Analisis Data Metode Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, studi terdahulu dan sistematika pembahasan. Bab II, Landasan Teori. Pada bagian ini akan dijelaskan landasan teori yang berkaitan dengan objek penelitian yang sedang diangkat. Praktisnya, dalam bab ini akan diulas masalah kajian pustaka tentang pernikahan dan adat. Bab III, Objek Penelitian. Pada bab ini akan diberikan deskripsi umum tentang objek penelitian, yaitu seputar larangan saleb tarjhe di desa Lomaer kecamatan Blega kabupaten Bangkalan, Madura, Bab IV, Analisis dan Pembahasan. Bab ini merupakan bab inti dalam penelitian ini. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konstruksi sosial pernikahan saleb tarjhe di Madura dan pandangan hukum Islam terhadap persoalan nikah saleb tarjhe tersebut. Bab V, Kesimpulan. Bab ini terdiri dari dua pembahasan. Yaitu berupa kesimpulan atas rumusan masalah yang sudah di paparkan pada bab I dan saran- saran atas segala hal yang di perlukan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 24

BAB II DISKURSUS TENTANG PERNIKAHAN DAN ADAT

A. Pengertian Pernikahan

Pernikahan dalam literatur fiqh bahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nikah} dan zawaj. Kedua kata ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam al-Quran dan Hadis Nabi saw. Kata nakah}a banyak terdapat dalam al-Quran dengan arti kawin, seperti dalam surat an- Nisa’ ayat 3:                                Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya, Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki, yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. 1 Secara etimologi, kata nikah berarti bergabung م لا , hubungan kelamin ء ولا dan juga berarti akad دقعلا . 2 Sedangkan secara terminologi, 1 Departemen Agama RI, al- Qur’an dan Terjemahannya Bandung: PT. Syammil Media Cipta, 2006, 77. 2 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, 1460. Lihat pula Amir Syarifuddin, Hukum Pernikahn Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2006, 36. 24