PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL

THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Marice Sitorus

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan kinerja guru, serta hasil belajar menggunakan lembar tes. Data hasil pengamatan dianalisis dengan kualitatif dan hasil belajar dianalisis dengan kuantitatif.

Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 67,08. Pada siklus II rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 81,25. Rata-rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,00. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mencapai 80,00. Hasil penelitian menunjukan, bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata kunci : Aktivitas belajar, hasil belajar dan model pembelajaran Snowball Throwing


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL

THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

MARICE SITORUS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL

THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

MARICE SITORUS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rata-rata Keaktifan Belajar Siswa ... 49

2. Data Siswa Akif Belajar ... 49

3. Persentase Keaktifan Belajar Siswa ... 50

4. Rata-rata Ketuntasan Belajar Siswa ... 51

5. Data Siswa Tuntas Belajar ... 52


(5)

vii DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Snowball Throwing ... 6

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing 6

2.1.2. Tujuan Model Pembelajaran Snowball Throwing ... 7

2.1.3. Manfaat Model Pembelajaran Snowball Throwing ... 7

2.1.4. Langkah-langkah Snowball Throwing ... 8

2.1.5. Kelebihan dan Kelemahan Snowball Throwing ... 8

2.2. Belajar dan Pembelajaran ... 10

2.2.1. Pengertian Belajar ... 10

2.2.2. Pengertian Pembelajaran ... 11

2.3. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ... 12

2.3.1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 12

2.3.2. Pengertian Hasil Belajar ... 13

2.4. Pembelajaran IPS ... 14

2.4.1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 14

2.4.2. Pembelajaran IPS di SD ... 16

2.4.3. Karakteristik Pendidikan IPS ... 17

2.4.4. Tujuan Pembelajaran IPS ... 18

2.4.5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 20

2.5. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

2.6. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penekatan Penelitian ... 23

3.2. Setting Penelitian ... 23

3.2.1. Waktu Penelitian ... 23

3.2.2. Tempat Penelitian ... 23

3.3. Subjek Penelitian ... 24

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 24


(6)

viii

3.4.2. Alat Pengumpulan Data ... 25

3.5. Analisis Data ... 26

3.5.1 Analisis Kuantitatif ... 26

3.6. Prosedur Penelitian ... 28

3.7. Pelaksanaan Tindakan ... 29

3.8. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 33

4.2. Deskripsi Siklus I ... 33

4.3. Deskrispi Siklus II ... 40

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.4.1. Aktivitas Siswa ... 48

4.4.2. Hasil Belajar Siswa ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan SK, KD dan Idikator ... 59

2. Silabus Pembelajaran ... 63

3. RPP Siklus I ... 67

4. RPP Siklus II ... 63

5. Lembar Kinerja Guru Siklus I ... 81

6. Lembar Kinerja Guru Siklus II ... 82

7. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 83

8. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 86

9. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 89


(8)

(9)

(10)

(11)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang kukasihi dan kucintai.

1. Kedua orang tua yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang. 2. Suamiku tercinta dan anak-anaku tercinta.

3. Seluru Dewan Guru SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung. 4. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa S1 PGSD SKGJ. 5. Almamaterku tercinta Universitas Lampung (Unila).


(12)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 April 1959 di Raja Maligas. Penulis adalah anak ke 1 dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Alfred Sitorus dan Ibu Kamsyah Aritonang. Penulis tinggal di Jl. Perumahan Nusantara Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Penulis mulai mengenyam pendidikan pertama kali di SDN 6 Perdagangan pada tahun 1971 dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Satrya Budi lulus pada tahun 1974. Penulis meneruskan pendidikan di SPGN Pematang Siantar dan lulus pada tahun 1977.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) SKGJ (Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan) Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 23 Maret 2015 Penulis,


(13)

v

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila yang telah mengesahkan hasil penelitian kami.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah menyetujui hasil penelitian kami.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD yang telah membantu segala hal dalam proses penelitian.

4. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku Dosen Pembahas yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.


(14)

vi

7. Ibu Rosida Yulianti, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sukabumi yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan penelitian di SDN 2 Sukabumi.

8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN 2 Sukabumi yang telah membantu segala hal dalam proses penelitian di SDN 2 Sukabumi.

9. Suamiku dan anak-anaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi keberhasilan penulis.

10.Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral. 11.Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal yang baik dari Tuhan YME.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 23 Maret 2015 Penulis,


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.” Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu


(16)

2

kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali.

Hal ini pun dirasakan juga pada SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung khususnya pada pembelajaran IPS. Kondisi pembelajaran IPS saat ini masih banyak diwarnai dengan menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Metode ceramah itu lebih menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan ilmu saja kepada siswanya (teacher centred), sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia saja. Ditambah lagi guru sering menugaskan siswa untuk menghapal atau menulis (mencatat) semua materi dalam pembelajaran IPS. Pada akhirnya sering kali mendengar bahwa pelajaran IPS itu sangat membosankan, jenuh bahkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak antusias dalam proses pembelajaran tersebut, yang berdampak tidak berhasilnya siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan strategi, metode dan teknik belajar serta kurang variatifnya guru menggunakan metode-metode pembelajaran tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini pun berujung pada aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Terbukti dari KKM yang ditetapkan adalah > 60 KKM, siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi hanya 7 siswa (35%) yang diatas 60 KKM. Sedangkan 13 siswa (65%) masih dibawah KKM.


(17)

3

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan cara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Melalui model pembelajaran Snowball Throwing aktivitas siswa sangat ditekankan dengan cara membuat pertanyaan. Oleh sebab itu pada penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, dengan harapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.

1.2.Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah.

2. Guru hanya menyalurkan ilmu saja kepada siswanya (teacher centered). 3. Pelajaran IPS itu sangat membosankan, jenuh bahkan siswa menjadi pasif

dalam proses pembelajaran berlangsung. 4. Siswa tidak antusias dalam proses pembelajaran 5. Aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah.


(18)

4

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimanakah pemanfaatan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung?

2. Bagaimanakah model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung?

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing di kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing di kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.

1.5.Manfaat/Kegunaan Penelitian 1.5.1. Manfaat bagi siswa

1. Menumbuhkan kreativitas belajar siswa. 2. Menumbuhkan motivasi belajar siswa. 1.5.2. Manfaat bagi guru


(19)

5

2. Menambah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran yang menarik.

1.5.3. Manfaat bagi sekolah

1. Ikut memajukan sekolah demi tercapainya proses belajar mengajar yang efektif.

2. Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

1.5.4. Manfaat bagi peneliti

1. Sebagai acuan meningkatkan kinerja peneliti dalam proses pembelajaran.

2. Sebagai referensi peneliti untuk mengembangkan strategi pembelajaran di sekolah.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Model Pembelajaran Snowball Throwing

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu

“snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan

throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen. Hal ini diungkapkan oleh para ahli berikut ini.

Menurut Suprijono, (2011: 8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.


(21)

7

2.1.2 Tujuan Pembelajaran Model Snowball Throwing

Menurut Asrori (2010), tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Devi (2011:12) model pembelajaran Snowball Throwing melatih murid untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada murid lain. Murid yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

2.1.3 Manfaat Pembelajaran Model Snowball Throwing

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dam model pembelajaran Snowball Throwing diantaranya ada unsur permainan yang menyebabkan metode ini lebih menarik perhatian murid. Sementara menurut Asrori (2010: 3) dalam model pembelajaran Snowball Throwing terdapat beberapa manfaat yaitu:

1. Dapat meningkatkan keaktifan belajar murid.

2. Dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan emosional yang ada di dalam diri murid.


(22)

8

2.1.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing

Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

pembelajaran.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

4. Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

6. Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan.

8. Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran.

Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan tugas di rumah.

2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Model Snowball Throwing Model Snowball Throwing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran model Snowball Throwing menurut Suprijono ( Hizbullah, 2011: 9 ) diantaranya: “(1)

Melatih kedisiplinan murid; dan (2) Saling memberi pengetahuan”.

Sedangkan menurut Safitri (2011: 19) kelebihan model Snowball Throwing antara lain :


(23)

9

1. Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

2. Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.

3. Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

4. Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

5. Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

6. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada temanmaupun guru.

7. Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

8. Murid akan memahami makna tanggung jawab.

9. Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia.

10.Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya

Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana yang dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya :

1. Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan sekitar murid; 2. Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran”.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang model pembelajaran Snowball Throwing di atas, maka sintesis dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah teknik diskusi yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Dengan demikian semua murid mendapat kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat


(24)

10

sesuai dengan pertanyaan yang mereka dapat. Sedangakan pada kinerja guru diamati melalui indikator sebagai berikut:

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi 3. Menunjukan penguasaan materi

4. Mengaitkan materi dengan hal-hal yang relevan

5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai 6. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

7. Menguasai kelas

8. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 9. Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar 10.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan

11.Menggunakan bahasan lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 12.Melakukan refleksi dan tindak lanjut.

2.2. Belajar dan Pembelajaran 2.2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Didalamnya dikembangkan teori–teori yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. (Sagala, 2008:12)

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dimyati dan Mudjiono (2006:7) mengemukakan bahwa penentu dari proses belajar adalah siswa. Selain itu Hilgard dan Marquis berpendapat bahwa belajar merupakan proses pencarian ilmu dalam diri sendiri melalu latihan,


(25)

11

pembelajaran, dan yang lainnya sehingga terjadi perubahan dalam diri. James L. Mursell mengemukakan belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami, mencari, menelusuri dan memperoleh sendiri apa yang kita inginkan.

Menurut Gagne dalam Sagala, 2008:12, belajar adalah sebagai suatu proses dimana seorang individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garret berpendapat, belajar merupakan proses yang terjadi dalam jangka waktu yang lama melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan dalam diri sendiri. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan bahwa belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. (Sagala, 2008:13)

Dalam pengertian-pengertian tentang belajar diatas, dapat disimpulkan belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan itu utamanya didapat karena kemampuan baru, dan perubahan itu terjadi karena disengaja.

2.2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. (Sagala, 2008:15).

Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan


(26)

12

Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta

didik”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pembelajaran disini lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa dalam belajar.

2.3. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar 2.3.1 Aktivitas Belajar

Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.


(27)

13

Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri dengan tujuan mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Pada penelitian ini aktivitas siswa yang di lakukan dalam model pembelajaran Snowball Throwing adalah 1) mampu membuat pertanyaan, 2) mampu menjawab pertanyaan, 3) mampu menjelaskan materi, 4) mampu membuat kesimpulan. Melalui aktivitas tersebut siswa diharapkan mampu belajar sendiri untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.

2.3.2 Pengertian Hasil Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,”dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor.


(28)

14

Menurut Hamalik (2011:52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sudjana (2004: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya menurut Warsita (2008:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kesempurnaan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan/perbuatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.

2.4. Pembelajaran IPS

2.4.1 Pengertian Pembelajaran IPS

Menurut Isjoni, (2007:21) mengemukakan bahwa: “Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam

lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya”. Bahan ajarnya

diambil dari berbagai ilmu sosial seperti, geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Sedangkan menurut Hasan (Isjoni,


(29)

15

memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial”.

Pendidikan IPS merupakan program pendidikan yang banyak mengandung muatan nilai sebagai salah satu karakteristiknya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Gunawan, (2011:23), bahwa: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Humaniora merupakan dua bidang kajian yang potensial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitanya dengan kehidupan manusia dan banyak membahas tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan harmonis dengan sesama, lingkungan dan Tuhan, membuat dua bidang kajian ini sangat kaya dengan sikap, nilai, moral, etika, dan perilaku.

Sedangkan menurut Sapriya, (2009:11) “Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan

pendidikan”. Sementara Djahiri dan Ma’mun (Gunawan, 2011: 17)

berpendapat bahwa: “IPS atau studi sosial konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan siswa”.

Menurut Sapriya (2009: 7) mengatakan bahwa : Ciri khas IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu, serta memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial. IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis dengan tujuan agar


(30)

16

mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

2.4.2 Pembelajaran IPS di SD

Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Menurut Gunawan (2011: 39) menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah

satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial”. Ilmu pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan bangsanya dengan berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di SD bertolak dari kondisi nyata di masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia (siswa) melalui hubungan seluruh aspek manusia agar mereka tidak merasa asing dilingkungan masyarakatnya sendiri. Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.


(31)

17

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Sistem pengajarannya menelaah dan mengkaji gejala atau masalah sosial dan berbagai aspek kehidupan soial, serta pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

2.4.3 Karakteristik Pendidikan IPS

Menurut Sapriya (2009: 7), mengemukakan bahwa: “Salah satu

karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah

sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19) adalah sebagi berikut:

a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja melainkan bersifat komrehensif (meluas) dari berbagai ilmu sosial dan lainnya sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis. d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun budayanya.


(32)

18

e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat.

f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya.

h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa

melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS itu sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

2.4.4 Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Gunawan (2011: 37) mengemukakan bahwa: Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial.


(33)

19

Menurut Gunawan, (2011: 20) menyatakan bahwa tujuan IPS sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi (konsep dasar) dan teori-teori kepada situasi data yang baru.

2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.

3. Mengetahui teknik-teknik penyelidikan dan metode-metode penjelasan yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi. 4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan

tujuan dan tugas yang didapatnya.

5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan (Problem Solving).

6. Memiliki self concept (konsep atau prinsip sendiri) yang positif. 7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.

9. Adanya keinginan untuk belajar dan berpikir secara rasional.

10.Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap

Sementara menurut Gunawan, (2011: 21) menyatakan bahwa: Tujuan Pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah membantu tumbuhnya warga negara yang baik dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.


(34)

20

2.4.5 Ruang lingkup Pembelajaran IPS

Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam kurikulum KTSP 2006 meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

b) Manusia, tempat, dan lingkungan c) Keberlanjutan dan perubahan d) Sistem Sosial dan budaya

e) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

2.5. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa, diperlukan pemahaman dari sistem-sistem pembelajaran yang diantaranya mencakup belajar dan pembelajarn, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pada kondisi awal yang terlihat di SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Guru dalam penyampaian materi masih apa adanya. Tidak ada kegiatan yang memacu timbulnya aktivitas siswa. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.

Berdasarkan kondisi awal di SDN 2 Sukabumi, maka dilakukan tindakan dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Pada model pembelajaran Snowball Throwing, siswa disajikan proses pembelajaran dengan permainan dengan membuat pertanyaan pada kertas kemudian kertas dibentuk seperti bola kemudian dilemparkan secara acak kepada siswa lainnya dan siswa yang mendapat


(35)

21

kertas tersebut harus menjawab pertanyaan yang ada pada kertas tersebut. Dengan kegiatan tersebut, maka aktivitas siswa pada proses pembelajaran sangat ditekankan. Oleh sebab itu, maka diharapkan dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Kondisi Awal Guru/Peneliti Belum memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwing Siswa/yang diteliti Aktivitas dan Hasil

belajar siswa rendah Memanfaatkan Model Pembelajaran Snowball Throwing Memanfaatkan model pembelajaran Snowball Throwing, siswa diskusi kelompok untuk membuat pertanyaan Tindakan kelas Diharapkan melalui pemanfaatan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa

kelas IV Kondisi


(36)

22

2.6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini

adalah “Apabila model pembelajaran Snowball Throwing dilakukan dan diterapkan dengan benar, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi


(37)

23

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggambarkan suatu model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah model Spiral Kemmis Mc Taggart. Menurut Kemmis Mc Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2006 : 92-93) menyatakan bahwa pelaksanaan PTK diawali dengan melakukan perencanaan kemudian melaksanakan tindakan, pengamatan atau obersevasi dan refleksi.

3.2.Setting Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015

3.1.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.


(38)

24

3.3.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Dengan jumlah siswa adalah 20 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

3.4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan non tes. Dengan instrumennya sebagai berikut :

a. Tes

Tes tertulis

Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif siswa. Pada penelitian ini, tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

b. Non Tes Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam sebuah penelitan. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.


(39)

25

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Dalam penerapan model pembalajaran Snowball Throwing, alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kinerja Guru

Pada penerapan model pembelajaran Snowball Throwing, kinerja guru dinilai menggunakan lembar observasi sebagai berikut:

No. Indikator yang diamati Skor

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi 3 Menunjukan penguasaan materi

4 Mengaitkan materi dengan hal-hal yang relevan

5 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

6 Melakanakan pembelajaran secara runtut 7 Menguasai kelas

8 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 9 Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar 10 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan

11 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, baik dan benar

12 Melakukan refleksi dan tindak lanjut Jumlah Skor

Nilai

2. Aktivitas Belajar

Pada penelitian ini, untuk mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, peneliti menggunakan lembar observasi chek list. Dengan lembar observasi, aktivitas siswa di beri chek list pada indikator aktivitas siswa yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan tingkat kriteria penilaian. Beriktu ini adalah contoh lembar observasi :


(40)

26

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Skor Nilai Kriteria Mampu menjelaskan materi Mampu membuat pertanyaan Mampu menjawab pertanyaan Mampu membuat kesimpulan KA C A KA C A KA C A KA C A

Keterangan : A = Aktif C = Cukup KA = Kurang Aktif

3. Hasil Belajar

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Snowball Throwing, peneliti menggunakan Test Formatif. Tes Formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran. Pada penelitian ini, tes formatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

3.5.Analisis Data

Teknik analisis data disesuaikan dengan datannya. 3.5.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif diambil dari lembar observasi dan tes formatif pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Snowball


(41)

27

Throwing. Data kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

NA = Nilai Akhir

Bentuk penilaian data kuantitatif menggunakan lembar observasi dengan rumus :

Keterangan :

PA : Persentase aktivitas siswa

Ns : Jumlah skor indikator aktivitas yang dilakukan siswa N : Total skor indikator aktivitas secara keseluruhan

Untuk menentukan atau menginterpretasikan taraf kemampuan aktivitas proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai adalah menggunakan standar/kriteria penilaian sebagai berikut:


(42)

28

Tingkat Aktivitas (%) Kualifikasi Nilai Nilai Huruf

70 – 100 Aktif A

60 – 69 Cukup C

< 59 Kurang Aktif KA

3.6.Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai tahapan-tahapan yaitu perencanaan, tindakan, refleksi, dan observasi. Hal ini dilihat dari model Kemmis Mc Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2006 : 92-93) bahwa penelitian tindakan kelas dinyatakan dengan model sprial seperti berikut :

Gambar 2. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2006 : 16). Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

SIKLUS I


(43)

29

3.7.Pelaksanaan Tindakan 1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2) Mempersiapkan media pembelajaran

3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa b. Tindakan

1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Setelah guru menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan


(44)

30

kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses

pembelajaran.

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2) Mempersiapkan media pembelajaran


(45)

31

b. Tindakan 1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Setelah guru menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran.


(46)

32

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus berikutnya.

3.8.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya telah mencapai 70% ke atas.


(47)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,08 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 60% (12 siswa) dinyatakan aktif. Terdapat 40% (8 siswa) dinyatakan kurang aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 81,21 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 90% (18 siswa) dinyatakan aktif, dan terdapat 10% (2 siswa) dinyatakan kurang aktif.

5.1.2 Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar siswa mencapai 67,00 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 75% siswa yaitu 15 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 25% siswa yaitu 5 siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 80,00 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa


(48)

55

mencapai 90% siswa yaitu 18 siswa dinyatakan tuntas belajar dan hanya terdapat 10% siswa yaitu 2 siswa yang dinyatakan belum tuntas belajar.

5.2.Saran

5.2.1 Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat membuat bola pertanyaan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa hendaknya mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

5.2.2 Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya.

5.2.3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah.

5.2.4 Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian selanjutnya menggunakan model-model pembelajaran yang lain, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas model-model pembelajaran lain..


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Asrori. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

BSNP. 2006. Buku Panduan Penyusunan KTSP, Jakarta: BSNP.

Devi, Rukmana. 2011:12. Metode Analisis Kualitatif. Bandung: Pustaka Utama

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. __________________. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara .

_______. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Hardiyanti.2012. Efektifitas Model Pembelajaran Snowbal Throwing. Yogyakarta: Cipta Remaja

Hizbullah. 2011. Prinsip Fungsi dan Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru : Alfabeta.

Ismail, Arif. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.


(50)

57

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Safitri, Dian. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Alphabeta. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suprijono. 2011. Cooperative Learing Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Belajar.

Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera.

Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta


(1)

b. Tindakan 1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Setelah guru menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran.


(2)

32

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus berikutnya.

3.8.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya telah mencapai 70% ke atas.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67,08 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 60% (12 siswa) dinyatakan aktif. Terdapat 40% (8 siswa) dinyatakan kurang aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 81,21 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 90% (18 siswa) dinyatakan aktif, dan terdapat 10% (2 siswa) dinyatakan kurang aktif.

5.1.2 Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar siswa mencapai 67,00 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 75% siswa yaitu 15 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 25% siswa yaitu 5 siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 80,00 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa


(4)

55

mencapai 90% siswa yaitu 18 siswa dinyatakan tuntas belajar dan hanya terdapat 10% siswa yaitu 2 siswa yang dinyatakan belum tuntas belajar.

5.2.Saran

5.2.1 Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat membuat bola pertanyaan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa hendaknya mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

5.2.2 Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya.

5.2.3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah.

5.2.4 Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian selanjutnya menggunakan model-model pembelajaran yang lain, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas model-model pembelajaran lain..


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Asrori. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam

Meningkatkan Keaktifan Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar BSNP. 2006. Buku Panduan Penyusunan KTSP, Jakarta: BSNP.

Devi, Rukmana. 2011:12. Metode Analisis Kualitatif. Bandung: Pustaka Utama Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. __________________. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Hamalik. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara . _______. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Hardiyanti.2012. Efektifitas Model Pembelajaran Snowbal Throwing. Yogyakarta: Cipta Remaja

Hizbullah. 2011. Prinsip Fungsi dan Kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru : Alfabeta.

Ismail, Arif. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.


(6)

57

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Safitri, Dian. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Alphabeta. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suprijono. 2011. Cooperative Learing Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Belajar.

Wahidmurni. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera.

Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 5 METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS V B SDN 1 SURABAYA KECAMATAN KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 54

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

1 13 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI 2 NEGARARATU KEC. NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T.P 2014/2015

0 3 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24