Sekolah Kepandaian Putri SKP di Salatiga

27 prestasi belajar anak yang bersangkutan. Jadi, bila prestasi belajarnya baik, kesempatan belajar terbuka luas baginya. Bagi anak yang kurang mampu, tetapi prestasi belajarnya baik, pemerintah mengusahakan pemberian beasiswa walaupun dalam jumlah yang terbatas.

C. Sekolah Kepandaian Putri SKP di Salatiga

Dengan adanya Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang no. 4 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran, maka terbukalah kesempatan bagi wanita untuk masuk ke dalam “fair competition” dengan kaum pria dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu pemerintah mulai memikirkan dan merencanakan pendidikan bagi wanita dengan memperhatikan adanya 3 masa, yaitu: 1. masa kewajiban belajar 2. masa sampai usia 15 tahun 3. masa sesudah 15 tahun. Dalam masa kewajiban belajar menurut Undang-Undang no. 4 tahun 1950 atau Undang-Undang no.12 tahun 1954 pemerintah harus mengusahakan pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan, sehingga melalui kewajiban belajar tersebut seorang wanita sudah memiliki kesanggupan untuk ikut berperan sebagai warga negara dan sebagai anggota masyarakat. Dalam masa sampai 15 tahun dasar-dasar yang telah diperoleh dalam masa kewajiban belajar perlu dikembangkan untuk dijadikan bekal dalam hidupnya kelak, serta bekal dan bakat-bakat yang telah dimiliki 28 pemerintah memberikan kesempatan kepada wanita untuk terus dapat mengembangkannya sampai tingkat yang lebih tinggi. Dalam masa sesudah 15 tahun pemerintah memberikan kesempatan kepada wanita bersama-sama dengan kaum pria untuk memikul tanggung jawab dan mewujudkan terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat maupun bangsa. Selain itu sesudah menyelesaikan kewajiban belajar seorang wanita setidaknya mempunyai bekal untuk menghadapi peran dalam keluarga. Usaha-usaha pendidikan bagi wanita yang dilakukan pemerintah, yaitu menyelenggarakan pendidikan kejuruan dan keahlian. Pendidikan kejuruan dan keahlian yang diselenggarakan oleh pemerintah bagi wanita ini ialah Sekolah Kepandaian Putri. Sekolah Kepandaian Putri SKP adalah sekolah menengah pertama yang bersifat kejuruan untuk melengkapi pengetahuannya maupun untuk suatu latihan yang bermanfaat bagi hidupnya dalam masyarakat nanti. Berdasarkan wawancara dengan Sri Mahmudah pada 19 Maret 2013, menjelaskan bahwa dalam Sekolah Kepandaian Putri SKP terdapat 2 kejuruan, yaitu kejuruan A memasak dan kejuruan B menjahit. Tujuan dari Sekolah Kepandaian Putri SKP itu sendiri adalah untuk keterampilan atau sebagai bekal jika nanti hidup dalam rumah tangga dan tidak harus melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sekolah Kepandaian Putri SKP hanya ada satu di Salatiga dan sekolah ini bersifat negeri. Tidak ada tes khusus pada saat penerimaan 29 siswa baru di Sekolah Kepandaian Putri, hanya menggunakan tanda lulus Sekolah Rakyat lihat lampiran 1, hal. 50. Selain itu, pada saat penerimaan siswa baru karena terbentur pada tidak adanya kursi dan meja untuk belajar di sekolah, maka diadakan pemungutan sumbangan kepada para orangtua calon siswa guna membayar kursi dan meja yang akan digunakan oleh calon-calon siswa. Pada bagian belakang kursi terdapat tulisan POMG, yaitu singkatan dari Persatuan Orangtua Murid dan Guru wawancara dengan Muchayatun pada 10 Mei 2013. Dengan banyaknya kebutuhan-kebutuhan untuk memajukan pendidikan, sumbangan- sumbangan yang diharapkan dari orangtua semakin bertambah, dan terkadang semakin memberatkan beban orangtua lebih-lebih jika keadaan ekonomi orangtuanya tidak selalu ada. Selama mengikuti pendidikan di Sekolah Kepandaian Putri SKP para siswa juga dibebani biaya pendidikan, yaitu uang sekolah selama satu tahun Rp 2,00,00 dan uang alat Rp 1,00,00. Biaya pendidikan ini mengalami peningkatan setiap tahunnya lihat lampiran 3, hal. 52. Selama menempuh pendidikan di Sekolah Kepandaian Putri SKP, siswa yang mempunyai prestasi baik maupun siswa yang kurang mampu tidak diberikan subsidi beasiswa dari pemerintah maupun sekolah wawancara dengan Murtiani tanggal 1 Mei 2013. Jumlah murid di Sekolah Kepandaian Putri SKP pada awal penerimaan siswa baru cukup banyak, namun setelah siswa-siswa mulai mengikuti pendidikan di Sekolah Kepandaian Putri SKP ini jumlah siswa 30 mulai berkurang. Hal ini dikarenakan ikut orang tua atau keluarga di luar kota sehingga harus pindah sekolah ke luar kota, tidak naik kelas sehingga memutuskan tidak bersekolah saja, faktor dari orang tua yang tidak mampu membiayai sekolah, dan bahkan ada yang tidak mempunyai kemauan untuk mengikuti pelajaran. Tabel 1: Jumlah siswa Sekolah Kepandaian Putri SKP Salatiga Tahun Jumlah Siswa 1953-1957 29 1954-1958 33 1955-1959 20 1956-1960 35 1957-1961 14 Total 131 Sumber: Arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Salatiga Sarana prasarana yang ada di sekolah tidak terlalu banyak dan bentuk bangunannya pun masih sangat sederhana. Tabel 2: Sarana dan Prasarana Sekolah Kepandaian Putri SKP Salatiga Tahun 1960 No. Jenis Ruang Jumlah 1. Ruang belajarkelas 9 2. Ruang perpustakaan 1 3. Ruang UKS 2 4. Ruang praktek 4 5. Ruang kepala sekolah 1 6. Ruang administrasi 2 7. Ruang guru 2 8. Gudang 3 9. Kamar mandi murid 2 10. Kamar mandi guru 3 Sumber: Wawancara dengan Murtiani pada 10 April 2013 Sekolah Kepandaian Putri SKP di Salatiga ini hanya sampai pada tahun 1962, karena adanya program dari pemerintah yang merasa bahwa 31 Sekolah Kepandaian Putri SKP sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan kewanitaan dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama SKKP lah yang dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut lihat lampiran 4, hal. 53. Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama SKKP ini hampir sama dengan Sekolah Kepandaian Putri SKP, hanya saja lama pendidikannya 3 tahun dan pada sekolah ini mulai menerima siswa laki-laki.

D. Sistem Pendidikan Sekolah Kepandaian Putri