Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

37 d. Masa ketergantungan Bagi sebagian orang dewasa, meskipun sudah memiliki tanggung jawab dan bersifat mandiri, tetap tidak dapat lepas dari ketergantungan terhadap orang lain. ketergantungan tersebut dapat berupa permintaan bantuan keuangan baik dari keluarga maupun rekan kerja. e. Masa perubahan nilai Orang dewasa akan mengalami perubahan nilai. Pada awalnya, orang akan menganggap bahwa sekolah tidak berguna, namun memasuki masa dewasa dini orang akan berubah dan memiliki anggapan bahwa sekolah merupakan langkah awal dalam menentukan karir dan masa depan. f. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru Masa dewasa dini merupakan periode yang membutuhkan penyesuaian karena menghadapi perubahan-perubahan seperti pernikahan dan peran sebagai orang tua. g. Masa kreatif Masa dewasa sudah tidak memiliki ikatan lagi baik dari keluarga maupun guru di sekolah, sehingga orang dewasa bebas dan lepas dalam menentukan dan melakukan hal yang diinginkan.

D. Kerangka Pikir

Setiap individu dalam kehidupannya tidak akan lepas dari interaksi sosial. Interaksi sosial antara individu dalam lingkungan sekitarnya sangat penting dilakukan mengingat individu merupakan makhluk sosial. Perilaku menolong 38 orang lain merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dilepaskan dari interaksi individu dalam lingkungan sosial. Untuk melakukan pertolongan kepada orang lain, dibutuhkan niat atau intensi yang muncul. Permasalahan yang timbul munculnya hambatan yang menghambat niat atau intensi sehingga tidak dapat diwujudkan sebagai perilaku. Hal tersebut mengakibatkan individu tidak melakukan perilaku menolong ketika melihat kejadian atau korban yang membutuhkan pertolongan. Hambatan-hambatan yang muncul dapat disebabkan adanya pengalaman buruk yang dimiliki individu sebelumnya. Untuk meningkatkan perilaku menolong orang lain yang rendah, maka dibutuhkan treatment yang diberikan dan peneliti memilih menggunakan model operant conditioning. Operant conditioning merupakan metode untuk menghapus perilaku negatif dan mengganti dengan perilaku positif. Perilaku menolong orang lain merupakan perilaku yang positif dalam diri setiap individu, namun hambatan dalam mewujudkan perilaku tersebut mengakibatkan konseli memiliki perilaku negatif yaitu berdiam diri ketika melihat situasi yang darurat. Hambatan dalam perilaku menolong orang lain tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan operant conditioning. Dalam pelaksanaan operant conditioning, konselor memberikan suatu situasi yang harus dihadapi oleh konseli tanpa diketahui bahwa situasi tersebut adalah sebuah settingan yang sengaja diciptakan. Situasi yang akan diberikan kepada konseli dapat berupa situasi menyenangkan atau tidak. Situasi yang menyenangkan dimana konseli mendapatkan respon yang baik dari penerima 39 pertolongan seperti rasa terima kasih reward. Sedangkan situasi yang tidak menyenangkan dimana konseli tidak mendapatkan respon yang baik seperti penerima pertolongan hanya diam dengan pertolongan tersebut. Situasi menyenangkan yang diberikan oleh konseli berfungsi untuk menghapus perilaku negatif agar konseli memiliki anggapan bahwa menolong orang lain tersebut dapat memberikan penghargaan bagi diri konseli sendiri. Sedangkan situasi tidak menyenangkan diharapkan dapat memperkuat perilaku menolong orang lain pada konseli. Dengan menerapkan situasi yang demikian, diharapkan konseli akan memiliki perilaku menolong orang lain yang kuat dan tetap dalam menghadapi situasi apapun. Salah satu metode operant conditioning yang diterapkan dalam tindakan ini adalah pemberian punishment. Punishment ini dapat mengurangi hambatan-hambatan yang sebelumnya dimiliki konseli. Hambatan tersebut dapat menganggu munculnya perilaku menolong orang lain dalam diri konseli sehingga mengurangi hambatan dapat meningkatkan perilaku menolong orang lain. Beberapa inividu terkadang perlu diberi sedikit tekanan agar perilaku positif dapat dikeluarkan. Hal ini disebabkan harga diri yang dimiliki setiap individu jika disinggung akan menyadarkan individu tersebut.

E. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

MENURUNNYA SUARA POLITIK SANTRI DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR YOGYAKARTA

0 3 123

PEMBERDAYAAN SANTRI MELALUI VOCATIONAL SKILLS DI PONDOK PESANTREN AN-NUR NGRUKEM SEWON BANTUL.

0 0 183

POLA PENGASUHAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-FURQON SANDEN BANTUL.

1 10 132

INTERAKSIONISME SIMBOLIK SANTRI TERHADAP KIAI MELALUI KOMUNIKASI DI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA

0 0 10

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP SADARI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK BANTUL YOGYAKARTA

0 0 12

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL - MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA - DIGILI

0 0 8

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK BANTUL NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK B

0 0 12

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK BANTUL YOGYAKART

0 0 15

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN AL MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Obesitas Dengan Gangguan Citra Tubuh Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak YogyakartaHubunga

0 0 12

MANAJEMEN ORGANISASI SANTRI PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BANJARMASIN (STUDI MULTI KASUS DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMIYAH, PONDOK PESANTREN AL-ISTIQAMAH,DAN PONDOK PESANTREN AL-FURQAN) Tesis

0 0 14