PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI 2 NEGARARATU KEC. NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T.P 2014/2015

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD
NEGERI 2 NEGARARATU KEC. NATAR KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN T.P 2014/2015

Oleh

FITRIYANA

Selama proses belajar, terdapat beberapa hal (1) siswa jarang mengajukan
pertanyaan meskipun guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami, (2) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal
latihan pada proses pembelajaran masih kurang, (3) terlihat malas menjawab
pertanyaan.
Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan metode yang dapat
digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa
serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi tersebut. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa
dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk

mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan
yang dibentuk bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masingmasing siswa menjawab pertanyaan dari kertas dibentuk bola yang diperoleh.
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan (1) peningkatan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball
Trowing, (2) peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan
model Snowball Throwing
Hasil penelitian menunjukan bahwa :(1) rata-rata aktivitas belajar mengalami
peningkatan, pada siklus I sebesar 64,38 %; dan siklus II meningkat menjadi
77.87 %. (2) rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, sebesar 15.63
%.
Kata kunci : Aktivitas belajar, Hasil belajar metode Snowball Throwing.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fitriyana dilahirkan di Desa Banjit Kabupaten
Lampung Utara pada tanggal 18 Juni 1975, anak keempat dari
tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak Kartaman dan Ibu
Rusaidah.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Banjit Lampung Utara yang
diselesaikan pada tahun 1990. Kemudian melanjutkan sekolah pada Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Banjit Lampung Utara yang diselesaikan
pada tahun 1993, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA
Swadhipa Natar Lampung Selatan dan tamat pada tahun 1996.

Penulis memulai karir sebagai guru di SD Negeri 2 Negararatu Natar mulai dari
tahun 2007 sampai dengan sekarang dan masih berstatus honorer.
Kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Lampung pada tahun 2010 Strata 1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kami persembahkan kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang selama ini tiada henti-hentinya memberikan
doa serta kasih sayang kepada penulis.
2. Suami dan anak-anak tersayang yang selalu setia memberi semangat
dalam hidup
3. Para guru dan dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan,
masukan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Almamater tercinta, Universitas Lampung.


MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.
(Q.S. Ar-Ra’d :11)

“Ya Allah, hamba memohon kepadamu permintaan terbaik, doa terbaik,
kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan
terbaik, kematian terbaik, kuatkan hamba, tinggikan derajat hamba, terima
sholat hamba, ampuni dosa-dosa hamba” (Doa khatam Qur’an)

“Kesuksesan hanya dapat diraih oleh insan yang mau bersungguh-sungguh
dan yakin ,,,”
(Fitriyana)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan lancar tanpa menemui hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.. selaku Dekan FKIP Unila
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
4. Ibu Dra. Fitria Akhyar, M.Pd . selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd. selaku Dosen pembahas.
6. Bapak , Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung.
7. Ibu, Titin Hernawati, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 2 Negararatu Natar.
8. Rekan-rekan mahasiswa S.1 Guru dalam Jabatan.
9. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungannya
kepadaku
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi
catatan amal dari Tuhan Yang Maha Esa.


Penulis menyadari bahwa dalam menulis skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Natar, Desember, 2014
Penulis

Fitriyana.

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
BAB I

BAB II

BAB III


i
ii
iii

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................
1.6 Ruang Lingkup........................................................................

1
5
5
6
6
8


KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar ...................................................................
2.2 Pembelajaran IPS ....................................................................
2.3 Kajian tentang Pembelajaran Snowball Throwing ..................
2.4 Model Pembelajaran Snowball Throwing ...............................
2.5 Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing ..
2.6 Kerangka Berpikir...................................................................
2.7 Hipotesis..................................................................................

9
16
17
20
22
23
24

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian.....................................................................
3.2 Metode Penelitian....................................................................

3.3 Subyek Penelitian....................................................................
3.4 Faktor Yang Diteliti ................................................................
3.5 Prosedur Penelitian..................................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................
3.7 Alat Pengumpulan Data ..........................................................
3.8 Pengolahan Data......................................................................
3.9 Indikator Keberhasilan ............................................................

25
26
27
27
27
34
35
35
37

BAB IV


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................
4.2 Pembahasan ............................................................................

39
58

PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................
5.2 Saran ......................................................................................

68
69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL


Tabel

Halaman

1. Nilai rata-rata dan ketuntasan Klasikal Ulangan Harian IPS ....................

3

2. Data Aktivitas Belajar Siswa pra tindakan................................................

3

3. Jadwal pelaksanaan PTK Siklus I dan II...................................................

25

4. Obsesvasi aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ...........................

43


5. Hasil Belajar IPS Siklus I Pertemuan I .....................................................

44

6. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II...............

47

7. Hasil Belajar IPS Siklus I Pertemuan II...................................................

49

8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ...........................

52

9. Hasil Belajar IPS Siklus II Pertemuan I...................................................

53

10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ..........................

56

11. Hasil BeljarIPS Siklus II Pertemuan II.....................................................

57

12. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS
dengan model Snowball Throwing Siklus I Pertemuan I dan II...............

58

13. Rekapitulasi Hasil Belajar IPS dengan model Snowball Throwing
Siklus I Pertemuan I dan II ......................................................................

61

14. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS dengan model
Snowball Throwing Siklus II Pertemuan I dan II.....................................

64

15. Rekapitulasi Hasil Belajar IPS dengan model Snowball Throwing
Siklus II Pertemuan I dan II......................................................................

66

16. Hasil observasi guru Siklus II...................................................................

56

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. RPP Siklus I Pertemuan I dan II .........................................................

70

2. Soal Test Hasil Belajar IPS Siklus I Pertemuan I.................................

86

3. Kunci Jawaban Test Siklus I Pertemuan I............................................

88

4. Soal Test Hasil Belajar IPS Siklus I Pertemuan II................................. 89
5. Kunci Jawaban Test Siklus I Pertemuan II............................................ 91
6. RPP Siklus II Pertemuan I dan II ........................................................

92

2. Soal Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan I dan I.............................. 110
3. Kunci Jawaban Test Siklus II Pertemuan I .......................................... 112
4. Soal Test Hasil Belajar Siklus II Pertemuan II..................................... 113
5. Kunci Jawaban Test Siklus II Pertemuan II ......................................... 115
6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar siswa Siklus I pertemuan I ............. 116
7. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I pertemuan II........... 118
8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar siswa Siklus II pertemuan I ........... 120
9. Hasil Observasi Aktivitas Belajar siswa Siklus II pertemuan II .......... 122
10. Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan I ................................. 124
11. Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan II ................................ 126
12. Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II Pertemuan I................................. 128
13. Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan II ................................ 130

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.

Gambar 1 Kerangka Berpikir………………………………………..24

2.

Gambar 2 SiklusPTK .....………………………................................26

3. Gambar 3 Tabel Batang Aktivitas Siswa............................................ 67
4. Gambar 4 Tabel Batang Hasil Belajar Siswa.......................................67

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara. (UU Sisdiknas, 2003).

Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan sumber daya manusia.
Untuk itu perlu dilakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan dari waktu ke
waktu tanpa henti. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan disegala aspek kehidupan manusia. Keberhasilan dunia pendidikan
bergantung pada guru mampukah mengembangkan keterampilan yang tepat untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Oleh karena itu bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian,
penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah,
masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya.

2

Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia, diantaranya penyempurnaan kurikulum baik ditingkat dasar menengah
hingga perguruan tinggi, mendirikan sekolah-sekolah negeri di daerah terpencil,
serta memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di tingkat SD dan
SMP. Selain upaya yang dilakukan pemerintah, pihak sekolah juga melakukan
upaya-upaya unuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya untuk sekolah itu
sendiri misalnya dengan menyesuaikan guru bidang studi dengan latar belakang
pendidikannya, memberikan penataran kepada guru, menyalurkan dana bantuan
dari pemerintah dengan cara melengkapi sarana dan prasarana yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak sekolah maupun siswa/siswi. Serta penyempurnaan
pembelajaran baik seluruh bidang studi maupun pelajaran IPS, sehingga hal ini
sangat diharapkan dapat berjalan secara optimal.

Keberhasilan pembelajaran IPS dapat diukur dari keberhasilan siswa yang
mengikuti pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pra tindakan yang penulis lakukan, diperoleh data nilai ujian
semester genap tahun pelajaran 2014/2015 sebagai berikut :

3

Tabel 1. Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Ulangan Harian Mata Pelajaran
IPS di SD Negeri 2 Negararatu Natar
No

Interval Nilai

Kategori

Jumlah

Persentase

1.

≥ 65

Tuntas

9

28.12 %

2.

< 65

Tidak Tuntas

23

71.88 %

Sumber

: Buku daftar nilai ujian semester genap siswa kelas IV SD Negeri 2
Negararatu Natar Tahun Pelajaran 2014/2015

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa dari 32 siswa, hanya 9 orang siswa
yang tuntas atau 28.12 % sedangkan 23 orang siswa lainnya atau 71.88 %
belum tuntas. Berdasarkan wawancara serta pengamatan di dalam kelas,
diperoleh keterangan sebagai berikut :
a. Aktivitas selama pembelajaran
Selama proses belajar mengajar, terdapat beberapa hal :
1. Siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran.
2. Keaktifan mencatat dan mengerjakan sosl-soal latihan pada proses
pembelajaran masih kurang.
3. Siswa masih ragu-ragu dan malu menjawab pertanyaan dari guru..
Dalam hal aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel pra tindakan
dibawah ini :
Tabel 2. Data aktivitas belajar siswa pra tindakan.

Pra tindakan
No

Aspek

Keterangan
Jumlah

%

1

Memperhatikan guru

10

31.25 %

Tidak Tuntas

2

Mencatat materi

12

37.50 %

Tidak Tuntas

3

Bertanya, jawab

9

71.88 %

Tidak Tuntas

4

b. Penerapan metode pembelajaran
Guru IPS di SD Negeri 2 Negararatu Natar Kabupaten Lampung Selatan
menggunakan metode ceramah sebagai metode yang dominan, dengan
mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan menghafal, dan
pola penyampaian materi pembelajaran yang kurang terstruktur, sehingga
hal ini yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran.

Melihat kondisi tersebut maka perlu kiranya diadakan perbaikan. Salah satu
alternatif untuk mengatasi/memperbaiki keadaan adalah memilih metode
pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran aktif.

Pada dasarnya pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
untuk belajar secara aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam poses
pembelajaran, tidak hanya pikiran saja tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu
metode pembelajaran aktif yang peneliti pilih

yaitu metode Snowball

Throwing. Metode Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian
pelajaran dengan cara siswa aktif dan kreatif dalam membuat soal IPS dan
menyelesaikan soal yang telah dibuat temannya dengan sebaik-baiknya.
Penerapan metode snowball throwing ini dalam pembelajaran IPS melibatkan
siswa untuk berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami konsep terarah lebih baik.

5

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPS Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Negararatu Natar Kabupaten Lampung Selatan T.P 2014/2015 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah :
1. Rendahnya aktivitas belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 2 Negararatu
Natar
2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mengerjakan sosl-soal pada proses
pembelajaran IPS.
3. Pembelajaran yang masih didominasi oleh pembelajaran yang konvensional,
terutama menggunakan metode ceramah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah penelitian dapat dirumuskan adalah:
1. Apakah

penerapan

model

pembelajaran

Snowball

Throwing

dapat

meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2
Negararatu Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015?

6

2. Apakah

penerapan

model

pembelajaran

Snowball

Throwing

dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Negararatu Natar
Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2
Negararatu Natar melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
2. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2
Negararatu Natar Kabupaten Lampung Selatan melalui penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing
3. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa
a. Melatih siswa untuk bekerjasama, mengungkapkan pendapat, menghargai
kekurangan, dan kelebihan orang lain.
b. Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS pada
siswa kelas IV baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, serta
kreatifitas siswa dalam pembelajaran.

7

2. Bagi Guru
a. Hasil

penelitian

ini

dapat

dipergunakan

sebagai

inovasi

serta

penyempurnaan proses pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
c. Sebagai bahan masukan untuk mendapatkan pengetahuan dan teori baru
tentang meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui

model

pembelajaran Snowball Throwing
3. Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan target pembelajaran.
b. Mendapatkan pengalaman melaksanakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPS.
4. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan masukan yang baik
strategi

pembelajaran

yang

untuk mengadakan pembaharuan

bervariasi

dalam

memperbaiki

dan

meningkatkan kreativitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
kooperatif Snowball Throwing
b. Dapat dijadikan contoh strategi pembelajaran di lingkungan SD Negeri 2
Negararatu Natar Kabupaten Lampung Selatan.

8

1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Negararatu Kec.
Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini hanya pada mata pelajaran
IPS dengan pokok bahasan pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Snowball Throwing dan dilaksanakan pada semester ganjil T.P 2014/2015.

9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto
(2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Suparwoto (2004: 41) bahwa belajar pada intinya
adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk
belajarnya yaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun
keterampilan.

Menurut Winkel belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan

10

semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti
perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya (Purwanto, 2008: 51)

Sedangkan pengertian belajar menurut Mulyani Sumantri & Johar Permana, 1999:
16) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan
tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi
akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan sertamerta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Moh. Surya dikutip oleh Nana Sudjana (2005: 22) mendefinisikan belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan.

Oemar Hamalik (1993: 280) mengungkapkan empat prinsip belajar yaitu :
a. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa, karena tujuan
akan menuntut dalam belajar,
b. Belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis,
c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal – hal yang dipelajari sehingga
memperoleh pengertian – pengertian,
d. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan dan hasil.

11

Dari prinsip – prinsip tersebut memberikan penjelasan dalam memaknai belajar
dan dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendukung proses
pembelajaran, sehingga pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar
menjadi lebih jelas dan terarah.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar ada
suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan,
pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan
tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan.
Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di
sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat
memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
a) Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2005: 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis.

12

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa factor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Sedangkan factor eksternal
meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Prestasi belajar siswa di sekolah dapat dilihat pada angka raport atau pada
daftar nilai ulangan harian, sumatif atau nilai UN pada akhir kelulusan siswa.
Ditinjau dari segi didaktis maka penilaian proses belajar sangat penting,
karena mereka ingin mengetahui kemajuan yang telah dicapai yang dapat
mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, sehingga diharapkan prestasi
berikutnya akan lebih meningkat. Dengan mengetahui nilai mereka, setidaktidaknya dapat menjadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar sehingga
mencapai prestasi yang lebih baik. Sedangkan bagi guru tidak hanya minilai
hasil usaha murid saja, tetapi juga sekaligus ia juga menilai hasil usahanya
sendiri.
b) Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa, maka
proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Aktivitas belajar
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai
perubahan tingkah laku. Seseorang melakukan aktivitas belajar dalam keadaan
sadar baik dalam fisik maupun mentalnya.

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan positif terhadap

13

suatu peristiwa dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses
belajarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang secara sadar yang meliputi
kegiatan fisik maupun mental yang diharapkan dapat menghasilkan
pembelajaran yang optimal

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom
(Purwanto, 2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan
sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom secara hirarki
tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana
yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Enam tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
1) Pengetahuan

(knowledge)

yaitu

kemampuan

seseorang

untuk

mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus

14

dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui
penjelasan dari kata- katanya sendiri.
3) Penerapan

(application)

yaitu

kesanggupan

seseorang

untuk

menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsipprinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi
yang baru dan kongkret.
4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.
5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagianbagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola
yang baru dan terstruktur.
6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi
dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini
adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian
menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.
2. Ranah Afektif
Kratwohl (Purwanto, 2008 : 51) membagi belajar afektif menjadi lima
tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian

15

(menentukan

pilihan

sebuah

nilai

dari

rangsangan),

organisasi

(menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi
(menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun
secara hirarki mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling
tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai
yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.
3. Ranah Psikomotorik
Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar
psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang
paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat
dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah.

Simpson

(Purwanto,

2008:

51)

mengklasifikasikan

hasil

belajar

psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala),
kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan
terbimbing

(meniru

model

yang

dicontohkan),

gerakan

terbiasa

(melakukan gerakan tanpa model hingga mencapai kebiasaan), gerakan
kompleks (melakukan

serangkaian gerakan secara berurutan), dan

kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang
orisinil atau asli).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

16

2.2 Pembelajaran IPS

IPS adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya
masalah-masalah

yang

diwujudkan

oleh

masyarakat

Indonesia

dengan

menggunakan pengertian-pengertial (fakta, konsep, teori) yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti
geografi , antropologi, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah.

Tujuan dari mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut : (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya (2), memiliki kemampuan dasar untu berfikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam
kehidupan sosial (3), memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan (4), memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan
global.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : (1)
Manusia, tempat dan lingkungan, (2), Waktu, keberlanjutan, dan perubahan (3),
System sosial dan budaya (4), perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Dengan demikian ilmu pengetahuan sosial adalah bidang studi yang merupakan
paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.

17

2.3 Kajian tentang Pembelajaran Snowball Throwing

a) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersamasama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelomponya.
Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam
menuntaskan permasalahan.

Sehubungan dengan pengertian tersebut, Uno Hamzah (2007) menyatakan
bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana peserta
didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan
pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu
sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama
dalam sruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative
Learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam
suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.

18

b) Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, dkk. (2004), tujuan pembelajaran kooperatif adalah
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh

keberhasilan

kelompoknya.

Model

pembelajaran

kooperatif

dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yang
dirangkum sebagai berikut :
1. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial. Namun
demikian menurut Ibrahim dkk, (3: 2004), bahwa pembelajaran kooperatif
juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja pebelajar dalam tugas - tugas
akademik. Para ahli mengemukakan bahwa model ini unggul dalam
membantu pembelajaran memiliki konsep-konsep yang sulit. Selain itu,
pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada peserta
didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerjasama
menyelesaikan tugas - tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain dari model pambelajaran kooperatif adalah penerimaan
terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun
kemampuan. Menurut Ibrahim dkk (2004) mengemukakan bahwa kontak
fisik di antara orang-orang yang berbeda ras atau kelompok etnis tidak
cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran
kooperatif memungkinkan pebelajar yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu dengan yang lain atas

19

tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu dengan yang lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial amat penting untuk dimiliki oleh masyarakat. Banyak
kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling
bergantung satu sama lain dan di dalam masyarakat yang secara budaya
beragam.
4. Lingkungan Belajar dan Sistern Pengelolaan
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses
demokrasi dan peran aktif peserta didik dalam menentukan apa yang harus
dipelajari dan bagairnana mempelajarinya. Jika pembelajaran kooperatif
ingin menjadi sukses, materi pembelajaran yang lengkap harus tersedia di
berbagai sumber belajar.

Selain unggul dalam membantu peserta didik

dan memiliki konsep-

konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu peserta didik
menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan
membantu teman serta tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok
itu. Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan, saling memenuhi
dan bantu-membantu.

20

2.4 Model Pembelajaran Snowball Throwing

Metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap hasil belajar
siswa, terutama pada mata pelajaran IPS. Dalam hal ini metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu metode pembelajaran
saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan
dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama pada guru mata pelajaran IPS. Guru
IPS harus

memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk

digunakan dalam pembelajaran.

Model pebelajaran Snowball Thowing merupakan metode yang dapat digunakan
untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
materi tersebut. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk
menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas
dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan Throwing artinya
melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang
berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya
sendiri untuk dijawab. Snowball Throwing merupakan salah satu model
pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak

21

melibatkan siswa. Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai
topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya proses
pembelajaran. Snowball Throwing sebagai salah satu dari model pembelajaran
aktif (active learning) pada hakikatnya mengarahkan atensi siswa terhadap materi
yang dipelajarinya. Namun sebagaimana model pembelajaran lainnya, dalam
penerapannya pun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi
siswa, waktu yang tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran.

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap
menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok. Pesan dalam hal ini adalah berupa pertanyaan –
pertanyaan yang telah dibuat oleh siswa. Lemparan pertanyaan tidak
menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi
menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas
lalu dilempar kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka
dan menjawab pertanyaannya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran secara berkelompok,
setiap kelompok beranggotakan beberapa siswa dimana setiap siswa membuat
pertanyaan yang kemudian dilemparkan kepada kelompok yang lainnya untuk
dijawab. Ketika menjawab pertanyaan yang diperoleh harus dijawab oleh masing
– masing individu dengan cara berdiri dari tempat duduknya atau maju ke depan
kelas.

22

2.5 Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing

Langkah–langkah model pembelajaran Snowball Throwing adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang
ingin dicapai.
2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok .
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian. Ketika menjawab pertanyaan tersebut siswa
diminta untuk berdiri dari tempat duduknya atau maju ke depan kelas untuk
menjawab pertanyaan yang mereka dapatkan.
7. Evaluasi.
8. Penutup.

23

Metode snowball throwing memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan.
Kelebihan model pembelajaran snowball throwing yaitu :
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan.

Adapun kekurangan model pembelajaran snowball throwing yaitu :
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkisar pada pengetahuan siswa.
2. Tidak efektif.
2.6 Kerangka Berpikir

Siswa dengan aktivitas dan hasil belajar yang rendah menjadi masalah dan harus
segera dicari solusi/diperbaiki. Pemecahan ini dilakukan dengan menerapkan
metode/model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Metode pembelajaran aktif yang digunakan dalam proses pembelajaran
adalah model pembelajaran Snowball Throwing. Penerapan metode ini dalam
pembelajaran IPS melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan
guru, agar kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.

24

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Siswa dengan aktivitas
dan hasil belajar yang
rendah

Proses KBM

Model pembelajaran
Snowball Throwing

Aktivitas
belajar siswa

Hasil
belajar
siswa
Meningkat

Gambar 1. Kerangka berpikir
2.7 Hipotesis

1. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
aktivitas belajar mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 2 Negararatu Natar
Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 2 Negararatu Natar Kabupaten
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.

25

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian
Peneletian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Negararatu
Natar Kabupaten Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
3.1.2 Waktu Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada Semester Ganjil , yaitu pada
bulan Agustus 2014, waktu tersebut meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian. Jadwal pelaksanaan Siklus 1 sampai Siklus 2
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan PTK Sikus 1 dan Siklus ll
No

Hari/tanggal

Jam ke

Siklus

Pengamat

1

Kamis, 28 Agustus 2014

07.15 – 07.55

1

Rusmilah, S.Pd

2

Sabtu, 30 Agustus 2014

07.15 – 07.55

2

Rusmilah, S.Pd

26

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Pengertian Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan
menggunaan metode deskriptif. Penelitian ini menerapkan konsep model
Kemmis dan MC Taggart (dalam Suharsimi Arikunto. 2000) yang meliputi 4
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Yang di gambarkan dalam siklus PTK di bawah ini

Perencanaan

Refleksi1
Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pengamatan

Hasil pelaksanaan

Gambar 2. Siklus PTK

Pelaksanaan

27

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Negararatu Natar
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015, terdiri dari 32 orang siswa, dengan
jumlah

siswa laki-laki 12 orang dan 20 siswa perempuan. Dan guru sebagai

observer.

3.4 Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung yaitu: (1)
Memperhatikan

penjelasan

guru,

(2)

Mencari

atau

mencatat

materi

pembelajaran, (3) Berdiskusi antar siswa dalam kelompok, bekerja dalam
memecahkan masalah , (4) Mempresentasikan hasil kelompok, (5) Memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan.
2. Hasil belajar siswa adalah hasil belajar yang dilihat dari hasil tes formatif pada
setiap akhir siklus.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri
dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan

28

3. Observasi
4. Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari
suatu kompetensi dasar yang terdiri dari 2 kali pertemuan yang telah disesuaikan
dengan materi pokok pelajaran, dan setiap satu kompetensi dasar selesai akan
diadakan tes formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi
pokok tersebut serta dilakukan observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Snawball Throwing.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru
mata pelajaran IPS. Adapun langkah- langkah yang dilakukan untuk tiap siklus
pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mendiskusikan dengan guru mata pelajaran IPS tentang permasalahan
pembelajaran dan tindakan yang direncanakan, serta meminta kesediaan
guru mata pelajaran IPS untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan tindakan.
b) Menyusun perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang
disetting sebagai PTK, bahan pengajaran yang akan diberikan, menyiapkan
media pembelajaran pendukung, bahan tugas untuk siswa, kisi- kisi soal,
alat evaluasi serta menyusun alat evaluasi bersama guru mitra.

29

c) Menyusun lembar kerja siswa bersama guru.
d) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan guru bersama guru mitra.
2. Tahap Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran IPS.
Adapun kegiatannya sebagai berikut:
Pertemuan
Dalam

pertemuan

I
ini

membahas

materi

pentingnya

koperasi

dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan urutan kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memperlihatkan
gambar/lambang koperasi.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa saja yang termasuk
kegiatan dalam koperasi” sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti
pembahasan materi mengenai pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
d. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
e. Guru membentuk

kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
f. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.

30

g. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
h. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit.
i. Setelah siswa dapat satu bola/pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
j. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan PR kepada siswa untuk dibahas pada pertemuan
berikutnya.

Pertemuan II
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
a. Guru membahas PR dan menerangkan soal yang dianggap sulit oleh siswa
b. Memberikan penguatan dari hasil tanya jawab maupun diskusi kelompok
siswa
c. Membimbing siswa untuk memberikan refleksi
d. Guru memberikan tes pada siklus I.
e. Siswa membuat kesimpulan dan mempresentasikan didepan kelas.

3. Tahap Pengamatan (observasi)
Mengingat dalam penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru,
maka pada tahap pengamatan (observasi) aktivitas belajar siswa selama

31

kegiatan pembelajaran berlangsung dipantau oleh peneliti dan dibantu oleh
salah seorang pengamat dengan menggunakan pedoman lembar observasi
aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini data- data yang diperoleh dari siklus I dikumpukan untuk
dianalisis dan selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang
diperoleh, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan aktivitas belajar
dan minat belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Aktivitas dan
minat belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan
pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus II
1. Tahap perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I baik yang berkaitan dengan sisiwa, guru
ataupun perangkat, maka diadakan perencanaan ulang meliputi:
a) Pendekatan, strategi, metode dan media pembelajaran.
b) Menciptakan suasana belajar yang lebih melibatkan keaktifan siswa.
c) Menyusun struktur pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
d) Pengelolaan kelas
Perencanaan yang lainnya sama sebagaimana pada perencanaan siklus
pertama.
2. Tahap Tindakan
Pertemuan I

32

Dalam pertemuan ini membahas materi mengenai motif ekonomi dengan urutan
kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apakah kalian pernah
membeli barang keperluan sekolah di warung/toko dekat tempat tinggal
kalian?“ sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti pembahasan materi
tentang barang-barang yang biasanya dijual di kopersai.
b) Guru melaksanakan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran.
c) Guru menjelaskan mengenai pengertian barang ekonomis, dan jenis-jenis
barang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
d) Guru memberikan soal latihan berupa lembar kerja siswa yang dapat
dikerjakan secara individu dengan media gambar.
e) Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang
kurang mengerti.
f)

Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal
latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas,
dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.

g) Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soalsoal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh
siswa.
h) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

33

Pertemuan II
Dalam pertemuan ini membahas materi mengenai simbol- simbol pada peta
dengan urutan kegiatan sebagai berikut:
a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa” apakah siswa masih
mengingat apa sajakah barang-barang yang diperjualbelikan pada
koperasi?” sebagai prasyarat untuk melanjutkan materi minggu lalu.
b) Guru menjelaskan rencana kegiatan dan tujuan pembelajaran
c) Menggunakan media gambar, guru memberikan penjelasan mengenai
jenis-jenis barang produksi, konsumsi, dan barang substitusi.
d) Guru memberikan soal latihan siklus II berupa lembar kerja siswa yang
dikerjakan secara berkelompok.
e) Guru berkeliling mengawasi dan memberi bimbingan kepada siswa yang
kurang mengerti.
f)

Setelah cukup diberi waktu 30 menit guru bersama siswa membahas soal
latihan dengan cara menunjuk siswa untuk memaparkan di depan kelas,
dengan bimbingan guru siswa lain mencocokkan hasil kerjanya.

g) Selesai membahas latihan- latihan soal, guru menanyakan pada siswa soalsoal manakah yang belum dikuasai ataupun yang sudah dikuasai oleh
siswa.
h) Guru mengoreksi hasil latihan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

1 13 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 REJOSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRAWANGSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI 2 NEGARARATU KEC. NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T.P 2014/2015

0 3 57

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING

9 53 155

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS IV SDN MUARA PUTIH KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 42

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SEMESTER 2 SDN NGEMPLIK WETAN 1

0 0 20