Pengertian Prasangka Sosial Prasangka Sosial

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tindakan yang diskriminatif terhadap orang orang yang termasuk golongan yang diprasangkai itu, tanpa terdapat alasan-alasan yang objektif pada pribadi orang yang dikenakan tindakan-tindakan diskriminatif. Prasangka ini dapat bersumber dari dorongan sosiopsikologis, proses-proses kognitif, dan pengaruh keadaan sosiokultural terhadap individu dan kelompoknya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa prasangka adalah suatu sikap negatif yang ditujukan kepada seseorang berkaitan dengan keanggotaannya pada suatu kelompok tertentu.

2. Aspek – Aspek Prasangka

Terdapat tiga aspek prasangka yang diungkapkan oleh Baron Byrne 2003, yaitu: 1. Kognitif Prasangka merupakan sebuah sikap dan sikap seringkali berfungsi sebagai karangka berfikir kognitf untuk mengorganisasi, menginterpretasi, dan mengambil informasi. Maka ketika individu berprasangka terhadap kelompok –kelompok tertentu cenderung memproses informasi tentang kelompok ini secara berbeda dari cara memproses informasi dari kelompok lain. 2. Afektif Sebagai sebuah sikap, prasangka juga melibatkan perasaan negatif atau emosi pada orang yang dikenai prasangka ketika mereka hadir atau hanya dengan memikirkan anggota kelompok yang tidak disukai. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Konatif. Ketika prasangka muncul maka individu cenderung untuk berperilaku negatif terhadap target prasangka. Beberapa kecenderungan diwujudkan dalam bentuk perilaku, maka perilaku tersebut berbentuk diskriminasi terhadapa kelompok target prasangka. Dari uraian diatas maka dapa diambil kesimpulan bahwa aspek – aspek prasangka yaitu : 1. Kogntif, yakni proses penerimaan informasi terhadap target prasanka, 2. Afektif, yakni perasaan negatif terhadap objek prasangkan. 3. Konatif, yakni kecenderunan untuk berperilaku negatif terhadap target yang dikenai prasangka.

3. Sumber-Sumber Prasangka

Prasangka memiliki berbagai fungsi, oleh karena itu prasangka dapat ditinjau dengan menggunakan berbagai sumber. Sumber-sumber prasangka terdiri dari sumber sosial, sumber kognitif dan sumber emosional Herek dalam Myers, 1999.

1. Sumber Sosial, meliputi :

a. Perbedaan Sosial Menurut Myers 1999, adanya perbedaan status antar kelompok dapat menimbulkan prasangka. Stereotip disini dapat merasionalisasikan status-status tersebut. Stereotip dapat menjadi alasan dan penjelasan atas adanya perbedaan status antar kelompok dalam masyarakat. b. ldentitas Sosial digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Setiap manusia mendefinisikan mereka berdasarkan kejompok sosialnya Turner dan Tajfel dalm Myers 1999 menyatakan bahwa manusia melakukan : a katagorisasi, yaitu pengelompokan terhadap setiap individu kedalam kelompokkelompok serta memberikan label kepada mereka berdasarkan kelompok- kelompok tersebut. b identifikasi, yaitu proses dimana individu mengasosiasikan diri mereka dengan kelompok-kelompoknya. c komparasi, yaitu proses dimana individu membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain. Hal tersebut akan membagi dunia individu menjadi dua katagori yang berbeda, yaitu dengan orang lain yang satu kelompok dengannya ingroup dan orang lain yang berbeda kelompok dengannya outgroup. lngroup didefinisikan sebagai kelompok individu yang memiliki rasa saling memiliki dan suatu perasaan yang sama mengenai identitas mereka, sedangkan outgroup didefinisikan sebagai kelompok individu yang dipersepsikan secara nyata berbeda atau terpisah dengan ingroup Myers, 1999. c. Konformitas Menurut Fieldman 1995 konformitas adalah perubahan tingkah laku individu karena adanya keinginan untuk mengikuti keyakinan dan standar orang lain. Ketika prasangka diterima secara sosial, orang lain akan cenderung menerima apa yang diterima oleh digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lingkungan mereka. Prasangka gender adalah salah satu contoh prasangka yang banyak dipertahankan berdasarkan konformitas. d. Dukungan lnstitusi Institutional Support Media komunikasi sebagai salah satu institusi, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber yang sangat berpengaruh dalam berkembangnya prasangka. lndividu yang mendapatkan informasi mengenai kelompok minoritas melalui media akan memiliki pandangan sebatas pada gambaran yang diberikan oleh media tersebut. Manusia cenderung untuk mempercayai atau menilai benar terhadap sesuatu jika mereka mendapatkan informasi tersebut melalui media.

2. Sumber Emosional

a. Frustasi dan Agresi Penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang berada dalam mood yang tidak menyenangkan akan bertingkah laku lebih negatif pada kelompok-kelompok lain Esses Zanna, 1995 dalam Myers, 1999. Salah satu sumber frustasi adalah kompetisi. Dalam Realistic group conflict theory dijelaskan bahwa prasangka muncul ketika kelompok berkompetisi untuk sumber yang langka. b. Personality Dynamic Kebutuhan akan status dan belonging : prasangka lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki status sosial ekonomi rendah dan orang-orang yang positif self image mereka terancam. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Sumber Kognitif

a. Kategorisasi Kategorisasi sosial merupakan suatu cara dalam menyederhanakan dunia sosial dengan mengelompokan berbagai hal yang ada kedalam suatu kelompok tertentu berdasarkan kesamaan atau karakteristik yang sama. Lebih lanjut Feldman 1998 menjelaskan proses kategori sosial dapat menimbulkan beberapa kesalahan dalam melakukan persepsi sosial adalah outgroup homogenity bias, yaitu persepsi individu bahwa anggota-anggota yang berada pada kelompok outgroup bersifat homogen atau memiliki tingkat variabilitas yang rendah. b. Stimulus Khusus Menurut Baron Byrne 2003 menyatakan bahwa individu yang berbeda dari individu lainnya serta berbagai kejadian -kejadian yang tidak biasanya akan menarik perhatian atau mengubah pendapat orang lain. Hal ini terjadi karena ketika seseorang terlihat menonjol didalam suatu kelompok maka ia akan cenderung dipandang sebagai penyebab dari berbagai hal yang terjadiTaylor Fiske, 1978 dalam Myers, 1999. Seseorang yang lebih menonjol tersebut terkadang juga mengetahui bahwa orang-orang disekeliling mereka bereaksi terhadap perbedaan yang dimilikinya. Hal ini ditandai dengan adanya cara memandang yang lebih buruk