I. PENDAHULUAN
Perkembangan usaha dari waktu ke waktu semakin meningkat begitu pula dengan perkembangan Usaha Kecil Menengah. Seiring dengan proses usaha yang meningkat, jenis-
jenis produk semakin bertambah jumlah dan harganya sehingga persoalan yang dihadapi perusahaan terutama usaha kecil menengah dalam bidang industri semakin kompleks.
Manejemen perusahaan dituntut untuk menentukan suatu tindakan dengan memilih berbagai alternatif dan kebijakan dalam mengambil keputusan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah optimalisasi laba atau keuntungan. Usaha Kecil Menengah yang ingin berkembang atau bertahan hidup di pangsa pasar
harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas produk yang baik. Hasil produksi yang tinggi akan tercapai apabila perusahaannya dalam menjalankan proses
produksinya secara efisien. Efisiensi dalam proses produksi perusahaan dipengaruhi oleh faktor bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik dan metode produksi.
Perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan suatu proses yang membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen, karena proses terdiri dari atas
bermacam-macam aktivitas. Semakin kompleks aktivitas perusahaan semakin berpeluang besar terjadinya pemborosan, utamanya akibat dari aktivitas yang tak bernilai tambah non
value added activity dan aktivitas yang bernilai tambah value added activity yang tidak
efisien. Salah satu cara untuk menekan biaya dari aktivitas-aktivitas yang tidak efisien yaitu dengan implementasi Cost Reduction Program. Cost Reduction Program merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dengan cara menekan biaya perusahaan untuk mencapai tingkat tertentu Mulyadi, 1998 : 234.
Cost Reduction Program tidak hanya fokus pada biaya saja, tetapi juga pada aktivitas-
aktivitas yang bisa menimbulkan atau meningkatkan biaya, sehingga akan dianalisis mana saja aktivitas yang bernilai tambah value added activity dan aktivitas yang tidak bernilai
tambah non value added activity yang menyebabkan terjadinya pengeluaran atau pemborosan biaya non value added cost untuk aktivitas tidak bernilai tambah tersebut.
Gejala yang mendasari adanya penerapan Cost Reduction Program yaitu dilihat dari adanya pemborosan dalam proses produksi. Pada umumnya Cost Reduction Program
diterapkan pada industri berskala besar, namun melihat Usaha Kecil Menengah yang memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha
maupun dalam penciptaan lapangan kerja, mendorong ketertarikan untuk menerapkan
program pengurangan biaya pada Usaha Kecil Menengah, Perusahaan Makanan “57”
Salatiga. Implementasi dengan Cost Reduction Program membantu perusahaan untuk menekan harga pokok produksi agar laba menjadi meningkat sehingga perusahaan dapat
berkembang atau tetap hidup di pangsa pasar sekarang. Perusahaan Makanan “57” Salatiga sudah beroperasi sejak tahun 1970 dan terletak di
Jalan Canden, Kutowinangun Tingkir Salatiga. Perusahaan Makanan “57” bergerak dalam bidang industri makanan ringan, perusahaan ini memproduksi kue kering seperti onde-onde
gandum dan keringan yang kemudian dipasarkan di Salatiga dan kota-kota disekitarnya. Secara umum aktivitas yang ada di Perusahaan Makanan “57” adalah:
• Tahap sebelum produksi 1.
Pembelian bahan baku 2.
Penyimpanan bahan baku ke gudang • Tahap produksi
1. Pengolahan bahan baku menjadi adonan
2. Pembentukan adonan dan Penambahan bahan pelengkap
3. Pemasakan goreng dan panggang
4. Pengemasan
• Tahap sesudah produksi 1.
Penyimpanan produk jadi ke gudang 2.
Perawatan Perusahaan berusaha untuk melakukan penekanan biaya produksi yang selama ini telah
membebani karena perusahaan belum menerapkan Cost Reduction Program sehingga aktivitas-aktivitasnya menyebabkan pemborosan biaya, beberapa contoh aktivitas yang
menyebabkan pemborosan di perusahaan makanan “57” Salatiga antara lain: • pembelian bahan baku dari pemasok luar kota, hal ini menambah biaya
angkuttransportasi. • keringan wijen gosong atau produk cacat.
• disiplin karyawan yang kurang menyebabkan waktu produksi menjadi lebih panjang. • penyedian konsumsi karyawan
• metode penambahan bahan pelengkap wijen yang tidak efisien sehingga wijen banyak yang terbuang.
• penggunaan listrik dan air sumber daya fleksibel yang tidak perlu. Seiring terjadinya pengeluaran dalam melakukan proses produksi dan pengeluaran lainnya
yang berhubungan dengan produk merupakan masalah yang harus diselesaikan. Biaya produksi dari suatu produk akan mempengaruhi harga pokok produksi, jika
biaya produksi yang dikeluarkan tinggi maka tentunya harga pokok produksi akan meningkat dan sebaliknya. Dengan demikian, biaya produksi juga berpengaruh dengan laba yang
diperoleh semakin meningkat biaya produksinya maka semakin menurun laba yang diperoleh perusahaan sedangkan semakin menurun biaya produksinya maka laba yang diperoleh
perusahaan akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih
jauh tentang bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan biaya yang terjadi karena proses produksi yang kurang dikelola dengan baik dengan mengunakan
pendekatan Cost Reduction Program. PersoalanPenelitian
1. Aktivitas apa saja yang terjadi di dalam aktivitas produksi perusahaan?
2. Aktivitas apa saja yang termasuk dalam aktivitas bernilai tambah dan aktivitas
tidak bernilai tambah pada perusahaan? 3.
Bagaimana implementasi cost reduction program pada perusahaan makanan ”57”?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari solusi atas aktivitas yang menyebabkan pemborosan sehingga perusahaan menjadi efisien dan efektif.
Manfaat bagi Perusahaan, perusahaan dapat memahami dan mempertimbangkan penerapaan Cost Reduction Program dalam menekan pemborosan dalam proses produksinya.
II. TELAAH TEORITIS