PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan di Indonesia merupakan salah satu topik hangat yang didengungkan oleh semua kalangan masyarakat. Mutu pendidikan yang baik ditandai dengan adanya aktivitas belajar siswa dan baiknya hasil belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pemerintah bersama para ahli pendidikan telah berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya melalui seminar dan pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode pembelajaran. Sudah banyak usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan IPA di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajaran maupun dari hasil belajar siswa.

Dari beberapa mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sangat sulit oleh siswa. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kurangnya aktivitas belajar dan rendahnya hasil belajar IPA siswa, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Hasil observasi dan pengalaman peneliti menunjukkan bahwa guru telah menggunakan metode pembelajaran seperti metode kerja kelompok, metode bertanya lanjut, metode ceramah dan metode-metode lain, namun sebagian besar guru belum menggunakan media


(3)

2 pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh pembahasan materi, guru tidak menggunakan alat/media untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran IPA yang inovatif dan kreatif, sehingga kegiatan pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah media LKS.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto:2006). Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).

Rendahnya aktivitas belajar berdampak terhadap pencapaian hasil belajar siswa tidak maksimal dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Hasil Belajar IPA Semester Ganjil Siswa Kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan TP. 2011/2012

NO NILAI FREKUENSI % KATEGORI

1 91-100 0 0 Sangat Tinggi

2 81-90 2 8 Tinggi

3 71-80 2 8 Cukup Tinggi

4 65-70 5 20 Cukup


(4)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan media LKS untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

1. Hasil observasi dan pengalaman peneliti menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh pembahasan materi, guru tidak menggunakan media LKS untuk mendukung proses kegitan belajar mengajar.

2. Diperlukan media LKS pembelajaran IPA yang inovatif dan kreatif, sehingga kegiatan pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan

3. Berdasarkan hasil tes formatif diketahui bahwa 16 siswa dari 25 siswa kelas IV SDN Mandah dengan persentase 64% memperoleh hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).


(5)

4 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan media LKS tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan media LKS tahun pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan melalui penggunaan media LKS pada mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan melalui penggunaan media LKS pada mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2011/2012

E. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain:

1. Siswa, meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar melalui media LKS sebagai salah satu media pembelajaran pada mata pelajaran IPA.


(6)

2. Guru, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru di Sekolah Dasar mengenai media-media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan kompetensi guru dalam mencapai tujuan pendidikan.

3. Sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik lagi di SDN Mandah, khususnya dalam pembelajaran IPA.

4. Peneliti, sebagai syarat penyelesaian tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Media LKS yaitu media pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan dalam memecahkan persoalan, kecakapan berpikir, kecakapan dalam berbicara dan mengeluarkan pendapat.

2. Aktivitas Belajar, adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan. Dalam kegiatan belajar siswa melakukan aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berjalan dengan baik. 3. Hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoleh setelah melakukan usaha

belajar.

4. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.


(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti


(8)

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini pendidikan juga termasuk salah satu bentuk media pembelajaran sehingga menjadi kajian strategi penyampaian pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi dari materi atau pokok bahasan IPA secara terencana, efisien dan efektif. Misalnya buku pelajaran, alat peraga, LKS dan lain-lain.

2. Pengaruh Media dalam Pendidikan

Di dalam pendidikan media mempunyai peranan besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Miarso dkk, dalam Ramayulis 2008 menyatakan bahwa media itu mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemampuan antara lain: (1) membuat konkrit konsep yang abstrak, (2) membawa obyek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa, (3) menampilkan obyek yang terlalu besar, (4) menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, (5) mengamati gerakan yang terlalu cepat, (6) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman


(9)

8 (8) menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

Muhammad (1981) dalam Ramayulis (2008) berpendapat bahwa kegunaan media antara lain adalah: (1) mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, (2) mampu mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, (3) merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu, (4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta (5) menimbulkan kekuatan ingatan, perhatian, mempertajam indera, melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.

Dengan demikian apabila pendidikan memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran tersebut di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar maka siswa akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan.

3. Media LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto:2006). Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).


(10)

LKS ini sebaiknya dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya (Lestari:2006). LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman kosep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep), karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari sebelumnya yaitu penanaman konsep (Lestari:2006).

LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa.

Menurut Andriani (2003), keunggulan dan kelemahan penggunaan LKS dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:


(11)

10 3) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam;

4) Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media ini ditulis pada tingkat baca tertentu;

5) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami;

6) Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal;

7) Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa;

8) Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cendrung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai


(12)

B. Aktivitas Belajar

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif yang melibatkan pancaindra atau fisik dan psikis kita. Menurut teori Gagne dan Berliner (Hernawan,2009) aktivitas belajar adalah kondisi jiwa dan raga seseorang yang aktif dalam menerima informasi/materi, dan melakukan pengolahan dan transformasi.

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan


(13)

12 aktivitas raganya. Menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik (2004), jenis


(14)

mengemukakan pendapat, bertanya, bekerjasama dengan siswa lain dan bertanggung jawab dalam KBM.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Ketika siswa melakukan belajar, maka akan timbul perubahan yang terjadi pada diri siswa berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha sungguh


(15)

14 a.


(16)

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Hal ini dapat dicontohkan misalnya seorang anak yang belajar memainkan piano maka selamanya keterampilan bermain piano tidak akan hilang jika terus dilatih dan dipergunakan.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapainya dengan belajar mengetik atau tingkat kecakapan mana yang ingin dicapainya.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.


(17)

16 a.


(18)

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari


(19)

18 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, yaitu dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.


(21)

20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SDN Mandah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan waktu penelitian dimulai dari bulan April 2012 sampai dengan Juni 2012.

C. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah siswa kelas IV SDN Mandah yang berjumlah 25 orang yaitu laki-laki berjumlah 14 orang dan perempuan 11 orang siswa. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Perubahan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa ke arah yang cukup baik melalui media gambar dan (2) Perubahan kemampuan guru dalam menggunakan media-media pembelajaran.

D. Prosedur Tindakan

1. Perencanaan tindakan pada penelitian sebagai berikut:

a. Merencanakan perbaikan pembelajaran pada tindakan siklus I 1) Menentukan jadwal kegiatan PTK

2) Membuat instrumen penelitian. b. Pelaksanaan tindakan siklus I

1) Mengikuti sesuai rencana tindakan. 2) Menerapkan tindakan I.

c. Pengamatan/observasi dan pengumpulan data

1) Melakukan pengamatan dan mengisi hasil pengamatan pada format observasi.


(22)

2) Melakukan penilaian hasil tindakan pada format evaluasi d. Refleksi

1) Menilai dan membahas hasil evaluasi dan observasi tindakan yang telah dilakukan

2) Menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan I

3) Membuat rencana perbaikan untuk tindakan atau siklus selanjutnya 2. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1

Pada siklus pertama kegiatan ini dilakukan dengan diawali pembuatan perencanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti sebagai berikut:

a. Merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, menentukan jadwal PTK, menetapkan pokok bahasan


(23)

22 2) Kegiatan inti sebagai berikut: (a) guru menyajikan materi atau

pokok bahasan dengan menggunakan media LKS, (b) guru memberikan pertanyaan-pertanyaan problematis dan tugas, (c) siswa mengumpulkan data dan verifikasi tentang peristiwa atau masalah yang sedang dialami, (d) pemecahan masalah dengan berdiskusi dalam kelompok kecil, (e) kemudian dilakukan diskusi kelas dan (f) siswa diberi kesempatan untuk urun pendapat berdasarkan pengalaman pengetahuan siswa, yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yaitu media gambar yang pernah dilihat oleh siswa.

3) Kegiatan penutup sebagai berikut: (a) guru menguatkan dan meluruskan kebenaran jawaban siswa terhadap masalah tersebut dan menarik kesimpulan.

b. Pengamatan dan pengumpulan data, melakukan pengamatan dan mengisi hasil pengamatan pada lembar observasi, melakukan penilaian hasil tindakan pada lembar analisis dan refleksi.

c. Refleksi: menganalisis, menilai dan membahas seluruh pelaksanaan tindakan I berdasarkan hasil analisis dan refleksi serta observasi tindakan yang telah dilakukan. Mengetahui dengan jelas kelebihan


(24)

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas, (Aqib, dkk:2009)

E. Alat Pengumpul Data 1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala


(25)

24 ganda. Data yang diperoleh dalam bentuk tes ini adalah nilai tes akhir dari siswa. Test akhir dilakukan setelah penerapan media LKS dilakukan dalam setiap siklus. Tes ini digunakan untuk memperoleh data kemampuan siswa .

F. Teknik Analisis Data

Penentuan bentuk analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa aktivitas siswa setiap siklus I dan I yang diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa menggunakan lembar observasi. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai


(26)

a. Aktivitas belajar

Menentukan tingkat aktivitas siswa di setiap siklus menggunakan rumus:

Keterangan:

K = Keaktifan

T = Tingkat Keaktifan Tinggi S = Tingkat Keaktifan Sedang R = Tingkat Keaktifan Rendah

= Jumlah Siswa Kategori:

T = Tinggi (jika memenuhi skor 8-11 indikator keaktifan) S = Sedang (Jika memenuhi skor 5-7 indikator keaktifan) R = rendah (jika memenuhi skor 0-4 indikator keaktifan) b. Penilaian hasil belajar (rata


(27)

26 = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan melakukan tindakan antara lain:

1. Ada peningkatan aktivitas belajar IPA pada setiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar minimal 75% siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 (65 nilai KKM) pada setiap siklus.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS, dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Media LKS dapat membantu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan siklus I nilai aktivitas belajar siswa dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan yang baik dari setiap indikator. Ketercapaian kategori dari seluruh indikator pada siklus satu rendah dengan persentase 23.2% meningkat dengan baik pada siklus 2 dengan kategori sedang pada persentase 64%.

2. Media LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Peningkatan itu dapat dilihat pada nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan 2, terdapat perubahan yaitu pada siklus 1, jumlah siswa yang tidak lulus KKM sebanyak 13 orang, dan pada siklus 2 siswa tidak mencapai KKM berjumlah 2 orang. Dan Rerata nilai pada siklus 1 adalah 61 dan pada siklus 2 mencapai rerata 69.


(29)

42 B. Saran


(30)

(31)

(1)

a. Aktivitas belajar

Menentukan tingkat aktivitas siswa di setiap siklus menggunakan rumus:

Keterangan:

K = Keaktifan

T = Tingkat Keaktifan Tinggi S = Tingkat Keaktifan Sedang R = Tingkat Keaktifan Rendah

= Jumlah Siswa Kategori:

T = Tinggi (jika memenuhi skor 8-11 indikator keaktifan) S = Sedang (Jika memenuhi skor 5-7 indikator keaktifan) R = rendah (jika memenuhi skor 0-4 indikator keaktifan) b. Penilaian hasil belajar (rata


(2)

26 = Jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan melakukan tindakan antara lain:

1. Ada peningkatan aktivitas belajar IPA pada setiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar minimal 75% siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 (65 nilai KKM) pada setiap siklus.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS, dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Media LKS dapat membantu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan siklus I nilai aktivitas belajar siswa dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan yang baik dari setiap indikator. Ketercapaian kategori dari seluruh indikator pada siklus satu rendah dengan persentase 23.2% meningkat dengan baik pada siklus 2 dengan kategori sedang pada persentase 64%.

2. Media LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Peningkatan itu dapat dilihat pada nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan 2, terdapat perubahan yaitu pada siklus 1, jumlah siswa yang tidak lulus KKM sebanyak 13 orang, dan pada siklus 2 siswa tidak mencapai KKM berjumlah 2 orang. Dan Rerata nilai pada siklus 1 adalah 61 dan pada siklus 2 mencapai rerata 69.


(4)

42 B. Saran


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 69

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 33 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN 2 CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU KECAMATAN NATAR

0 16 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PARDASUKA KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 33

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TANJUNGSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

1 30 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA REALIA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN I CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 42