Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Metode yang di Gunakan

REFRENSI Depdikbud.1978. Ensiklopedi Nasional Indonesia Cipta Adi Pustaka.Jakarta.Halaman 131. Ibid. Hal 132. Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Lampung,1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku 1. Cv Mataram: Bandar Lampung.Halaman 122-123 M.A Nitipradjo Tegamoan.2010.Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI.Cv Mitra Media Pustaka.Bandar Lampung.Halaman 4-5 Sudharmono.1985.30 Tahun Indonesia merdeka 1945-1949.Pt Citra Lamtoro Agung Persada. Jakarta.Halaman 35.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi- generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1. Konsep Tinjauan Historis

Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus bahasa Indonesia ”tinjauan berarti menjenguk, melihat, memeriksa, dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan” Dendy Sugono, 2008:1713. Pendapat lain menyatakan bahwa tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat tentang sesuatu hal sesudah menyelidiki atau dipelajari Hasan Alwi, 2005:1198. Sedangkan ”kata Historis berasal dari bahasa Yunani ”istoria” yang berarti ilmu. Kata history dalam bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Menurut Nugroho Notosusanto definisi paling umum dari kata history berarti masa lampau umat manusia Nugroho Notosusanto, 1964:27. Dalam bahasa Indonesia kata Historis lebih dikenal dengan Sejarah yang berasal dari bahasa Arab yakni ”syajarah” yang berarti pohon H. Rustam E. Tamburaka, 1999:2. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam Bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah. Ada beberapa defenisi atau batasan mengenai sejarah. Hugiono dan P.K Poerwantana memberi pengertian bahwa sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsiran atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992:2. Sedangkan menurut M. Nazir ”Adapun pengertian Historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencar i kebenaran”. M. Nazir. Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http:www.edukasi.net26-3-2008 . Pendapat lain mengatakan bahwa : Sejarah adalah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arahan program masa depan Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http:www.edukasi .net23-3- 2008. Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka sejarah adalah ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang dialami manusia dan disusun secara sistematis sehingga hasilnya dijadikan sebagai pedoman hidup untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinjauan historis adalah suatu prosedur penelitian terhadap segala peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang terjadi pada manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang disusun secara ilmiah, kritis, logis, faktual, dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah berlalu itu kronologis, dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung sehingga memiliki makna yang jelas terhadap fenomena peristiwa tersebut.

2. Konsep Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang

Pemerintahan adalah sistem menjalankan wewenang dalam kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negarabagian-bagiannya Hasan Alwi,2002:723.Adapun yang dimaksud pemerintah dalam penelitian ini adalah pemerintahan militer.Pemerintahan Militer adalah pemerintahan yang dikusai oleh golongan militer atau pemerintah yang mengatur negara secara militer.sifat pemerintah militer adalah keras dan disiplin.Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pemerintahan militer adalah pelaksanaan yurisdiksi militer di suatu daerah atau daerah pendudukan baik secara langsung oleh orang-orang militer maupun secara tidak langsung oleh orang-orang sipil yang diangkat oleh pemegang kekuasaan Depdibud,1991 : 2247 Upaya mengontrol dan mengelola daerah pendudukan agar tujuan pendudukan dapat tercapai maka dibentuk pemerintahan militer yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang tentara. Pemerintahan militer di Lampung dipimpin oleh kolonel Kurita sebagai kepala pemerintahankeresidenan. Pemerintahan militer Jepang di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu :1 Pemerinahan militer angkatan darat tentara kedua puluh lima untuk wilayah Sumatera dengan pusatnya di Bukit Tinggi. 2 Pemerintahan militer angkatan darat tentara keenambelas untuk Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. 3 Pemerintahan militer angkatan laut armada selatan kedua untuk daerah yang meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.marwati djoned poesponegoro dan nugroho notosusanto, 1993:5 Pemerintahan militer Jepang di Lampung menguasai segala aspek pemerintahan serta sarana dan prasarana umum sehingga memiliki kewenangan penuh dalam menentukan segala bentuk kebijakan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perang. Dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan militer adalah kelompok atau lembaga yang menyelenggarakan kekuasaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang menguasai daerah Lampung pada masa pendudukan setelah peperangan dangan pemerintah kolonial belanda sebagai penguasa Lampung sebelumnya. Pendudukan adalah dalam hukum perang, penempatan satuan angkatan perang, di suatu tempat atau daerah yang direbut untuk keperluan pertahanan, atau untuk menjaga tata tertib dan keamanan di masa perang. Biasanya pemerintah beralih ke tangan panglima- panglima tentara musuh. Hak- hak kekuasaan tentara serta pemerintah pendudukan diatur dalam peraturan- peraturan perang darat. Depdikbud, 1991:26-29. sedangkan W.J.S. Poerwadarminta 1984:731 mendefinisikan Pendudukan merupakan perbuatan yang menyangkut hal dan sebagainya menduduki suatu daerah dengan menggunakan tentara. Maka yang dimaksud dengan pendudukan adalah penguasaan suatu wilayah secara paksa untuk keperluan pertahanan yang dilakukan oleh militer pada masa perang. dalam hal ini wilayah yang dimaksud adalah wilayah Lampung Militer adalah suatu kelompok atau organisasi yang diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran pada medan peperangan yang dibedakan dari orang-orang sipil.Yahya A Muhaimin,1982:1. Sedangkan Amos Perlmutter 2000 :2 mendefinisikan Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah suatu profesi sukarela arena setiap individu bebas memilih suatu pekerjaan didalamnya, namun ia juga bersifat memaksa karena para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan sukarela melainkan terbatas kepada situasi hirarki birokrasi. Dari kedua konsep yang dipaparkan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa militer merupakan sebuah institusi dan komponen yang melayani kepentingan umum, dan dalam hal ini mereka bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. Abdoel Fattah 2005 : 41 menyatakan bahwa peranan militer adalah sebagai alat negara yang menjaga keutuhan dan kedaulatan negara untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.Hal ini berarti bahwa militer memiliki peranan sebagai pertahanan keamanan yang menjaga kedaulatan dan keutuhan negara dari ancaman serta gangguan dari bangsa dan negara lain, termasuk adanya pergolakan dan pemberontakan. Yang dimaksud dengan pemerintahan pendudukan militer Jepang dalam penelitian ini adalah usaha penguasaan suatu wilayah secara paksa dan disiplin yang dilakukan oleh militer Jepang pada masa pendudukannya di wilayah Lampung. 3. Konsep Faktor Faktor berasal dari bahasa latin, factor, pelaksana, pencipta, factum, tindakan pekerjaan, prestasi, perbuatan, pengamatan peristiwa, kenyataan. Suatu kondisi penyebab atau antisiden yang menimbulkan suatu gejalaKomarudin dan Yooke Tjuparamah,2000:72. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Faktor adalah suatu yang ikut menyebabakan atau mempengaruhi keadaan atau peristiwaDepatemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990:239. Menurut Hugiono dan Porwantana, faktor adalah suatu hal keadaan, peristiwa dan sebagainya yang ikut mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatuHugiono dan Poerwanto,1987:109. Dari berbagai pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan faktor yaitu sesuatu hal yang turut menyebabkan atau mempengruhi terjadinya sebuah peristiwa atau kejadian tertentu. 4. Konsep Konflik Konflik merupakan bagian dari umat manusia yang tidak pernah dapat diatasi sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil untuk menghilangkan konflik di muka bumi ini. Konflik antar perorangan dan antar kelompok merupakan bagian dari sejarah umat manusia. Dalam setiap situasi konflik akan bertemu dengan tujuan, dengan asumsi ini maka dibuat katagorisasi tujuan konflik sebagai berikut:1.Pihak- pihak yang terlibat didalam konflik memiliki tujuan yang sama, yakni sama- sama berupaya mendapatkan. 2. Disatu pihak hendak mendapatkan, sedangkan dipihak lain berupaya keras mempertahankan apa yang dimiliki Nasikum,2006:19 Menurut Nasikum, konflik dapat terjadi karena setiap kelompok memiliki kepentingan- kepentinagn yang saling berlawanan satu sama lain, maka kelompok-kelompok kepentingan itu akan senantiasa berada dalam situasi konflik, Nasikum juga menyatakan bahwa konflik timbul sebagai akibat dari adanya kenyataan bahw disetiap masyarakat selalu terdapat otoritas yang terbatas adanya, Nasikum, 2006:26 “Konflik fisik merupakan konflik yang melibatkan fisiktubuhberkelahiberperang yang melibatkan 2 orangkelompok atau lebih yang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan-tujuan tertentu”Hardjono,1993:34. Menurut Soerjono Soekanto,”Konflik adalah salah satu interkasi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya saling mengancam, menekan, hin gga saling menghancurkan”Soerjono Soekanto,2007:87 Faktor-faktor penyebab terjadinya konfilk menurut Soerjono Soekanto 1.Perbedaan individu Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan,pendirian,pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri kebanggan dan identitas seseorang. 2.Perbedaan latar belakang kebudayaan Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyrakat. Tidak semua masyrakat mempunyai nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik belum tentu oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat lain. 3.Perbedaan Kepentingan Setiap individu atau sering kali memiliki kepentingan kepentingan yang berbeda dengan kelompok lain. Kepentingan itu tergantung dari kebutuhan-kebutuhan tiap kelompok. 4.Perubahan Sosial Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan sistem, nilai, dan normayang berlaku di dalam masyarakat tersebut, Soerjono Soekanto,2007:94 Semua konflik yang terjadi di Indonesia antara pejuang-pejuang yang di bantu dengan rakyat biasa melawan tentara penjajah banyak diakibatkan oleh perasaan dendam rakyat itu sendiri. Semangat rakyat bertambah ketika mendengar kabar bahwa kita sudah merdeka, keberanian rakyat berlipat-lipat karena selain untuk membalas dendam mereka juga turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia.Budiman,1982:33 Berdasarkan berbagai sumber diatas maka dapat disimpulkan bahwa konflik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertempuran antara dua kelompok atau lebihyang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan dan tujuan itu bertentangan satu sama lain. 5.Konsep Penjaga Keamanan Rakyat PKR Penjaga Keamanan Rakyat PKR bukanlah tentara resmi, hal ini dikarenakan Penjaga Keamanan Rakyat PKR hanya di bentuk di wilayah lampung.” Organisasi-organisasi militer yang dibentuk diwilayah-wilayah Indonesia yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukanlah tentara resmi. Karena pembentukannya bukan atas intruksi pusat” Yahya A.Muhaimin,1982:23 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan bapak Edi K. Prawira beliau mengatakan Penjaga Keamanan Rakyat merupakan organisasi militer di Lampung yang beranggotakan para pemuda yang pernah dilatih oleh tantara Jepang. Tokoh-tokoh Penjaga Keamanan Rakyat PKR nantinya menduduki jabatan penting di Resimen III Lampung. Berdasarkan pendapat diatas Penjaga Keamanan Rakyat PKR merupakan organisasi semi militer yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Lampung

6. Konsep Rakyat

Menurut Peter Salim, yang di maksud dengan “rakyat adalah penduduk suatu Negara”Peter Salim, 2007:924. Menurut C.S.T Kansil,”unsur-unsur negara adapun yang termasuk rakyat suatu negara adalah semua orang yang berada diwilayah negara itu yang tunduk pada kekuasaan dari pada negara tersebut”C.S.T Kansil, 1990:20. Sedangankan menurut Gunawan Hadi, “rakyat merupakan bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan. Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama dan tinggal di daerah yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sa ma yaitu membela negaranya bila diperlukan”Gunawan Hadi,1994:14. Dari kedua konsep diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan “rakyat” pada penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal diwilayah tertentu yang tunduk pada peraturan wilayah tersebut dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mempertahankan kemerdekaan. B Kerangka Pikir Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Demikian. pula yang terjadi di daerah Lampung, berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesi baru secara resmi diumumkan oleh Mr. Abbas pada tanggal 24 Agustus 1945 di hotel Juliana Tanjung Karang. Untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih maka dilampung didirikan organisasi- organisasi kemiliteran yang anggotanya diambil dari pemuda-pemuda yang sudah mendapatkan latihan militer dari tentara Jepang. Organisasi-organisasi kemiliteran yang dibentuk antara lain Angkatan Pemuda Indonesia API, Penjaga Keamanan Rakyat PKR, Barisan Pelopor dan PKR Laut. Di Lampung kabar kemerdekaan Indonesia ternyata membuat masyarakat Lampung berani melawan terhadap tentara Jepang. Salah pristiwa yang mencerminkan keberan ian masyarakat Lampung adalah konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada tanggal 17 November 1945. Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada tanggal 17 November 1945 telah menyisakan pertanyaan besar tentang apakah yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut?. Dan untuk menjawab pertanyaan itu bukanlah pekerjaan mudah. Ada beberapa sudut pandang yang bisa diamati dalam meneliti Konflik di Talang Padang. Salah satunya, penulis tertarik meninjau faktor penyebab terjadinya konflik di Talang Padang pada 17 November 1945. C Paradigma ] Keterangan : Faktor Penyebab Terjadinya Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat PKR dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945. Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat PKR dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945. : Garis Hubungan REFRENSI Tamburaka, Rustam E dan Roeslan Abdul Gani.1999.Pengantar ilmu sejarah,teori filsafat dan IPTEK.PT.Rineke Cipta: Jakarta. Hugiono dan Poerwadaminta.1992.Pengantar Ilmu Sejarah.Rineke Cipta : Jakarta. Halaman 2 http:www.edukasi.net26-3-2008 . Poesponegoro,Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 5 Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta.Halaman 26-29 W.J.S Poerwadaminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta Halaman 731 Muhaimin, Yahya A.1982.perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia.Gajah Mada Universitas Press.Yogyakarta.Halaman 1. Perlmutter,Amos.2000.Militer dan Politik.Jakarta. PT Grasindo Persada.Halaman 2 Komarudin dan Yooke Tjuparamah.2000.Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,Bumi Aksara.Jakarta.Halaman 72 Departemen Pendidikan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta.Halaman 239 Hugiono dan Poerwanto.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.PT.Bina Angkasa.Jakarta.Halaman 109. Nasikum. 2006.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.Halaman 26 Hardjono,1993.Konflik dan Perpecahan.Semarang. Halaman 34. Wawancara dengan bapak Edi K. Prawira

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa “metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu penelitian. Metode yang berhubungan dengan ilmiah adalah menyangkut masalah kerja, yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan” Husin Sayuti, 1989 : 32. Dalam suatu penelitian, metode adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang ditempuh seseorang dalam melakukan suatu penelitian guna mendapatkan kebenaran dari tujuan yang diharapkan.

A. Metode yang di Gunakan

Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian historis karena penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Adapun maksud dari metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu ,terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lalu, untuk kemudian hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang Hadari Nawawi, 1993 : 78-79. Dalam hal ini metode penelitian historis sangat tergantung pada data-data masa lalu. Pendapat lain menyatakan bahwa : Metode penelitian historis adalah sekumpulan prinsip-prinsip aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa daripada hasil-hasilnya biasanya dalam bentuk tertulis Nugroho Notosusanto, 1984 : 11. Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penelitian Historis adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mengumpulkan data yang sistematis dan evaluasi yang objektif dari data yang berhubungan dengan kejadian masa lampau untuk memahami kejadian atau suatu keadaan baik masa lalu maupun masa sekarang. Metode historis lebih memusatkan pada masa lalu yang berupa peninggalan-peninggalan, dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Data tersebut tidak hanya sekedar diungkapkan dari sudut kepentingan sejarahnya, namun untuk memahami berbagai aspek kehidupan masa lalu seperti adat istiadat, kebudayaan, hukum, pemerintah, pendidikan dan lain-lain. Masalah yang diselidiki oleh peneliti pada dasarnya terbatas pada data yang sudah ada. Tujuan penelitian historis adalah membuat rekontruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan cara mengumpulkan, memverifikasikan, mengintesikan bukti-bukti untuk memperoleh hasil serta penafsiran yang baik. Dalam penelitian historis, validitas dan reabilitas hasil yang dicapai sangat ditentukan oleh sifat data yang ditentukan pula oleh sumber datanya.Sifat data historis diklasifikasikan dala dua jenis yaitu data primer dan data sekunder, adapun data Primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan. Secara sederhana data ini disebut juga data asli. Sedangkan data Sukender, adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya, dengan demikian data ini ini disebut juga data tidak asli” Budi Koesworo dan Basrowi, 2006 : 122. Pengertian yang disampaikan dalam kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penelitian, harus dilihat sifat- sifat penelitian yang dipakai. Maka dengan demkian sifat penelitian historis adalah sifat data yang ditentukan oleh sumber yang diperoleh seperti data primer dan data sekunder. Data-data ini dikumpulkan lalu di klasifikasikan, tidak hanya itu saja dalam setiap penelitian dibutuhkan langkah-langkah dalam mengolah data menjadi sebuah tulisan. Langkah-langkah penelitian historis menurut Nugroho Notosusanto, 1984 : 11 adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Berdasarkan langkah- langkah penelitian historis tersebut, maka langkah-langkah kegiatan penelitian adalah : Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber- sumber sejarah. Proses yang dilakukan penulis dalam heuristik adalah mencari sumber-sumber sejarah berupa buku, arsip dan dokumen di perpustakaan daerah Lampung dan perpustakaan Unila sesuai dengan tema penulisan. Kritik adalah menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau palsu dan apakah dapat digunakan atau sesuai dengan tema penelitian. Proses ini dilakukan penulis dengan memilah-milah dan menyesuaikan data yang penulis dapatkan dari heuristik dengan tema yang akan penulis kaji, dan arsip atau data yang diperoleh penulis telah diketahui keasliannya. Interpretasi pada bagian ini setelah mendapat fakta-fakta yang diperlukan maka kita merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk akal. Dalam hal ini penulis berupaya untuk mengananilisis data dan fakta yang telah diperoleh dan dipilah yang sesuai dengan kajian penulis. Historiografi adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dalam hal ini penulis membuat laporan hasil penelitian berupa penulisan skripsi dari apa yang didapatkan penulis saat heuristik, kritik dan interpetasi. Penulisan skripsi disusun berdasarkan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Lampung.

B. Variabel penelitian,

Dalam suatu penelitian variabel merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja karena dengan variabel kita lebih dapat memfokuskan apa yang menjadi objek penelitian kita sehingga akan lebih mempermudah cara kerja. Menurut Mohammad Nazir 1984 : 149 “variabel dalam arti sederhana adalah suatu konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai”, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 1989 : 91 mendefinisikan variabel sebagai suatu objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat perhatian dalam sebuah penelitian.Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal dengan fokus penelitian pada Peristiwa Talang Padang November 1945.

C. Informan

Dalam proses pengumpulan data yang akurat diperlukan informasi yang yang berhubungan dengan penelitian, sehingga penulis memerlukan data dari informan. Informan merupakan orang yang bisa memberikan informasi tentang masalah yang diteliti, seorang informan harus memiliki pengalaman tentang latar belakang penelitian. Informan adalah seorang yang memiliki informasi relatif lengkap terhadap permasalahan yang ditelitiSuwardi, 2006:119. Kreteria informan yang dipilih dalam penelitian ini antara lain : 1. Orang yang memiliki pengalaman dengan objek yang diteliti 2. Informan mau dan mampu menjelaskan objek yang diteliti 3. Informan yang meiliki kesediaan waktu 4. Dapat dipercaya dan bertanggungjawab atas apa saja yang dikatakan D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan. pengumpulan data selalu memiliki hubungan dengan dengan masalah yang hendak dipecahkan atau diteliti dan hasil-hasil pengumpulan data menjawab pertanyaan dari suatu masalah penelitian. Tekhnik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan Muhammad Nazir, 1993 : 211. Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya penggunaan teknik-teknik tertentu yang sistematis dan standar akan dapat diperoleh data-data yang akan dapat menjawab dari apa yang menjadi permasalahan dari penelitian yang direncanakan.

1. Teknik Kepustakaan

“Teknik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah Joko Subagyo, 1997 : 109”, sedangkan Kontjaraningrat 1983 : 133 menyatakan bahwa “Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam- macam materi yang terdapat diruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian ”. Sementara itu teknik kepustakaan juga dapat diartikan sebagai “studi penelitian yang dilaksanakan dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh diperpustakaan yaitu melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Hadari Nawawi, 1993 : 133. Teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mempelajari dan menelaah buku- buku untuk memperoleh data-data dan informasi berupa teori- teori atau argumen- argumen yang dikemukakan para ahli yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Manfaat dari penggunaaan teknik kepustakaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah topik penelitian kita telah diteliti oleh orang lain sebelumnya, sehingga penenlitian kita bukan hasil duplikasi. 2. Untuk mengetahui hasil penelitian orang lain yang ada kaitannya dengan penelitian kita, sehingga kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan referensi tambahan. 3. Untuk memperoleh data yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah dalam penelitian kita. 4. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan Muhammad Nazir, 1989 : 97 2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, surat kabar, majalah, notulen,lengger, agenda dan sebagainya Suharsimi Arikuto, 1989 : 188. Sedangkan menurut Hadari Nawawi dokumentasi adalah cara atau pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk buku- buku lain dan berhubungan dengan masalah penelitian Hadari Nawawi, 1991 : 133. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa teknik dokumentasi dapat dipergunakan untuk mendapatkan data dan informasi secara tertulis, terutama berupa arsip- arsip dan termasuk buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dokumentasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran literatur atau dokumen yang berkaitan dengan sejarah daearah Lampung di perpustakaan Universitas Lampung maupun perpustakaan daerah Lampung.

3. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:192. Wawancara diartikan sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan sumber informasi. Sebagai alat pengumpul data, wawancara dapat dipergunakan dalam tiga fungsi sebagai berikut : A. Wawancara sebagai alat primer atau alat utama. Wawancara dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data utama, apabila data yang akan diungkapkan tidak mungkin diperoleh dengan alat lain yang lebih baik. B. Wawancara sebagai alat pelengkap.