MINAT SISWA LAKI-LAKI SMP NEGERI 3 GODEAN TERHADAP EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA.
MINAT SISWA LAKI-LAKI SMP NEGERI 3 GODEAN TERHADAP EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Metri Gilang Yuantoro NIM. 11208244015
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Dalam proses penulisan skripsi ini sudah barang tentu banyak mengalami kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya disampaikan kepada:
1. Drs. Sritanto, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang dengan ikhlas dan sabar telah memberikan bimbingan, semangat, pengarahan serta waktu luang yang sangat berharga dan koreksi dalam penyusunan skripsi;
2. Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan motivasi, arahan serta saran-saran yang sangat berharga selama penyusunan skripsi;
3. Drs. Thomas Heru Dwisantosa, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Godean, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
4. Guru-guru SMP Negeri 3 Godean yang telah memberikan waktu dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
(6)
5. Anastasia Ugi Palupi, S.Pd., yang telah membimbing dan memberikan banyak bantuan serta arahan dalam proses penelitian, diucapkan banyak terima kasih karena telah mendampingi saya selama proses penelitian sampai selesai; dan 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan
do’a dan bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, telah disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan karya-karya tulis ilmiah yang akan dating. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 16 Juni 2016
Metri Gilang Yuantoro NIM. 11208244015
(7)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Slamet M, M.Pd. (ayahanda) 2. Tri Sutarmi, S.Pd. (ibunda) 3. Metri Harseno, S.Pd (kakanda) 4. Metri Kumala Ayuningtyas (adinda)
(8)
MOTTO
(9)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ...v
PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A.Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C.Batasan Masalah ... 3
D.Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 3
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORI ...5
A. Minat ... 5
1. Fungsi Minat ...7
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat ...8
3. Unsur-unsur Minat ...19
B.Ekstrakurikuler... 21
(10)
C.Paduan Suara ...24
D.Penelitian yang Relevan ...27
E. Kerangka Berpikir ...28
BAB III METODE PENELITIAN ...31
A.Pendekatan ...31
B.Waktu dan Tempat Penelitian ...31
C.Variabel Penelitian ...32
D.Populasi dan Sampel Penelitian ...32
1. Populasi ...32
2. Sampel ...33
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...34
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...35
1. Teknik Pengumpulan Data ...35
2. Instrumen Pengumpulan Data ...35
G.Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...38
1. Validitas ...38
2. Reliabilitas ...41
H.Teknik Analisis Data ...42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44
A. Deskripsi Data ...44
B. Pembahasan ...55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...58
A. Simpulan ...58
B. Implikasi ...58
(11)
DAFTAR PUSTAKA ...61 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi angket ... 36
Tabel 2 : Penskoran instrument ... 36
Tabel 3 : Kisi-kisi pedoman wawancara ... 37
Tabel 4 : Hasil validasi instrumen ... 40
Tabel 5 : Distribusi Kategorisasi Variabel Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 43
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Kemauan Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 44
Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Kebutuhan Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 46
Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Motivasi Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 48
Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Dukungan Keluarga Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 49
Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Dukungan Keluarga Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 51
(13)
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1 : Pie Chart Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap
Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 44 Gambar 2 : Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3
Godean dari Indikator Kemauan terhadap Ekstrakurikuler
Paduan Suara ... 45 Gambar 3 : Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki
SMP Negeri 3 Godean dari Indikator Kebutuhan terhadap
Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 47 Gambar 4 : Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP
Negeri 3 Godean dari Indikator Motivasi terhadap
Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 48 Gambar 5 : Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP
Negeri 3 Godean dari Indikator Dukungan Keluarga
terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara ... 50 Gambar 6 : Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3
Godean dari Indikator Lingkungan Sekolah terhadap
(14)
MINAT SISWA LAKI-LAKI SMP NEGERI 3 GODEAN TERHADAP EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA
Oleh Metri Gilang Yuantoro 11208244015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara. Permasalahan dari penelitian ini adalah tidak adanya siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas VII dan VIII yang berjumlah 131 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner tertutup dan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Validasi instrumen menggunakan teknik korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara berada pada kategori sedang sebesar 51,1 % yang artinya masih banyak siswa laki-laki yang tidak berminat terhadap ekstrakurikuler tersebut.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran. Variasi ekstrakurikuler masing-masing sekolah ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah (Sutisna dalam Suryosubroto 2009:286).
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang telah disediakan oleh pihak sekolah guna mengembangkan minat dan bakat siswanya. Adapun yang disediakan SMP Negeri 3 Godean berjumlah 15 ekstrakurikuler, ada yang bersifat wajib seperti Peramuka, dan sisanya dapat dipilih secara mandiri oleh siswa sesuai dengan minat dan hobi masing-masing. Untuk ekstrakurikuler yang bersifat wajib harus diikuti oleh seluruh kelas VII dan VIII dengan jumlah 383 peserta sedangkan untuk ekstrakurikuler lain keseluruhan mencapai 202 peserta.
Salah satu dari ekstrakurikuler yang disediakan oleh SMP Negeri 3 Godean adalah ekstrakurikuler paduan suara, yang pada umumnya merupakan hal yang disediakan oleh sekolah-sekolah sebagai sarana pengembangan bakat kesenian siswanya dalam hal bernyanyi secara kelompok. Ekstrakurikuler ini menjadi salah satu hal yang penting yang biasanya dimiliki oleh setiap sekolah, dalam hal ini SMP.
(16)
Paduan suara, biasanya terdiri atas beberapa laki-laki dan beberapa perempuan, karena format pembagian suara yang ada pada umumnya adalah sopran, alto yang merupakan suara perempuan, ada juga tenor dan bass, yang merupakan suara untuk laki-laki. Akan tetapi, selama saya melaksanakan kegiatan PPL di SMP tersebut, saya menemukan fakta bahwa dari sekian banyak ekstrakurikuler, terdapat 2 ekstrakurikuler yang tidak memiliki anggota siswa laki-laki, yaitu ekstrakurikuler agronomi dan paduan suara.
Pada dasarnya, hal tersebut menjadi suatu masalah, dengan tidak adanya anggota laki-laki pada ekstrakurikuler paduan suara, maka kelompok paduan suara tersebut akan memiliki kesulitan dan kekurangan dalam hal pembagian suara. Hal ini tidak hanya terjadi pada tahun 2014 saja, akan tetapi terjadi pula pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terbukti dari hasil wawancara singkat yang dilakukan pada anggota dan guru kesenian di sekolah tersebut.
Selain itu, dari hasil studi pendahuluan diketahui pula bahwa tidak sedikit siswa laki-laki yang memiliki kemampuan dalam bernyanyi, memiliki kepekaan terhadap nada, dan bahkan ada yang terbiasa dengan pembagian suara seperti halnya yang sering dilakukan dalam ekstrakurikuler paduan suara. Namun kenyataan yang terjadi adalah, tidak ada siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean. Berdasarkan hal tersebut, akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara, sehingga dapat terungkap seperti apakah minat mereka dan hal-hal yang menyebabkan siswa laki-laki tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
(17)
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut,
1. Tidak adanya siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara. 2. Belum diketahui seperti apa minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler
paduan suara.
C. Batasan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang sudah dibatasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: seperti apakah minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
(18)
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis
1. Secara Teoretis
a. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai minat siswa SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
b. Dapat memberi sumbangan pengetahuan kepada pihak yang bersangkutan tentang bagaimana menjadikan ekstrakurikuler paduan suara agar lebih diminati oleh siswa.
2. Secara Praktis
a. Memberi inspirasi pada siswa dan guru dalam mengelola ekstrakurikuler paduan suara, menjadi ekstrakurikuler yang memiliki banyak peminat, khususnya untuk siswa laki-laki.
b. Dapat digunakan untuk mengembangkan minat siswa terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
(19)
BAB II KAJIAN TEORI A.Minat
Minat adalah suatu rasa tertarik dan suka terhadap suatu hal atau aktivitas, yang datang dari diri sendiri tanpa adanya dorongan atau pengaruh dari orang lain untuk melakukannya. Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang tersebut dibanding siswa yang tidak menaruh minat. Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat tidak lepas dari kemauan seseorang untuk memperoleh apa yang benar-benar mereka inginkan untuk dicapai. Maka dari itu minat dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang terjadi jika seseorang melihat ciri-ciri atau situasi yang berhubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan sendiri. Oleh karena itu sesuatu yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya, selama hal tersebut memiliki hubungan dengan kepentingannya sendiri. Semakin minat diekspresikan dalam sebuah bentuk kegiatan, maka akan semakin kuat pula keinginan seseorang untuk mencapai obyek tersebut. Keinginan seseorang tersebut timbul dari rasa suka atau senang
(20)
yang memicu seseorang untuk terus memilikinya atau mempelajarinya. Hal tersebut diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek yang disenangi. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesukaan orang dengan pekerjaannya. Begitupun tingkat prestasi juga ditentukan dari perpaduan antara minat dan bakat.
Slameto (2010: 180) menjelaskan bahwa, suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu hal yang datang dari dalam diri seseorang. Minat tidak muncul sejak lahir, melainkan diperoleh seiring dengan berjalanya waktu dan pertumbuhan masing-masing individu.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan manusia terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka orang tersebut akan senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang menekuninya dengan sungguh- sungguh tanpa adanya paksaan.
(21)
1. Fungsi Minat
Minat merupakan sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, minat dan sikap merupakan dasar bagi seseorang dalam hal pengambilan keputusan (Purwanto 2003: 140). Minat penting bagi manusia, karena dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan dari hidupnya, sehingga dapat membawa manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, karena kesadaaran yang timbul untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain. Dalam bukunya Purwanto (2003: 75) menyebutkan bahwa proses minat terdiri atas : (1) motif (alasan dasar atau pendorong), (2) perjuangan motif, bahwa sebelum mengambil keputusan selalu terdapat beberapa motif dalam individu, (3) keputusan, merupakan situasi dimana berisikan pemilihan antara motif-motif yang ada dan yang terakhir (5) bertindak sesuai keputusan yang diambil.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat dapat menyebabkan seseorang menjadi giat melakukan dan memenuhi segala sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat juga dapat dikatakan sebagai dorongan kuat dalam diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat seseorang tidaklah terbentuk secara tiba-tiba melainkan terbentuk melalui proses yang dilakukannya, akan tetapi ada pengaruh juga dari luar dirinya termasuk lingkungan.
(22)
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena pengaruh dari beberapa faktor. Menurut Adityaromantika (2010 :12), faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang antara lain faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam adalah sesuatu yang membuat seseorang berminat yang datangnya dari dalam diri. Menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2005 : 151) faktor tersebut adalah “pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan” dan Faktor dari luar adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, diantaranya adalah dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas dan keadaan lingkungan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti perhatian, perasaan, perasaan senang, harapan, kebutuhan, dan motivasi atau dorongan sedangkan faktor dari luar adalah faktor yang berasal dari luar dirinya atau karena pengaruh dari orang lain atau lingkungannya seperti dukungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan fasilitas.
a. Faktor dari dalam
Faktor dari dalam yaitu sesuatu yang membuat seseorang berminat yang timbul dari dalam diri. Faktor dari dalam tersebut meliputi:
(23)
1) Kemauan
Menurut Ahmadi (1999), kemauan adalah dorongan dari dalam secara sadar, berdasarkan pertimbangan pemikiran dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya.
Dengan demikian kemauan adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek, sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan.
Kartini Kartono (1996: 57) dalam bukunya menyatakan bahwa beberapa ciri kemauan yang berupa dorongan dari dalam diri manusia yang berhubungan erat dengan suatu tujuan, disamping itu gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pemikiran dan perasan saja tetapi seluruh individu turut memberikan pertimbangan, pengaruh dan corak perilaku kemauan.
Ciri-ciri kemauan yang telah diuraikan menunjukan bahwa kemauan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang dari dalam. Kemauan memiliki hubungan yang erat dengan tujuan masing-masing individu sebagai pendorong dalam menentukan dan mempertimbangkan sesuatu.
Ahmadi (1999: 40) menyatakan bahwa timbulnya minat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya: (1) keadaan fisik, (2) keadaan materi, (3) keadaan psikis, (4) kata hati. Dengan kata lain
(24)
pendapat yang telah diuraikan berarti mampu tidaknya seseorang dalam segi fisik dan materi, seperti mampu atau tidaknya jasmani untuk melakukan keputusan kemauan atau keadaan psikis yang mendukung seorang individu yang berupa kondisi jiwa dan mental termasuk intelek dan kesanggupan-kesanggupan untuk melakukan keputusan kemauan, serta kata hati dari setiap individu sebagai imbangan pelaksanaan yang menjadikan keputusan kemauan dilaksanakan dengan sepenuh hati menjadi faktor-faktor yang menimbulkan minat dalam diri seseorang.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemauan merupakan suatu hal yang menyebabkan seorang manusia sanggup melakukan berbagai tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu, kemauan menjadi salah satu faktor penggerak seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu.
2) Kebutuhan
Menurut Maslow (Sudiyono, 2005: 47), manusia memiliki kebutuhan. Manusia adalah makhluk yang memiliki keinginan. Setiap keinginan yang telah terpenuhi, maka keinginan lainnya akan timbul. Atas dasar kebutuhan manusia Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi:
a) Kebutuhan fisik
b) Kebutuhan memiliki rasa aman c) Kebutuhan sosial
d) Kebutuhan akan penghargaan e) Kebutuhan aktualisasi diri
(25)
Kelima kebutuhan tersebut bersifat hierarkis. Artinya kebutuhan yang lebih tinggi akan terpenuhi apabila kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Minat seseorang juga dipengaruhi oleh kebutuhan. Sebagai contoh, minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler paduan suara didasarkan karena merupakan kebutuhan aktualisasi diri yang bertujuan untuk mengembangkan potensinya dan pemenuhan diri.
3) Motivasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang dari dalam adalah motivasi. Motivasi memiliki pengaruh yang besar bagi seorang individu, khususnya siswa dalam memutuskan atau memilih minat yang akan dituju. Slameto (2010: 170) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.
Oleh karena itu motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah atau dorongan dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi bekerja yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk meencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai dengan
(26)
motivasi karena minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Greenberg (Djaali, 2008: 25) motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan salah satu hal yang melatar belakangi individu melakukan sesuatu unuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun Hamzah B. Uno (2008: 23) mengemukakan bahwa ciri-ciri atau indikator orang termotivasi antara lain: (1) Adanya hasrat serta keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan serta cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi dalam dirinya adalah siswa yang ulet dalam menyelesaikan tugas, siswa tekun, menunjukan minat, selalu memperhatikan, dan adanya hasrat untuk berhasil.
Pentingnya motivasi adalah karena motivasi yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja dengan giat dan antusias untuk mencapai hasil yang yang optimal. Motivasi sangat penting dalam upaya untuk
(27)
mencapai prestasi di sekolah, dan yang harus dibangun adalah komponen guru dan siswa.
Purwanto (2003: 70) menyebutkan bahwa, fungsi motivasi adalah sebagai berikut: (a) pendorong, (b) penentu arah, (c) penyeleksi perbuatan. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi adalah hal ynag mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, menjadi penentu ke arah tujuan yang hendak dicapai sekaligus menentukan perbuatan mana ynag harus dilakukan guna mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai kekuatan pendorong, penentu arah, dan penyeleksian suatu tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi memiliki manfaat yang besar bagi diri seseorang dimana motivasi merupakan suatu tenaga pendorong untuk melakukan sesuatu. Bila motivasi itu besar tentu pengaruh yang didapatkannya akan semakin baik, dan sebaliknya bila motivasi yang dimiliki itu kecil maka tujuan yang diinginkan juga kurang baik. Motivasi yang dimiliki akan lebih mengarahkan tindakan seseorang cenderung intensif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
(28)
b. Faktor dari luar
Faktor dari luar (ekstrinsik) adalah faktor yang dipengaruhi dari luar individu (Walgito, 1997: 89). Faktor dari luar tersebut meliputi dukungan keluarga, lingkungan sekolah, dan mass media. Secara rinci ketiga faktor tersebut diurakan sebagai berikut,
1) Dukungan Keluarga
Dukungan adalah suatu sikap, pemberian bantuan atau perhatian. Dalam hal ini, dukungan yang paling besar berasal dari orang tua diartikan sebagai sikap atau pemberian bantuan, perhatian dan rasa sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya atau anggota keluarga. Pemberian dukungan dapat berupa teguran, pengarahan, membantu dalam menghadapi kesulitan ataupun menegur, memberi hukuman apabila berbuat kesalahan. Dalam hal ini Aziz (2015 :15) menyatakan bahwa keluarga adalah sekelompok individu atau orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki aturan yang ditaati secara bersama dan mempengaruhi antar anggotanya serta memiliki tujuan dan program yang jelas.
Siswa merupakan bagian dari keluarga semenjak kecil hingga dewasa dan diasuh oleh orang dewasa yaitu orang tua. Perhatian, peran, dan dukungan orang tua memiliki pengaruh yang besar karena keluarga juga merupakan pendidikan dasar dan lembaga pendidikan
(29)
awal yang memiliki fungsi edukatif yang sangat besar. Interaksi dalam kelurga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap corak, tingkah laku, sifat anak dan orang tualah yang memiliki peran penting terhadap proses sosialisasi anak. Pendidikan formal yang diberikan orang tua yaitu dengan memberikan dukungan dan arahan yang baik.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam mendidik anak sangat penting guna menunjang dalam pendidikan formalnya dimana dalam proses belajar anak tidak lepas dari bimbingan orang tua terhadap anak pada saat anak belajar di rumah atau di lingkungan keluarga. Cara belajar anak atau siswa di sekolah maupun di luar sekolah bukan mutlak dari siswa akan tetapi, adanya dukungan dari orang tuanya. Dukungan tersebut diharapkan dapat menunjang keberhasilan sekolah anak.
2) Lingkungan sekolah
Menurut Slameto (2010: 64) Faktor lingkungan sekolah yang mempengeruhi belajar sehingga menyebabkan timbulnya minat terhadap mata pelajaran, yaitu:
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA),
(30)
orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid/siswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin sehingga siswa juga memiliki minat yang besar terhadap mata pelajaran tersebut.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi proses belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar guru yang kurang baik itu dapat terjadi misalya kurangnya penguasaan bahan ajar sehingga guru menyajikannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau guruya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b) Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengeruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyuki gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Siswa tersebut segan mempelajari mata pelajaran yang
(31)
diberikannya, akibatnya pelajaran tidak maju. Guru yang kurang berinterksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
c) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya. Menciptakan relasi baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar dan minat siswa.
Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap minat dan
(32)
belajar siswa. apabila siswa tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekolah, akan berakibat pada anak yang cenderung kurang berminat terhedap pembelajaran tertentu di sekolah tersebut, dan sebaliknya apabila siswa dapat menyesuaikan dengan kondisi/keadaan di lingkungan sekolah, maka minat siswa tersebut akan lebih besar untuk belajar.
3) Mass media
Menurut Slameto (2010: 70), yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar di masyarakat. Telah kita pahami bahwa media massa memberikan berbagai menu kepada masyarakat. Misalnya berupa berita, perilaku, dan gambar-gambar. Semua informasi dari media massa tersebut memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap dan minat terhadap suatu hal. Pesan-pesan, berita atau informasi dari media massa tersebut memberikan sugesti terhadap afeksi bagi terbentuknya sikap dan minat seseorang (Sudiyono, 2005: 67)
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik, terhadap minat siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
(33)
3. Unsur-unsur Minat
Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu tersebut memiliki beberapa unsur, unsur-unsur minat menurut Suryabrata (2011:12) dibagi menjadi 3 antara lain:
a. Perhatian
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan hal yang lain. Seseorang yang memiliki minat obyek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan obyek tersebut. Misalnya seseorang telah menaruh minat terhadap ekstrakurikuler paduan suara, makan dia akan berusaha untuk mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru atau pelatihnya.
Perhatian sangatlah penting agar dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Suryabrata (2011:14), perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.
Semakin banyak kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman batin semakin intensiflah perhatiannya. Aktifitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu
(34)
berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya, sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya.
b. Perasaan
Unsur yang tidak kalah penting adalah perasaan peserta didik terhadap apa yang disampaikan oleh gurunya. Menurut Suryabrata (2011:66), perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf. Tiap aktifitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan tertarik.
Menurut Winkell (1983:30), perasaan merupakan aktifitas psikis yang di dalamnya subyek menghayati nilai-nilai dari suatu obyek. Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian spontan melalui perasaanya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya
(35)
akan tetapi jika penilaiannya negatif maka akan timbul perasaan tidak senang.
c. Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Suryabrata (2010: 70), motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan. Berdasarkan atas munculnya suatu motif maka motif oleh Suryabrata (2011: 72) dibedakan menjadi dua macam yaitu motif ekstrinsik dan motif intrinsik. Motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar adalah motif ekstrinsik, sedangkan motif yang tidak perlu rangsangan dari luar merupakan motif intrinsik.
Senada dengan uraian tersebut dikemukakan juga oleh Suryabrata (2011:74), aktifitas yang didorong oleh motif intrinsik ternyata lebih sukses daripada aktifitas yang didorong oleh motif ekstrinsik, karena itu alangkah baiknya kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik itu kepada anak didik.
B. Ekstrakurikuler
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005: 291) kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan atau perbaikan yang berkaitan dengan program intrakurikuler.
(36)
Kegiatan ekstrakurikuler dilakasanakan di luar jam pelajaran wajib. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik di sekolah maupun diluar sekolah,dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa serta menyalurkan bakat dan minat.
Kegiatan ini memberikan keleluasaan waktu dan memberkan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dijadikan wadah bagi siswa yang memiliki minat untuk mengikuti berbagai macam jenis kegiatan. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.
1. Tujuan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Diraktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Suryosubroto, 2009: 288) antara lain bahwa kegiatan ekstrakurikuler haru dapat meningkatkan kemampuan siswa, khususnya dalam aspek kognitif, efektif dan
(37)
psikomotor, selain itu juga harus menjadi kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa menuju manusia seutuhnya yang positif, dan memberikan pengetahuan , mengenalkan serta dapat membedakan antara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Suryosubroto, 2009:288) menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta mendukung program intrakurikuler dan program kokurikuler.
Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kokurikuler.
2. Fungsi Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan yang menunjang dan mendukung program intrakurikuler di sekolah. Selain menjadi wadah dalam mengembangkan minat siswa, (Muhaimin 2009 : 75) menjelaskan bahwa ekstrakurikuler juga memiliki berbagai macam fungsi diantaranya (a) pengembangan, (b) sosial, (c) rekreatif, (d) perisapan karier. Bahwa ekstrakurikuler harus dapat menjadi wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka, dan juga mengembangkan rasa tanggung jawab sosial peserta didik di sekolah.
(38)
Selain itu, ekstrakurikuler juga harus memiliki suasana rileks dan menggembirakan bagi siswa agar menunjang proses perkembangan, dan yang lebih penting yaitu ekstrakurikuler menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan kesiapan karier di masa depan.
Berdasarkan fungsi ekstrakurikuler yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang menunjang intrakurikuler. Tidak hanya itu, kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi sebuah wadah yang memiliki peran penting bagi siswa untuk mengembangkan minat, kreativitas, sosial, bahkan karier mereka di masa depan
. C. Paduan Suara
Menurut Jamalus (1981: 95), paduan suara merupakan nyanyian bersama dalam beberapa suara yang biasanya nyanyian bersama itu dibagi dalam empat suara, tiga suara, dan paling sedikit dua suara. .Dari pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa paduan suara merupakan sekelompok orang yang bernyanyi bersama dalam satu kesatuan vokal yang terbagi dalam beberapa jalur suara yaitu sopran, alto, tenor dan bass.
Prier (2003: 13) mengungkapkan bahwa ada empat jenis dan komposisi paduan suara pada umumnya yaitu : (1) paduan suara anak-anak, (2) paduan suara remaja, (3) paduan suara dewasa, dan (4) paduan suara sejenis.
(39)
1) Paduan Suara Anak-anak.
Dalam paduan suara anak-anak jumlah anggota sebaiknya antara 40-50 anak. Bila anggota terlalu kecil agak sukar bernyanyi dengan lembut sedangkan bila jumlah terlalu besar agak sulit untuk menjaga ketertiban. Ciri khas paduan suara anak-anak : suara murni, polos, dan tidak dibuat- buat, serta mengandung keindahan sehingga sudah cukup dengan satu suara saja. Namun dapat pula dicoba bernyanyi dengan dua atau tiga suara, lebih baik lagi kalau bisa diiringi.
Persoalan khusus dalam paduan suara anak-anak terdiri atas: (a) terletak pada pembentukan suara, (b) ketepatan nada, (c) bahan nyanyian yang masih terbatas karena tidak boleh terlalu sederhana tetapi tidak terlalu sukar (Prier 2003: 13)
2) Paduan Suara Remaja
Dalam paduan suara remaja jumlah anggota sebaiknya antara 15 -50 orang. Kurang dari 15 orang belum bisa disebut dengan paduan suara, lebih dari 50 orang kekompakan anggota kurang terjaga. Ciri khasnya terletak pada semangat para remaja dalam bernyanyi terutama dalam lagu yang mencerminkan semangat, misalnya untuk lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu daerah yang ritmenya agak cepat. Persoalan khusus untuk putera yang berumur antara 12 tahun hingga 13 tahun perlu diperhatikan apabila sudah memasuki masa puber biasanya mengalami mutasi suara, sehingga dalam bernyanyi perlu menghindari
(40)
nada-nada yang sangat tinggi maupun sangat rendah. Kemungkinan komposisi paduan suara untuk SMP adalah (a) sopran1 , sopran2 , alto (S1S2A) tanpa putera yang suaranya telah berubah, dan Sopran , Alto, Tenor (SAT) dengan putera yang suaranya telah berubah (Prier 2003: 13).
3) Paduan Suara Dewasa
Jumlah anggota dalam paduan suara dewasa setidak-tidaknya 20 anggota dan tidak ada batas maksimum. Sebagai bahan perbandingannya adalah sebagai berikut : S = 3, A = 2, T = 2, B = 3. Paduan suara Sopran Alto Tenor Bass (SATB) bagi orang dewasa dianggap mempunyai ciri yang paling bulat dan seimbang karena masing-masing suara sudah dapat berdiri sendiri terutama bila lagunya bergaya polifon. Paduan suara dewasa apabila dilatih dengan baik dapat berkembang mencapai mutu profesional dan ke arah ekspresi musik yang disertai dengan tarian dan sebagainya (Prier 2003: 14). 4) Paduan Suara Sejenis
Jumlah anggota dalam paduan suara sejenis antara 25-50 orang. Paduan suara sejenis terdiri atas: (a) suara sejenis wanita Sopran1 ,Sopran2 , Alto (S1 S 2 A) dan Sopran, Mezzosopran, Alto (S Ms A), (b) suara sejenis pria Tenor1 ,Tenor2 , Bass (T1 T2 B) dan Tenor, Baritone, Bass (T Br B), dan (c) suara sejenis anak-anak Sopran Alto (S A). Paduan suara dengan 2 atau 3 suara jika
(41)
dinyanyikan dengan halus akan tampak suatu keindahan meskipun tidak diiringi (Prier 2003: 14).
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, paduan suara dapat digolongkan berdasarkan usia dan jenis kelamin, mulai dari paduan suara anak-anak, paduan suara remaja, paduan suara dewasa, paduan suara laki-laki dan paduan suara perempuan. Dalam hal ini disebutkan bahwa paduan suara sejenis memang merupakan suatu hal yang biasa, akan tetapi paduan suara akan lebih baik jika memiliki semua jenis suara yaitu sopran, alto, tenor, dan bass yang tergabung dalam satu grup atau kelompok sehingga dapat terbentuk paduan suara yang lengkap.
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ameliana Dastumi (2015) dengan judul Minat dan Motivasi Siswa terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di SMP Negeri 1 Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan minat dan motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler musik di SMP Negeri 1 Sleman. Hasil dari penelitian tersebut adalah minat siswa terhadap ekstrakurikuler musik tergolong sedang yaitu sebanyak 37 siswa (46,8%), dan motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler musik tergolong sedang yaitu 43 siswa (54,4%) kegiatan ekstrakurikuler musik dapat memberikan dampak positif terhadap semangat belajar siswa dalam bermusik. Setelah melakukan pengolahan data tentang minat dan motivasi siswa terhadap
(42)
kegiatan ekstrakurikuler musik dapat memberikan dampak positif terhadap semangat belajar siswa dalam bermusik.
Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Aulia Devi Prahmadita (2014) dengan judul faktor-faktor mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler drumband di SMP Negeri 1 Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa di SMP Negeri 1 Sleman terhadap ekstrakurikuler drumband, dan mengetahui faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler drumband. Hasil dari penelitian tersebut adalah minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler drumband di SMP Negeri 1 SLeman secara keseluruhan berada pada kategori sedang sebesar 62,0%, disamping itu faktor eksternal merupakan faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drumband sebesar 80,0% dibandingkan dengan faktor internal sebesar 52,0%
Letak relevan dari kedua penelitian tesebut dengan penelitian ini adalah topik yang diambil untuk penelitian sama yaitu minat siswa. Metode penelitian yang digunakan juga menggunakan metode kuantitatif. Hanya saja dalam penelitian ini menitikberatkan pada bidang paduan suara, dan memiliki perbedaan lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 3 Godean.
E. Kerangka Berpikir
Setiap sekolah di Indonesia menginginkan siswanya untuk maju dan unggul di berbagai bidang, baik dalam bidang akademis maupun
(43)
non-akademis. SMP Negeri 3 Godean menyediakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler guna memberikan wadah bagi siswanya untuk menuangkan minat dan bakat mereka ke dalam hal yang positif. Ekstrakurikuler yang diadakan bersifat umum dan tidak ada batasan tertentu dalam persyaratan mengikuti setiap ekstrakurikuler yang ada. Peserta yang diperkenankan untuk ikut serta adalah peserta dari kelas VII dan VIII, kecuali untuk kelas IX, sudah tidak boleh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena sudah harus fokus pada ujian nasional.
Begitu juga dengan ekstrakurikuler paduan suara yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 3 Godean, kegiatan ini memberikan sarana bagi setiap siswanya yang memiliki minat dalam seni suara, dan memiliki keinginan untuk mengembangkannya. Selain untuk menuangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler paduan suara, siswa juga dapat membangun komunitas sosial dan mendapatkan aktualisasi diri yang lebih besar melalui kegiatan tersebut dibandingkan dengan mereka yang tidak. Paduan suara biasanya terdiri dari beberapa laki-laki sebagai suara tenor dan bass, dan perempuan sebagai suara alto dan sopran, akan tetapi kenyataannya adalah tidak ada siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara meskipun guru pembimbing telah melakukan sosialisasi kepada siswa untuk mengikuti dan bergabung kedalam ekstrakurikuler tersebut.
Tidak adanya siswa laki-laki yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara merupakan hal yang sudah terjadi dalam beberapa tahun yang lalu sampai sekarang. Untuk itu dilakukan penelitian yang menggunakan
(44)
instrumen berupa angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap seperti apakah minat mereka terhadap kegiatan ekstrakurikuler tersebut ditambah dengan wawancara singkat terhadap beberapa siswa laki-laki yang diharapkan dapat menguatkan data penelitian. Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan informasi yang mengarah pada solusi untuk mengatasi masalah yang ada.
(45)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan
Penelitian tentang Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Survei memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi. Adapun jenis survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk menghimpun data tentang minat siswa laki-laki terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan instrumen berupa angket.
Penelitian survei berusaha memamparkan secara kuantitatif kecenderungan, sikap atau opini dari populasi tertentu. Jenis penelitian survei adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari sekelompok orang melalui kuesioner yang diberikan kepada responden.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 4 Mei 2016. Sementara itu, dipilihnya tempat ini sebagai lokasi penelitian karena telah dilakukan pengamatan awal yang cukup lama yaitu pada saat pelaksanaan KKN-PPL beberapa waktu yang lalu.
(46)
C. Variabel Penelitian
Secara teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Kerlinger dalam Sugiyono, 2009:58). Dalam penelitian ini menggunakan 1 (satu) variabel yaitu minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi adalah sekumpulan anggota subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Populasi akan menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian Mulyatiningsih (2011: 10). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dari kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri 3 Godean 2015/2016 yang berjumlah 131 orang.
(47)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2014: 81). Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel untuk mendapatkan data wawancara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, dalam penelitian ini kriteria yang menjadi standar pengambilal purposive sampeling adalah siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan bersedia untuk melakukan wawancara.
Roscoe dalam Sugiyono (2014: 90) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian diantaranya ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Senada dengan pendapat yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini telah diambil 30 sampel siswa laki-laki yang bersedia untuk mengikuti wawancara. Diambilnya 30 sampel dalam penelitian ini berkaitan dengan waktu pengambilan data wawancara yang tergolong sempit dikarenakan berdekatan dengan ujian dan libur setelah ujian serta tidak banyak siswa laki-laki yang bersedia melakukan wawancara.
(48)
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel Bebas (Minat Siswa)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam hal ini minat siswa. Minat siswa adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa ada paksaan dari siapapun. Minat pula yang mengarahkan siswa untuk berprestasi dalam berbagai hal atau bidang yang disukai dan ditekuni. Indikator – indikator minat (Slameto, 2003: 58) adalah :
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
2. Definisi Operasional Variabel Terikat (Ekstrakurikuler Paduan Suara) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini, ekstrakurikuler paduan suara. Ekstrakurikuler paduan suara adalah paduan suara sebagai salah satu kegiatan tambahan yang disediakan oleh sekolah guna menggembangkan minat dan bakat siswanya terhadap paduan suara.
(49)
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan wawancara. Dengan kedua instrumen tersebut akan mempermudah penelusuran tentang bagaimana minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara dan pendapat langsung dari siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi (2002: 136) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kuesioner atau angket dan wawancara.
1. Kuesioner / Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang terdiri dari 35 butir soal. Angket ini memiliki 4 jawaban alternatif dan terdiri dari 2 indikator yaitu faktor intrinsik (faktor yang mempengaruhi minat dari dalam diri seseorang) dan faktor ekstrinsik (faktor yang mempengaruhi minat dari luar diri seseorang). Adapun dua jenis pertanyaan yang digunakan dalam angket adalah pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Berikut ini
(50)
adalah kisi-kisi dari instrumen yang akan digunakan terdapat pada table 1 dan skoring skala Likert, terdapat pada table 2.
Tabel 1. Kisi-kisi Angket
No Variabel Indikator Nomor Item Jumlah
+ -
1. Minat Siswa
Kemauan 1,4,6,26 8, 10, 12,30, 13
9
Kebutuhan 15,27 2
Motivasi 3,5,9,11,20 7,16,18 9
Dukungan keluarga
25,34,31 14, 17 5
Lingkungan sekolah
33,19 2,21,22,24,23,29,32,35,28 10
Total 35
Tabel 2. Penskoran Instrumen Alternatif jawaban Skor
+ Skor - Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 3 2 1 1 2 3 4 2. Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1988: 234). Dalam
(51)
penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh data-data yang berasal dari informan penelitian sebagai data sekunder atau data tambahan.
Secara umum wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka dengan informan penelitian. Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur. Wawancara semistruktur (semistructure interview) sudah termasuk dalam
kategori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2010: 233). Berikut ini kisi-kisi pedoman wawancara minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi pedoman wawancara
No Aspek Indikator Informan No. Butir
Wawancara
1. Minat siswa
laki-laki 1. Kemauan terhadap paduan suara 2. Motivasi terhadap paduan suara
Siswa laki-laki kelas VII dan VIII yang dipilih berdasarkan
kriteria yang
telah ditentukan.
1, 2
(52)
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2002: 145). Menurut Nurgiantoro (2009: 339), validitas isi dimaksudkan untuk mengukur kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti, sedangkan validitas konstruk digunakan untuk mengukur sejauh mana butir-butir pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan.
Sebuah instrumen diakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunujukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Sebuah instrumen tergolong valid apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan. Instrumen yang sudah sesuai dengan isi dikatakan sudah memiliki validitas isi, sedangkan instrumen yang sudah sesuai dengan aspek yang diukur dikatakan sudah memiliki validitas konstruksi. Dalam penelitian ini digunakan validitas isi dan validitas konstruk, dimana untuk mendapatkan validitas isi instrumen telah diujikan terlebih dahulu dengan tujuan mengetahui kesahihan setiap
(53)
butir instrumen sebelum melakukan pengambilan data penelitian dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Untuk memperoleh validitas konstruk, maka perlu dikonsultasikan terlebih dahulu, dalam hal ini, instrumen penelitian yang digunakan telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Menurut Sugiyono (2010: 348), instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data secara benar dan teliti. Validitas ini digunakan untuk mengetahui kesahihan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan. Teknik yang digunakan untuk validasi dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus,
rxy
Keterangan
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y N : Jumlah subjek
∑ XY : Jumlah hasil kali nilai X dan Y ∑ X : Jumlah nilai X
∑ Y : Jumlah nilai Y
∑ X2 : Jumlah kuadrat nilai X ∑ Y2 : Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi, 2002: 213)
Setelah r hitung ditemukan, nilai r hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid. Dengan pedoman apabila r hitung ≥ r tabel pada signifikansi 5% maka butir item dianggap valid, sedangkan apabila r
(54)
hitung < r tabel maka item itu dianggap tidak valid. Untuk hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Validasi Instrumen
No. Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,530 0,361 Valid
2 0,436 0,361 Valid
3 0,452 0,361 Valid
4 0,732 0,361 Valid
5 0,387 0,361 Valid
6 0,628 0,361 Valid
7 0,702 0,361 Valid
8 0,629 0,361 Valid
9 -0,075 0,361 Tidak valid
10 0,718 0,361 Valid
11 0,576 0,361 Valid
12 0,692 0,361 Valid
13 0,428 0,361 Valid
14 0,478 0,361 Valid
15 0,768 0,361 Valid
16 0,692 0,361 Valid
17 0,639 0,361 Valid
18 0,469 0,361 Valid
19 0,638 0,361 Valid
20 0,081 0,361 Tidak valid
21 0,626 0,361 Valid
22 0,802 0,361 Valid
23 0,577 0,361 Valid
24 0,560 0,361 Valid
25 0,682 0,361 Valid
26 0,648 0,361 Valid
27 0,691 0,361 Valid
28 0,606 0,361 Valid
29 0,512 0,361 Valid
30 0,608 0,361 Valid
31 0,254 0,361 Tidak valid
32 0,577 0,361 Valid
33 0,417 0,361 Valid
34 0,636 0,361 Valid
(55)
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya (Suharsimi, 2002: 221).
Instrumen yang reliabel sangat diperlukan untuk menghasilkan data yang reliabel. “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” (Sugiyono, 2010: 348). Apabila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur objek yang sama dalam jangka waktu yang demikian berbeda, akan tetap terdapat kesamaan pada data hasil penelitiannya. Reliabilitas pada penelitian ini diukur menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
r
Keterangan r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pernyataan ∑ σ2b : Jumlah varian butir
σ2t : Varian total
(Suharsimi, 2002: 239)
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Alpha yang melebihi 0,6 maka pernyataan tersebut reliabel dan jika Alpha kurang dari 0,6 maka pernyataan tersebut tidak reliabel
(56)
(Nurgiyantoro, 2009: 354). Dalam penelitian ini, angket uji coba variabel minat siswa laki-laki dengan berbagai indicator memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka jawaban responden dinyatakan reliabel. Berdasarkan penafsiran indeks korelasi menurut Sugiyono (2013) tingkat reliabilitas angket tergolong sangat kuat karena berada di rentang korelasi 0,800 - 1,00. Reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah semua data dari responden atau sumber data lain sudah terkumpul. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data tentang minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean digunakan angket atau kuesioner. Angket menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1- 4. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014: 147). Analisis statistik deskriptif meliputi harga rerata (mean), nilai tengah (median), modus (mode), simpangan baku (standar deviasi), varian (variance), kemencengan (skewness), Standard Error of Skewness,
(57)
keruncingan (kurtosis), Standard Error of Kurtosis, jangkauan (range), skor minimum, skor maksimum dan jumlah skor (sum), dan penyajian data dalam bentuk table distribusi frekuensi serta histogram dari masing-masing variabel dan sub variabel. Pelaksanaan analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan program computer SPSS 16.0 for windows.
Untuk mencari presentasi tiap variabel dan sub variabel dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Untuk mengetahui identitas kecenderungan tinggi rendahnya skor siswa laki-laki dalam minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara maka ditetapkan berdasarkan kriteria ideal yaitu:
Sangat tinggi : Mi + 1,5 SDi < x
Tinggi : Mi + 0,5SDi < x ≤ Mi + 1,5SDi Sedang : Mi - 0,5SDi < x ≤ Mi + 0,5SDi Rendah : Mi - 1,5SDi < x ≤ Mi- 0,5SDi Sangat rendah : x ≤ Mi- 1,5 SDi
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Dalam bab ini, disajikan data-data temuan penelitian beserta pembahasannya. Temuan penelitian ini disajikan sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ada. Dengan demikian hasil penelitian dapat berupa deskripsi data penelitian tentang minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara.
Deskripsi penelitian bertujuan untuk menyajikan dan menganalisis data tentang minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean kelas VII dan VIII terhadap ekstrakurikuler paduan suara. Untuk mendapatkan data keseluruhan minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara, digunakan angket sebagai alat pengumpul data pokok yang diberikan kepada 131 siswa laki-laki untuk mengetahui bagaimana minat mereka terhadap ekstrakurikuler tersebut.
Dalam penelitian minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean dikategorikan menjadi lima (5) kategori yaitu; sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Diketahui bahwa harga mean ideal adalah 80, dan standar deviasi ideal adalah 16. Adapun ketentuan rumusnya sebagai berikut,
Sangat Tinggi : X > Mi + 1,5 SDi
Tinggi : Mi + 0,5 SDi < X ≤ Mi + 1,5 SDi Sedang : Mi – 0,5 SDi < X ≤ Mi + 0,5 Sdi Rendah : Mi –1,5 SDi < X ≤ Mi – 0,5 Sdi Sangat Rendah : X ≤ Mi – 1,5 SDi
(59)
Keterangan :
X : Jumlah skor jawaban responden Mi : Mean Ideal
Sdi : Standar Deviasi Ideal
Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan mengenai hasil analisis data minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara sebagai berikut.
Tabel 5. Distribusi Kategorisasi Variabel Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara.
No Skor Frekuensi kategori
f %
1 X >104 0 0,00 Sangat tinggi
2 88< X ≤ 104 9 6,9 Tinggi
3 72< X ≤ 88 67 51,1 Sedang
4 56< X ≤ 72 52 39,7 Rendah
5 X ≤ 56 3 2,3 Sangat rendah
Total 131 100,00
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa variabel minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 0 siswa (0,00%); pada kategori tinggi sebanyak 9 siswa (6,9%); pada kategori sedang sebanyak 67 siswa (51,1%); pada kategori rendah sebanyak 52 siswa (39,7%); dan pada kategori sangat rendah sebanyak 3 siswa (2,3%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler
(60)
2,3
39,7
51,1
6,9
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
paduan suara mayoritas berada pada kategori sedang dengan jumlah 67 siswa (51,1%).
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 5 dapat digambarkan pie chartseperti yang ada pada Gambar 1.
Minat Siswa Laki-laki Secara Keseluruhan
Gambar 1. Pie ChartMinat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara.
Selain melihat distribusi frekuensi minat siswa laki-laki secara keseluruhan, berikut ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi minat siswa laki-laki per indikator. Distribusi frekuensi data minat siswa laki-laki dari indikator kemauan terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Kemauan Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Interval Kriteria Frekuensi %
9-16 Sangat Rendah 31 23,7
17-20 Rendah 61 46,6
21-25 Sedang 34 36,0
26-29 Tinggi 5 3,8
(61)
0 10 20 30 40 50 60 70
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frek
uensi
Indikator Kemauan
Pada tabel 6 diketahui bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator kemauan terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 0 siswa (0,00%); pada kategori tinggi sebanyak 5 siswa (3,8%); pada kategori sedang sebanyak 34 siswa (36%); pada kategori rendah sebanyak 61 siswa (46,6%); dan pada kategori sangat rendah sebanyak 31 siswa (23,7%).
Dari distribusi frekuensi pada tabel 6, dapat digambarkan seperti tampak pada Gambar 2.
Gambar 2.Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean dari Indikator Kemauan terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan histogram pada gambar 2 terlihat bahwa minat siswa laki-laki berada pada rentang kategori sedang hingga sangat rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa minat mereka berdasarkan indikator kemauan untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara tergolong rendah. Berdasarkan gambar 2 juga terlihat bahwa minat siswa laki-laki terhadap
(62)
ekstrakurikuler paduan suara dilihat dari indikator kemauan siswa mayoritas berada pada kategori rendah.
Distribusi frekuensi data minat siswa laki-laki dari indikator kebutuhan terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Kebutuhan Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Data distribusi frekuensi pada tabel 7 menunjukan bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator kebutuhan terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 0 siswa (0,00%); pada kategori tinggi sebanyak 4 siswa (3,1%); pada kategori sedang sebanyak 7 siswa (6%); pada kategori sangat rendah sebanyak 10 siswa (7,6%); dan pada kategori sangat rendah sebanyak 110 siswa (84,0%).
Dari distribusi frekuensi yang terdapat pada tebel 7, dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 3.
Interval Kriteria Frekuensi %
4 Sangat Rendah 110 84,0
5 Rendah 10 7,6
6 Sedang 7 5,3
7 Tinggi 4 3,1
(63)
0 20 40 60 80 100 120
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Frek
uensi
Indikator Kebutuhan
Gambar 3. Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean dari Indikator Kebutuhan terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan histogram pada gambar 3dapat dilihat bahwa lebih dari separuh jumlah siswa laki-laki memiliki kebutuhan yang sangat rendah terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara yang artinya adalah minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara dilihat dari indikator kebutuhan siswa mayoritas berada pada kategori sangat rendah.
Distribusi frekuensi data minat siswa laki-laki dari indikator motivasi terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean dapat dilihat pada tabel 8.
(64)
0 20 40 60 80 100 120 Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Frek
uensi
Indikator Motivasi
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Motivasi Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 8 diketahui bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator motivasi terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 0 siswa (0,00%); pada kategori tinggi sebanyak 0 siswa (0,00%); pada kategori sedang sebanyak 14 siswa (10,7%); pada kategori rendah sebanyak 107 siswa (81,7%); pada kategori sangat rendah sebanyak 10 siswa (7,6%).
Dari distribusi frekuensi yang telah diuraikan pada tabel 8, dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 4.
Gambar 4.Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean dari Indikator Motivasi terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Interval Kriteria Frekuensi %
7-12 Sangat Rendah 10 7,6
13-16 Rendah 107 81,7
17-19 Sedang 14 10,7
20-23 Tinggi 0 0
(65)
Berdasarkan histogram pada gambar 4 dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa laki-laki untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara tergolong rendah, hal tersebut terbukti pada gambar 4 yang menunjukan minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara dilihat dari indikator motivasi siswa yang mayoritas berada pada kategori rendah.
Distribusi frekuensi data minat siswa laki-laki dari indikator dukungan keluarga terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Dukungan Keluarga Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 9 diketahui bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator dukungan keluarga terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 5 siswa (3,8%); pada kategori tinggi sebanyak 8 siswa (6,1%); pada kategori sedang sebanyak 38 siswa (29,0%); pada kategori rendah
Interval Kriteria Frekuensi %
4-7 Sangat Rendah 29 22,1
8-9 Rendah 51 38,9
10-11 Sedang 38 29,0
12-13 Tinggi 8 6,1
(66)
0 10 20 30 40 50 60
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Frek
uens
i
Indikator Dukungan Keluarga
sebanyak 51 siswa (38,9%); pada kategori sangat rendah sebanyak 29 siswa (22,1%).
Dari distribusi frekuensi yang telah diuraikan pada tabel 9, dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 5.
Gambar 5.Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean dari Indikator dukungan keluarga siswa laki-laki terhadap
Ekstrakurikuler PaduanSuara
Berdasarkan histogram pada gambar 5 terlihat bahwa minat siswa laki-laki berada pada rentang kategori sedang hingga sangat rendah yang demikian dapat disimpulkan bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator dukungan keluarga untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara tergolong rendah. Berdasarkan gambar 5 juga terlihat bahwa minat siswa laki-laki terhadap ekstrakurikuler paduan suara dilihat dari indikator dukungan keluargasiswa mayoritas berada pada kategori rendah.
(67)
Distribusi frekuensi data minat siswa laki-laki dari indikator lingkungan sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 3 Godean dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Minat dari Indikator Lingkungan Sekolah Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 10 diketahui bahwa minat siswa laki-laki berdasarkan indikator lingkungan sekolah terhadap ekstrakurikuler paduan suara yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 10 siswa (7,6%); pada kategori tinggi sebanyak 54 siswa (41,2%); pada kategori sedang sebanyak 46 siswa (35,1%); pada kategori rendah sebanyak 18 siswa (13,7%); pada kategori sangat rendah sebanyak 3 siswa (2,3%).
Dari distribusi frekuensi yang telah diuraikan pada tabel 10, dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 6.
Interval Kriteria Frekuensi %
10-18 Sangat Rendah 3 2,3
19-23 Rendah 18 13,7
24-28 Sedang 46 35,1
29-33 Tinggi 54 41,2
(68)
0 10 20 30 40 50 60
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Frek
uensi
Indikator Lingkungan Sekolah
Gambar 6.Histogram Frekuensi Data Minat Siswa Laki-laki SMP Negeri 3 Godean dari Indikator Lingkungan Sekolah terhadap
Ekstrakurikuler Paduan Suara
Berdasarkan histogram pada gambar 6 terlihat bahwa minat siswa laki-laki berada pada rentang kategori sedang hingga sangat tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa minat mereka berdasarkan indikator lingkungan sekolah siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara tergolong tinggi, dari histogram pada gambar 6 juga dapat dilihat bahwa minat siswa dilihat berdasarkan indikator lingkungan sekolah mayoritas berada pada kategori tinggi. Histogram pada gambar 6 telah menunjukan hal yang positif, pasalnya berdasarkan data pada histogram tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan sekolah telah memberikan dukungan yang cukup kepada siswa laki-laki untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara.
(69)
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa besarminat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap ekstrakurikuler paduan suara. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa secara keseluruhan minat siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara pada kategori sangat tinggi sebanyak 0 siswa,pada kategori tinggi 6,9 % dengan jumlah 9 siswa, pada kategori sedang sebesar 51,1 %dengan jumlah 67 siswa, pada kategori rendah 39,7 % dengan jumlah 52 siswa dan skor terendah dengan kategori sangat rendah yaitu 2,3 % berjumlah 3 siswa.Berdasarkan uraian data tersebut terlihat bahwa mayoritas minat siswa memiliki kecenderungan minat pada kategori sedang yaitu 51,1 % dan data yang telah didapatkan menunjukan bahwa minat siswa laki-laki mayoritas berada pada rentang kategori sangat rendah hingga sedang.
Selain itu, minat siswa laki-laki terhadap kegiatan ekstrakurikuler paduan suara memiliki nilaiyang berbeda-beda jika dilihat dari masing-masing indikator yang mempengaruhinya, indikator yang pertama adalah kemauan dengan mayoritas kategori rendah yaitu 46,6%, indikator kebutuhan dengan mayoritas kategori sangat rendah 84,0%, indikator motivasi dengan mayoritas kategori rendah 81,7%, indikator dukungan keluarga dengan mayoritas kategori rendah 38,9%, dan indikator lingkungan sekolah dengan mayoritas kategori tinggi yaitu 41,2%. Hal tersebut menunjukan bahwa kebanyakan siswa laki-laki SMP Negeri 3 Godean kurang memiliki dorongan dari dalam diri masing-masing untuk
(1)
2. Ya bagus sih mas 3. Nggak mas
4. Soalnya udah ikut ekskul pencak silat mas, udah sibuk mas
4 P D T P 26 VII E
1. Ekskul nyanyi mas 2. Bagus mas, suaranya
bagus
3. Tertarik mas, kalo ada cowoknya juga yang ikut biar gak sendirian 4. Pingin bisa nyanyi juga
mas soalnya.
5 P W VK 25 VII E
1. Ekskul untuk belajar nyanyi
2. Kompak mas, 3. Nggak mas
4. Ya asale isinya banyakan perempuan, kalo mau masuk aku malu
6 FP 10 VII E
1. Ekskul untuk nyanyi bersama-sama
2. Suaranya bagus-bagus mas
3. Nggak mas,
4. Nggak bisa nyanyi aku mas.
7 AAP 2 VII E
1. Ekskul untuk berlatih paduan suara di hari jumat mas
2. Bagus mas 3. Nggak mas
4. Soalnya nggak ada temennya mas, malu
8 RD 27 VII E
1. Ekskul untuk latihan nyanyi mas
2. Kompak banget mas, suaranya bagus 3. Nggak mas
(2)
soalnya mas
9 B H 6 VII E
1. Ekskul yang sering nyanyi bareng-bareng itu mas 2. Bagus
3. Nggak tertarik mas, 4. Cowok yang ikut dikit
banget mas, isin lah
10 PYW 24 VII E
1. Ekskul untuk bernyanyi 2. Kompak banget
3. Nggak sih mas
4. Nggak bisa nyanyi, terus isinya banyak ceweknya mas.
11 PRK 23 VII E
1. Ekskul untuk berlatih bernyanyi bersama mas, terus yang biasanya tampil pas ada acara penting itu 2. Bagus mas, keren
3. Mau mas,
4. Aku suka nyanyi mas, tapi masih malu mau gabung, mas, mungkin kelas VIII nanti saya gabung mas.
12 DA 9 VII E
1. Ekskul untuk olah vocal mas
2. Bagus, terus anggotanya banyak ceweknya mas 3. Nggak mas
4. Banyak les soalnya mas
13 ZBF 32 VII E
1. Ekskul nyanyi mas 2. Bagus kok mas 3. Nggak mas
4. Soalnya cowoknya dikit, itu aja kayaknya jarang berangkat, nanti aku dikelas cowok sendirian.
14 AG 1 VII E
1. Ekskul untuk bernyanyi bersama-sama mas 2. Bagus
3. Nggak mas
(3)
15 C S N 8 VII E
1. Ekskul untuk seni suara mas
2. Bagus , kompak, perlu ditingkatkan
3. Nggak mas, kalo cowoknya banyak, ya paling aku ikut mas
16 FMDP 11 VII E
1. Ekskul untuk latihan nyanyi mas
2. Bagus mas, suaranya bagus-bagus semua 3. Nggak sih mas,
4. Nggak iso nyanyi aku mas
17 DHP 14 VIII E
1. Ya kayak bernyanyi itu loh mas
2. Ya, bagus 3. Nggak
4. Nggak bisa to
18 SIA 28 VIII E
1. Bernyanyi bersama 2. Bagus, tingkatkan lagi
supaya paduan suara SMP Negeri 3 Godean maju 3. Nggak
4. Nggak bisa bernyanyi, nggak bisa cengkok-cengkok
19 AS 4 VIII E
1. Sekumpulan orang bernyanyi bersama 2. Sudah bagus tapi perlu
ditingkatkan lagi 3. Mungkin berminat 4. Suka bernyanyi
20 KTDS 21 VIII E
1. Sekumpulan orang yang bernyanyi
2. Bagus tapi lebih harus ditingkatkan
3. Nggak berminat
4. Nggak suka bernyanyi dan nggak bisa
21 JAH 20 VIII E
1. Sekumpulan orang yang bernyanyi bersama 2. Sudah baguslah
(4)
3. Kurang berminat
4. Karena kebanyakan cewek yang ikut, jadi kurang PD
22 APH 3 VIII E
1. Yang bernyanyi pada saat upacara
2. Mbosenin 3. Tidak
4. Bosen sama cewek semua
23 DRP 13 VIII E
1. Sekelempok orang yang bernyanyi menyanyikan lagu tertentu
2. Ya bagus, bagus, nggak ada jeleknya
3. Nggak berminat
4. Keterbatasan suara mas, kebanyakan yang ikut perempuan , kalo laki-laki gak PD
24 TSAK 30 VIII E
1. Sekelempok orang yang bernyanyi dan ada gurunya
2. Sangat bagus tapi perlu ditingkatkan lagi, soalnya anggotanya sedikit
3. Nggak
4. Karena saya nggak bisa nyanyi, ada ekstra yang lain
25 GW 17 VIII E
1. Kumpulan orang yang bernyanyi bersama-sama 2. Dah bagus, ya udah bagus 3. Nggak,
4. Nggak bisa nyanyi, udah itu aja
26 RD 27 VIII E
1. Kumpulan orang yang bernyanyi
2. Bagus, suka, ya itu aja, ya kompak suaranya.
3. Nggak
4. Karena yang ikut cewek semua, mau ikut malu mas
(5)
sedang bernyanyi 2. Ya bagus lah
3. Kurang tertarik mas 4. Anggotanya cewek semua
28 RS 25 VIII E
1. Sekumpulan orang yang bernyanyi, suaranya beda-beda
2. Bagus… terus kompak ya 3. Agak nggak minat mas 4. Grogi sama yang
cewek-cewek
29 LFA 22 VIII E
1. Orang-orang yang bernyanyi bersama 2. Bagus, kompak, dah 3. Nggak e
4. Nggak percaya diri sama yang perempuan
30 B 28 VIII E
1. Para siswa yang bernyanyi 2. Baik
3. Kayaknya enggak 4. Banyak ekskul yang lain
mas, karawitan, kan banyak kerjaan rumah
(6)