Untai Tapis Pembobot A Untai Tapis Pembobot C

24 Penguatan dari untai inverting amplifier pada gambar 3.2 adalah 100 kali dari penguatan tegangan tiap opamp sebesar 10 kali.    k k Ri Rf Av 10 100 1 10,    k k Ri Rf Av 10 100 2 10,   2 1 Av Av Av t 100

3.2.3. Untai Tapis Pembobot A

Tapis pembobot A direalisasikan dengan menggunakan opamp TL084, konfigurasi penguatnya menggunakan JFET Junction Field Effect Transistor memiliki impedansi masukan tinggi, dan laju lantingannya tinggi high slew rate yaitu kemampuan penguat dalam mengikuti kondisi masukan. Catu daya opamp ini menggunakan catu daya tunggal sebesar 5 volt dengan memberikan biasing DC pada masukan noninverting sebesar 2,5 Volt dengan pembagian tegangan dengan resistor R 1 dan R 9 . Opamp difungsikan sebagai penguat AC sinyal kecil dengan memberikan kapasitor penggandeng coupling yang mempunyai sifat menghambat nilai DC dan hanya meneruskan nilai AC. Untai tapis pembobot A ditunjukkan pada gambar 3.3. berikut ini. C1 10uF R11 100k 47 + U1A TL072 C8 10uF C7 47nF C6 1.8nF C5 330nF C4 27nF C2 220nF output input 5V C3 10uF 5V + UB TL072 R1 300 R10 10k R9 100k R4 10k R3 1k8 R2 1k8 R5 10k R6 10k R7 100k R8 100k C1 10uF R11 100k 47 + U1A TL072 C8 10uF C7 47nF C6 1.8nF C5 330nF C4 27nF C2 220nF output input 5V C3 10uF 5V + UB TL072 R1 300 R10 10k R9 100k R4 10k R3 1k8 R2 1k8 R5 10k R6 10k R7 100k R8 100k Gambar 3.3. Untai tapis pembobot A Opamp pertama dikonfigurasikan sebagai penguat inverting dengan penguatan sebesar -1 kali yaitu AV 1 = 8 10 R R  = k k 100 100  = -1 kali. Pada opamp kedua juga 25 dikonfigurasikan sebagai penguat inverting dengan penguatan ditentukan oleh R 11 dan R 7 . R 11 dgunakan sebuah trimmer potensiometer untuk mengatur penguatan satu 0 dB saat frekuensi 1 KHz. Inti dari tapis pembobot A adalah jaringan R-C pada keluaran opamp pertama sampai dengan masukan opamp kedua. Gambar 3.4 menunjukkan hasil simulasi dengan Circuit Maker 2000. Gambar 3.4. Simulasi tapis pembobot A

3.2.4. Untai Tapis Pembobot C

Tapis pembobot C direalisasikan dengan penguat operasional dan merupakan tapis lolos pita bandpass filter . Perancangan tapis pembobot C menggunakan 2 penguat operasional, pada bagian tapis lolos tinggi highpass filter memiliki frekuensi penggal di 31,5 Hz dan pada bagian tapis lolos rendah lowpass filter memiliki frekuensi penggal di 8000 Hz. Untai tapis lolos tinggi ditunjukkan pada gambar 3.5. 26 input output R8 150k R7 150k R6 10k R5 10k + UB TL072 5V C3 0.033uF 5V Gambar 3.5. Untai Tapis Lolos Tinggi Frekuensi penggal untuk tapis lolos tinggi dapat dihitung dengan rumus tapis orde 1, yaitu: Frekuensi penggal = 3 8 2 1 C R  = Hz u k 15 , 32 033 . 150 2 1   Untai tapis lolos rendah ditunjukkan pada gambar 3.6. output input C2 120pF 5V C1 0.1uF 5V + U1 TL072 R4 10k R3 10k R2 150k R1 150k Gambar 3.6 Untai Tapis Lolos Rendah Frekuensi penggal untuk tapis lolos tinggi dapat dihitung dengan rumus tapis orde 1, yaitu: 27 Frekuensi penggal = 2 2 2 1 C R  = Hz p k 8841 120 150 2 1   Untuk memperoleh tanggapan frekuensi yang diinginkan yaitu memiliki frekuensi penggal bawah di 31,5 Hz dan frekuensi penggal atas di 8000 Hz maka kedua buah penguat operasional ini dihubungkan secara seri cascade . 3.2.5. Untai True RMS to DC Converter True RMS to DC Converter berfungsi untuk mendapatkan nilai magnitudo dari sinyal AC dengan menggunakan IC MX536AKN. IC MX536AKN dioperasikan dengan menggunakan mode single supply , dengan tegangan masukan maksimum ± 25V dan akurasi ketelitian sebesar ± 2. Berikut skematik rangkaian IC MX536AKN: IN 1 NC 2 V- 3 Cav 4 dB 5 Buf OUT 6 Buf IN 7 Iout 8 RL 9 COMMON 10 NC 11 NC 12 NC 13 V+ 14 U1 MX536AKN 10uF C1 Cap2 INPUT 1uF Cav Cap Pol1 10K R1 Res1 20K R2 Res1 10K R3 Res1 VCC VCC 1 2 JP1 Pin IN 1 2 JP2 Header 2 VCC 1 2 JP3 Pin OUT Gambar 3.7. Rangkaian True RMS to DC Converter – MX536AKN 3.2.6. Untai Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler digunakan sebagai pengendali utama sistem secara keseluruhan yang terhubung dengan modul mikrofon, modul LDR, modul MMC, penampil seven segment . 28 Konfigrasi untai mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 3.8 berikut ini: PB0 XCKT0 1 PB1 T1 2 PB2 AIN0INT2 3 PB3 AIN1OC0 4 PB4 SS 5 PB5 MOSI 6 PB6 MISO 7 PB7 SCK 8 RESET 9 PD0 RXD 14 PD1 TXD 15 PD2 INT0 16 PD3 INT1 17 PD4 OC1B 18 PD5 OC1A 19 PD6 ICP 20 PD7 OC2 21 XTAL2 12 XTAL1 13 GND 11 PC0 SCL 22 PC1 SDA 23 PC2 24 PC3 25 PC4 26 PC5 27 PC6 TOSC1 28 PC7 TOSC2 29 AREF 32 AVCC 30 GND 31 PA7 ADC7 33 PA6 ADC6 34 PA5 ADC5 35 PA4 ADC4 36 PA3 ADC3 37 PA2 ADC2 38 PA1 ADC1 39 PA0 ADC0 40 VCC 10 Mikrokontroler ATm ega8535-16PC 1 2 Y1 XTAL 100pF C1 Cap2 100pF C2 Cap2 X T A L 2 X T A L 1 XTAL2 XTAL1 5V 100pF C3 Cap2 1 2 3 4 5 6 7 8 JP1 Header 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 7 segm ent Rst S1 SW-PB 1K R1 Res1 100pF C4 Cap2 Rst 5V SCK MISO MOSI Mikrofon LDR Selektor 1 Selektor 2 Selektor 3 Selektor 4 Selektor 5 Selektor 6 GND GND CS SO SI SCK Gambar 3.8. Untai Mikrokotroler ATMega 8535 Konfigurasi pin pada mikrokontroler adalah sebagai berikut : 1. PORTA.0 sebagai masukan ADC dari modul LDR 2. PORTA.1 sebagai masukan ADC dari modul mikrofon 3. PORTA.2- PORTA.7 digunakan sebagai selektor untuk mengendalikan seven segment 4. PORTB.2 – PORTB.7 terhubung dengan modul MMC 5. PORTD.0 – PORTD.7 sebagai pengendali data untuk seven segment 6. Pin 12 dan pin 13 digunakan sebagai masukan untai osilator kristal 7. Pin 31 dan pin 11 dihubungkan dengan ground 8. Pin 9 dihubungkan dengan untai reset 9. Pin 10 dihubungkan dengan catu daya +5 V DC 29

3.2.7. Untai Media Penyimpan MMC