STRATEGI KOMUNIKASI MC (MASTER OF CEREMONY) DALAM MEMANDU ACARA FESTIVAL MUSIK INDIE OUTDOOR DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

COMMUNICATION STRATEGY OF MASTER OF CEREMONY LEAD INDIEOUTDOOR MUSIC FESTIVAL IN BANDAR LAMPUNG

By

CITA ADELIA RACHMASARI

There are many aspects that need to be aware of by a master of ceremony, especially if the event takes place in outdoor space such as indie music festival. Local outdoor music festival is one of the examples that is identical with the crowd audience, in this event we could classify it into children, adult it can be from children, adolescence and adult. Audience of indie music festival are classified as emotional audience. They might sometimes cause a riot by just staring at one to another. Also in this events provide some booth, games, and others that need master of ceremony to connecting between audiences, guest star and the commitees.

In response to this phenomenon, master of ceremony is needed to come up with a strategy to restore the situation back to normal (not chaotic). The communication strategy includes the target of the communication, the media that master of ceremony used on the stage, purpose of the key messages, the role of the master of ceremony and the use of verbal and non-verbal communication. The research problem of this thesis is on how master of ceremony could apply his/her communication skills strategy in leading an outdoorindiemusic festival in Bandar Lampung.

The results of this research consist of several components such as motivation, positive attitude of the MC for every communication strategy. This strategy will be further determining whether or not the MC puts his/her efforts which result to positive communication. Acquiring a good knowledge is important for MC to identify what he/she should say and do for every communication strategy aspect, as well as to understand the procedure on how this aspect could be implemented to the audience. As a result, MC will show his/her talents/ability as a MC on the stage.

The theory of research used by the writer is communication competence which means that the use of verbal and non verbal communication to reach the successful result based on the context, situation and communicator. The purpose model that is often used in this theory is to explain the competence which includes three components such as motivation, knowledge and skill. The objective of this research is to know the target of the communication. So that the components (motivation, education and skill) may decide to whether or not keep the communication going. The media that master of ceremony used in this event are microphone and que card. The purpose of those media help the master of ceremony to deliver their and information for the audience. The information is related with the rundown that commitees given to the master of ceremony. Thats


(2)

the messages delivered to the audience by using verbal and non verbal communication. The use of verbal and non-verbal communication is closely related to the knowledge and skill competencies which are useful for producing an effective and targeted result.

The writer has few suggestions on the conducted research that the functions of MC could be well performed on the stage, and for the other researchers who are interested in doing the same research topic, the writer encourages them to elaborate more the discussions on communication strategies and public speaking. Keywords: Communication Strategy, Master of Ceremony, Communication Competence, Music Indie Festival


(3)

ABSTRAK

STRATEGI KOMUNIKASI MC (MASTER OF CEREMONY)DALAM MEMANDU ACARA FESTIVAL MUSIKINDIE OUTDOORDI BANDAR

LAMPUNG Oleh

CITA ADELIA RACHMASARI

Banyak hal-hal yang harus diperhatikan MC dalam memandu acara, terlebih jika acaranya berada di luar ruangan. Festival musik indie outdoormerupakan contoh acara yang memiliki penonton dengan jumlah banyak dan berasal dari semua kalangan, baik anak-anak, remaja dan dewasa. Tidak jarang, dalam acara ini banyak terjadi keributan karena beberapa penonton memiliki sifat mudah terpancing emosi pada hal kecil dan berujung perkelahian. Selain itu dalam acara ini tidak hanya menampilkan band-band indie saja, acara pendukung seperti games, bazaar, dll yang membutuhkan MC sebagai penghubung antara penonton, pengisi acara juga penyelenggara acara.

Dalam hal ini strategi komunikasi MC sangat dibutuhkan agar suasana acara menjadi kondusif dan sukses. Strategi komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya sasaran komunikasi, media komunikasi, tujuan pesan komunikasi, peran MC serta komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yang digunakan. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana strategi komunikasi Master of Ceremony dalam memandu acara festival musik indie outdoor di Bandar Lampung.

Pada aspek sasaran komunikasi, MC mengetahui siapa saja dan seperti apa khalayak yang akan dihadapinya. Dengan begitu maka komponen motivasi, pengetahun dan keterampilan memutuskan apakah MC akan tetap melakukan komunikasi atau tidak sama sekali. Pada aspek media komunikasi yang digunakan MC diantaranya mikrofon dan que card. Tujuannya untuk mempermudah penyampaian pesan atau informasi serta sebagai sarana yang dapat membangkitkan motivasi. Pesan yang disampaikan MC yaitu pesan dan informasi yang berkaitan dengan rundown acara. Tujuannya agar penonton mengetahui isi acara yang mereka bawakan diatas panggung. Untuk itu MC memerlukan pengetahuan, keterampilan dan motivasi agar tujuan pesan mudah disampaikan ke penonton. Peran MC harus disesuaikan dengan fungsi sebagai MC, artinya motivasi, pengeatahuan dan keterampilan dibutuhkan diatas panggung. Dalam penerapan pengetahuan, MC tau kegunaan komunikasi verbal dan non verbal. Kedua hal ini erat kaitannya degan pengetahuan dalam pengaplikasiannya. Hal ini berguna agar menghasilkan hasil yang efektif.

Teori yang digunakan adalah teori komunikasi kompetensi, yaitu penggunaan perilaku verbal dan nonverbal untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang sesuai dengan konteks, situasi, dan komunikator. Model yang sering digunakan untuk menjelaskan kompetensi ini adalah model komponen yang


(4)

yang berprofesi sebagai MC untuk tetap melakukan atau tidak melakukan upaya-upaya yang menghasilkan hubungan komunikasi yang positif. Pengetahuan menuntun seorang MC untuk tahu tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan dalam setiap aspek strategi komunikasi dan memberitahu prosedur bagaimana aspek tersebut dapat diterapan kepada khalayak. Pada akhirnya akan menimbulkan aksi pada MC untuk menunjukan keterampilan-keterampilan yang dilakukan diatas panggung.

Saran peneliti dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat menerapkan dan mengaplikasikan semua fungsi-fungsi dari MC. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama atau sejenis untuk dapat lebih memperluas lagi pembahasan-pembahasan tentang strategi komunikasi danpublic speaking.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi,Master of Ceremony, Kompetensi Komunikasi, Festival MusikIndie


(5)

STRATEGI KOMUNIKASI MC (MASTER OF CEREMONY) DALAM MEMANDU ACARA FESTIVAL MUSIKINDIE OUTDOORDI BANDAR LAMPUNG

Oleh

CITA ADELIA RACHMASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(6)

SKRIPSI

OLEH:

Cita Adelia Rachmasari 1116031028

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL. ... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR BAGAN... vii

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. ...1

1.2. Rumusan Masalah. ...9

1.3. Tujuan Penelitian. ...9

1.4. Kegunaan Penelitian. ...9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan Penelitian Terdahulu...11

2.2. Strategi Komunikasi...15

2.3.Master of Ceremony...16

2.4.Master of CeremonydalamPublic Speaking. ...17

2.4.1. Sejarah Retorika...17

2.4.2. PengertianPublic Speaking. ...18

2.5. Strategi KomunikasiMaster of Ceremony...19

2.6. Perkembangan MusikIndie. ...21

2.6.1. MusikIndie. ...21

2.6.2. Perbedaan BandIndiedan BandMainstrem...22

2.6.3. Perkembangan MusikIndiedi Dunia. ...23

2.6.4. Perkembangan MusikIndiedi Indonesia...24

2.6.5. Perkembangan MusikIndiedi Bandar Lampung. ...25

2.7. Komunikasi Kelompok Besar dalam Festival Musikindie. ...26

2.8. Peran MC dalam Festival MusikIndie Outdoor...28

2.9. Psikologi Massa dan Kerumunan dalamEvent...29

2.10. Bentuk Komunikasi pada MC...31

2.10.1. Komunikasi Verbal. ...31

2.10.2. Komunikasi Non-Verbal. ...35

2.11. Landasan Teori...38

2.12. Kerangka Pikir. ...45


(8)

3.3. FokusdanLokusPenelitian. ...50

3.4. Informan. ...51

3.5. Sumber Data. ...53

3.6. Teknik Pengumpulan Data...57

3.7. Teknik Pengolahan Data. ...61

3.8. Teknik Keabsahan Data. ...62

IV. Gambaran Umum 4.1. Karakter MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ...66

4.2. Komunitas MusikIndie OutdoorBandar Lampung. ...68

4.2.1. Struktur Organisasi Komunitas...69

4.3. Acara-acara Festival MusikIndie Outdoordi Bandar Lampung...72

V. Hasil dan Pembahasan 5.1. Hasil Penelitian. ...79

1. Identitas Informan. ...80

2. Hasil Wawancara Strategi Komunikasi MC. ...84

5.1.1. Pemahaman MC mengenai Aspek Sasaran Komunikasi. ...84

5.1.2. Aspek Media Komunikasi pada MC...90

5.1.3. Pemahaman MC pada Tujuan Pesan...97

5.1.4. Peran Komunikator pada Festival MusikIndie Outdoor...103

5.1.5. Aspek Komunikasi Verbal MC...110

5.1.6. Aspek Komunikasi Non verbal MC...123

5.1.7. Aspek Motivasi MC... 134

5.1.8. Pemahaman Pengetahuan MC saat Memandu Acara. ... 141

5.1.9. Aspek Keterampilan MC saat Memandu Acara. ... 143

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 150

5.2.1. Motivasi MC pada Strategi Komunikasi dalam Memandu Acara. ... 150

5.2.2. Pengetahuan MC pada Strategi Komunikasi dalam Memandu Acara ... 160

5.2.3. Keterampilan MC pada Strategi Komunikasi dalam Memandu Acara ... 171

VI. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan. ... 187

B. Saran... 188 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Bagan Kerangka Pikir... 47 Bagan 2. Bagan Struktur Organisasi. ...70


(10)

Halaman

Gambar 1. Foto Muhammad Rifky Firdaus (Informan-1) ... 191

Gambar 2. Foto Rachmawati Azwar (Informan-2)... 191

Gambar 3. Foto Newendi Septian (Informan-3) ... 192

Gambar 4. Foto Zainal Muttaqin (Informan-4. ... 192

Gambar 5. Foto Novan Tri Cahya (Informan-5)... 193

Gambar 6. Foto Yully Dara Riski (Informan-6). ... 193

Gambar 7. Foto Arkida Agung W (Informan-7)... 194

Gambar 8. Foto Ade Rizki Melina (Informan-8)... 194

Gambar 9. Foto Penonton Acara Recreation Beach Art Invasion. ... 195

Gambar 10. Foto Penonton Acara Soundsations with Burgerkill & SID. ... 195

Gambar 11. Foto Penonton Acara Bikinemphari UKMBS Darmajaya. ... 196

Gambar 12. Foto Penonton Acara Wat Art Gawoh 2. ... 196

Gambar 13. Suasana Memandu Acara Recreation Beach Art Invasion. ... 197

Gambar 14. Suasana Memandu AcaraSoundsations with SID & Burgerkill. ... 197

Gambar 15. Suasana Memandu Acara Bikinempharia UKMBS DARMAJAYA. ... 198

Gambar 16. Suasana Memandu Acara Wat Art Gawoh 2. ... 198

Gambar 17. Wawancara Informan 1 dan informan 2... 199

Gambar 18. Wawancara Informan 3 dan Informan 6. ... 199


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan dan Kontribusi Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 2. Perbedaanindiedanmainstream. ...23

Tabel 3. Band-bandindiedi Bandar Lampung . ... 71

Tabel 4. Acara Festival Musikindie outdoordi Bandar Lampung 2014. ... 73

Tabel 5. Acara Festival Musikindie outdoordi Bandar Lampung 2015. ... 74

Tabel 6. Data Informan MC... 80

Tabel 7. Data Informan Penonton . ... 83

Tabel 8. Karakter Penonton dalam Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...84

Tabel 9. Mengidentifikasi Komunikan dalam Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...87

Tabel 10. Media Komunikasi yang digunakan MC diatas Panggung... 90

Tabel 11. Kendala Media Komunikasi yang digunakan MC... 93

Tabel 12. Cara Mengatasi Kendala Media Komunikasi yang digunakan MC. ... 95

Tabel 13. Pesan yang disampaikan MC dalam Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...97

Tabel 14. Teknik dan Tujuan Penyampaian Pesan pada MC. ... 99

Tabel 15. Fungsi MC dalam Suatu Acara. ... 102

Tabel 16. Peran MC dalam Festival MusikIndie Outdoor...104

Tabel 17. Membentuk Antusiasme Penonton dalam Suatu Acara... 107


(12)

Tabel 19. Penggunaan Volume dalam Acara Festival MusikIndie Outdoor. .111

Tabel 20. Penggunaan Dialek/Bahasa Asing pada MC. ... 112

Tabel 21. Penggunaan Aksentuasi/Tekanan Kata pada MC. ... 114

Tabel 22. Penggunaan Jeda pada MC dalam Festival MusikIndie Outdoor...115

Tabel 23. Pemilihan Kata/Diksi pada MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ...117

Tabel 24. Artikulasi MC dalam Festival MusikIndie Outdoor...119

Tabel 25. Penggunaan Power pada MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ...120

Tabel 26. Penggunaan Gerakan Tubuh MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ...121

Tabel 27. Penggunaan Kontak Mata pada MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ...123

Tabel 28. Ekspresi Wajah pada MC dalam Festival MusikIndie Outdoor. ....125

Tabel 29. Penampilan MC dalam Memandu Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...127

Tabel 30. Improvisasi MC saat Memandu Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...129

Tabel 31. Motivasi MC dalam Memandu Acara Festival MusikIndie Outdoor. ...131

Tabel 32. Pengaruh Suasana Hati dengan Penampilan MC diatas Panggung. 133 Tabel 33. Aspek Kepercayaan Diri MC diatas Panggung. ... 135

Tabel 34. Pemahaman Wawasan MC dalam Festival MusikIndie Outdoor...137

Tabel 35. Masalah diluar Dugaan MC saat Memandu Acara. ... 140

Tabel 36. Keterampilan MC dalam Mengatasi Masalah... 141

Tabel 37. Strategi MC dalam Kesuksesan Acara... 143

Tabel 38. Strategi Komunikasi Pra-Acara, Acara dan Pasca Acara. ... 175


(13)

(14)

(15)

“Whe n you’re t rying t o m ot iva t e yourse lf,

a ppre c ia t e t he fa c t t ha t you’re e ve n t hink ing a bout

m a k ing a c ha nge . And a s you m ove forw a rd,

a llow yourse lf t o be good e nough”

- Alic e Dom a r


(16)

Teruntuk Yang Terhormat, Yang Tercinta, Yang Terkasih, Dan Yang Tak Terlupakan,

Alm. Bapak Rinaldi, SE

Yang tidak sempat mengikuti perjalananku sampai skripsi ini selesai. I hope what I’ve done make you proud of me,sorry for this late graduation. I promise to you I can be a success woman soon and always make mom happy

until the end of her life. You’ll be missed, Dad.


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulungagung, pada tanggal 2 Februari 1993 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Rinaldi, SE dan Ibu Siti Kartikarini. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Kartini Bandar Lampung pada tahun 1999.

Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan sekolah dasar di SD Al-Azhar II Bandar Lampung yang lulus pada tahun 2005. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang lulus pada tahun 2008. Setelah itu, penulis melanjutkan ke tingkat atas di SMA Negeri 10 Bandar Lampung hingga lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung. Seiring dengan perkuliahan, penulis juga mengikuti program D1 di Lembaga Bahasa Inggris (LBI) selama satu tahun yaitu pada tahun 2013.


(18)

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Alhamdulillahi robbil ‘aalamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab hanya dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Strategi Komunikasi Master of Ceremony (MC) dalam Memandu Acara Festival MusikIndie Outdoordi Bandar Lampung.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis sadar bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas semua nikmat-Nya dan limpahan karunia serta rizki yang luar biasa. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah.

2. Kedua orang tuaku yang sangat berpengaruh banyak dalam skripsi ini, Ibu Siti Kartikarini dan Alm. Bapak Rinaldi, SE. Terima kasih banyak atas semua waktu, dukungan, perhatian dan kasih sayang yang tidak dapat tergantikan oleh apapun. Terima kasih atas dukungan moril dan materiil. Terima kasih selalu memberikan apa yang kami inginkan. Words can’t describe how much I love you, both!

3. Kakakku, Chintia Asmiliasari, S.Hum yang selalu menasihati, memberi dukungan serta semangat, memberikan panutan yang baik dan menghibur disaat kesedihan melanda. Adikku yang sangat aku sayangi, Cindikia Putri


(19)

Kurniasari terima kasih sudah menjadi pendengar, penghibur dan best partneryang selalu ada di setiap waktu.

4. Fajar Juliawan, terima kasih atas semuanya. Segala waktu yang diluangkan, dukungan dan semangat yang tidak pernah henti. Terima kasih sudah hadir dan mengisi hari-hari yang penuh dengan kejutan-kejutan disetiap detiknya. Semoga semua impian dan cita-cita kita tercapai. Good Luck for us.

5. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

6. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu saya.

7. Ibu Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih atas ilmu yang diberikan, bantuan, dukungan, semangat, nasihat dan kesediaannya menjadi pembimbing saya.

8. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si. selaku dosen pembahas dalam skripsi saya. Terima kasih atas kritik dan saran serta ilmu yang bermanfaat untuk saya.

9. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi terima kasih atas segala waktu dan ilmu yang bermanfaat yang diberikan kepada saya.

10. Teman-teman di bangku sekolah hingga sekarang Rumpi Cyin (Sarah Carolin, Nissa Maulita, Septiara Putri, Ludfiana Dwi Kosari, Arnest Chyntia, Mirtania Ristiani, Hein Intan, Andina Selia Nur dan Chaca Rahayu) semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga nanti.


(20)

Semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Untuk sahabat SOS, Ageta Frisilia, Sartika Aprilia, Mizaany Aulia dan Dian Ayu Yaritha. Thank you for joy and happiness that we share together.

12. Fadhilah Syakirah, my campus-best-partner. Terima kasih Dhila selalu mengerti aku dan menjadi pendengar setiap keluh kesah, senang, sedih dan kesal. Selalu bersama disetiap kesempatan apapun itu. I hope what we’ve been through together make us proud of who we’re in the future. Amin. 13. Teman-teman pelipur lara dan baik hatinya, Bowo, Imam, Calvien, Bang

Jaya, Rizal, Ramanda, Riksa, dll yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk senang-sedih-susah bersama selama ini. Terima kasih juga untuk cuyung’s family, Ade, Ayu, Hesti, Fajriati, Fikri, Pipit, Putri, Mayang, Syahid, Lidya dan Reza.

14. Teman-teman Komsebelas semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan sudah banyak membantu, semoga kita semua selalu dimudahkan segala sesuatunya hingga menjadi orang sukses nantinya. Amin. Semangat!

15. Teman-teman seperjuangan anak bimbingan bu Hestin, Meta, Kak Jesryan, Mbak Finda dan teman-teman lainnya.

16. Seluruh kakak tingkat dan adik-adik tingkat Ilmu Komunikasi Universitas Lampung yang turut memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas semua perhatiannya.


(21)

17. Semua informan yang terlibat. Terima kasih sudah membantu penulis sebagai bagian yang terpenting dalam penelitian ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga amal baik tersebut mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT, serta skripsi ini dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi Jurusan Ilmu Komunikasi.

Bandar Lampung


(22)

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara terstruktur yang disengaja dimaksudkan untuk menginformasikan, mempengaruhi atau menghibur pendengar. Dalam hal ini diperlukan keterampilan berbahasa yang baik, penampilan yang menarik serta keefektifan dalam menyampaikan pesan. Berbicara di depan umum tidak begitu sulit namun tidak juga mudah. Dikatakan tidak begitu sulit karena setiap hari kita berbicara, namun tidak mudah karena tidak semua orang berani melakukannya.

Praktiknya, berani berbicara di depan umum berarti siap menyampaikan pesan kepada orang-orang dari latar belakang berbeda. Misalnya, jika kita menyampaikan pesan ke keluarga sendiri tentu kita sudah tahu modal dan pengetahuan tentang mereka, namun jika bukan keluarga sendiri, misalnya pada lingkungan yang belum kita kenal, berati kita harus mempelajari bagaimana cara menarik perhatian mereka. Oleh karena itu seorang public speaker dituntut harus dapat berbicara di depan umum, salah satu contohnya adalah seorang pembawa acara atau lebih dikenal denganMaster of Ceremony(MC).


(24)

MC merupakan orang yang memiliki tanggung jawab penuh dan peranan penting dalam kelangsungan sebuah acara. Dikatakan penting karena seorang MC kerap menjadi “ruh” atau kekuatan dalam sebuah acara, MC-lah yang akan membuat hidup suatu acara. Adakalanya seorang MC yang baik adalah yang bisa menumbuhkan kesan mendalam pada penontonnya melalui cara ia memandu acara. Seorang MC hendaknya mampu menyesuaikan diri dan mengarahkan semua komponen acara agar sesuai dengan porsi acara yang akan, dan atau sedang berlangsung. Pendek kata, MC harus bisa melakukan idealisasi, yaitu proses kegiatan yang mengarahkan semua faktor yang ada menjadi sesuatu yang sesuai dengan keinginan setiap pihak terkait agar acara berjalan dengan baik dan berakhir sukses.

Dalam penyelenggaraan sebuah acara, tingkat kesuksesan dan kepuasan dari acara tersebut tidak lepas dari 5 faktor utama, yang dikenal dengan 5P. Faktor 5P ini terdiri dari Penyelenggara Acara, Penyandang dana/sponsorship, Penampil/bintang tamu, Penonton dan Pembawa Acara/MC (Suseno, 2005:18). Sebagai satu kesatuan hal-hal diatas tidak bisa dipisahkan satu sama lain, jika salah satu dari faktor diatas tidak berfungsi dengan baik, maka dalam pelaksanaan suatu acara akan terjadi permasalahan atau suatu acara belum dapat dikatakan sukses sepenuhnya (Suseno, 2005:19).


(25)

3

MC merupakan seseorang yang harus dapat mengetahui dan mengenal berbagai jenis acara demi kelancaran acara tersebut, karena dialah yang memimpin suatu rangkaian acara. Pada dasaranya, acara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu acara yang bersifat resmi, acara yang bersifat semi resmi dan acara yang bersifat tidak resmi (Badudu, 2013:83). Penggolongan acara tersebut harus diperhatikan, karena jenis acara yang dibawakan MC sangat menentukan berbagai persiapan yang harus dilakukan, tidak terkecuali apakah acara tersebut adalah acara besar yang menampilkan bintang tamu terkenal atau acara yang hanya menampilkan bintang tamu lokal.

Festival musik merupakan contoh acara yang bersifat tidak resmi dan acara ini kerap kaitannya dengan kerumunan orang atau biasa dikenal dengan crowd. Penonton dalam acara ini biasanya sangat banyak, berasal dari semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dalam penyelenggaraannya, acara festival musik kerap kali mengundang beberapa penampil acara/bintang tamu yang membuat penonton tertarik untuk berdatangan. Hal inilah yang kemudian membuat penyelenggara acara berlomba-lomba membuat acara festival musik yang dikemas dengan menarik dalam penyelenggara acaranya.

Musik sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas. Berbagai jenis musik bermunculan seiring perkembangan jaman, diantaranya adalah Pop, Rock, Jazz, Blues, Raegee, Indie dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, berbagai jenis musik telah sukses menduduki singgasana sebagai tuan rumah, tak terkecuali aliran jenis musik indie, walaupun apresiasi terhadap musik indie oleh media nasional masih sangat minim, namun musik indie di Indonesia terus berkembang


(26)

pesat (Putranto, 2009:88). Musik indieadalah musik yang berbeda dengan musik jenis lain, karena status musisi atau grup band dari musik indie tak terikat perusahaan rekaman besar (major label). Musikindiedalam hal ini memproduksi (merekam, mendistribusikan dan mempromosikan) sendiri dengan ruang lingkup kecil (Rawk, 2008:26).

Melalui musik indie dapat mengembangkan kreatifitas dan bakat anak muda dalam berkarya. Maka tidak heran jika di setiap daerah pasti memiliki komunitas band indie, komunitas ini pun memiliki suatu cara yang khas dalam mengemas setiap pertunjukan-pertunjukan musik (event atau gigs) sebagai ajang mengekspresikan karya-karya mereka, yang dikenal dengan festival musik indie. Jika dilihat festival musik indie memberikan banyak manfaat bagi penikmatnya, tidak terkecuali remaja. Dengan adanya acara rutin ini remaja diajak melakukan hal positif, mereka akan disibukkan untuk berlatih dan mengisi kegiatan luangnya dengan ikut memeriahkan acara festival musik indie yang diselenggarakan beberapa penyelenggara acara di Bandar Lampung.

Perkembangan festival musik indie di Bandar Lampung sendiri saat ini sedang mengalami kemunduran. Menurut hasil wawancara peneliti dengan salah satu Event Organizer, yaitu Awan Abunadi yang dilakukan pada tanggal 21 April 2015 lalu, acara ini sangat jarang diselenggarakan apalagi beberapa tahun terakhir kemarin (2014) dikarenakan persaingan dengan festival musik mainstream. Bila dilihat dalam beberapa tahun terakhir acara festival musik indie hanya diselenggarakan di awal dan akhir tahun saja. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang kerap kali dalam setahun-tahun bisa rutin diselenggarakan.


(27)

5

Selain itu hal ini juga berbanding terbalik dengan jumlah band-band indie yang mengalami perkembangan dan sangat banyak. Maka, menurutnya jika acara ini rutin diadakan, paling tidak 3-4 kali dalam sebulan maka kualitas band-bandindie di Bandar Lampung dapat berkembang dengan baik, tetapi hal ini juga harus didukung oleh penyelenggara acara di dalamnya, tidak hanya bintang tamu namun MC juga harus diperhatikan.

Peran MC dalam hal ini sangat dibutuhkan, terlebih jika MC memiliki karakteristik yang unik dan menarik dalam memandu acara. Maka secara tidak langsung seorang MC dapat dengan mudah mendatangkan penonton yang akan membuat acara ini berkembang dengan baik dari tahun ke tahun di Bandar Lampung. Oleh karena itu setiap MC pasti memiliki strategi komunikasinya sendiri dalam memandu acara, agar acara yang dipandunya dapat berjalan baik dan sukses. Strategi komunikasi antara MC yang satu dengan yang lain tidak dapat disamakan. Terkadang dalam suatu acara kita sering melihat ada salah satu MC yang lebih dominan dibandingkan yang satunya, hal ini karena setiap MC memiliki caranya sendiri untuk dapat menarik perhatian penonton. Tetapi, strategi yang seperti apa yang bisa membuat penonton merasa tertarik dan dapat berlama-lama di festival musikindie,maka hal ini yang kemudian akan peneliti teliti.

Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan (Arifin, 1984:10). Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh


(28)

beberapa cara memakai cara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.

Dalam penyelenggaraan suatu acara lokasi dan waktu menjadi hal yang berpengaruh, terutama bagi seorang MC. Lokasi dibedakan menjadi dua yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Waktu cenderung tentatif, bisa pagi, siang atau malam (Aryanti, 2007:147). Banyak hal-hal yang harus diperhatikan MC dalam memandu acara, terlebih jika acaranya berada di luar ruangan, termasuk acara festival musik indie. Kebanyakan dari acara-acara festival musik indie yang diadakan di Bandar Lampung memanfaatkan lapangan atauoutdoor venue.

Menurut hasil wawancara penulis dengan pihak penyelenggara acara festival musik indie, yaitu dengan Mas Oyong Brahmantyo yang dilakukan pada 11 November 2014 di Lapangan Saburai, beliau menjelaskan bahwa khalayak dari acara outdoor cenderung lebih banyak dan tidak beraturan. Maka tak jarang, dalam acara ini banyak terjadi keributan karena beberapa penonton memiliki sifat mudah terpancing emosi pada hal kecil seperti hanya saling menatap atau hal lainnya yang bisa saja menimbulkan rasa tidak senang dan berujung perkelahian. Maka dalam hal ini strategi komunikasi MC sangat dibutuhkan untuk menenangkan penonton, sehingga acara yang sebelumnya rusuh akan kembali seperti semula. Selain itu, acara festival musik indie tidak hanya menampilkan band-band indie saja, biasanya adanya acara pendukung, seperti acara hiburan/games, bazaar, juga lomba-lomba yang pada akhirnya membutuhkan MC sebagai penghubung antara penonton, pengisi acara juga penyelenggara acara.


(29)

7

Dalam festival musik indie peran MC cukup berat, karena MC dituntut untuk dapat meyakinkan penonton bahwa penampil/bintang tamu dalam acara ini adalah mereka yang layak untuk ditonton. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam acara ini tidak semua orang mengenal siapa-siapa saja band indie yang ada di Bandar Lampung, maka strategi komunikasi MC disini dibutuhkan agar acara yang terlihat biasa-biasa saja dapat menjadi meriah dengan adanya MC yang handal berimprovisasi (Aryanti, 2007:11).Susunan acara merupakan aspek penting bagi kegiatan MC. Oleh sebab itu, hal ini harus ditata sebaik mungkin agar acara dapat berjalan sesuai dengan keinginan semua pihak. Acara yang dikemas oleh MC dalam suatu acara akan sangat bergantung pada tujuan diselenggarakannya acara tersebut. Seorang MC harus mampu mengekspresikan seluruh rangkaian acara dari pembukaan sampai penutup dengan tepat melalui komunikasi (Suherman, 2008:52).

Dalam strategi komunikasi menurut Effendy (1995:35) harus memperhatikan beberapa komponen saat akan memandu acara, yaitu (a) sasaran komunikasi mencakup situasi-kondisi, (b) media komunikasi, (c) tujuan pesan komunikasi, berupa isi serta simbol dan (d) peran komunikator dalam komunikasi, berupa daya tarik dan kredibilitasnya. Selain itu pula dalam menyampaikan pesan yang dilakukan MC, harus pula diperhatikan komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yang digunakan.


(30)

Dalam penelitian ini, komunikasi verbal yang akan peniliti teliti adalah bahasa MC, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional mengisyaratkan ada tujuh faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya, diantaranya teknik memproduksi suara dan teknik berbicara MC yang terdiri dari pelafalan, aksentuasi, pemenggalan kalimat (jeda), diksi, intonasi, dan enunsiasi (Rakhmat, 2004:287). Lain halnya dengan komunikasi non verbal, dalam penelitian ini komunikasi non-verbal yang akan penulis teliti diantaranya adalah bahasa tubuh, kontak dan tatapan mata, ekspresi wajah, penampilan dan improvisasi (Dewi, 2014:74).

Banyak hal-hal yang harus diperhatikan seorang MC dalam memandu acara termasuk hal-hal diatas, sehingga dalam hal ini peneliti akan meneliti bagaimana strategi komunikasi MC dalam memandu acara festival musik indie outdoor di Bandar Lampung tahun 2014-2015. Jika dilihat hal ini memang sangat sederhana sekali, namun pada dasarnya penelitian ini sangat bermanfaat terutama bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum seperti seorang MC. Selain itu festival musik indie yang belum secara rutin diadakan di Bandar Lampung nantinya akan berkembang dengan pesat karena pengelolaan acara yang baik serta kehadiran MC yang dapat mengajak penonton untuk memeriahkan acara ini. Maka dari paparan diatas akhirnya penulis merasa tertarik untuk mengkaji

penelitian ini dengan judul “Strategi Komunikasi Master of Ceremony dalam Memandu Acara Festival Musik Indie Outdoor di Bandar Lampung”.


(31)

9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis kemudian merumuskan masalah bagaimana strategi komunikasi Master of Ceremonydalam memandu acara festival musikindie outdoordi Bandar Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Master of Ceremony saat memandu acara festival musik indie outdoor di Bandar Lampung berdasarkan komponen-komponen strategi komunikasi milik Effendy, yaitu sasaran komunikasi, media komunikasi, tujuan pesan dan peran komunikator juga komunikasi verbal dan non-verbal yang kemudian dikaitkan dengan komponen pada teori komunikasi (motivasi, pengetahuan dan keterampilan).

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan pada bentuk-bentuk komunikasi dan retorika khususnya public speaking, sehingga nantinya mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi.


(32)

2. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi terhadap pembacanya, terutama tentang bagaimana menyelenggarakan event musik indie yang sukses, terutama pada aspek MC eventtersebut, yang mana hal ini akan berkontribusi pada perkembangan musik indie di Bandar Lampung sebagai salah satu wadah bagi kreativitas remaja Bandar Lampung.

3. Secara umum penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi semua individu bahwa strategi komunikasi sangat diperlukan dalam hal apapun, termasuk pada MC dan dalam penerapan sehari-hari seperti berkomunikasi juga berinteraksi dengan orang lain, kita juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik melalui verbal/non-verbal agar lawan bicara tertarik, memperhatikan dan mendengarkan apa yang kita sampaikan.


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepustakaan Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis dan memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Peneliti telah menganalisis penelitian terdahulu dari sumber e-jurnal skripsi yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini, mencakup tentang public speaking dan strategi komunikasi. Berikut ini tabel perbedaan mengenai tinjauan terdahulu beserta kontribusi bagi penelitian ini:

Tabel 1. Perbedaan dan Kontribusi Penelitian Terdahulu 1. Nama Peneliti Feny Yuana (2009: Ilmu Komunikasi, Universitas

Sumatera Utara)

Judul Penelitian Efektivitas Penguasaan Retorika dan Kepercayaan Diri (Studi Deskriptif tentang Efektivitas Penguasaan Retorika dalam meningkatkan Kepercayaan Diri di Kalangan Siswi SMP Galih Agung Pesantren Darul Arafah Medan) Hasil Penelitian Hasil penelitian dari skripsi ini didapatkan adanya

penguasaan retorika dalam meningkatkan rasa kepercayaan diri di kalangan siswi Pesantren Darul Arafah melalui berpidato di depan umum.

Kontribusi Penelitan Penelitian ini memberikan informasi kepada pembaca bahwa aspek kepercayaan diri itu berperan penting dalam melakukan aktivitas komunikasi dan dalam meningkatkan kepercayaan diri diperlukan teknik-teknik seperti

persiapan dan latihan. Selain itu informasi tentang bagaimana komunikasi non-verbal, seperti intonasi, pelafalan dan kelancaran (clarity) saat

berpidato di depan umum.

Perbedaan Penelitian Penelitian milik Feny Yuana hanya membahas teknik secara umum untuk berpidato dan juga hanya membahas sedikit hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi non-verbal. Sedangkan peneliti lebih membahas


(34)

bagaimana strategi komunikasi MC saat memandu acara festival musikindie outoordi Bandar Lampung, tidak hanya komunikasi non-verbal namun peneliti juga membahas komunikasi verbal.

2. Nama Peneliti Sri Wahyuni (2010: Program Studi Psikologi, Universitas Mulawarman Samarinda)

Judul Penelitian Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi (Studi pada Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Mulawarman angkatan 2009&2010)

Hasil Penelitian Dalam jurnal ini didapatkan hasil penelitian yaitu tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa program studi psikologi angkatan 2009 dan 2010 akan mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum. Selanjutnya terdapat perbedaan kepercayaan diri dan kecemasan berbicara di depan umum ditinjau dari angkatan.

Kontribusi Penelitan Kontribusi penelitian ini kepada peneliti adalah

memberikan informasi bahwa antara kepercayaan diri dan kecemasan untuk berbicara di depan umum saling

berkaitan. Dijelaskan bahwa kondisi cemas membuat seseorang tidak bisa mengendalikan perilaku motorik sehingga muncul rasa gugup, tidak percaya diri, gemetar saat berada dalam situasi berbicara di depan publik. Perbedaan Penelitian Dalam penelitian milik Sri Wahyuni hanya membahas

aspek-aspek apa yang menjadi kecemasan dalam diri seseorang saat akan berbicara di depan umum tidak memberikan spesifikasi mengenai hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat berbicara di depan umum, berbeda dengan peneliti yang lebih membahas bagaimana strategi komunikasi MC agar dapat sukses memandu acara di depan umum.

3. Nama Peneliti Ayu Linda Wulandari (2009: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember)

Judul Penelitian Strategi Retorika Pembawa Acara dalam Indonesia Lawyers Clubdi TV One

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dan pembahasan strategi retorika pembawa acara dalam IndonesiaLawyers Clubdi TV One dapat disimpulkan bahwa penggunaan retorika verbal, non-verbal dan strategi pembawa acara dengan teknik persuasi dapat menimbulkan efek senang dan tidak senang bagi pendegar, sehingga pendengar dengan mudah memahami apa yang disampaikan pembawa acara.

Kontribusi Penelitian Dalam penelitian ini memberikan informasi kepada penulis mengenai bagaimana teknik persuasi diperlukan untuk mempengaruhi pemirsa TV agar mau mengikuti apa yang disampaikan oleh pembawa acara. Penyampaian pesan melalui retorika verbal dan retorika non-verbal


(35)

13

digunakan oleh pembawa acara sebagai strategi dalam mempengaruhi pendengar.

Perbedaan Penelitian Dalam penelitian ini objek penelitian adalah pembawa acara TV dan penontonnya meliputi penontonlivedan pemirsa di rumah, selain itu penelitian ini menggunakan strategi komunikasi dengan teknik persuasi. Berbeda dengan peneliti, objek penelitiannya adalah MC dan penontonnyahanya penonton yang bertatap muka. Selain itu strategi yang digunakan adalah strategi komunikasi MC dalam memandu acara festival musikindie. (Sumber:e-jurnal skripsi 2009-2010, diakses pada Agustus 2013)

Penelitian pertamaadalah tentang EfektivitasPenguasaan Retorika dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri di Kalangan Siswi SMP Galih Agung yang dilakukan oleh Feny Yuana, mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan pada tahun 2009. Menurut hasil penelitian dapat disimpulkan Feny Yuana menggunakan teknik-teknik komunikasi berpidato yang berkaitan dengan pengembangan sifat positif dalam diri siswi. Teknik-teknik meliputi persiapan naskah pidato, kemudian memunculkan semangat/motivasi dalam diri dan dijadikan sebagai pola hidup yang dilakukan secara berkesinambungan. Adapun penjelasan dalam penelitian ini mengenai bagaimana komunikasi non-verbal, seperti intonasi, pelafalan dan kelancaran (clarity) saat berpidato di depan umum.

Perbedaan penelitian antara peneliti dengan penelitian ini adalah bagaimana keefektifan penguasaan retorika melalui pidato dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi SMP Galih Agung untuk berbicara didepan umum melalui teknik komunikasi berpidato, sedangkan peneliti membahas bagaimana strategi komunikasi MC saat memandu acara festival musik indie outoor di Bandar


(36)

Lampung, meliputi komponen-komponen dalam strategi komunikasi juga komunikasi verbal dan non-verbal.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Sri Wahyuni mahasiswa Psikologi, Universitas Mulawarman Samarinda 2010. Menurut hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program Studi Psikologi angkatan 2009 dan 2010 di Universitas Mulawarman Samarinda. Hal ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum, begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa.Perbedaan peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni adalah aspek-aspek yang dibahas, peneliti lebih membahas bagaimana strategi komunikasi MC agar dapat sukses memandu acara festival musikindie outdoor.

Penelitian lainnya yang berkontribusi terhadap penelitian peneliti dilakukan oleh Ayu Linda Wulandari mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember pada tahun 2009. Dalam penelitiannya masalah yang menjadi pokok adalah bagaimanakah pemakaian retorika verbal dan non-verbal dalam kaitan strategi yang digunakan pembawa acara Indonesia Lawyers Club di TV One.Menurut hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan retorika verbal, non-verbal dan strategi pembawa acara dengan teknik persuasi dapat menimbulkan efek senang dan tidak senang bagi pendegar, tergantung bagaimana cara penyampaian pembawa acara, yang pada akhirnya pendengar dengan mudah memahami apa yang disampaikan pembawa acara. Dalam penelitian ini terdapat


(37)

15

penelitian verbal penggunaan diksi yang berfungsi untuk melambangkan gagasan juga memberikan informasi kepada pendengar. Selain itu penggunaan gaya bahasa klimaks, anti-klimaks, paralisem, antitesis, repetisi, metafora dan retoris juga dibahas dalam retorika verbal oleh Ayu Linda Wulandari. Sedangkan retorika non verbal menggunakan teknik persuasi.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti adalah dalam penelitian ini objek penelitian adalah pembawa acara TV. Selain itu khalayak yang diteliti juga berbeda, milik Ayu Linda, penonton yang diajak berkomunikasi bukan hanya penonton yang secara tatap muka langsung, namun juga harus berinteraksi dengan pemirsa di rumah. Berbeda dengan peneliti, objek penelitiannya adalah MC dan penonton yang langsung bertatap muka dalam jumlah banyak.

2.2. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakekatnya adalah rencana cermat tentang suatu kegiatan guna meraih suatu target atau sasaran. Sasaran atau target tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi, terlebih dalam target komunikasi (Djaliel, 1997:77). Istilah strategi berasal dari kata Yunani, Strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan produksi dari perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar proses manajemen (Ruslan, 2005:123).


(38)

Effendy (1995:32) menegaskan bahwa strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan komunikasi. Strategi komunikasi dimaksud harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis bisa dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda setiap saat tergantung pada situasi dan kondisi yang timbul saat komunikasi berlangsung. Namun demikian, karena perencanaan adalah tahap awal dari manajeman, maka apa yang dimaksud strategi oleh Effendy adalah bagaimana dari perencanaan atau lebih tepatnya disebut dengan kebijaksanaan, yaitu landasan berpijak dalam menyusun rencana suatu kegiatan komunikasi(Suhandang, 2009:98).

Ada empat tujuan dalam strategi komunikasi menurut Effendy (2005:32) sebagai berikut: (1) To Secure Understanding, yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi, (2) To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik, (3) To Motivate Action, yaitu penggiatan untuk memotivasinya dan (4) To Goals Which Communicator Sought To Achieve, yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.

2.3. Master of Ceremony

Master of Ceremonyatau lebih dikenal dengan MC dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily (1986:376) diartikan sebagai

“pemimpin upacara”. Istilah pemimpin kemudian dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai “orang yang memimpin” (KBBI, 1999:769). Sejalan

dengan itu Nani Nur’aeni menyebutkan MC yaitu orang yang bertanggung jawab penuh dalam kelangsungan sebuah acara sehingga sukses tidaknya acara


(39)

17

bergantung pada kinerja MC. MC juga bisa diartikan sebagai seseorang yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk mempimpin acara dengan cara memandu serta mengarahkan seluruh komponen acara agar dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan perencanaan (Dewi, 2014:131).

MC sering kali disamakan dengan seorang pembawa acara oleh masyarakat, namun sebenarnya diantara keduanya memang terdapat kesamaan dan perbedaan. Pembawa acara dapat bertugas dalam acara resmi dan tidak resmi, sedangkan MC hanya bertugas dalam acara tidak resmi. Dengan kata lain, dalam acara tidak resmi pemandunya dapat disebut pembawa acara, dapat juga disebut MC. Pembawa acara yakni seseorang yang bertugas untuk mengahantar retetan acara yang sifatnya resmi, sangat terikat pada etika protokoler dan tidak banyak improvisasi dalam menghantar acara. Sedangkan pemaknaan dari Master of Ceremony (MC) yakni seseorang yang memiliki kreativitas dan improvisasi tingkat tinggi dalam memandu acara. Seorang MC harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya dan memungkinkan adanya dialog dengan penonton (Aryanti, 2007:90).

2.4. Master of CeremonydalamPublic Speaking 2.4.1. Sejarah Retorika

Istilah retorika dapat ditemukan dalam perbendaharaan Bahasa Inggris dengan katarhetoricyang berarti kepandaian berbicara atau berpidato (Echols, 1975:485). Sementara Hornby dan Parnwell (1961:364) menjelaskan retorika sebagai seni menggunakan kata-kata secara mengesankan, baik lisan maupun tulisan, atau berbicara dengan banyak orang dengan menggunakan pertunjukan dan rekaan.


(40)

Menurut Aristoteles retorika adalah ilmu yang mengajarkan suatu keterampilan menemukan secara persuasif dan objektif suatu kasus dengan meyakinkan pihak lain akan kebenaran kasus yang dibicarakan (Badudu, 2012:10). Maka dari itu retorika mempunyai suatu tujuan untuk mengajak, mempengaruhi, memberikan keyakinan pendengar atas suatu pembicaraan, informasi, gagasan pembicara sehingga dapat memberikan informasi, gagasan secara jelas dan benar. Fungsi retorika yaitu bidang studi komunikasi yang turut mengalami perkembangan dalam ilmu komunikasi (Badudu, 2012:11).

Abad ke-20 retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti sosiologi dan psikologidan perlahan retorika mulai bergeser dan digantikan dengan istilah speech communicationataupublic speaking(Badudu, 2011:11).

2.4.2. PengertianPublic Speaking

Slagel (2009:194)menjelaskan bahwa public speaking adalah menyampaikan pesan bukan hanya dengan kata-kata (words), melainkan juga dengan bahasa tubuh (body), suara (voice) dan gambar (visual).Public speaking merupakan metode sukses untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Jika melihat beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa public speaking merupakan cara bagaimana seseorang dapat berbicara didepan orang banyak dan menyampaikan pesan dengan baik (Khan, 2010:49).

Dalam berkomunikasi terdapat banyak cara tetapi cara yang paling baik yaitu melalui berbicara (Badudu, 2012:8). Dalam berkomunikasi, berbicara memiliki jumlah presentase sebesar 30%, mendengarkan 45%, menulis 9% dan membaca


(41)

19

16%. Maka hal itu menunjukkan bahwa berbicara adalah bagian yang sangat penting dalam berkomunikasi (Sirait, 2012:139).Tujuh puluh lima persen dari waktu dalam kehidupan manusia berada dalam kegiatan komunikasi yang sebagain besar dilakukan secara lisan. Kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan menjadi penting karena semua tujuan dapat tercapai jika kita mampu mencapai apa yang kita inginkan dengan baik, maka disitulah letak penting dari public speaking (Badudu, 2012:10). Keterampilan public speaking tidaklah mutlak milik tokoh besar, sperti presiden, menteri maupun pejabat tinggi yang kerap kali pidatonya dalam sebuah kegiatan besar sangat ditunggu. Tidak pula mutlak milik selebritis maupun artis terkemuka yang sering tampil di layar kaca. Keterampilanpublic speakinguntuk semua warga masyarakat (Sirait, 2008:3).

2.5. Strategi KomunikasiMaster of Ceremony

Strategi komunikasi dalam retorika (public speaking) menyangkut apa yang dilakukan (what to do), bagaimana hal itu bisa terjadi (how to make it happen). Effendy (1995:35) mengingatkan bahwa komunikasi merupakan proses yang rumit. Penyusunan strateginya memerlukan pemikiran dan memperhitungkan faktor pendukung dan penghambat. Maka dalam strategi komunikasi perlu memperhatikan komponen komunikasi yang menurut Effendy (2005:35) adalah:

a) Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum seorang komunikator melancarkan komunikasinya, maka seorang komunikator harus tahu siapa-siapa saja yang akan menjadi komunikan. Apapun tujuan komunikasi dan metodenya, serta berapapun jumlah sasarannya.


(42)

b) Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi seorang komunikator dapat memilih salah satu gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akandicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akandipergunakan. Menurut Machfoedz (2010:6) macam-macam media komunikasi adalah: (i) Media/saluran komunikasi langsung, yaitu dalam komunikasi ini dua atau lebih orang saling berkomunikasi secara langsung. Saluran komunikasi langsung merupakan saluran yang efektif karena memungkinkan untuk berbicara dan memberikan umpan balik secara langsung, (ii) Media/saluran komunikasi tidak langsung, yaitu media pembawa pesan tanpa kontak pribadi maupun umpan balik. Saluran ini meliputi media, suasana atau peristiwa/event adalah pertunjukan yang ditampilkan untuk mengkomunikasikan pesan kepada khalayak sasaran. c) Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, persuasi atau intruksi.

d) Peranan Komunikator

Faktor penting pada diri komunikator bila ia melancarkan serangan komunikasi adalah: (i) daya tarik sumber (source attractiveness), seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain, komunikanmerasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehinggakomunikan bersedia taat pada isi pesan yang


(43)

21

dilancarkan oleh komunikator, serta faktor penting lainnya yaitu (ii) kredibilitas sumber (source credibility), faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimilikiseorangkomunikator.

2.6. Perkembangan MusikIndie 2.6.1. MusikIndie

Definisi indie berasal dari kata independent yang berarti bebas, merdeka atau berdiri sendiri, jadi bisa disimpulkan bahwa musik indieadalah musik yang bebas merdeka, tanpa terikat persaingan, permintaan pasar musik dan tidak terikat oleh tren. Musik indie adalah musik yang direkam dan dipasarkan sendiri dan tidak melibatkan major label atau perusahaan rekaman, tidak terikat pada peraturan yang ada dalam sebuah industri musik pada umumnya baik dalam segi pengemasan dan permainannya (Resmadi, 2008:26).

Musikindiememiliki prinsip yang kuat dalam sebuah idealisme bermusik, kreatif, bebas mengeluarkan ide-idenya dan memilih jalurnya sendiri tanpa terikat dari sisi komersil, oleh karena itu identik dengan istilah musik anti-mainstream. Musik indie digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan kebebasan musik dari peraturan major label rekaman komersial. Pemusik indie bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di pasar, umumnya memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka berikan dan melibatkan banyak komunitas untuk tolak ukur kesuksesannya (Arifan, 2008:56).


(44)

Kecenderungan awam dalam menyikapi istilah musik indie adalah perbedaan musik yang sudah diciptakan dengan musik yang ada pada umumnya, menyamaratakan musik yang berbeda dengan pasaran itu adalah indie, apabila ditinjau lebih musik indie bukanlah berarti musik yang harus berbeda dari apa yang telah ada, melainkan musik yang dikerjakan, dihasilkan oleh kemampuan diri sendiri tanpa melibatkan perusahaan rekaman komersil untuk mendistribusikannya, jadi bukan pada hasil musik yang diciptakannya (Andrian, 2013:45).

2.6.2. Perbedaan BandIndiedan BandMainstream(Non-indieLabel)

Umumnya yang dimaksud dengan mainstreamadalah jalur utama, tempat dimana band-band yang bernaung di bawah label (perusahaan rekaman) besar, sebuah industri yang mapan. Band tersebut dipasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional dan mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan terekspos dengan baik. Indie adalah sebuah industri musik yang dilakukan secara mandiri baik dalam pembuatan materi musik, pengemasan maupun media promosinya. Jadi, kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai inevestasi yang dilakukan oleh perusahaan rekaman untuk berpromosi dan coveragependistribusian (Rahmadi, 2013:6).


(45)

23

Tabel 2. Perbedaanindiedanmainstream

Industri Indie Mainstream

Jenis musik

- Tidak mengikuti trend - Bebas bereksperimen

- Mengikuti pasar/trend - Diatur menurut ketentuan music director

Produksi - Dana pribadi - Diproduksi perusahaan Promosi - Antar teman/komunitas

- Media promo terbatas

- Media promosi luas

- Acara reguler TV dan Radio - Promo mendominasi

- Content promo tersebar merata

- Video klip dan lainnya dibiayai perusahaan

Distribusi - Bukan toko distribusi resmi

- Terbatas dan tidak merata - Jaringan internet dan sosial media

- Antar komunitas

- Toko distribusi resmi/tidak resmi

- Luas dan merata

- Perusahaan media internet resmi

(Sumber: artikel musikindiepadadiscussionmusik.id)

2.6.3. Perkembangan Musikindiedi Dunia

Musik indie pertama kali muncul berawal pada tahun 1960-an. Munculnya band indie pada waktu itu tidak terlepas dari semboyan flower generationnyang memunculkan semangat Do It Yourself (DIY). Semangat (DIY) ini merupakan semangat untuk melakukan sesuatu dengan mandiri atau bebas (Linda, 2010:34).Pada tahun 1980-an istilahindiemuncul, lalu pada tahun 1990-an musik indie mengalami kejayaan oleh band-bandindie. Band pertama kali saat itu yang terkenal adalah Nirvana yang menghadirkan musik berbeda dengan band-band mainstream saat itu. Selain itu tahun ini juga pertama kalinya muncul band-band indieyang bervariasi dari berbagai jenis musik(Noer, 2008:55).


(46)

Memasuki tahun 2000-an perkembangan musik indie berkembang sangat pesat. TheStrokes merupakan salah satu band indie pendobrak musik indie. Dengan mengusung musik rock and roll, mereka bisa membangkitkan kembali semangat flowergeneration yang pernah dirasakan oleh band-band sebelumnya. Jadi, mulai saat itu mulailah banyak band-band bermunculan dengan jenis musik indie (Meisa,2010:30).

2.6.4. Perkembangan MusikIndiedi Indonesia

Istilah indie di Indonesia mulai populer pertengahan tahun 1990-an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah musik underground bagi musik yang berbeda dari budaya mainstream. Perkembangan musik luar yang menghasilkan beberapa jenis musik baru seperti grunge, brit pop, hip-hop, melodic punk, dll menyeret anak muda Indonesia pada banyak pilihan bermusik. Hal itu yang memicu munculnya band-band dan komunitas-komunitas baru dengan varian musik yang beragam. Sejak itulah istilah underground mulai digantikan dengan istilah indie (Putranto, 2009:106).

Pada tahun 2000 sampai sekarang, musik indie berkembang pesat didukung label rekaman independent yang semakin banyak. Selain itu dukungan kemajuan teknologi, seperti internet juga memungkinkan band-band indie memperkenalan karya mereka kepada khalayak yang berpotensi besar dengan biaya lebih rendah melalui musik blog, yang juga digunakan perusahaan musik independent untuk membuat kemajuan pada bisnisnya (Shuker, 1998:119).Banyaknya pentas seni/pensi yang diadakan oleh sekolah-sekolah menengah atas juga menjadimedia promosi bagi band-band indie lokal. Selain pensi ada juga gigs yang diadakan


(47)

25

oleh komunitas-komunitas musik di beberapa cafe. Selain itu juga dukungan acara radio terbesar di Jakarta turut serta mensukseskan musik indie dengan membuat acara mingguan yang menghadirkan band-bandindiedi Indonesia. Acara tersebut sangat membantu band-band indie yang membutuhkan media untuk promosi (Hidayat, 2005:12).

2.6.5. Perkembangan Musikindiedi Bandar Lampung

Musik indie di Bandar Lampung cukup mengalami perkembangan jika dibandingkan musik indie dulu. Dapat digambarkan musik indie tidak begitu dikenal oleh masyarakat, bahkan band-band indie tidak berani berkarya seperti sekarang, padahal jika dilihat kebanyakan dari mereka memiliki kreativitas untuk berkarya. Seperti contoh band indie generasi pertama yang muncul yaitu Roadblock Dub Collective dalam mempromosikan karyanya mereka mengadakan festival musik indie pertama. Hal ini kemudian yang membuat generasi muda Bandar Lampung berlomba-lomba membuat band indie hingga akhirnya banyaknya band-band lokal yang bermunculan menjadi bukti nyata dari perkembangan musikindiedi Bandar Lampung(KO.I.LA, November 2014).

Menurut hasil wawancara dengan Penanggungjawab KO.I.LA, yaitu Ahmad Sobari yang dilakukanpada bulan November 2014 menjelaskan band indie Lampung lebih maju karena tidak hanya menguasai dan mengatur musik, tetapi mengatahui karakter suara dengan baik. Namun, sayang minimnya acara-acara festival musik indie dan minim tempat untuk menyalurkan bakat serta potensi mereka. Itu sebabnya, sejak akhir tahun 2009, pihaknya mencoba memfasilitasi dan menjadi wadah bagi bandindiemelalui komunitas ini.


(48)

2.7. Komunikasi Kelompok Besar dalam Event Festival Musik Indie Outdoor

Johny Allen mendefinisikan event sebagai ritual istimewa, pertunjukkan, penampilan, perayaan yang pasti direncanakan dan dapat dibuat untuk acara khusus atau mencapai tujuan sosial, budaya atau tujuan bersama (Abdullah, 2009:47). Bentuk event sangat beragam, salah satunya adalah festival. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia festival merupakan suku kata yang berasal dari bahasa latin, yaitu festa atau dalam bahasa Indonesia adalah pesta (KBBI). Festival musik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI)merupakan hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristwa penting dan bersejarah, atau sebuah ajang untuk menampilkan kreatifitas sebuah karya.

Festival musik indie merupakan sebuah pertunjukan musik indie yang diadakan untuk memperingati suatu peristiwa penting atau kadang sebagai ajang menunjukkan kreativitas terhadap band-band indie lokal juga dianggap sebagai ajang menunjukkan perlawanan terhadap musik-musik mainstream (Resmadi,2008:26).

Menurut Farchild kelompok diterjemahkan dari kata group diartikan secara harfiah sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi baik secara fisik atau psikologi dengan konstan. Atau juga sebagai kesatuan yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersamayang telah ditetapkan (Nazsir, 2004:1). Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang (Effendy, 1993:75).


(49)

27

Komunikasi kelompok sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka dimana setiap peserta mendapat penglihatan satu sama lain. Sedangkan, komunikasi kelompok besar adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal (Effendy, 2005:127).

Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau perasaannya. Contoh untuk komunikasi kelompok besar misalnya festival musik yang berada di luar ruangan (outdoor). Komunikan dalam komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen; mereka terdiri dari individu-individu yang beranekaragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya. Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik lain, dari komunikator ke komunikan (Effendy, 2005:128).

Dalam festival musik yang berada diluar ruangan terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang jumlahnya besar (bisa ratusan atau ribuan orang) dimana dalam suatu situasi komunikasi yang berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal dan personal karena sedikit sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk bertanya jawab. Selain itu dalam situasi seperti itu seorang komunikator dalam komunikasi kelompok besar (festival musik outdoor) senantiasa perlu fokus dalam arah


(50)

pembicaraannya sehingga pendengar akan dapat dengan mudah mencerna pesan yang disampaikan komunikator (Devito, 1997:305).

2.8. Peran MC dalam Festival MusikIndie Outdoordi Bandar Lampung Penyelenggaran event festival musik indie tidak lepas dari seorang Master of Ceremony dimana mereka merupakan tumpuan dari sebuah event dalam menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak umum. Seorang MC harus memahami karakteristik acara yang akan dipandunya agar dirinya bisa menyatu bahkan larut dengan acara (Depari, 2014:36). Suksesnya sebuah acara pada dasarnya tidak hanya bergantung pada persiapan segala macam peralatan. Salah satu orang yang berperan besar suksesnya sebuah acara adalah MC, oleh karena itu seorang MC tidak hanya berbekal cantik, suara bagus tetapi memiliki pengetahuan yang menentukan jalannya suatu acara juga kemampuan khusus inilah yang pada akhirnya dapat dilihat apakah acara tersebut dapat berjalan baik dan sukses (Badudu, 2013:64).

Festival musik indie outdoordi Bandar Lampung diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjukkan pergerakan musik indie dan sebagai ajang untuk mempromosikan hasil karya band-band indie lokal di Bandar Lampung. Namun festival musik indie di Bandar Lampung belum banyak diselenggarakan. Bila dilihat dalam setahun biasanya acara festival musik indie hanya ada di awal dan akhir tahun saja. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan jumlah band-band indiedi Bandar Lampung yang sangat banyak (KO.I.LA, November 2014).


(51)

29

Festival musik cenderung diadakan didua tempat, yaitu indoor (didalam ruangan) dan juga outdoor (diluar ruangan). Biasanya festival musik outdoor cenderung lebih menarik perhatian penonton karena suasana lebih bebas dan terkesan informal. Festival musik outdoor dipilih karena bisa menjangkau banyak penonton dari berbagai kalangan, maka tidak heran jika festival musik yang diadakan di luar ruangan (outdoor) jauh lebih ramai didatangi penonton dan tidak jarang banyak sekali terjadi kerusuhan. Untuk mengatasi beberapa hal seperti diatas, maka peran MC sangat diperlukan agar acara yang dibawakannya berjalan dengan sukses.

2.9. Psikologi Massa dan Kerumunan (Crowd) dalam SebuahEvent

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam loosely organized group (kelompok yang terorganisir). Sedangkan definisi massa secara umum diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak individualitis. Menurut kamus lengkap psikologi, psikologi massa adalah pembelajaran mengenai tingkah laku banyak orang atau kumpulan manusia mengenai kelompok-kelompok yang terorganisir dengan luas (Chaplin, 1972:109) Pada dasarnya, masyarakat manusia terdiri dari dua kelompok besar, yang masing-masing dapat disebut dengan “kelompok teratur” yaitu keluarga, lembaga, organisasi dan “kelompok tidak teratur” yaitu kerumunan (crowd), publik, massa (Sastropoetro, 1987:60). Psikologi massa sendiri sebenarnya erat kaitannya dengan kelompok tidak teratur, dan eventseperti festival musikerat hubungannya dengan kerumunan (crowd). Secara deskriptif Miligram (dalam Rakhmat, 2007:220) melihat kerumunan (crowd) sebagai:


(52)

1. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan) 2. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat

3. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran) 4. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat

tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas 5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat

Suatu ukuran kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit-banyaknya batas kerumunan adalah sejauh mata dapat melihatnya dan selama telinga dapat mendengarnya. Kerumunan tersebut segera mati setelah orang-orang bubar dan karena itu kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (tempores). Kerumunan sendiri tidak terorganisasikan, artinya, pertama-tama adalah bahwa interaksi didalamnya bersifat spontan dan tidak terduga, kedua adalah orang-orang yang hadir dan tidak terkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama (Rakhmat, 2007:203).

Ada beberapa bentuk kerumunan (crowd) dalam masyarakat, diantaranya temporary crowd, casual crowd, conventional crowd, acting crowd, expressive crowd, solidaristic crowd dan casual crowd. Dari beberapa bentuk kerumunan tersebut yang termasuk kerumunan pada acara festival musik adalah expressive crowd, yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaannya sehari-hari. Misalnya seperti contoh sekumpulan orang yang sedang menonton konser musik kemudian menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu (Sastropoetro, 1987:69).


(53)

31

2.10. Bentuk Komunikasi padaMaster of Ceremony 2.10.1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal yang disampaikan kepada pihak lain melalui lisan (oral) dan tulisan (written). Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih (Mondry, 2008:15). Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri: disampaikan secara lisan/bicara atau tulisan, proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah, serta kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, 2005:45). Menurut Larry L. Barker (Mulyana, 2005:243) bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu:

1. Penamaan atau penjulukan, merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya, sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2. Fungsi interaksi, menekankan berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingunan. 3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah

yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.


(54)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya (Badudu, 2013:56).

a. Pelafalan

Dalam pelafalanseorang MC dalam menyampaikan kata harus melafalkan kata-kata yang jelas, terutama dalam menyebutkan sesuatu, minimal ketika memanggil seseorang untuk tampil ke panggung, seperti artis atau penampil acara. Pelafalan kata yang baik, jelas dan benar akan memudahkan penonton untuk mengerti dan mengikuti intruksi dari MC. Dalam pelafalan beberapa hal yang diperhatikan selain pengucapan kata yang benar dan jelas, yaitu:

1) Volume

Volume sangat bergantung pada suasana acara. Dalam acara festival musik indie outdoor volume yang digunakan adalah kuat. Volume kuat dimaksudkan untuk membantu MC menyampaikan pesan-pesannya, karena di dalam festival musik indie outdoorMC dihadapkan dengan suasana ramai, tidak terkendali dan penonton yang acak dari berbagai kalangan, sehingga diperlukan suara yang besar dan kuat agar terdengar oleh seluruh penonton. Namun, jangan lupa berkoordinasi dengan crew teknis, dan sesuaikan dengan sound system tempat acara. Kalau sound system sudah diatur dengan baik, volume tidak perlu maksimal. Yang harus diperhatikan adalah produk suara harus tetap bulat (Depari, 2014:54).


(55)

33

2) Dialek

Seorang MC harus bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah memahaminya. Kata-kata Bahasa Indonesia kadang-kadang diucapkannya dengan pengaruh bahasa asing atau pengaruh bahasa daerah. Padahal, kata-kata Bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana kata dituliskan. Hendaknya seorang MC harus menghindari pelafalan karena pengaruh dialek. Dialek yang sering

dipakai adalah penggunaan “e” yang berulang-ulang (Badudu, 2013:56).

b. Aksentuasi

Aksentuasi adalah tekanan kata. Tekanan kata digunakan untuk menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Dalam Bahasa Indonesia tekanan kata tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum tekanan kata dalam Bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Dapat dibayangkan bagaimana membosankannya bila MC berbicara secara monoton atau tanpa tekanan pada kata yang diucapkan (Badudu, 2013:57).

c. Pemenggalan Kalimat (Jeda)

Pemenggalan suatu kalimat biasanya tidak terlepas dari dialektika seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang bahasa, yaitu bahasa daerah. Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaan bahasa seseorang. Hal ini penting karena makna kalimat Bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh pemenggalan kalimatnya.Jadi,


(56)

pemenggalan kata sangat memengaruhi makna dan arti sebuah pernyataan (Badudu, 2013:57).

d. Diksi

Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan seorangMCdalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat.

e. Intonasi

Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang baik membuat pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara. Dalam intonasi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:

f. Artikulasi

Maksudnya adalah untuk seorang MC setiap kata yang diucapkan harus jelas dan benar, sehingga mudah dimengarti oleh penonton. Jangan terlalu cepat berbicara seakan-akan ingin menyelesaikan kalimat dengan ingin cepat selesai. Setiap kalimat yang MC sampaikan bisa jadi berisi tentang istilah, singkatan atau bahkan penggalan kata asing. Disinilah pentingnya artikulasi sehingga pada saat MC menyampaikan sebuah istilah, atau kata asing misalnya, maka penonton yang mendengarnya akan memahami maksud kalimat yang disampaikan (Depari, 2014:57).


(57)

35

g. Power

Suara yang tidak memiliki kekuatan, akan terdengar ringan, bahkan memberikan kesan kurang positif dan tidak bersemangat. Power dalam acara hiburan harus bisa diseimbangkan, yaitu terkadang kuat atau terkadang rendah tergantung dari apa yang akan disampaikan oleh MC (Depari, 2014:55).

2.10.2. Komunikasi Non-verbal

Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non-verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol-simbol serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya berbicara (Dewi, 2014:74). Berikut penjelasan mengenai beberapa hal pokok yang menyangkut komunikasi non-verbal:

a. Bahasa Tubuh

Dalam public speaking, keseluruhan tubuh kita merupakan perangkat efektif untuk membantu berbicara dan juga untuk menjelaskan atau mengklarifikasi arti. Hal ini karena tubuh kita adalah alat bantu visual. Oleh karena itu bukan hal yang sepele untuk tidak diperhatikan oleh MC. Bahasa tubuh seorang MC akan menjadi perhatin umum ketika dia tampil membawakan suatu acara (Dewi, 2014:80). Gerak tubuh meliputi cara duduk, cara berdiri, cara berjalan (movement), gerakan tangan, gerakan kaki dan lain sebagainya (Badudu, 2013:66).


(58)

b. Kontak Mata dan Tatapan Mata

Kontak mata atau disebut juga dengan eye contact menjadi tanda bahwa kehadiran orang lain/penonton didepan MC menjadi begitu penting. Mereka hadir mempunyai maksud, bukan hanya sekedar hadir dan ada. MC akan selalu berdiri di depan dan menjadi pusat perhatian, dengan melakukan kontak mata dengan penonton berati menguatkan pesan yang disampaikan. Sedangkan tatapan mata menciptakan hubungan baik dengan penonton dan berguna untuk memonitor perhatian penonton. Saat menatap penonton, MC akan dapat merasakan apakah mereka juga menaruh perhatian atau tidak (Dewi, 2014:84).

c. Ekspresi Wajah

Saat berbicara, wajah mengkomunikasikan sikap, perasaan dan emosi lainnya. Seseorang dapat melihat dan mengenali perasaan yang berbeda, seperti terkejut, takut, bahagia, senang, sedih dan bingung melihat ekspresi wajah seorang MC. Ekspresi wajah juga menjadi faktor utama untuk menentukan sebuah pesan. Jadi ekspresi wajah dapat mengungkapkan kepada penonton apa yang dirasakan MC (Dewi, 2014:86).

d. Penampilan

Penampilan seorang MC harus sungguh dipersiapkan. Bukan hanya enak suaranya, cantik, tetapi penampilan sangat memengaruhi sebuah acara. Untuk mengetahui bagaimana cara MC menampilkan diri, dia


(59)

37

harus tahu apakah acara yang dibawakannya reasi atau tidak, sehingga dapat disesuaikan dengan penampilan yang sesuai dengan acara (Badudu, 2013:66).

e. Kaya Improvisasi

Kemampuan ini berkaitan denga kekayaan rasa humor, jika seorang MC mempunyai rasa humor yang tinggi maka acara yang dilaksanakan tidak terkesan monoton, selain itu improvisasi diperukan agar acara yang berlangsung tidak terlalu kaku (Badudu, 2013:63).


(1)

188

aspek strategi komunikasi (sasaran komunikasi, media yang digunakan, tujuan pesan yang disampaikan, peran MC, komunikasi verbal dan non-verbal), dan memberitahu prosedur bagaimana aspek tersebut dapat diterapan kepada khalayak. Pengetahuan meliputi wawasan, informasi dan hal-hal menarik serta penting yang mungkin diperlukan penonton demi tercapainya tujuan suatu acara.

3. Komponen keterampilan pada akhirnya akan menghasilkan aksi pada MC untuk menunjukan keterampilan-keterampilan yang dilakukan diatas panggung. Keterampilan inilah kemudian akan menjadi pelengkap dari strategi komunikasi MC. Keterampilan berorientasi pada tujuan yang menunjukkan pengetahuan seseorang tentang bagaimana berkomunikasi dan motivasi untuk melakukannya. Kesengajaan dan pengulangan adalah karakteristik penting dari keterampilan, dan komunikator harus mampu menduplikasi aksi dan hasilnya.

B. Saran

Saran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai Master of Ceremony diharapkan dapat menerapkan dan mengaplikasikan semua fungsi-fungsi dari MC sendiri, sehingga acara dapat berjalan sesuai denganrundownacara juga waktu.

2. Sebagai penonton agar selalu mendukung acara-acara lokal sepertifestival musik indie terutama di Bandar Lampung. Hal ini untuk membangun kreativitas anak muda dan mengembangkan bakat dalam bidang seni. Bukan hanya band-bandindiesaja namun juga berpeluang bagi MC untuk dapat mengembangkan bakat sebagai seorangpublic speaker.


(2)

189

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama atau sejenis yaitu tentang strategi komunikasi Master of Ceremony dalam memandu acara festival musik indie outdoor di Bandar Lampung, diharapkan untuk dapat lebih memperluas lagi pembahasan-pembahasan tentang strategi komunikasi dan public speaking. Mengingat saat ini public speaking sangatlah penting guna menanamkan rasa percaya diri saat berbicara di depan publik atau orang banyak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Abdullah, Iqbal Alan. 2009. Manajemen Konferensi dan Event. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Andrian, Gumilang. 2013. Musik dalam Pengamatan Dunia. Jakarta: CV. Tiga Abang

Arifin, Anwar. 1984.Strategi Komunikasi. Penerbit: Amrico

Arifan, Fajar. 2008. “Dampak Musik Indie Bagi Perkembangan Industri Musik Indonesia”. Universitas Pelita Harapan

Aryanti, Lies. 2007. Panduan untuk Menjadi MC Profesional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Badudu, Rendra dan Dewi Shinta. 2013. 9 Tahap Mempersiapkan Pidato & MC Jago Pidato dan MC dalam Segala Acara. Yogyakarta: Pustaka Cerdas Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi (Penerjemah Kartini Kartono).

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dewi, Fitriana Utami. 2014.Public Speaking Kunci Sukes Bicara di Depan Publik Teori & Praktek. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Devito, Joseph A. 1997. Komunikais Antar Manusia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Depari, Rien Arman S.Sos., 2014. Sukses Menjadi Pembawa Acara. CV Tiga Abang

Djaliel, Maman Abdul dan Rafi’udin. 1997. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia

Effendy, Onong U. 1994. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya


(4)

Hidayat, Adib. 2005.Saat Sang Surya Tenggelam. Jakarta: PT. Indonesia Printer Hermawan, Kartajaya. 2005.Marketing in Venus. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Kamus Besar Bahasa Indonesia

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing

Linda. 2013.Sejarah Musik Indie. Jakarta: PT. Media Tiara

Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu

Meisa, Putu. 2010.Sejarah Musik Indie Seiring Perkembagan Jaman. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sherwyn, Morreale, P. 2009. Competent and Incompetent Communication:21st Century Communication: A Reference Handbook Online. Thousand Oaks, CA: SAGE (Web. 29 Jun. 2012.)

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nazir. 2004.Metode Penelitian Sosial. PT. Ghalia Indonesia

Nindiani, Ninda. 2010.Sukses Menjadi MC Profesional. Yogyakarta: Kanisius Noer, Khaerul Umam. 2008. Againts Pop Culture: Komunitas Indie dan

Penolakan Terhadap Mainstream Populer. Symposium of Journal Antropologi Indonesia

Putranto, Wendi. 2009. Music Biz: Manual Cerdas Menguasai Bisnis Musik. Jakarta: PT. Bentang Pustaka


(5)

Rahmadi, Alhakim. 2013. Musik Indie pada Jamannya dan Perkembangannya. Yogyakarta: Kanisius

Rakhmat, Jalaluddin. 2007.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaluddin. 2013. Public Speaking Kunci Sukses Bicara di Depan

Publik Teori&Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Resmadi, Idhar. 2008.Music Records Indie Label. Jakarta

Rosady, Ruslan. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sastropoetro, Santoso. 1987.Komunikasi Sosial. Bandung: Remaja Karya

Shuker, Roy. 1998. Popular Music: The Key Concept: Second Edition. London and Newyork: Raut Ledge

Sirait, Bonar Charles. 2008. The Power of Public Speaking: Kiat Sukses Berbicara di Depan Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan.Jakarta: DJPT

Sugiyono. 2011.Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Suhandang, Kustadi. 2009.Retorika: Strategi Teknik dan Taktik Pidato. Bandung: Nuansa

Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Suyanto, Bagong. Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Predana Media Group

Spitzberg, B. H. 1983.Communication competence as knowledge, skills, and impression. Communication Educationvol. 32 (323–329)


(6)

B. Sumber Internet:

http://www.discussionmusik.iddanwww.88db.com, diakses pada bulan Agustus 2013, pukul 20.00 WIB paragraf 6

www.wenzrawkmansion.multiply.com, diakses pada tahun 2013, paragraf 3 http://www.lalightsindiefest.com

www.tempo.co

http://loudforgoodness.wordpress.comdiakses pada taggal 21 Des’2010 C. Skripsi dari kumpulane-journal(diakeses Agustus 2013):

1. Feny Yuana. 2009. Efektivitas Penguasaan Retorika dan Kepercayaan Diri (Studi Deskriptif tentang Efektivitas Penguasaan Retorika dalam meningkatkan Kepercayaan Diri di Kalangan Siswi SMP Galih Agung Pesantren Darul Arafah Medan).

2. Sri Wahyuni. 2010. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi (Studi pada Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Mulawarman angkatan 2009&2010).

3. Ayu Linda Wulandari. 2009. Strategi Retorika Pembawa Acara dalam Indonesia Lawyers Club di TV One