PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN LARI BERSELANG TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA SWADHIPA NATAR

ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN LARI BERSELANG
TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER
SEPAKBOLA DI SMA SWADHIPA NATAR
Oleh
Ani Setiawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan interval, latihan lari
berselang dan kelompok kontrol terhadap peningkatan kapasitas paru-paru, menyimpan O2
secara maksimal (VO2max) pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar
dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah siswa
ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 60 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini
disebut penelitian populasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
murni (true experiment), sedangkan desain penelitian yang digunakan pre test-post test
control group design.
Teknik pengambilan data untuk test VO2max ini menggunakan Test Multi Tahap (Bleep Test).
Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA). Hasil analisis data menunjukan
bahwa kelompok latihan interval dapat menunjukkan peningkatan VO2max secara signifikan
diperoleh nilai rata-rata tes akhir 45,36, kelompok latihan lari berselang diperoleh nilai ratarata tes akhir 48,91, dan kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata tes akhir 31,41. Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap hasil

VO2Max.
Kesimpulannya, perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa kelompok latihan lari berselang
lebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan interval dan kelompok kontrol dalam
meningkatkan VO2max.
Kata Kunci : Latihan Interval, Latihan Lari Berselang, Vo2max, dan Bleep Test

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Branti Raya, Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
pada tanggal 17 Maret 1992, sebagai anak ke lima dari enam bersaudara, Bapak
Samid dan Ibu Rodiana.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Branti Raya
diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Natar
diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swadhipa
Natar diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai
mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN). Pada tahun 2013, Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi di Desa Mulya Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada tahun 2013 Penulis melakukan Program
Pengalaman Lapangan di SMP N 3 Tulang Bawang Tengah.

Demikian riwayat hidup Penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat
menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan
Negara kesatuan Republik Indonesia.

MOTO
“ Janganlah engkau merasa susah, sesungguhnya ALLAH selalu bersama kita ”
( QS.At-taubah : 40 )
“ Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang
ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad ”
( Imam Al Ghazali )
“ Keberhasilan akan muncul kalau kamu bisa mengatasi ketakutan mu sendiri ”
(Ani Setiawati )
“Masalah itu harus dijalani, dihadapi, dan dinikmati karena ALLAH S.W.T
mengetahui batas kemampuan umatnya, dan tidak akan memberi cobaan
melebihi kemampuan

umat-Nya”
“ Saya bisa bukan sepenuhnya dari usaha saya sendiri, melainkan ada
bantuan dari teman-teman saya, jadi jangan lupakan mereka dan orangorang dibalik layar ”
( Ani Setiawati )
“Orang Hebat “Tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan atau kenyamanan,
tetapi mereka di bentuk melalui “Kesukaran, Tantangan dan Air mata”

PERSEMBAHAN

BISSMILLAHIRAHMANNIROHIM

Kupersembahkan karya ini kepada:
Ibunda Rodiana dan Ayahanda Samid terkasih dan tercinta yang telah
memberikan segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan
penuh kesabaran dan kasih sayang serta tak pernah henti
mendoakanKeberhasilanku dan kebahagiaanku.
Bapak dan Ibu ku
Di dalam tubuh ku mengalir darah Ibu
Dan keringat Bapak
Keluarga besarku tercinta, Kyai ari, minak selvi, daeng susi, atu yuyun,

uni nia. Sertasahabat tersayang, Nia, Desna, Karin, Nando, Agus Dian,
Ega, Riyan Jaya, Robi, dan teman-teman Angkatan 2010
(Terkhusus untuk Alm. Ade Sapaldo) yang telah banyak memberi
semangat dan motivasi untuk menyelesaikan karya terbaik ini, serta
untuk seseorang yang kelak akan menjadi pendamping hidupku.

Semua pihak yang mendukung dan mendoakan keberhasilanku serta
almamaterku tercinta
Universitas Lampung

SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu WaTa’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Universitas
Lampung. Dengan judul “Pengaruh Latihan Interval dan Latihan Lari Berselang
Terhadap Hasil VO2max Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola di SMA Swadhipa
Natar ”

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu
pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapakku Samid dan Ibuku Rodiana serta kakak-kakak dan adikku Atu Yuyun,
Daeng Susi, Kyai Ari, Minak Selvi, Uni Nia yang telah banyak memberikan
nasihat, motivasi dan dukungan disetiap langkahku dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. Sebagai Pembimbing utama, yang tulus
membantu dengan tekun dan sabar dalam membimbing serta dalam memberikan
kontribusi pada penyelesaian skripsi ini;
vi

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or. Sebagai Pembimbing II, terima kasih atas
kesabaran dan pengertiannya selama penulis menyusun skripsi ini;
4.

Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan
sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini;


5. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;
6. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
7. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
8. Kepala SMA Swadhipa Natar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian dan Guru Olahraga serta siswa SMA Swadhipa Natar, terima kasih atas
waktunya dan kerjasama yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;
9. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan
pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;
10. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, 30 Mei 2014
Penulis

Ani Setiawati
vii


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xvii

I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................

B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Rumusan Masalah ...........................................................
D. Tujuan Penelitian ............................................................
E. Manfaat Penelitian ..........................................................

II

TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian Ekstrakurikuler.............................................
Kebugaran Jasmani ........................................................
Pengertian Vo2Max .......................................................
Pengertian Sepak Bola ...................................................
Latihan ............................................................................
1. Pengertian Latihan .....................................................

2. Prinsip – Prinsip Latihan............................................
3. Teori Latihan..............................................................
F. Interval dan Lari Berselang……………………………
1. Latihan Interval .........................................................
2. Latihan Lari Berselang...............................................
G. Penelitian yang Relevan ………………………………..
H. Kerangka Pikir …………………………………………
I. Hipotesis ……………………………………………….

III

1
7
8
8
9

10
10
11

12
14
14
17
19
20
20
21
22
25
28

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ..........................................................
B. Variabel Penelitian .........................................................

xiii

30
31


C. Definisi Operasional Variabel …………………………
D. Populasi dan Sampel .....................................................
1. Populasi ………………………………………….....
2. Sampel ……………………………………………...
E. Pelaksanaan Penelitian ..................................................
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................
G. Teknik Analisis Data ………………………………….
H. Anava (Analisis Varians) ................................................
IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................
1. Deskripsi Data ..........................................................
2. Analisis Data .............................................................
3. Pengujian Hipotesis ..................................................
1. Hipotesis 1............................................................
2. Hipotesis 2............................................................
3. Hipotesis 3............................................................
B. Pembahasan ....................................................................

V

34
35
35
35
36
37
40
40

47
47
52
52
53
53
54
54

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................
B. Saran ...............................................................................

60
60

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

61

LAMPIRAN ............................................................................................

63

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1. Normatif Data VO2Max .................................................................... 40
3.2. Rumus Anava Tunggal ...................................................................... 41
3.3. Ringkasan Anava Satu Jalur ............................................................. 43
4.1. Hasil Analisis ...................................................................................... 48
4.2. Analisis Data Statistik ........................................................................ 52

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 28
3.1. Desain Rancangan Penelitian .............................................................. 32
3.2. Instrumen Penelitian ……………………………………………….. 38
3.3. Lintasan Tes Multi Tahap ………………………………………….. 38
4.1. Tes Awal dan Akhir Kelompok Interval .............................................. 49
4.2. Tes Awal dan Akhir Kelompok Lari Berselang................................... 50
4.3. Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol .............................................. 51

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Program Latihan ...................................................................................

64

2.

Data Tes Awal .....................................................................................

72

3.

Data Pembagian Kelompok Secara Ordinal Pairing ............................ .

76

4. Data Beda .............................................................................................

80

5.

Analisis Data Statistik ..........................................................................

81

6.

Perhitungan Analisis Data Varians ......................................................

82

7.

Ringkasan Anava Satu Jalur ................................................................

84

8. Pengujian Hipotesis 1............................................................................

85

9.

Pengujian Hipotesis 2 ..........................................................................

86

10. Pengujian Hipotesis 3 ..........................................................................

87

11. Tabel F .................................................................................................

88

12. Tabel r Product moment ......................................................................

90

13. Prediksi Nilai VO2Max Tes Lari Multi Tahap.......................................

91

14. Foto – Foto..............................................................................................

93

15. Surat – Surat ...........................................................................................

109

xv

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga sepakbola sangat digemari oleh berbagai kalangan dewasa,
remaja, maupun anak-anak. Dengan pandai bermain sepakbola di sekolah,
memahami, memiliki pengetahuan dan kemampuan melaksanakan dasardasar bermain sepakbola, siswa dapat meningkatkan dan mencapai prestasi
yang setinggi-tingginya.
Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan seorang pemain sepakbola
untuk tampil maksimal dirumput hijau dengan mempunyai teknik, taktik,
mental, serta fisik yang baik akan menghasilkan VO₂max yang baik juga.
Faktor yang sangat penting dalam pencapaian prestasi sepakbola adalah
penguasaan kemampuan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri,
sehingga pandai bermain sepakbola. Dengan cara siswa secara rutin
mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di sekolah dapat

lebih mudah

memahami suatu permainan sepakbola.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sekolah untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara

2

khusus diselenggarakan oleh Pendidik atau tenaga Kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah, (Saujana, blogsport.pdf)
Biasanya kegiatan ekstrakurikuler diadakan setelah kegiatan belajar
mengajar di sekolah selesai ataupun di hari – hari libur. Tujuan
Ekstrakurikuler meliputi ;
a) menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk
mengembangkan potensi, bakat, dan kemampuannya secara optimal,
sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya, b) memandu (artinya
mengidentifikasi

dan

membina)

dan

memupuk

(artinya

mengembangkan dan meningkatkan) potensi – potensi siswa secara
utuh, c) pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan
psikomotor (ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif
siswa, d) membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga
membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat
belajar serta menanamkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang
manusia yang mandiri (karena dilakukan diluar jam pelajaran). Dari
tujuan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat
hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Hasil yang dicapai siswa
setelah mengikuti latihan interval dan latihan lari berselang yaitu
disamping untuk meningkatkan VO2max siswa, latihan ini juga dapat
melatih kemampuan daya tahan dan memberi pembelajaran baru untuk
lebih baik lagi dalam permainan sepakbola.

3

VO2max merupakan volume oksigen maksimal yang diproses oleh
tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif, volume
oksigen maksimal ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang
dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan
yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau
tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan,
ukurannya disebut VO2max. Menurut Devries (dalam Joesoef, 1988)
yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat metabolisme aerob
maksimum dalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai seseorang.
Demikian pula PPIOK dalam modul ( 2012:63) , “VO2max dapat di
ukur dengan beberapa tes, salah satunya adalah tes lari 15 menit”.
Tujuannya adalah untuk mengukur kapasitas aerobic atau VO2max.
Dalam cabang olahraga sepakbola, VO2max sangat dibutuhkan untuk
konsumsi oksigen setiap latihan maupun dalam pertandingan. Menurut
American College of Sports Medicine dalam Suranto (2008:189),
peningkatan konsusmsi oksigen atau VO2max dan fungsi jantung dapat
terjadi secara konsisten, apabila latihan dilakukan secara teratur dan
mempergunakan otot – otot besar, seperti : berjalan, jogging,
bersepeda, berenang, latihan cicrcuit training, latihan cross country,
latihan interval, latihan lari berselang dan sebagainya.

VO2max adalah volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh
manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Semakin banyak
oksigen yang diserap, semakin baik pula kinerja otot dalam bekerja.

4

Zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan pun jumlahnya semakin
sedikit.

Seorang pemain sepakbola dengan memiliki VO2max yang tinggi,
maka semakin bagus pula kemampuan daya tahannya termasuk
staminanya. Begitupun sebaliknya semakin rendah kemampuan
VO₂max yang dimiliki, maka semakin jelek stamina seorang pemain
sepakbola. Sangat mudah melihat perbandingan kedua hal tersebut.
Rata-rata pemain Eropa bisa berlari dengan power full 2×45 menit
karena nilai VO2max mereka tinggi di atas rata-rata pemain Indonesia.
Sedangkan para pemain timnas Indonesia kelihatan sekali stamina
mereka menurun setelah memasuki babak kedua karena nilai VO2max
nya jauh dibawah para pemain Arsenal, Liverpool, Chelsea maupun
Belanda yang pernah mereka lawan sebelum ini.

Beberapa waktu lalu semua pemain timnas Indonesia dites nilai
VO2max nya tertinggi hanya dimiliki M. Taufiq yang mencapai 60
ml/kgBB/menit. Maka jelas kelihatan bagaimana Taufik bisa
menjelajahi lapangan dengan baik selama 2×45 menit. Standar pemain
lokal Indonesia, biasanya nilai VO2max nya 56 ml/kgBB/menit
sedangkan untuk pemain asing 60 ml/kgBB/menit. Dengan nilai
standar VO₂max tersebut, masih banyak pemain timnas yang nilainya
masih di bawah standar. Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR)
tersendiri bagi semua yang membina dari klub maupun persatuan
sepakbola di Indonesia untuk meningkatkan nilai VO2max para

5

pemainnya. Karena disinilah salah satu letak kelemahan para pemain
sepakbola Indonesia, staminanya tidak cukup kuat untuk mengarungi
90 menit pertandingan dengan tenaga prima.

Volume oksigen maksimal atau VO2max adalah suatu pengukuran
yang dilakukan untuk mengetahui daya tahan jantung yang juga
merupakan

faktor

utama

dalam

kebugaran

jasmani.

Dalam

meningkatkan hasil VO2max dibutuhkan latihan yang bervariasi dan
memiliki daya tahan yang cukup lama, seperti model latihan
peningkatan kebugaran kardiorespirasi haruslah dilakukan dalam
waktu yang relatif lama. Latihan daya tahan dan paru-paru diantaranya
adalah dengan mempertinggi intensitas. Banyak latihan daya tahan
yang telah diteliti selama ini, diantaranya : Lari zig zag, cross country,
fartlek, latihan interval dan latihan lari berselang.

Daya tahan (endurance) adalah kemampuan seseorang melaksanakan
gerak dengan seluruh tubuhnya dalam waktu yang cukup lama dan
tempo sedang sampai cepat tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan
berat. Daya tahan tubuh diperlukan untuk beraktifitas sehari-hari.
Dengan daya tahan tubuh yang baik, maka aktivitas sehari-hari tidak
akan mengalami kelelahan yang begitu berat. Daya tahan sangat
berhubungan dengan pernapasan, jantung, dan peredaran darah.
Bentuk latihan daya tahan pernapasan, jantung, dan peredaran darah ini
disebut kebugaran kardiorespirasi yang dilatih melalui peningkatan
kebugaran kardiorespirasi.

6

Dengan metode latihan interval dapat mengkombinasikan berbagai
bentuk latihan seperti, ketahanan, kekuatan, kecepatan, dan komponen
lainnya dalam satu bentuk latihan. Sedangkan metode latihan lari
berselang yaitu, berlari di alam terbuka dengan bertujuan untuk
menghilangkan kebosanan dalam latihan.
Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat popular di
dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok
berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke
gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan
sebelas pemain, dan karenanya kelompok tesebut juga dinamakan
kesebelasan. Sepakbola ialah suatu permainan beregu, oleh karena itu
kerjasama regu merupakan tuntutan permainan sepakbola yang harus
dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan.
Seperti yang dikemukakan oleh Alan Gibbon dan John Cartwright
dalam bukunya Soedjono, 1985: 16 Sepakbola adalah suatu permainan
passing dan running dari pola yang sukar diramalkan dan selalu
berubah – rubah, menuntut kesadaran yag tinggi dari pemain – pemain
dan menuntut suatu kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat
dan bertindak cepat tanpa menunda – nunda.
Sepakbola mengembangkan komponen-komponen biomotor yang
sangat berguna bagi anggota yang latihan rutin. Komponen biomotor
tersebut antara lain koordinasi, keterampilan, kecepatan, fleksibilitas,
kekuatan otot, keseimbangan, dan daya tahan. Irwanto, 2012. (dalam

7

modul Sukadiyanto, 2012 : 81) Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa
bermain sepakbola memiliki potensi untuk menaikkan detak jantung
yang cukup untuk meningkatkan kebugaran kardiorespirasi.

Penulis menemukan suatu masalah yang ada dalam kelompok
ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar. Siswa yang cepat
sekali mengalami kelelahan saat pertandingan sepakbola yang
menyebabkan rendahnya daya tahan siswa ekstrakulikuler sepakbola di
SMA Swadhipa Natar, hal itu disebabkan karena kurangnya latihan
fisik pada siswa ekstrakurikuler. Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, penulis akan mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh Latihan
Interval dan Latihan Lari Berselang Terhadap Hasil Vo2Max Pada
Siswa Ektrakurikuler Sepakbola di SMA Swadhipa Natar”

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya banyak pemain sepakbola yang tidak sanggup bermain
lama. Artinya daya tahan para pemain dalam waktu cukup lama
bermain 2 x 45 menit ditambah dengan perpanjangan waktu. Demikian
pula, tak terkecuali untuk para siswa SMA Swadhipa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepakbola.
2. Akibat tidak memiliki daya tahan tadi, kelelahan para pemain
terutama dengan sistem pernapasan tersengal – sengal dikarenakan
faktor VO₂max yang kebanyakan rendah sekali.

8

3. Banyak model latihan untuk mengukur daya tahan dalam
meningkatkan VO₂max, namun sejauh ini diketahui model latihan apa
yang lebih efektif untuk meningkatkan VO₂max .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka
penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar latihan interval berpengaruh terhadap peningkatan
VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa
Natar?
2. Seberapa besar latihan lari berselang berpengaruh terhadap
peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA
Swadhipa Natar?
3. Manakah yang lebih berpengaruh antara kelompok latihan interval,
kelompok latihan lari berselang dan kelompok kontrol terhadap
peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA
Swadhipa Natar?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan interval terhadap
peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA
Swadhipa Natar.

9

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan lari berselang terhadap
peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA
Swadhipa Natar.
3. Untuk mengetahui model latihan yang lebih baik atau efektif antara
kelompok kontrol, latihan interval dan latihan lari berselang terhadap
peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA
Swadhipa Natar.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi Peneliti
Agar peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh latihan
interval, latihan lari berselang dan kelompok kontrol terhadap hasil
VO2max siswa ekstrakurikuler sepakbola.

b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil VO2max siswa
ekstrakurikuler sepakbola.

c. Bagi Pelatih
Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang
olahraga mengenai pengaruh latihan interval dan latihan lari berselang
terhadap hasil VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekstrakurikuler
Saujana

(www.blogspot.pdf.ekstrakulikuler)

mengartikan

bahwa

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa
sekolah, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan – kegiatan ini ada
pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler
ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan
kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademik.
Menurut Ahmadi (1984:105) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatankegiatan diluar jam pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan
dan biasanya berupa klub-klub, misalnya : olahraga, kesenian, ekspresi,
dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya (Sahertian, 1978:83).

B. Kebugaran Jasmani

Menurut Sukadiyanto (2009 : VII) Kebugaran jasmani merupakan segenap
kemampuan seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Selain itu, mereka masih mempunyai

11

cadangan energi untuk menikmati waktu senggangnya serta untuk
keperluan yang sifatnya mendadak.

Untuk melakukan test kebugaran jasmani perlunya persyaratan bagi
peserta test. Salah satunya adalah peserta tes dalam kondisi yang sehat.
Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan
kebugaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur kebugaran jasmani
tersebut antara lain kekuatan otot, daya tahan paru dan jantung, kecepatan,
kelincahan, daya ledak (explosive power) dan kelentukan (fleksibilitas).
Unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut dapat dilatih dalam bentuk :
circuit training, interval training, jogging , fartlek dan cros country.

C. Pengertian VO2Max
Volume Oksigen Maksimum (VO2Max)
Menurut Thoden dalam modul Suranto (2008 : 118) VO2max merupakan
daya tangkap aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen
maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama
latihanatau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai
kelelahan, ukurannya disebut VO2max. Menurut Devries (dalam Joesoef,
1988) yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat metabolisme aerob
maksimum dalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai seseorang.
Menurut PPIOK dalam modul ( 2012:63) , “VO2max dapat di ukur dengan
beberapa tes, salah satunya adalah tes lari 15 menit”. Tujuannya adalah
untuk mengukur kapasitas aerobic atau VO2max.

12

Dalam cabang olahraga sepakbola, VO2max sangat di butuhkan untuk
konsumsi oksigen setiap latihan maupun dalam pertandingan. Menurut
American College of Sports Medicine dalam Suranto (2008:189),
peningkatan konsusmsi oksigen atau VO2max dan fungsi jantung dapat
terjadi secara konsisten, apabila latihan dilakukan secara teratur dan
mempergunakan otot – otot besar, seperti : berjalan, jogging, bersepeda,
berenang, latihan circuit training, latihan cross country, latihan interval,
latihan lari berselang dan sebagainya.
D. Pengertian Sepakbola
Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari
sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga
gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan
hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di
luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Lebih
lanjut dikatakan bahwa sepakbola adalah aktivitas jasmani atau latihan
fisik, berisikan gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan
dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tersebut
terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam
menjalankan tugasnya bermain sepakbola.
Pengertian sepakbola dalam penelitian ini adalah sepakbola outdoor atau
sepakbola yang dimainkan di luar ruangan. Selain untuk mengenalkan
bagaimana cara-cara bermain sepakbola dengan teknik yang bagus,
seorang guru juga mengenalkan aturan-aturan yang tertuang dalam

13

peraturan PSSI supaya seorang siswa bisa mengenal peraturan yang ada.
Di dalam perainan sepakbola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan
seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan, hanya penjaga gawang
atau kipper yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan.
Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri
dari atas sebelas pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam
dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat (10 menit) di antara dua
babak tersebut.

Seorang pemain sepakbola dengan memiliki VO2max yang tinggi, maka
semakin bagus pula kemampuan daya tahannya termasuk staminanya.
Begitupun sebaliknya semakin rendah kemampuan VO₂max yang dimiliki,
maka semakin jelek stamina seorang pemain sepakbola. Sangat mudah
melihat perbandingan kedua hal tersebut. Rata-rata pemain Eropa bisa
berlari dengan power full 2×45 menit karena nilai VO2max mereka tinggi
di atas rata-rata pemain Indonesia. Sedangkan para pemain timnas
Indonesia kelihatan sekali stamina mereka menurun setelah memasuki
babak kedua karena nilai VO2max nya jauh dibawah para pemain Arsenal,
Liverpool, Chelsea maupun Belanda yang pernah mereka lawan sebelum
ini. Bentuk-bentuk latihan untuk mengukur VO2max yaitu circuit training,
jogging, cros country, interval training, berenang, fartlek, bersepeda dan
sebagainya.

14

E. Latihan
1. Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu

proses

yang sistematis

dengan tujuan

meningkatkan kesegaran jasmani seseorang atlet dengan suatu aktifitas
yang dipilih, sedang pada umumnya masyarakat mengatakan latihan
atau berlatih yang maksudnya untuk melakukan suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan. Didalam melakukan harus secara berulang-ulang
maksudnya, gerakan-gerakan yang tadinya sukar untuk dilakukan
menjadi mudah untuk dilakukan dan didalam melakukan gerakangerakanya menjadi otomatis, relaksasi dan semakin menghemat tenaga.
Harsono (2013:28) mengatakan sebagai berikut latihan adalah proses
yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara berulangulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta
intensitas latihannya. Latihan adalah suatu proses yang sistematis
secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan
peningkatan

beban

(Wikipedia,wordpress:

2010/01/05/latihan-

kebugaran-jasmani). Dari uraian diatas, jelaslah bahwa berlatih secara
sistematis adalah latihan yang terprogram dan berpedoman pada suatu
jadwal latihan, menurut pola tertentu dalam penyampaian atau
metodenya dilakukan secara sistematis yakni dari yang lebih mudah ke
yang lebih sukar.
Berlatih berulang-ulang maksudnya adalah melakukan berkali-kali dan
menambah beban yang dikerjakan dan berdasarkan waktu yang telah

15

ditentukan. Kemudian setiap latihan bebanya ditambah, jadi bukan
berarti setiap hari melakukan latihan tetapi berdasarkan program
latihan yang telah ditentukan. Untuk melakukan suatu program latihan
perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihannya. Tujuan utama dari
latihan (training) adalah untuk membantu atlit meningkatkan
keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin buku
Harsono (2013:28), untuk mencapai latihan tersebut ada empat aspek
yang

perlu

diperhatikan

oleh

setiap

guru

pendidikan

jasmani/Pembina/pelatih olahraga, yaitu ; a) latihan fisik, b) latihan
tehnik, c) latihan taktik, d) latihan mental.
Kekurangan yang sering terjadi pada guru atau pelatih adalah bahwa
kurang memahaminya prinsip-prinsip latihan yang sebenarnya tanpa
mengetahui prinsip-prinsip serta tujuan-tujuan latihan tersebut tak
mungkin akan tercapai. Maka untuk mengetahui prinsip-prinsip dari
latihan tersebut, adaptasi dari Bompa 1983, Jonath/Krempel 1981,
Letzelter 1978, Grosser Rothing 1985, dalam modul (materi kuliah
Ilmu Kesehatan Olahraga oleh PPIKOR) menerangkan bahwa yang
harus diterapkan dalam penentuan program , yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip overload adalah prinsip latihan paling mendasar akan tetapi
paling penting, oleh karena itu tanpa menerapkan prinsip ini adalah
latihan, tidak mungkin sebuah prestasi akan tercapai.
2. Perkembangan menyeluruh ini dimaksudkan bahwa setiap organ
tubuh manusia itu saling ketergantungan antara satu dengan yang

16

lain. Denga kematangan pada perkembangan menyeluruh ini maka
akan lebih mudah untuk menuju kepada latihan spesialisasi.
3. Spesialisasi cabang olahraga merupakan tujuan untuk seseorang
dalam mengetahui sebuah cabang olahraga. Karena dengan
spesialisasi dia akan mencapai prestasi yang maksimal.
4. Prinsip individualisasi merupakan syarat dalam menyusun sebuah
program latihan. Hal ini didasarkan mengingat masing-masing
individu mempunyai kemampuan yang berbeda. Prinsip ini
didasarkan agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai.
5. Intensitas

latihan

adalah

prinsip

yang

digunakan

dalam

menentukan tujuan. Sehingga antara latihan yang untuk prestasi
dan latihan yang untuk kesegaran jasmani.
6. Kualitas latihan lebih ditunjukkan kepada proses dari latihan itu
sendiri. Semakin bermutu sebuah latihan maka akan semakin baik
pula prestasi yang akan diraih.
7. Variasi dalam latihan digunakan untuk menghindari kebosanan
dalam latihan. Semakin enjoy seseorang dalam latihan maka tujuan
yang akan diraih lebih mungkin dicapai.
8. Lama latihan akan lebih baik dilakukan bila dengan latihan yang
padat dan bermutu walaupun waktunya singkat. Diharapkan
dengan metode ini akan lebih memperkecil kesalahan yang dibuat
akibat kelelahan.
9. Latihan reaksi bertujuan untuk menghilangkan ketegangan baik
ketegangan otot maupun ketegangan fisik dan mental.

17

Dalam pengetahuan pelaksanaan latihan agar lebih teratur dan dapat
memberikan hasil yang memuaskan maka perlu diperhatikan adanya
waktu istirahat pada latihan setiap minggunya.

2. Prinsip-prinsip Latihan
Proses latihan dapat direncanakan, sebab latihan harus mengikuti
prinsip-prinsip tertentu, Empat prinsip yang penting adalah:

1. Overload (beban Latihan)
Tubuh manusia tersusun dari berjuta sel-sel hidup yang kecil. Tiap sel
atau grup sel mengembang tugas yang berbeda-beda, semua sel
mempunyai kemempuan untuk menyesuaikan terhadap apa terjadi
pada tubuh. Penyesuaian umum ini terjadi didalam tubuh sepanjang
waktu, juga suatu penyesuaian terhadap latihan untuk atletik. Suatu
beban latihan adalah suatu kerja atau latihan yang dikakukan seseorang
atlet dalam waktu berlatih. Pembebanan adalah proses penerapan
beban pada latihan. Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan terhadap
beban latihan dan berkompensasi lebih dalam pemulihan menjelaskan
bagaimana kerja latihan. Bila beban latihan tidak cukup besar maka
hanya sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation).
Suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami
masalah waktu dan mungkin tidak kembali ketingkat kesegaran
semula.

Kondisi

(Overtraining).

demikian

disebabkan

oleh

latihan

lebih

18

2. Reversibiliti (Kompensasi)
Istilah lebih beban progresif digunakan untuk menjelaskan bahwa
peningkatan tingkat pembebanan akan mengarah kepenyesuaian yang
progresif dan kompensasi lebih ketingkat kesegaran yang lebih tinggi.
Peningkatan beban akan mencapai hal-hal demikian sebagai suatu
jumlah pengulangan yang tinggi, pengulangan nyang lebih cepat,
waktu pemulihan yang lebih singkat sedangkan bebannya lebih berat.

3. Kekhususan (Specificity)
Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan
akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi atau penyesuaian
sendiri. Beban latihan harus khusus mendahului latihan khusus dalam
rencana jangka panjang. Latihan untuk ini mempersiapkan alat
memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus. Volume
latihan umum menentukan seberapa besar seorang atletmampu
menyelesaikan dalam latihan khusus. Semakin besar volume ini
semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus.

1. Pulih Asal (recovery)
Perkembangan atlet bergantung pada pemberian istirahat yang cukup
seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa
dimaksimalkan. Lamanya masa pemulihan tergantung dari kelelahan
yang dirasakan akibat stimulus/latihan sebelumnya.
Dan menurut Bompa (2013: 37) prinsip latihan meliputi ; a) prinsip
aktif dan kesungguhan berlatih, b) prinsip perkembangan menyeluruh,

19

c) prinsip spesialis, d) prinsip individualism, e) prinsip variasi latihan,
f) prinsip program dalam latihan, g) prinsip efisien, h) prinsip
kesinambungan, i) prinsip overload, j) prinsip pembinaan seutuhnya.

3. Teori Latihan
Harsono ( 2004:7) latihan training adalah suatu proses yang amat
kompleks yang melibatkan variabel – variabel internal dan eksternal,
antara lain motivasi dan ambisi atlet, kuantitas dan kualitas latihan,
volume dan intensitas latihan, pengalaman – pengalaman bertanding,
dst. Harsono (2013:28) mengatakan sebagai berikut : latihan adalah
proses yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan
serta intensitas latihannya.
Bompa ( Theory And Methodology Of Training ) Latihan adalah
merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada
ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan.
Masih dalam Bompa, latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis,
berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi
tubuh, sebagai berikut :
1. Jantung akan membesar, lebih kuat, penambahan volume dan curah
jantung.
2. Bertambahnya jumlah pembuluh kapiler disekitar otot.
3. Bertambahnya kemampuan darah membawa oksigen.

20

4. Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energy dengan
penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.
5. Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan
menghancurkan sisa-sisa pembakaran.
6.

Bertambahnya kemampuan sel otot dan hati untuk bahan
bakar terutama glikogen.

7. Bertambah besarnya ukuran otot.

F. Interval dan Lari Berselang
1. Latihan Interval
Latihan interval adalah latihan yang bercirikan adanya interval kerja
diselingi interval istirahat ( recovery ). Bentuknya bisa interval running
(lari interval) atau interval swimming ( berenang interval ). Latihan
interval biasanya menggunakan intensitas tinggi, yaitu 80-90% dari
kemampuan maksimal. Waktu ( durasi ) yang digunakan antara 2-5
menit, lama istirahat antara 2-8 menit. Perbandingan latihan dengan
istirahat adalah 1:1 atau 1:2 repetisi ( ulangan ) 3-12 kali. Latihan
secara interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu. Faktor istirahat haruslah diperhitungkan setelah
jasmani melakukan kerja berat akibat latihan. Sistem latihan secara
interval digunakan hampir pada semua cabang olahraga. Menurut
Suharno HP. (1993: 17) bahwa, “Prinsip interval sangat penting dalam
latihan yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kuwartalan, tahunan
yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlet dalam
menjalankan latihan”.

21

Setiap rangsangan gerak menyebabkan penggunaan energi dan
pengurangan

cadangan

energi,

akan

tetapi

juga

mengandung

rangsangan untuk pembentukan energi baru. Menurut Suharno HP.
(1993: 17) bahwa kegunaan prinsip interval diterapkan dalam latihan
untuk: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan
kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan,
(3) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.
Latihan interval akan meningkatkan ketahanan fisik dua kali lipat,
meningkatkan kekuatan dan kecepatan. Setelah tubuh semakin terbiasa
dengan episode latihan intensitas tinggi ini, maka sistem kardiovaskular
tubuh akan semakin cepat dan makin efisien. Hasilnya, pun bisa
berolahraga lebih lama dan lebih cepat lagi. Keunggulan lain dari
latihan ini adalah tubuh akan terus membakar kalori, bahkan lama
setelah latihan telah berakhir. Melakukan latihan interval juga bisa
mencegah rasa bosan dan membuat pikiran tetap aktif saat berolahraga
dengan mengubah rutinitas setiap latihan.

2. Latihan Lari Berselang
Latihan lari berselang atau speed play diciptakan oleh Gotta Roamer
dari Swedia. Pengertian berselang adalah suatu sistem latihan
endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan
atau memelihara kondisi tubuh seseorang sehingga sangat baik bagi
semua cabang olahraga terutama cabang olahraga yang memerlukan
daya tahan tubuh. Artian lain dari latihan lari berselang adalah bentuk

22

latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross
country. Bentuk latihan ini yang berarti “speed play” atau bermain-main
dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas
melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan
medianya (blogspot/2012/12/fartlek).
G. Penelitian yang Relevan
Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini,
peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan
penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang
dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada
penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah:
1. Aam

Samsudin

(2007)

dengan

penelitiannya

yang

berjudul

“Perbandingan hasil tes VO2max antara metode balke dengan metode
multi tahap pada mahasiswa penjaskes angkatan 2007”. Dari
perhitungan uji t untuk putra, maka didapat t hitung = 3,673 yang
kemudian dikonsultasikanpada t tabel dengan taraf signifikan 0,01 dan
derajat kebebasan (dk) n1 + n2 – 2. karena dk (64) tidak ada dalam
tabel

t, maka dilakukan interpolasi dan akhirnya diperoleh t tabel

2,6385.
Berdasarkan kreteria pengujian dapat ditarik kesimpulan, karena t
hitung > t tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima. Sehingga
terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes VO2max antara metode

23

balke dengan metode multitahap pada mahasiswa Penjaskes FKIP Unila
angkatan tahun 2007 untuk yang putra. Sedangkan untuk perhitungan
uji t putri, didapat t hitung = 2,460 yang kemudian dikonsultasikan
pada t tabel dengan taraf signifikan 0,01 dan derajat kebebasan
(dk) n1 + n2 – 2. dk (30) diperoleh t tabel 2,2460. dari perhitungan
dapat
disimpulkan untuk uji t putri sama dengan kesimpulan pada uji t putra
yaitu terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara balke dan
multitahap
Berdasarkan hasil analisis menyatakan terdapat perbedaan yang
signifikan hasil tes VO2max antara metode Balke dengan metode
Multitahap pada mahasiswa penjaskes angkatan tahun 2007. Pada hasil
tes Balke setelah dirata-rata secara keseluruhan hasilnya lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata hasil tes Multitahap, itu berlaku untuk
putra dan putri. Dilihat pada tabel lampiran dapat dilihat hasil kedua tes
yaitu Balke dan Multitahap dari kelompok yang sama, hasil dari tes
VO2max menggunakan metode Multitahap hanya 5 peserta tes yang
nilai VO2maxnya bisa melebihi hasil tes VO2max dari tes Balke tetapi
perbedaan itu tidak menjolok sekali. Dari 49 sampel yang dites
VO2max hampir keseluruhan hasil tes balke melebihi dari tes
multitahap. Jadi dilihat dari hasil tes dalam penelitian ini tes VO2max
metode Balke merupakan tes yang rata-rata hasilnya baik bila
dibandingkan dengan metode Multitahap.

24

1. Rata-rata hasil tes VO2max dengan metode balke lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tes multitahap. Dengan rata-rata sebesar 43,61
untuk putra dan putri 35,76 (metode balke), Sedangkan rata-rata dari
metode multitahap 40,71 untuk putra dan putri 28,76.
2. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan hasil tes VO2max antara
metode balke dengan metode multitahap pada mahasiswa penjaskes
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
angkatan tahun 2007.

2. Riyandi Ramadi Slamet (2012) dengan penelitiannya yang berjudul
“pengaruh latihan interval 50 meter terhadap kecepatan lari 100 meter
siswa putra extrakurikuler atletik SMAN 2 Batam”. Dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
latihan interval sprint 50 meter (X) dengan kecepatan lari 100 meter
(Y). Latihan interval sprint 50 meter berpengaruh terhadap kecepatan
lari yang dibutuhkan untuk mendukung frekuensi saat melakukan
latihan dalam meningkatkan hasil kecepatan lari 100 meter pada siswa
putra extrakurikuler atletik SMAN 2 Batam.

3. Muchammad Maqsalmina (2007) dengan penelitiannya yang berjudul
“pengaruh latihan fartlek terhadap perubahan VO₂max pada siswa
sekolah sepakbola Tugu Muda Semarang Usia 15-17 tahun. Pada
penelitian ini didapatkan nilai VO₂max pada kelompok perlakuan lebih
tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Hal ini karena kapasitas
difusi paru orang terlatih lebih baik daripada orang yang tidak terlatih.

25

Semakin baik kapasitas difusi paru, semakin besar volume gas yang
berdifusi, maka akan bertambah baik kemampuan seseorang dalam
melakukan pembebaran kardiorespirasi tanpa mengalami kelelahan
yang berarti. Sehingga orang yang terlatih akan bernafas lebih lambat
dan dalam, dan oksigen yang diperhatikan untuk kerja otot pada proses
ventilasipun berkurang. Akibatnya dengan jumlah oksigen yang sama,
orang terlatih akan bekerja lebih efektif daripada orang yang tidak
terlatih. Dengan demikian, dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa latihan fartlek akan meningkatkan nilai VO₂max
yang lebih besar daripada latihan tanpa treatment dalam waktu 6
minggu. Latihan fartlek yang dilakukan secara teratur selama 6 minggu
dapat meningkatkan VO₂max pada siswa SSB Tugu Muda Semarang
kelompok usia 15-17 tahun.

H. Kerangka Berfikir
Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka berfikir adalah konsep yang
memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada
dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.
Orientasi kebugaran jasmani khususnya dalam meningkatkan hasil
VO2max pada anak sekolah menengah atas selama ini cenderung
melakukan latihan tanpa adanya program latihan yang tersusun secara
sistematis, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
keberhasilan latihan dalam meningkatkan VO2max . Orientasi latihan
yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi latihan yang
seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal.

26

Dalam proses latihan meningkatkan hasil VO2max pada siswa
ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar, peneliti melihat
masih kurang efektif dan pengoptimalan proses latihan yang dilakukan.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan daya tahan jantung yang kurang
optimal. Adapun hal-hal yang menyebabkan kurangnya kemampuan daya
tahan jantung siswa adalah : kurangnya pemahaman pelatih dalam
mengolah program latihan, dan kurangnya referensi pelatih tentang
VO2max. Diharapkan dengan penggunaan latihan interval dan latihan lari
berselang, siswa dapat meningkatkan daya tahan jantung dengan optimal
sehingga peningkatan VO2max dapat tercapai.

Latihan (aktivitas jasmani) yang dilakukan secara terprogram dapat
memberikan efek biologis. Latihan yang bersifat aerobic dapat
memperbesar volume jantung sehingga volume sekuncup dan volume
semenit akan menjadi lebih besar akibatnya O2 yang terlepas ke otot
menjadi lebih banyak. Latihan interval dan latihan lari berselang yang
melibatkan otot-otot besar juga akan memacu peningkatan kualitas otot.
Hal ini terjadi karena dengan latihan, maka mitokondria dalam sel-sel otot
akan meningkat, baik jumlah maupun ukurannya. Namun hingga kini
masih sedikit penelitian yang membahas tentang pengaruh

latihan

interval dan latihan lari berselang terhadap peningkatan Vo2max (volume
oxygen maximum).

27

Oleh karena itu antara siswa yang melalukan latihan interval, siswa yang
melakukan latihan lari berselang, serta siswa yang menjadi kelompok
kontrol perlu diketahui peningkatan (VO2max) kapasitas aerobiknya.
Bleep test atau Test Multi Tahan adalah salah satu cara untuk mengukur
“Peningkatan VO2max” pada siswa yang diteliti tersebut.
Bukti yang tidak bisa dibantahkan lagi dari hasil tes pada kesebelasan
pemain muda Indonesia yang berkompetisi di Uruguay. Nama SAD yang
dititipkan ke timnas U19 asuhan Indra Sjafrie, nilainya masih dibawah
standar. Menurut pelatih Indra, nilai mereka rata-rata 52 ml/kgBB/menit
masih rendah dibandingkan pemain Persebaya 1927, Evan Dimas, yang
sama-sama

pemain

Timnas

U19

yang

memiliki

VO2max

59

ml/kgBB/menit. Dengan mengetahui nilai VO2max para pemain maka
tidak ada alasan bagi pelatih hanya mengandalkan perasaan bahwa
mereka sudah ditempatkan di kompetisi yang Lucky sehingga sudah
dipastikan stamina mereka bagus. Dengan mengetahui VO2max pemain,
bisa disusun program perbaikan staminanya. Kemajuannya pun bisa
dilihat karena nilainya bisa ditentuka

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 15

PENGARUH CIRCUIT TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

5 27 92

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMA SWADHIPA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

0 6 58

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL 30/30 DENGAN LATIHAN INTERVAL 60/60 TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAXPADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMA NEGERI 1 KUALA TAHUN 2016.

0 2 22

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL TRAINING ISTIRAHAT AKTIF DENGAN LATIHAN ACSELERATION SPRINT TERHADAP KECEPATAN LARI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL MAN 3 MEDAN TAHUN 2015.

0 2 27

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN Pengaruh Latihan Lari Interval Terhadap Kecepatan Lari Pada Pemain Sepak Bola Di Sekolah Sepak Bola Rukun Agawe Santosa (RAS) Klaten.

0 3 11

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN ANTARA METODE LARI INTERVAL DENGAN METODE LARI FARTLEK TERHADAP HASIL LARI 800 M.

9 28 29

PENGARUH LATIHAN JONGKOK BERDIRI DENGAN BEBAN Pengaruh Latihan Jongkok Berdiri Dengan Beban Terhadap Kecepatan Lari Siswa Sekolah Sepakbola Di Klaten.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Jongkok Berdiri Dengan Beban Terhadap Kecepatan Lari Siswa Sekolah Sepakbola Di Klaten.

0 4 4

PENGARUH LATIHAN PENDEKATAN TAKTIK TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING BOLA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 4 PURWOREJO.

0 2 113