaan, bantuan, dukungan, motivasi dan hiburan yang telah diberikan kepada penulis sampai skripsi ini selesai.

14.Teman-teman seperjuangan Manajemen 2011, Mega Nanda, Annisa Diandra, Arief Ramadhan, Ria Amanda, Ujang Setyawan, Ni Wayan, Ossy Dwi, Villicita, Sabar Sahat, Nuzirwan, Faris Haqqani, Yulius, Miranda, Ari Ade, Vina, Surya, Ahmad Diasworo, Yufita, Vada, Gilas, Aulia, Tiara, Fisca, Novpia, Rizky Kiki, Siti Nurlaila, Gita Putri, Eva, Oyen, Ratu Ismaya, Dina Maryana, Fidya Junissa, Rio, Tyo, Dio, Tama, Agung, Dona, Edo serta seluruh teman-temanku angkatan Manajemen 2011 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas doa, bantuan, dan motivasi selama empat tahun terakhir ini.

15.Teman-teman sebimbingan skripsi, Bianda Talita, Sritina Helnita, Adji Madya, Dimas Hendriyanto, Yosi Arif atas kebersamaan, dukungan, kerja sama dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

16.Teman-teman terbaikku dari SMA hingga kini, Esti Yuliani, Annisa Diandra, Tiara Ika Putri, Sania Putri, Istiningdiah, Endah Kurnia, Andueriganta, Karunia Tiara, Desna Sari, Arief Ramadhan, M. Bayu atas doa, semangat, dukungan, bantuan dan motivasi selama ini.

17.Keluarga di Desa Agung Timur, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah mbah uti dan mbah kung serta teman-teman KKN 40 hari bersama atas motivasi dan dukungannya.


(12)

18.Serta kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua yang telah diberikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hanya ucapan terima kasih dan doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan serta keikhlasan semua, jazakallah khairan katsiran. Aamiin. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis


(13)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Sampel Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel dalam Penelitian .. 31

Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas ... 34

Tabel 3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 37

Tabel 3.5 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 39

Tabel 3.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 39

Tabel 4.1 Efisiensi Biaya Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2010-2013 ... 43

Tabel 4.2 Return On Assets (ROA) Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2010-2013 ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 53


(14)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Lampiran 2 Data Perhitungan Variabel Dependen Lampiran 3 Data Perhitungan Variabel Independen Lampiran 4 One Sample Kolmogorov- Smirnov Lampiran 5 Grafik Histogram

Lampiran 6 Grafik P-Plot of Regression Standardized Lampiran 7 Grafik Scatter Plot

Lampiran 8 Nilai Coefficientsa

Lampiran 9 Nilai Durbin Watson dan R-Square Lampiran 10 Nilai Koefisien Variabel


(15)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran ... 7

1.6 Hipotesis ... 11

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Efisiensi …... 15

2.2.1 Pengertian Efisiensi ... 15

2.3 Biaya Operasi ... 17

2.3.1 Pengertian Biaya Operasi ... 17


(16)

ii

2.3.3 Unsur-unsur Biaya Operasi ... 21

2.4 Profitabilitas ... 21

2.4.1 Pengertian Profitabilitas ... 21

2.4.2 Return On Assets (ROA) ... 22

2.4.3 Return On Equitys (ROE)………... 23

2.4.4 Net Profit Margin (NPM) ………...……….…... 23

2.5 Laporan Keuangan ... 24

2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 24

2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan ………... 25

2.6 Hubungan Efisiensi Biaya Operasi dengan Profitabilitas ... 26

III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.3 Populasi Dan Sampel ... 29

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

3.4.1 Variabel Independen ... 31

3.4.2 Variabel Dependen ... 32

3.5 Metode Analisis Data ... 33

3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 33

3.5.1.1 Uji Normalitas ... 33

3.5.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 35


(17)

iii

3.5.2 Analisis Regresi ... 39

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 40

3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi ... 40

3.5.3.2 Uji Statistik t ... 41

3.5.4 Analisis Statistik Deskriptif ……….. 42

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Perkembangan Efisiensi Biaya Perusahaan Makanan dan Minuman ... 43

4.2 Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman ... 46

4.3 Analisis Pengaruh Efisiensi Biaya Terhadap Profitabilitas …. 50

4.3.1 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ... 51

4.3.2 Uji Hipotesis ………... 52

4.3.3 Implikasi Hasil Uji Hipotesis ………. 55

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(18)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 10 Gambar 3.1 Normal Probability Plot ... 35 Gambar 3.2 Grafik Scatterplot ... 36


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk membuat strategi-strategi agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun non lokal. Perusahaan berlomba-lomba dalam memasarkan produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh suatu industri tersebut. Selain itu, banyaknya produk impor membuat perusahaan harus lebih pintar dalam membuat strategi agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut mampu bersaing dalam pasar. Persaingan yang terjadi tersebut menuntut perusahaan untuk lebih berkompetitif agar tidak kalah saing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang bermutu bagi konsumen, tetapi harus mampu juga dalam mengelola keuangan dengan baik. Artinya, keberhasilan kebijakan pengelolaan keuangan perusahaan harus dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan pengevaluasian dan pengukuran

terhadap pelaksanaan aktivitas yang dijalankan perusahaan merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk dapat bersaing.


(20)

2

Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah memenuhi kebutuhan manusia akan produk dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Salah satunya dengan cara meningkatkan seluruh aktivitas perusahaan dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar perusahaan mencapai laba yang diinginkan. Laba merupakan salah satu hal yang terpenting dalam menjalankan roda perusahaan. Laba merupakan tambahan pendapatan berupa harta, benda, dan uang yang dapat digunakan perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasionalnya. Laba yang diperoleh dapat dimaksimalkan dengan peningkatan penjualan produk perusahaan atau meminimalkan biaya operasional.

Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara input dan output. Dalam hal ini, perusahaan diharapkan dapat memaksimalkan output dengan input yang dimiliki perusahaan tersebut untuk mencapai laba yang diinginkan. Efisiensi dalam Atmawardhana (2006) merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu dengan melakukan efisiensi terhadap biaya operasional perusahaan. Efisiensi biaya dilakukan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat menekan biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan profit yang diinginkan dan agar mampu bertahan dalam

persaingan bisnis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan efisiensi, adalah sebagai berikut :

1) Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; 2) Input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama; dan


(21)

3

3) Input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi (Iswardono S. P. dan Darmawan, 2000).

Upaya yang dilakukan perusahaan dalam pencapaian laba, yaitu dengan

meminimalkan input yang dikeluarkan. Dalam hal ini, input yang dimaksud adalah biaya penjualan/pemasaran dan biaya administrasi. Kegiatan operasi perusahaan harus mampu menekan secara efisien dengan biaya yang berhubungan dengan pemasaran atau administrasi, sehingga pengembalian yang diterima mampu

menggambarkan seberapa besar laba yang dihasilkan. Penggunaan biaya operasional harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, jika tidak akan mengakibatkan penurunan dalam laba. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan yang efektif dan efisien terhadap seluruh bagian penting dalam perusahaan. Menurut Juki (2008), tingginya biaya operasi akan membuat peningkatan laba turun, begitu juga jika nilai biaya operasi rendah peningkatan laba akan naik.

Biaya penjualan/pemasaran adalah semua biaya yang terjadi serta terdapat didalam lingkungan di bagian penjualan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian penjualan (Munandar, 2001). Sedangkan, biaya administrasi & umum adalah semua biaya yang terjadi di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya lain yang sifatnya untuk keperluan administrasi perusahaan secara keseluruhan (Munandar, 2001).

Salah satu rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur laba/profit adalah rasio profitabilitas. Untuk mengukur seberapa efektif dan efisien perusahaan melakukan


(22)

4

kegiatan operasi, sehingga menghasilkan keuntungan atau mencapai tujuan profit keseluruhan, terutama hubungannya dengan sumber-sumber yang diinvestasikan dan digunakan. Menurut Astuti (2004) mengartikan “profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba”. Salah satu ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun modal sendiri. Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat didalam menganalisis kondisi keuangan hasil operasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. ROA (Return On Assets) merupakan salah satu rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur laba perusahaan berdasarkan tingkat pengembalian atas aktiva. Dalam penelitian ini, ROA untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat menjadi indikator keberhasilan perusahaan dalam pandangan investor untuk melakukan investasi. Sebagai investor lebih baik melihat dari segi kinerja operasi perusahaan karena dapat diperoleh informasi laba yang dapat dijadikan dasar untuk menilai seberapa besar nilai kembalian investasi yang

dilakukan atau dikenal dengan istilah return on investment (ROI) (Lindrawati, 2008).

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan umumnya berhubungan dengan pabrik. Perusahaan tersebut mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi yang siap di pasarkan dengan menggunakan bahan baku, proses produksi, dan teknologi. Dalam


(23)

5

proses produksi dan memasarkan suatu barang, perusahaan ini tidak terlepas dari biaya-biaya operasi yang digunakan dalam kegiatan operasional tersebut. Oleh sebab itu, penulis tertarik mengambil penelitian dengan menggunakan perusahaan makanan dan minuman untuk mengetahui seberapa efisien dalam penggunaan biaya operasi.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir pencatatan dari segala transaksi yang dilakukan perusahaan dalam kurun waktu setahun. Laporan ini meliputi laporan neraca, lapora rugi, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas. Laporan laba-rugi adalah laporan yang merupakan bagian dari laporan keuangan yang memuat informasi mengenai hasil operasi perusahaan, baik itu pendapatan dan pengeluaran selama peride tertentu. Laporan laba-rugi cukup penting keberadaannya, karena laporan ini dapat dijadikan alat untuk memprediksi arus kas dimasa mendatang, banyak pemakai laporan keuangan yang memakai laporan laba-rugi ini untuk memprediksi arus kas masa depan, seperti para investor dan kreditor.

Beberapa penelitian lain yang mengkaji tentang hubungan antara efisiensi biaya operasi dengan profitabilitas perusahaan, yaitu: Pardi dan Wijayanti (2007) yang meneliti pengaruh piutang, persediaan serta biaya administrasi dan umum terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitian tersebut

menyatakan variabel piutang, persediaan, biaya administrasi dan umum berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Juki (2008) meneliti pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Hasil penelitian tersebut


(24)

6

menyatakan variabel biaya pokok penjualan, biaya pemasaran, serta biaya

administrasi dan umum berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Latief (2007) meneliti pengaruh biaya operasional terhadap Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Agroniaga, Tbk. Hasil penelitian tersebut menyatakan variabel biaya bunga, biaya komisi, dan biaya overhead berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Efisiensi Biaya Terhadap Profitabilitas pada Laporan Tahunan Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Apakah efisiensi biaya berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman di BEI?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh penulis, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman di BEI.


(25)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui kinerja keuangan perusahan dalam memaksimalkan laba perusahaan. Dapat memberikan informasi tambahan kepada perusahaan lain tentang menekan biaya operasi dengan efisien.

2. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan untuk memilih perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang bagus dengan mempertimbangkan masing-masing aspek yaitu, penggunaan biaya operasi yang efisien dapat menaikkan laba perusahaan, sehingga mampu menaikkan harga saham perusahaan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan para investor dalam menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan. Selain itu, dapat menambah pengetahuan dan referensi dalam penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Efisiensi biaya merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efisien perusahaan dalam penggunaan biaya operasi didalam perusahaan. Untuk memasarkan produknya, perusahaan tentunya mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan biaya pemasaran atau penjualan. Selain itu, didalam perusahaan


(26)

8

pasti terjadi suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan yang mengelurkan biaya-biaya administrasi. Seluruh aktivitas ataupun kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan semata-mata untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memuaskan konsumen akan produknya dan mempertahankan eksistensi perusaaan tersenbut. Didalam kegiatan tersebut muncullah biaya-biaya yang akan diperhitungkan secara efisien guna mendapatkan pengembalian atas aktiva yang dikelurkan oleh

perusahaan. Perusahaan dituntut agar melakukan efisiensi terhadap biaya yang

dikeluarkan, dengan mengharapkan input yang ada diharapkan output yang dihasilkan nantinya bisa maksimal.

Dengan adanya kenaikan laba ataupun output yang dihasilkan tinggi, tentu saja mampu menarik para investor ataupun mempertahankan para pemegang saham yang ada di perusahaan. Walaupun terdapat biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan operasi, tetapi perusahaan mempertimbangkan hasil yang didapat setelah melakukan kegiatan tersebut. Walaupun adanya biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan, namun biaya tersebut diharapkan dapat menjadi pengembalian atas aktiva yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (Kartini dan Arianto, 2008). Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan


(27)

9

operasinya (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Rasio return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Nilai rasio ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan perusahaan mendapat kerugian.

Berdasarkan penelitian Pebriyanti (2013) mendapatkan bukti empiris bahwa efisiensi biaya operasional berpengaruh positif terhadap laba bersihkarena nilai thitung efisiensi biaya operasional > t-tabel. Dengan tingkat keeratan korelasi yang positif antara biaya operasional dan perputaran persediaan dengan laba bersih SPBU PT. Petro Multi Guna Tanjungpinang. Hal ini berarti semakin besar biaya operasional maka semakin sedikit laba yang akan diterima, dan sebaliknya. Salah satu tujuan dari perusahaan adalah mampu meningkatkan laba dari tahun ke tahun.Apabila

perusahaan telah mampu meningkatkan laba, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai manajemen yang sukses. Laba bersih merupakan selisih positif antara total pendapatan dengan total biaya. Sehingga besarnya jumlah laba yang diperoleh perusahaan tergantung kepada kedua pos tersebut. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa efisiensi biaya operasi mempunyai hubungan yang signifikan (positif) terhadap laba/profit perusahaan. Dengan penelitian tersebut penulis tertarik melakukan penelitian kembali dengan menggunakan metode yang berbeda dan


(28)

10

menggunakan ROA sebagai rasio yang mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah dengan menggunakan data laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman periode 2010-2013. Kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan

antarvariabel dalam penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Bursa Efek Indonesia

(BEI)

Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan

dan Minuman

Efisiensi Biaya Operasi - Biaya Penjualan/Pemasaran - Biaya Administrasi

Profitabilitas Return on Assets


(29)

11

1.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1: efisiensi biaya berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman periode 2010-2013 di BEI.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi biaya operasi pernah dilakukan sebelumnya, penelitian Kesowo (2002) berusaha menguji “Hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas 40 bank umum swasta nasional devisa di Indonesia”. Selain itu, penelitian ini juga berusaha untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja bank umum swasta nasional devisa di Indonesia per tahun pengamatan 1995-1990 dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja profitabilitas antarbank-bank yang menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian ini memberikan bukti semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Bagi manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan

pengendalian biaya sehingga dapat mengasilkan rasio BOPO yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter.

Sri Wahyuni Rasyid (2012) melakukan penelitian “Analisis Pengaruh Loan To Deposir Ratio ( LDR ), Net Interest Margin (NIM) dan Efisiensi terhadap Return On Assets (ROA) Bank Umum Indonesia”. Hasil penelitiannya biaya operasional


(31)

13

Return On Assets (ROA). Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,001, artinya tingkat signifikansi Rasio BOPO lebih kecil dari standar signifikansi. Dalam

pengoperasian kegiatannya, bank harus mampu melakukannya dengan efisien. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai indikator yang

menunjukkan tingkat efisiensi. Suatu bank umum, maka akan memberikan keuntungan serta kinerja yang baik dalam kegiatan operasionalnya. Rasio BOPO yang menjadi indikator rentabilitas bank umum dalam pengoperasiannya mengalami perkembangan yang paling berbeda. Karena semakin kecil rasio ini maka akan memberikan keuntungan yang semakin baik terhadap kinerja perusahaan.

Ahmad Buyung Nusantara (2009), penelitian-penelitian sebelumnya yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA pada bank go public dan non go public bahwa berdasarkan uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data NPL, CAR, LDR, BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go public pada level of signifikan kurang dari 5%.

Atma Hayat (2008) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rentabilitas perbankan. Variabel dependen yang digunakan adalah ROA, sedangkan variabel independennya adalah LDR, NPL, CAR, BOPO, dan suku bunga kredit. Hasil uji


(32)

14

regresi linear berganda menunjukkan LDR dan suku bunga kredit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. CAR berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu :

1. Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur dengan proksi ROA. Rasio ROA ini menggambarkan tingkat pengembalian investasi yang dilakukan investor dengan membandingkan antara laba bersih dengan total asset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

2. Periode penelitian yang digunakan yaitu empat tahun pengamatan secara berturut-turut tahun 2010 sampai 2013 dengan melihat laporan tahunan perusahaan

makanan dan minuman di BEI dengan mengakses situs www.idx.co.id.

3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya operasi, yaitu perbandingan antara biaya penjualan/pemasaran dan biaya


(33)

15

2.2 Efisiensi

2.2.1 Pengertian Efisiensi

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkandari satu input yang dipergunakan (Iswardono, 2000). Efisiensi juga dapat didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu apabila dengan input yang sama menghasilkan output yang lebih besar, dengan input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama, dan dengan input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.

Menurut Kost dan Rosenwig (1979) dalam Etty Puji Lestari (2001), ada tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi sebagai berikut:

a. Input yang sama menghasilkan ouput yang lebih besar. b. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama. c. Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan, ada empat faktor yaitu Fry (1989); Permono dan Darmawan (2000) dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari (2009):

a) Efisiensi karena abitrase ekonomi.

b) Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya.

c) Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang akan muncul.


(34)

16

d) Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan.

Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2008) menelaah tentang konsep efisiensi yang berasal dari konsep mikro ekonomi, yaitu teori konsumen dan teori produsen. Teori konsumen mencoba untuk memaksimumkan kegunaan atau kepuasan dari sudut pandang individu, sedangkan teori produsen mencoba untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya dari sudut pandang produsen. Pada teori produsen tersebut terdapat garis batas produksi (production frontier line) yang menggambarkan hubungan antara input dan output dari proses produksi.

Pada teori ekonomi terdapat dua jenis efisiensi, yaitu efisiensi teknik (technical efficiency) dan efisiensi ekonomi (economic efficiency). Efisiensi ekonomi mempunyai gambaran ekonomi makro, sedangkan efisiensi teknik memiliki gambaran ekonomi mikro. Pengukuran efisiensi teknik hanya untuk teknik dan hubungan operasional dalam proses penggunaan input menjadi output. Pada pengukuran efisiensi ekonomi, harga tidak dapat dianggap sudah ditentukan tetapi harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Sarjana, 1999 dalam Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. 2008).

Adapun Farell (1957) dalam Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2008)

menambahkan bahwa efisiensi suatu perusahaan yang terdiri dari dua komponen, yaitu: efisiensi teknik dan alokasi. Efisiensi teknik mencerminkan kemampuan dari perusahaan yang menghasilkan output dengan sejumlah input yang tersedia,


(35)

17

sedangkan efisiensi alokasi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam pengoptimalan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan teknologi

produksinya. Kedua ukuran ini dikombinasikan menjadi efisiensi secara ekonomi (efisiensi ekonomi), apabila perusahaan tersebut dapat meminimumkan biaya

produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan suatu teknologi yang umumnya digunakan serta harga pasar yang berlaku.

2.3 Biaya Operasi

2.3.1 Pengertian Biaya Operasi

Biaya operasi atau biaya operasional secara harafiah terdiri dari 2 kata yaitu “biaya” dan “operasional” menurut kamus besar bahasa Indonesia, biaya berarti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu, ongkos, belanja, dan pengeluaran. Sedangkan, operasional berarti secara (bersifat) operasi; berhubungan dengan operasi.

Pengertian dari biaya operasi menurut Jopie Yusuf (2006) adalah :

“Biaya operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.

Menurut Supriyono (2004) biaya operasi dikelompokan menjadi 2 golongan dan dapat diartikan sebagai berikut:


(36)

18

1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

Dari pengertian tersebut diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1) Biaya operasional langsung merupakan biaya yang dapat dibebankan secara langsung pada kegiatan operasional.

2) Biaya operasional tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung dibebankan pada kegiatan operasional.

Jadi, biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi, yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian barang yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan bunga pinjaman.

Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel tergantung pada volume penjualan atau proses produksi, jadi mengikuti peningkatan atau penurunannya. Sedangkan, biaya tetap selalu konstan meskipun volume

penjualan produksi meningkat atau turun. Singkatnya biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan atau operasi perusahaan tetap berjalan.


(37)

19

2.3.2 Penggolongan Biaya Operasi

Menurut Adi Saputra (2003) maka jenis biaya operasi digolongkan sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan. Dalam hal ini biaya pada suatu perusahaan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

1. Biaya produksi

Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual.

Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu : a. Biaya bahan baku

Adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan, kepada tenaga kerja langsung dan manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu.

c. Biaya overhead pabrik

Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang digunakan untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi, selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.


(38)

20

a. Biaya bahan penolong b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap d. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap e. Biaya listrik dan air

f. Biaya asuransi pabrik

g. Biaya overhead pabrik lain-lain

2. Biaya non produksi

Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan dan biaya non produksi menjadi semakin penting pula. Sehingga manajemen berkepentingan untuk mengendalikan informasi mengenai kegiatan dan biaya non produksi tersebut. Pada umumnya, biaya produksi dapat digolongkan kedalam :

a. Biaya pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang

perusahaan kegudang pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiata pemasaran; biaya contoh (sampel).

b. Biaya administrasi dan umum

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,


(39)

21

personalia, dan bagian hubungan masyarakat biaya pemeriksanaan akuntan, biaya fotocopy.

2.3.3 Unsur-unsur Biaya Operasi

Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan dagang dan jasa adalah:

a. Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain. b. Biaya administrasi dan umum.

c. Biaya advertensi, promosi. d. Biaya asuransi.

e. Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.

2.4 Profitabilitas

2.4.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) dalam Wahidahwati (2002) profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat

pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997) dalam Wahidahwati (2002) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan


(40)

22

setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tetapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Jadi, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya. Rasio profitabilitas terdiri dari :

2.4.2 Return On Assets (ROA)

Return on assets merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat hasil investasi yang dilakukan investor dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Menurut Susan Irawati (2006:59), Return On Assets (ROA) diartikan sebagai berikut :

“Kemampuan suatu perusahaan (aktiva perusahaan) dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba operasi perusahaan (EBIT) atau perbandingan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase.”

Rasio Return On Assets (ROA) ini dirumuskan menurut Susan Irawati (2006) adalah sebagai berikut :


(41)

23

ROA =

x 100%

2.4.3 Return on Equity (ROE)

Menurut Brigham & Houston (2000) ROE akan menunjukan sejauh mana suatu target laba yang diharapkan telah dicapai, dengan membandingkan laba bersih perusahaan untuk suatu periode dengan jumlah modal yang di investasikan dalam perusahaan. Brigham & Houston merumuskan ROE sebagai berikut :

Laba bersih

ROE =

Modal sendiri

2.4.4 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (Earning After Tax) terhadap total penjualan (sales) dimana menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas total penjualan bersih yang telah dicapai oleh perusahaan. Rasio Net Profit Margin (NPM) ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM =


(42)

24

Penelitian ini menggunakan return on assets sebagai proksi dari profitabilitas. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ROA dapat mengukur keefektifitasan

perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga memberikan gambaran bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal tersebut selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan akan menjadikan perusahaan semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian yang semakin besar. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang dalam jangka pendek. Rasio ini memberikan informasi tentang tingkat efisiensi perusahaan

dengan membandingkan antara biaya operasi dengan pendapatan. Semakin tinggi nilai rasio ini maka akan menunjukan keadaan yang kurang baik bagi perusahaan, karena hal ini berarti biaya-biaya operasi juga naik, sehingga kemungkinan laba yang akan diperoleh akan kecil

2.5 Laporan Keuangan

2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,


(43)

25

sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (IAI, 2004)

Baridwan (1998) menyatakan bahwa “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi - transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”. (Haryono Jusup, 1994) menyatakan bahwa neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada periode tertentu. Munawir (2001) menyatakan bahwa “Media yang dipakai untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari siklus akuntansi yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai.

2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan dalam accounting principles concepts statement no. 4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Finansial Statement Bussiness Enterprises Harahap (dalam Eni Sri Rahayu, 2001) diklasifikasikan sebagai berikut ini :


(44)

26

a. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan

sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

b. Tujuan umum laporan keuangan sebagai berikut :

1) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis.

2) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil aktivitas-aktivitas perusahaan yang

menghasilkan profit.

3) Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earning potensial perusahaan.

4) Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan keajiban.

5) Mengungkap informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.

2.6 Hubungan Efisiensi Biaya Operasi dengan Profitabilitas

Suatu perusahaan pada umumnya terdapat laporan laba rugi yang didalamnya terdapat unsur-unsur biaya operasi yang mempengaruhi laba rugi usaha suatu


(45)

27

maka akan terjadi laba usaha dan apabila pendapatan usaha lebih kecil dari biaya operasi yang dikeluarkan maka akan terjadi rugi operasional atau terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan. Agar perusahaan memperoleh laba maka perusahaan harus dapat menekan biaya operasional, dan demikian jelaslah terlihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi usaha adalah biaya operasi.

Jopie Jusuf (2004) menyatakan bahwa:

“Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba”.

Biaya operasi suatu perusahaan dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi pokok perusahaan untuk proses penciptaan pendapatan yang pada hakikatnya mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun.

Maka dapat dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola biaya operasi perusahaan dapat diukur dalam suatu biaya operasi dalam menghasilkan laba, pengelolaan biaya operasi tersebut membuat perusahaan harus benar-benar mengetahui besarnya biaya operasi yang akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga tidak terjadi kelebihan pengeluaran biaya operasi pada

perusahaan tersebut, karena jika hal ini terjadi maka akan mempengaruhi penurunan profitabilitas atau perusahaan tidak dapat menaikan laba secara maksimal.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data sekunder di dapat dari laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013 dengan mengakses situs BEI, yaitu www.idx.co.id.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dari perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Dokumentasi dilakukan dengan

mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs website masing-masing perusahaan.


(47)

29

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013. Sedangkan, penentuan sampel pada

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian, dimana sampel digunakan apabila memenuhi kriteria.

Adapun kriteria yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama tahun pengamatan pada tahun 2010 hingga 2013.

3. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.

4. Memiliki data-data yang lengkap terkait penelitian.

Dengan melihat beberapa kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 sampel perusahaan.


(48)

30

Tabel 3.1

Kriteria Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

1. Jumlah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 16 2. Jumlah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan

minuman yang tidak mengeluarkan laporan keuangan (annual report) pada tahun 2010

1 3. Jumlah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan

minuman yang tidak mengeluarkan laporan keuangan (annual report) pada tahun 2011

6

Jumlah Sampel 9

Sumber : www.idx.co.id

Dari Tabel 3.1 dapat kita lihat bahwa, perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 9 perusahaan. Berikut adalah nama perusahaan sampel penelitian, yaitu : PT Akasha Wira Internasional Tbk. (ADES), PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA), PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. (PSDN), PT Nippon Indosari Coprindo Tbk. (ROTI), PT Sekar Laut Tbk. (SKLT), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ). Rincian nama perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :


(49)

31

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel dalam Penelitian

No. Kode Nama Emiten

1 ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk. 2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk.

4 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 5 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 6 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. 7 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 8 SKLT PT Sekar Laut Tbk.

9 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Sumber : www.idx.co.id

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen, yang akan menjelaskan hubungan antara efisiensi biaya perusahaan dan profitabilitas.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif atau negatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya operasional.Efisiensi biaya operasional adalah rasio keluaran terhadap masukan dari semua biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan atau semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum. Menurut


(50)

32

Supriyono (2001 : 24) efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Biaya operasional menurut Margaretha (2007 : 24) adalah “Biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan atau semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum”. Biaya operasional termasuk dalam klasifikasi biaya berdasarkan itemnya. Biaya operasional (commercial expense) adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan operasional diluar kegiatan proses produksi termasuk di dalamnya adalah :

1) Biaya penjualan

2) Biaya adminsitrasi dan umum

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Efisiensi Biaya =

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat yang menjadi perhatian utama dalam penelitian. Variabel dependen pada penelitian ini dalah profitabilitas. Dalam

penelitian ini profitabilitas diproksi dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA). Selain merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan, rasio return on assets juga menunjukkan tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva (Fathma, 2003 dalam Januarti dan Dini, 2005).


(51)

33

Secara matematis rasio tersebut dapat ditulis sebagai berikut (Susan Irawati,2006):

ROA =

x 100%

3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan salah satu langkah penting yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala-gejala multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Penelitian ini menggunakan model regresi linear sederhana sebagai alat analisis, sehingga terlebih dahulu harus lolos uji asumsi klasik agar syarat asumsi dalam regresi terpenuhi. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji normalitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas karena pada penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen.

3.5.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa residual mengikuti distribusi normal, apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2011).


(52)

34

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik non-parameter Kolmogorov-Smirnov (K-S). Setelah dilakukan uji K-S kita dapat menarik kesimpulan, jika nilai sig. atau probabilitas < 0,05 berarti data tidak terdistribusi secara normal, sedangkan jika angka probabilitas > 0,05, maka data tersebut terdistribusi secara normal.

Pada Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,438 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,991 (Sig. > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,85298529

Most Extreme Differences

Absolute ,073

Positive ,073

Negative -,063

Kolmogorov-Smirnov Z ,438

Asymp. Sig. (2-tailed) ,991

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS 21

Selain itu, untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal dapat juga dilihat dari grafik uji normalitas pada gambar berikut ini.


(53)

35

Gambar 3.1 Normal Probability Plot

Sumber: Output SPSS 21

Hasil uji normalitas pada Gambar 3.1 yang dilakukan untuk variabel efisiensi biaya dan ROA pada perusahaan makanan dan minuman, menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang artinya data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

3.5.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Terdapat


(54)

36

beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidakanya heteroskedastisitas, salah satunya melalui grafik scatterplot. Kesimpulan diambil dengan melihat persebaran titik pada scatterplot dengan dasar analisis tidak terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

Hasil scatterplot dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS 21

Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 3.2 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Analisis dengan grafik


(55)

37

memengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2011). Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih menjamin keakuratan hasil. Pada penelitian ini, peneliti

melakukan uji glejser guna menjamin keakuratan bahwa tidak ditemukan adanya heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Syarat untuk terbebas dari heteroskedastisitas adalah adanya tingkat signifikasi yang lebih besar diatas tingkat kepercayaan α = 5%.

Tabel 3.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)

Coefficientsa

t Sig.

1,685 ,101

-1,014 ,318

a. Dependent Variable: Ln_ROA Sumber: Output SPSS 21

Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 3.4 dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen (nilai Absolut Unstandardized Residuals). Hal ini terlihat dari semua variabel independen nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.


(56)

38

3.5.1.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi apabila munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Dengan kata lain, pengujian ini dimaksudkan untuk melihat adanya hubungan data satu dengan data yang lainnya dalam satu variabel (Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

 Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasinya sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

 Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl)maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

 Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasinya lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

 Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan di bawah batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat


(57)

39

Tabel 3.5

Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Durbin-Watson Kesimpulan

<1,08 Ada Autokorelasi 1,08 – 1,66 Tanpa Autokorelasi 1,67 – 2,34 Tidak ada Autokorelasi 2,35 – 2,92 Tanpa Kesimpulan

>2,92 Ada Autokorelasi

Tabel 3.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,183a ,034 ,005 ,86544 2,233

a. Predictors: (Constant), Ln_Efisiensi_Biaya b. Dependent Variable: Ln_ROA

Sumber: Output SPSS 21

Berdasarkan Tabel 3.6 diatas dapat diperoleh nilai Durbin-Watson 2,233, nilai ini berada di antara 1,67 – 2,34 yang berarti pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi atau keputusan diterima dan penelitian ini dapat dilanjutkan ke pengujian hipotesis penelitian.

3.5.2 Analisis Regresi

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi sederhana. Analisis regresi sederhana (Simple Regression Analyze) digunakan untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel lain. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel


(58)

40

dependen (Y). Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas (X) degan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier sederhana dengan persamaan sebagai berikut :

Y1 = α + βX + e

Keterangan :

Y1 = Return On Assets (ROA) α = Konstanta

β = Koefisien regresi model X = Efisiensi biaya

e = error term model (variabel residual)

3.5.3 Pengujian Hipotesis

3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011).


(59)

41

3.5.3.2 Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikan > 0,05 (α = 5%), maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen atau dengan kata lain hipotesis ditolak. b) Jika nilai signifikan < 0,05 (α = 5%), maka variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen atau dengan kata lain hipotesis diterima.

Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima (koefisien 48 regresi

signifikan), berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(60)

42

3.5.4 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan dan karakteristik data tersebut. Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).

Sebelum dilakukan analisis regresi maka akan dilakukan analisis deskriptif dengan menyajikannya data dalam bentuk tabel yang merupakan data tabulasi antara efisiensi biaya dan ROA. Setelah data diolah menggunakan SPSS, hasilnya akan dianalisis secara deskriptif kemudian dikaitkan dengan teori atau dengan penelitian yang sebelumnya bahwa efisiensi biaya mempunyai hubungan terhadap profitabilitas perusahaan. Apabila hasil analisis menyatakan bahwa efisiensi biaya berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, itu berarti bahwa perusahaan mampu

mngendalikan biaya operasional perusahaan agar meningkatkan pengembalian atas aktiva/laba. Sedangkan sebaliknya, jika hasil analisis menyatakan bahwa efisiensi biaya tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini berarti ada faktor lain yang lebih kuat dalam menghasilkan laba/profit pada perusahaan.


(61)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan menekan biaya operasi secara efisien dari perusahaan apakah akan membawa pengaruh atas peningkatan profitabilitas dari perusahaan. Hal ini juga akan menjelaskan tentang penerimaan hipotesis dan rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Pada pembahasan efisiensi biaya dapat diketahui bahwa terdapat lima perusahaan yang mengalami kenaikan efisiensi biaya setiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak dapat menekan biaya yang dikeluarkan dengan efisien.

Perusahaan terlalu boros dalam mengeluarkan dananya untuk kegiatan operasional perusahaan, karena perusahaan terus menambah biaya untuk melakukan kegiatan operasi.

2. Penelitian ini hubungan efisiensi biaya dengan return on asset memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan karena ROA merupakan salah satu rasio untuk


(62)

58

sebelum pajak dengan total aset. Dengan mengetahui rasio ini dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan seperti perusahaan menjalankan kegiatan operasi. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan keefektivitasan manajemen dalam memperoleh pengembalian atas aktiva untuk para pemangku kepentingan perusahaan. Dari hasil pembahasan tentang ROA, dapat dilihat bahwa hanya dua perusahaan yang mengalami kenaikan ROA pada setiap tahunnya, hal ini terjadi karena efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak mampu memberikan pengembalian atas aktiva perusahaan.

3. Secara parsial, variabel efisiensi biaya memiliki nilai t hitung sebesar 1,087 dengan signifikansi sebesar 0,285. Angka ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini mengakibatkan semakin tinggi perusahaan menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maka tidak memilik dampak yang berarti bagi nilai profitabilitas yang dihasilkan perusahaan tersebut. Nilai signifikansi 0,285 yang berarti > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan, kata lain kegiatan operasi perusahaan dilakukan dengan menggunakan biaya seefisien mungkin tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap profitabilitas.


(63)

59

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi biaya tidak memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan profit/laba perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

makanan dan minuman di BEI diharapkan lebih memerhatikan faktor selain melakukan efisiensi biaya agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan baik.

2. Untuk investor, hal ini dapat berguna sebagai salah satu pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan kegiatan operasi tidak menjamin perusahaan tersebut bisa melakukan efisiensi biaya operasi dengan baik, karena tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kenaikan atau penurunan laba.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel selain efisiensi biaya yang lebih memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan atau menambah periode penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih bervariasi.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmad Buyung Nusantara. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank”. Tesis. Universitas Diponegoro.

Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pascakrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Jakarta. Jakarta.

AL. Haryono Jusup. 1994. Dasar-Dasar Akuntansi, Ed. 5. Yogyakarta. Penerbit: STIE YKPN.

Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Brigham and Houston. 2006

Atma Hayat. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan yang go-public di Pasar Modal Indonesia.

Atmawardhana, Angga. 2006. Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di Indonesia, setelah pemberlakuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pendekatan Data Envelopment Analysis). Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Ascarya, Diana Y danRokhimah, Guruh S. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan.Edisi Sepuluh. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto.Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.


(65)

Etty Puji Lestari. 2001. Efisiensi Teknik Perbankan di Indonesia Tahun 1995-1999: Aplikasi DEA. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, Adi Saputra, Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Iswardono S, Permono and Darmawan. 2000. Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Kesowo, Bambang. ”Pengantar Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) di Indonesia”, Makalah pada Pelatihan Teknis Yustisial

Peningkatan Pengetahuan Hukum Bagi Hakim Tinggi se-Indonesia yang diselenggarakan Mahkamah Agung RI, Semarang, 20-24 Juni 1995. Juki, Umar. 2008. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Profitabilitas pada PT

Kereta Api Indonesia (Persero).

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Kartini dan Tulus Arianto. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 12(1), h: 11 – 21.

M. Munandar. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 14, No. 1, hal. 83-94.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. Kemapuan Laba dan Arus Kas

dalamMemprediksi Laba dan Arus Kas Peruahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1. No. 1. Januari 1998.


(66)

Pardi, dan Yekti Wijayanti, 2007. Pengaruh Piutang, Persediaan serta Biaya Administrasi dan Umum terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

S.Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogya. Sri, Eni Rahayu. 2003. Penggunaan Informasi Keuangan dan Arus Kas untuk

Memprediksi Laba di Masa Yang Akan Datang. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sutawijaya, Adrian dan Etty Puji Lestari. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia pascakrisis ekonomi : Sebuah studi empiris penerapan model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Juni, h. 49-67.

Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Utang Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi. JRAI, Volume 5 Nomor 1. Januari: 1-16.

Wahyuni Rasyid, Sri. 2012. Analisis Pengaruh Loan To Deposir Ratio ( LDR ), Net Interest Margin (NIM) da Efisiensi terhadap Return On Assets (ROA) Bank Umum Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanudin.

www.idx.go.id www.sahamok.com


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan menekan biaya operasi secara efisien dari perusahaan apakah akan membawa pengaruh atas peningkatan profitabilitas dari perusahaan. Hal ini juga akan menjelaskan tentang penerimaan hipotesis dan rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Pada pembahasan efisiensi biaya dapat diketahui bahwa terdapat lima perusahaan yang mengalami kenaikan efisiensi biaya setiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak dapat menekan biaya yang dikeluarkan dengan efisien.

Perusahaan terlalu boros dalam mengeluarkan dananya untuk kegiatan operasional perusahaan, karena perusahaan terus menambah biaya untuk melakukan kegiatan operasi.

2. Penelitian ini hubungan efisiensi biaya dengan return on asset memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan karena ROA merupakan salah satu rasio untuk


(2)

58

sebelum pajak dengan total aset. Dengan mengetahui rasio ini dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan seperti perusahaan menjalankan kegiatan operasi. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan keefektivitasan manajemen dalam memperoleh pengembalian atas aktiva untuk para pemangku kepentingan perusahaan. Dari hasil pembahasan tentang ROA, dapat dilihat bahwa hanya dua perusahaan yang mengalami kenaikan ROA pada setiap tahunnya, hal ini terjadi karena efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak mampu memberikan pengembalian atas aktiva perusahaan.

3. Secara parsial, variabel efisiensi biaya memiliki nilai t hitung sebesar 1,087 dengan signifikansi sebesar 0,285. Angka ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya terhadap profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini mengakibatkan semakin tinggi perusahaan menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maka tidak memilik dampak yang berarti bagi nilai profitabilitas yang dihasilkan perusahaan tersebut. Nilai signifikansi 0,285 yang berarti > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan, kata lain kegiatan operasi perusahaan dilakukan dengan menggunakan biaya seefisien mungkin tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap profitabilitas.


(3)

59

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi biaya tidak memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan profit/laba perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

makanan dan minuman di BEI diharapkan lebih memerhatikan faktor selain melakukan efisiensi biaya agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan baik.

2. Untuk investor, hal ini dapat berguna sebagai salah satu pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan kegiatan operasi tidak menjamin perusahaan tersebut bisa melakukan efisiensi biaya operasi dengan baik, karena tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kenaikan atau penurunan laba.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel selain efisiensi biaya yang lebih memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan atau menambah periode penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih bervariasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahmad Buyung Nusantara. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank”. Tesis. Universitas Diponegoro.

Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pascakrisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Jakarta. Jakarta.

AL. Haryono Jusup. 1994. Dasar-Dasar Akuntansi, Ed. 5. Yogyakarta. Penerbit: STIE YKPN.

Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Brigham and Houston. 2006

Atma Hayat. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan yang go-public di Pasar Modal Indonesia.

Atmawardhana, Angga. 2006. Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di Indonesia, setelah pemberlakuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pendekatan Data Envelopment Analysis). Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Ascarya, Diana Y danRokhimah, Guruh S. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan.Edisi Sepuluh. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto.Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.


(5)

Etty Puji Lestari. 2001. Efisiensi Teknik Perbankan di Indonesia Tahun 1995-1999: Aplikasi DEA. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, Adi Saputra, Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Iswardono S, Permono and Darmawan. 2000. Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Kesowo, Bambang. ”Pengantar Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) di Indonesia”, Makalah pada Pelatihan Teknis Yustisial

Peningkatan Pengetahuan Hukum Bagi Hakim Tinggi se-Indonesia yang diselenggarakan Mahkamah Agung RI, Semarang, 20-24 Juni 1995. Juki, Umar. 2008. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Profitabilitas pada PT

Kereta Api Indonesia (Persero).

Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Kartini dan Tulus Arianto. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 12(1), h: 11 – 21.

M. Munandar. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 14, No. 1, hal. 83-94.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. Kemapuan Laba dan Arus Kas

dalamMemprediksi Laba dan Arus Kas Peruahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1. No. 1. Januari 1998.


(6)

Pardi, dan Yekti Wijayanti, 2007. Pengaruh Piutang, Persediaan serta Biaya Administrasi dan Umum terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

S.Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogya. Sri, Eni Rahayu. 2003. Penggunaan Informasi Keuangan dan Arus Kas untuk

Memprediksi Laba di Masa Yang Akan Datang. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sutawijaya, Adrian dan Etty Puji Lestari. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia pascakrisis ekonomi : Sebuah studi empiris penerapan model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Juni, h. 49-67.

Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Utang Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi. JRAI, Volume 5 Nomor 1. Januari: 1-16.

Wahyuni Rasyid, Sri. 2012. Analisis Pengaruh Loan To Deposir Ratio ( LDR ), Net Interest Margin (NIM) da Efisiensi terhadap Return On Assets (ROA) Bank Umum Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanudin.

www.idx.go.id www.sahamok.com