16
2. Pajak Bumi dan Bangunan PBB
a. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Secara umum PBB adalah pajak yang dikenakan kepada masyarakat yang mempunyai hak kepemilikan dari sebuah bidang tanah maupun bangunan yang
berdiri diatas tanah tersebut. Sedangkan menurut Rochmat Soemitro 2001:5, “Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta yang tidak bergerak,
maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah obyeknya dan oleh sebab itu keadaan status orang atau badan yang dijadikan subyek tidak penting dan tidak mempengaruhi
besarnya pajak”. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan peneliti bahwa PBB adalah pajak yang dikenakan pada benda yang tidak bergerak.
Secara umum pengertian yang perlu dipahami dalam PBB antara lain: 1 Bumi adalah permukaan bumi tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada
di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contoh: sawah, ladang, kebun, tanah pekarangan, tambang, dll.
2 Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Selain itu yang termasuk dalam pengertian
bangunan menurut Rochmat Soemitro 2001:9 adalah: a Jalan lingkungan yang terletak dalam satu komplek bangunan seperti hotel,
pabrik dan emplasemennya, dan lain-lain yang termasuk dalam satu kesatuan bangunan tersebut.
b Kolam renang, jalan tol, pagar mewah, tempat olah raga, dan taman mewah.
17
c Galangan kapal dan dermaga kapal. d Tempat penampungankilang minyak, air, dan gas serta pipa minyak.
e Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
b. Asas Pajak Bumi dan Bangunan
Asas merupakan suatu dasar yang harus dianut dan diikuti dalam pelaksanaan suatu peraturan pemerintah. Asas berguna sebagai pedoman
pelaksanaan agar kegiatan tersebut tidak keluar dari tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Asas PBB menurut Mardiasmo 2003:269 adalah: 1 Memberikan kemudahan dan kesederhanaan
Aturan yang berlaku sebaiknya tidak mempersulit sistem pembayaran dan penarikan pajak. Birokrasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit akan
lebih mudah dilaksanakan oleh wajib pajak. 2 Adanya kepastian hukum
Pajak memberikan suatu jaminan yang berlandaskan aturan-aturan dan norma-norma yang dituangkan dalam satu hukum tertulis. Hukum tertulis ini
berisi tentang hak dan kewajiban wajib pajak dan pemungut pajak, sehingga jelas adanya tata aturan yang diterapkan serta sanksi-sanksi bagi yang
melanggarnya. 3 Mudah dimengerti dan adil
Aturan-aturan yang ada sebaiknya mudah dimengerti. Artinya, aturan yang berlaku tidak menimbulkan kerancuan atau makna ganda. Adil berarti
18
bahwa pajak dikenakan sesuai dengan proporsi yang seimbang, tidak berat sebelah, sehingga pajak tidak akan merugikan salah satu pihak dan sebaiknya
saling menguntungkan. 4 Menghindari pajak berganda
Aturan-aturan yang tertuang menjamin tidak adanya pajak ganda yang akan ditanggung oleh wajib pajak.
c. Objek Pajak Bumi dan Bangunan