Pengembangan Sumberdaya Guru Syarat “Formality”

7 seseorang menjadi guru. Bahkan SP ini ditinjau kembali bila ternyata ada kekeliruan dalam penetapannya. Demikianlah syarat-syarat vital yang mutlak perlu dipenuhi seseorang bila menjadi guru. Jika kita hendak menjunjung tinggi profesi guru yang akan meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di Sekolah, maka syarat- syarat vital tersebut mutlak diperhatikan dan diperhitungkan dalam proses “seleksi” terhadap individu yang ingin menjadi guru.

1.3 Pengembangan Sumberdaya Guru

Sumberdaya kependidikan yang sering disebut tenaga kependidikan, merupakan komponen yang amat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Law Glover 2000 menyatakan bahwa sumberdaya tenaga kependidikan merupakan komponen determinan dalam menyelenggarakan manajemen sumberdaya manusia serta menempati posisi kunci dalam sistem pendidikan. Dampak kualitas profesional dan kinerjanya bukan hanya akan dikontribusi terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan, melainkan juga berlanjut pada kualitas kinerja para lulusan outcomes yang pada gilirannya tentu saja berpengaruh juga pada peradaban dan martabat hidup masyarakat, bangsa serta umat manusia pada umumnya. Organisasi pendidikan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki potensi sumberdaya manusia, salah satu diantaranya adalah tenaga guru. Guru memiliki peran multidimensional karena bermanfaat sebagai penentuan strategi yang tepat untuk membina hubungan baik dan sesuai dengan keinginan siswa. Guna mengkaji peran multidimensional sumberdaya manusia pada organisasi pendidikan, diperlukan upaya pengembangan sumberdaya terutama bagi guru agar pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dimilikinya selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terjadi begitu cepat. Pengembangan sumberdaya guru perlu direncanakan dengan seksama, karena pengembangan ini akan berdampak pada peningkatan kinerja guru yang akan meningkatkan mutu pendidikan. 8 Menurut Hoyle dalam Sofiah 2004 pengembangan guru mencakup pengembangan mengajar sebagai suatu profesi the development of teaching as a profession dan pengembangan profesional pengajar sebagai individu the profesional development of teachers as individuals. Selanjutnya tujuan pengembangan ini menurut Kusumastuti 2001 diarahkan pada pemenuhan tiga tuntutan kebutuhan, yaitu: 1 Kebutuhan sosial akan sistem pendidikan yang dapat mengadaptasi perkembangan kebutuhan lingkungan, maka pengembangan guru ditujukan agar yang bersangkutan mampu mengadaptasikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. 2 Kebutuhan untuk mencari bentuk atau cara yang dapat membantu guru memperbaiki serta menyempurnakan potensi akademik, personal dan sosial. Pengembangan guru diarahkan pada kriteria kinerja yang diharapkan. 3 Kebutuhan untuk mengembangkan serta mendorong semangat hidup guru. Castetter 1996 menjelaskan pengembangan guru berkaitan dengan istilah inservice education, staff development, professional development, continuing education, dan advanced degree work, yang dijelaskan staff development dilakukan tenaga edukatif dalam rangka peningkatan diri yang berorientasi pada perkembangan. Sedang in service education diasumsikan ada kekurangan pada tenaga edukatif yang mensyaratkan perlu peningkatan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan metode yang memadai. Staff development tidak mengasumsikan adanya kekurangan pada tenaga edukatif tetapi diasumsikan perlunya personil menumbuh-kembangkan kemampuannya. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengembangan staff dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia meliputi program jangka pendek dan jangka panjang yang memiliki tujuan masing-masing seperti termuat dalam gambar berikut ini. 9 Sumber: Castetter, 1996 Gambar 1. Tipe Pengembangan Staf Gambar 1. di atas menjelaskan pengembangan staf pada dasarnya merupakan tindak lanjut yang berkesinambungan dari kegiatan rekrutmen, seleksi, pengangkatan dan penempatan. Pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan, pengembangan individu, pengembangan profesional, pengembangan sistem dan pengembangan yang lain. Kemudian cara pengembangannya apakah secara individu, kelompok, antar kelompok, maupun organisasi, dan cara proses pengembangan staf itu sendiri, apakah secara formal, atau secara non formal. Dalam dunia pendidikan, rekrutmen diartikan sebagai kegiatan menarik sejumlah personil yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan, yang memenuhi kualitas tertentu Castetter, 1996. Tujuannya adalah pemenuhan kebutuhan personil baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka pendeknya berarti memenuhi kebutuhan akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini, sedangkan jangka panjangnya adalah memenuhi penyediaan personil secara berkelanjutan baik personil pelayanan maupun personil profesional Uwes, 2003. Sebagian bagian dari kegiatan “the hiring function” kegiatan rekrutmen ditindaklanjuti dengan kegiatan seleksi atau keputusan tentang identifikasi personil yang cocok dengan kebutuhan Gibson et al, 1988. Position Effectiveness Position Transition Profesional Development Personal Development Position Security Unit Improvement System Improvement Individuals Groups Intergroups Organization Formal and Informal Approaches on the job Development Needs - objectives Development Groups Development Process 10 Berkaitan dengan itu Kaufman 1972 mengemukakan adanya kesatuan antara identifikasi kebutuhan, penentuan persyaratan personil untuk memenuhi kebutuhan, strategi seleksi, evaluasi efektivitas penampilan sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan merubah beberapa langkah yang diperlukan untuk mencapai sistem pendidikan yang responsif, efektif dan efisien. Castetter 1996 memberi beberapa rambu untuk mencapai efektifitas rekrutmen tersebut seperti berikut: 1 Kegiatan dalam proses rekrutmen dibimbing dan dikoordinasikan dengan ketetapan sebelumnya tentang sumberdaya manusia. Perencanaan sumberdaya manusia menetapkan beberapa posisi yang harus dipenuhi melalui rekrutmen. 2 Proses rekrutmen merupakan hal yang esensial, namun bukan merupakan aspek yang terpisahkan dari keseluruhan fungsi personalia. 3 Proses rekrutmen merupakan perencanaan yang penuh kehati-hatian, terorganisasi, langsung, terkendali, terus menerus tanpa henti. 3 Dilanjutkan adanya partisipasi staf dalam formulasi dan perencanaan pelaksanaan rekrutmen. 4 Terdapat suatu badan yang bertanggungjawab untuk menggerakkan dan mendelegasikan pada kegiatan pelaksanaan. 5 Penetapan jumlah dan mutu kebutuhan personil, standar kualifikasi perencanaan tempat dan kegiatan serta penilaian efektivitas perencanaan rekrutmen. 6 Penelitian personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan lapangan. Berkaitan dengan perencanaan sumberdaya manusia, kegiatan rekrutmen seperti yang terlihat dilihat di gambar berikut: 11 Sumber : Castetter, 1996 Gambar 2. Perpaduan Perencanaan SDM dengan Rekrutmen Melalui rambu-rambu tersebut, dapat dikatakan kegiatan rekrutmen guru sangat penting. Menurut Trauss dan Sayles dalam Sudarmayanti 2001 kegiatan pertama dan utama dalam organisasi pendidikan adalah mendapatkan guru bermutu. Suplai orang yang cakap sama pentingnya dengan suplai uang, bahan atau kurikulum, bahkan dikatakan sebagai sentra kegiatan dalam pendidikan. Proses pengembangan sumberdaya guru merupakan kegiatan yang vital dalam organisasi pendidikan baik secara mikro maupun makro, disamping itu pengembangan sumberdaya guru merupakan salah satu bentuk investasi. Pengembangan sumberdaya guru secara makro terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik dalam organisasi pendidikan sangat penting dalam pencapaian mutu secara optimal.

1.4 Riset dan Program Pengembangan Calon Guru