Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama

24 Kano 1986:16 menjelaskan bahwa cara yang halus dari judo maksudnya adalah memberikan jalan terlebih dahulu dan akhirnya mencapai kemenangan. Hal lain yang dikatakan Kano yang dikutip oleh Otaki dan Draeger 1983:23, bahwa judo bukanlah metode penggunaan energi terbaik untuk menyerang dan mempertahankan diri atau membela diri, tetapi ini adalah metode yang prinsipnya dapat diasimilasikan dan diterapkan dalam segala bidang kehidupan. Berkaitan dengan penjelasan di atas, dalam olahraga judo tujuan utama membanting lawan bukanlah untuk menghancurkannya. Sesuai dengan falsafah judo yang menetapkan bahwa dalam menghadapi lawan, keselamatan harus diperhitungkan. Lebih jauh lagi judo banyak memberikan kontribusi yang positif dalam kehidupan yang sebenarnya. Hal ini mengacu pada arti judo secara luas yakni bentuk nyata dari penjabaran tujuan judo seperti yang dicita-citakan Jigoro Kano yaitu: mencapai efisiensi yang bisa dicapai oleh manusia atau the maximum efficiency Seriyoku – Zen Yo, yang kemudian menuju kepada kesempurnaan watak manusia atau Self perfection of the human being Jikono – Kansei agar satu dengan yang lainnya dapat bekerja sama menuju kepada suatu kemajuan dan kemakmuran hidup bersama atau The mutual welfare and benefit Jita – Kyoei Dachan Elias, dkk, 1990:2-3. Dengan semboyan di atas, judo dapat berkembang pesat 25 dan dapat diterima masyarakat dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya kejuaraan judo dunia yang pertama kali pada bulan mei 1956 di Tokyo, kemudian pada tahun 1964 judo turut serta dalam “olympic game” ke XVIII. Kemudian kejuaraan judo wanita untuk pertama kalinya di New York A.S pada tahun 1980. Selain itu sejak tahun 1976 International Judo Federation IJF juga mengkoordinasikan suatu Kejuaraan Judo Dunia Junior dengan batasan di bawah umur 21 tahun untuk pria dan sekarang bahkan berkembang adanya kejuaraan judo untuk wanita di bawah umur 19 tahun, dengan maksud mengembangkan semangat judo bagi generasi muda. b. Tingkatan Judo dan Warna Ikat Pinggang Dimulai dari kelas pemula shoshinsha seorang judoka mulai menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyukyu keempat, ketiga, kedua, dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan pertama shodan, kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dandan kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui tingkat tersebut. Warna Obi menunjukkan tingkatan KYU ataupun DAN. Pemula, KYU kelima dan keempat menggunakan warna putih; KYU 26 ketiga, kedua, dan pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah mencapai tahapan DAN, mulai dari shodan, atau DAN pertama, hingga DAN kelima. Judoka dengan tingkatan DAN keenam hingga DAN kesembilan menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih, walaupun kadang- kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan dan keatas memiliki garis putih yang memanjang di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka. Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat kesepuluh, menggunakan ikat- pinggang merah-putih atau merah. c. Arena Pertandingan Arena pertandingan harus berukuran minimal 14 meter X 14 meter dan maksimal 16 meter X 16 meter dan ditutup dengan tatami atau bahan yang serupa, pada umumnya berwarna hijau. Arena pertandingan dibagi dalam dua daerah. Pembatasan antara dua daerah ini disebut daerah bahaya Danger Area dan ditandai dengan warna merah selebar 1 meter, merupakan bagian dari daerah pertandingan Contest Area, sejajar dengan keempat sisi dari arena pertandingan. Sepotong pita merah dan pita putih kira-kira lebar 10 cm dan panjang 50 cm, dipasang melekat pada tengah daerah pertandingan