Latar Belakang Masalah KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa bulan terakhir ini, di beberapa koran nasional terjadi perdebatan yang cukup sengit dan panas tentang kecenderungan beberapa sastrawan dalam merepresentasikan perempuan dan seksualitas dalam karya-karya mereka. Ada kalangan yang berdiri di titik ekstrem: menghujat atau membela, dan ada pula yang berusaha menengahi. Karya sastra yang kental dengan tema seksualitas pada tingkat tertentu identik dengan perempuan penulis yang melahirkan karya tersebut. Polemik tersebut, hingga tingkat tertentu, berpeluang untuk mengabaikan kreativitas dan pergulatan perempuan penulis lainnya yang juga melahirkan karya- karya sastra. Jika sastra bertema seksualitas perempuan oleh beberapa kalangan dipandang sebagai karya yang bernuansa pemberontakan atas pengekangan seksualitas perempuan dalam lingkungan budaya patriarki, maka sebenarnya para perempuan penulis memiliki caranya masing-masing untuk menunjukkan “perlawanannya” terhadap konstruksi budaya yang melingkupinya. Contohnya bisa ditemukan dalam novel karya Asma Nadia. Dalam novel ini, Asma mengangkat tema poligami dengan memberi penekanan pada segi nasib dan pergulatan perempuan di ruang keluarga. Dalam novel ini, banyak bagian yang memuat gugatan kritis terhadap praktik poligami sehingga di duga secara awal terdapat nilali-nilai feminis yang perlu pembahasan khusus. Ada bagian yang mencoba menelaah dalih kaum laki-laki yang beralasan poligami dalam rangka mengikuti agama, sementara dalam praktiknya mereka kurang menghargai istri pertama dan anak-anaknya. Banyak hal lain yang bisa digali dan didiskusikan lebih lanjut dari novel yang ditulis oleh penulis berbakat yang saat ini menjadi CEO Lingkar Pena Publishing House ini. Terlepas dari pro dan kontra masalah poligami dan “pesan” yang berusaha disampaikan, novel ini telah memperkaya perspektif perempuan dalam membaca masalah poligami. Hal itu menegaskan bahwa perempuan penulis di Indonesia tidak hanya bisa menggugat budaya patriarki dengan mengeksplorasi tema seksualitas, tetapi bisa juga berangkat dari tema yang lain yang sebenarnya juga masih cukup kaya dan bernilai penting untuk terus digali. Menurut Damono dalam Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar 2000: xii, hanya perempuan yang bisa menulis tentang perempuan dan bukan sekedar konsep mengenai bagaimana seharusnya menjadi perempuan maju. Oleh karena itu, peneliti memilih kritik sastra Feminis terhadap novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia Berdasarkan hal di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti Kritik Sastra Feminis Terhadap Novel ”Istana Kedua” Karya Asma Nadia. B.Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan proses atau tahapan yang menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, adapun masalah yangt diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pandangan kritik sastra Feminis terhadap novel “Istana Kedua” karya Asma Nadia? 2. Bagaimana pandangan Asma Nadia terhadap poligami dalam novel “istana kedua”? 3. Bagaimana kritik sastra Feminis terhadap novel “Istana Kedua” tentang nilai-nilai feminis gambaran tokoh perempuan yang kuat, mandiri, keras, mapan, ayu, tegas, cerdas, dan sopan?

C. Pembatasan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada kritik sastra Feminis terhadap novel “Istana Kedua” karya Asma Nadia tentang nilai- nilai feminis gambaran tokoh perempuan yang kuat, mandiri, keras, tegas, cerdas, dan sopan.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan kritik sastra Feminis terhadap novel “Istana Kedua” karya Asma Nadia tentang nilai-nilai feminis gambaran tokoh perempuan yang kuat, mandiri, keras, tegas, cerdas, dan sopan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini sebagai berikut. Mendeskripsikan dan mengevaluasi bagaimana nilai-nilai feminis dalam novel ”Istana Kedua” Karya Asma Nadia.

F. Manfaat Penelitian

Secara praktis, manfaat yang dapat diambil dalam penelitian sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Bagi ilmu kesusastraan, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang sastra, dapat mempelajari kebudayaan dan masalah kehidupan sosial menyangkut perempuan, sehingga mengetahui bagaimana gambaran tokoh perempuan dalam novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia. 2.Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian sastra dan kesusastraan Indonesia khususnya pembahasan mengenai novel.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan sehubungan dengan temuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang kuat yaitu perempuan mampu bangkit dari keterpurukan bahkan tidak mau merasakan kesedihan dalam waktu yang lama, sehingga dalam novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia tersebut perempuan dapat menjalani segala masalah kehidupan terutama masalah dalam keluarga. 2. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang mandiri dalam novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia dengan menjalani segala masalah hidup terutama masalah dalam keluarga dengan mandiri, tidak tergantung kepada orang lain seperti mampu mengatasi masalah ekonomi. 3. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang keras dalam novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia dengan menjalani segala masalah hidup dengan bijak, tahu kapan harus bersikap terutama pada waktu harus keras dalam menghadapi masalah hidup seperti ketika perempuan dalam novel ini bersikap keras dalam mendidik anak-anaknya. 4. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang tegas dalam novel ”Istana Kedua” karya Asma Nadia Bersikap tegas berarti menunjukkan pendirian terhadap sesuatu hal, khususnya pada hal-hal yang sifatnya prinsipil atau nilai-nilai hidup. Akan tetapi, pengertian tegas di sini bukan berarti memiliki sifat keras kepala, tidak mengenal kompromi, dan mengabaikan kritik serta saran dari orang lain, Akan tetapi lebih kepada paham terhadap situasi seperti sikap Lia yang tegas 51

Dokumen yang terkait

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA: KAJIAN FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Perspektif Gender dalam Novel Surga yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia: Kajian Feminis dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di

2 10 17

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA: KAJIAN FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Perspektif Gender dalam Novel Surga yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia: Kajian Feminis dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di

0 7 12

PENDAHULUAN Perspektif Gender dalam Novel Surga yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia: Kajian Feminis dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di Sma.

0 8 7

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

2 15 12

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA

0 2 19

DIMENSI JENDER DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI: KRITIK SASTRA FEMINIS.

1 0 25

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL RUMAH TANPA JENDELA KARYA ASMA NADIA.

0 0 15

kritik Sastra Feminis

4 24 334

TINJAUAN KRITIK SASTRA FEMINIS DALAM NOVEL MIMI LAN MINTUNO KARYA REMY SYLADO

0 2 81

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH DALAM NOVEL ISTANA KEDUA KARYA ASMA NADIA - UNWIDHA Repository

0 1 30