Umur GAMBARAN KECEMASAN DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA Gambaran Kecemasan dan Kualitas Hidup Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa.

6 ginjal bisa terjadi karena faktor pekerjaan yang tanpa disadari menuntun ke arah gaya hidup tidak sehat. Stres, kelelahan, konsumsi minuman suplemen, makanan mengandung pengawet serta kurangnya minum air putih bisa menjadi faktor pemicu Notoatmodjo, 2010.

4. Pendidikan

Berdasarkan pendidikan responden lebih banyak SMA yaitu 16 orang dan terendah SD yaitu 3 orang. Hasil penelitian lamusa, Kundre, Babakal 2015 bahwa dari 189 responden 92 orang 48,7 berpendidikan SMA. Menurut Yuliaw 2009 dalam penelitiannya mengatakan bahwa, pada penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian, mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.

5. Lama menjalani hemodialisa.

Berdasarkan lama menjalani hemodialisa responden paling lama menjalani hemodialisa adalah 1-6 bulan. Menurut penelitian Ananta, Mardiyanto 2014 Rentang waktu lama menjalani hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik sangat berpengaruh terhadap keadaan dan kondisi pasien baik fisik maupun psikisnya, perasaan takut adalah ungkapan emosi dari pasien yang paling sering diungkapkan. Ketakutan dan keputusasaan juga kerap datang karena harus tergantung dengan alat hemodialisis. Semakin lama pasien menjalani hemodialisa maka pasien akan semakin patuh dalam menjalani terapi karena pasien telah mencapai tahap menerima dan pasien juga telah mendapatkan informasi tambahan tentang penyakitnya dan pentingnya terapi hemodialisa.

B. Gambaran kecemasan pada

pasien yang menjalani hemodialisa. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berada pada kecemasan ringan 15 orang. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Luana, Panggabean, Lengkong dan Christine 2012 dari 54 responden 42 orang 77,8 mengalami gangguan kecemasan dalam berbagai derajat. Sebanyak 29,6 mengalami kecemasan ringan dan 27,8 mengalami kecemasan berat. Dengan adanya kompleksitas masalah yang timbul selama hemodialisa akan berdampak terjadinya kecemasan pada pasien. Berdasarkan karakteristik responden, hasil penelitian menunjukkan pasien yang mengalami kecemasan ringan banyak di alami responden berjenis kelamin laki – laki 13 orang dan kecemasan berat di alami oleh perempuan 4. Hasil penelitian yang sama juga di dukung oleh Nabhani 2013 terdapat 21 orang berjenis kelamin laki – laki lebih banyak mengalami kecemasan ringan sedangkan kecemasan berat banyak didapatkan pada jenis kelamin 7 perempuan sebanyak 9 orang 30 dari total pasien hemodialisa kecemasan berat banyak di alami oleh responden perempuan. Menurut Sundari 2005 dalam Nabhani 2013 tingkatan kecemasan berat banyak terjadi pada responden berjenis kelamin perempuan. Gangguan ini merupakan suatu gangguan kecemasan yang spontan dan berkelanjutan. Berdasarkan umur didapatkan kecemasan ringan cenderung terjadi pada umur 41 – 50 dan 51 – 65 tahun berjumlah 10 orang dan kecemasan berat terjadi pada umur 31 – 40 tahun sebanyak 2 orang. Penelitian ini selaras dengan penelitian Romani, Hendarsih, Asmarani 2012 sebagian besar mengalami kecemasan ringan pada umur 41 – 50 tahun sebanyak 17 orang 30,4 dari 20 responden. Pada usia dewasa seseorang sudah memiliki kematangan baik fisik maupun mental dan pengalaman yang lebih dalam memecahkan masalah sehingga mampu menekan kecemasan yang dirasakan. Hasil tersebut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jangkup, Elim, Kandou 2015 bahwa pasien yang banyak mengalami kecemasan berusia 40 – 60 tahun dengan jumlah responden 15 orang, kecemasan ringan sebanyak 3 orang, kecemasan sedang 9 orang, kecemasan berat 3 orang. Hal ini dapat terjadi karena penderita cenderung sudah tidak bekerja dan perasaan tidak berguna bagi keluarga menjadi salah satu sumber kecemasan. Selain itu pada umur tersebut sebagian besar penderita yang mempunyai anak- anak usia sekolah yang membutuhkan kebutuhan finansial yang lebih cukup besar. Berdasarkan pekerjaan didapatkan kecemasan ringan nilai tinggi pada responden yang masih bekerja yaitu 12 orang. Sedangkan kecemasan berat terjadi pada semua responden yang masih bekerja 2 orang dan tidak bekerja sebanyak 2 orang. Menurut penelitian Jangkup, Elim, Kandou 2015 pekerjaan dapat mempengaruhi kecemasan. Hal ini bisa disebabkan karena responden yang tidak bekerja merasa menjadi beban tanggungan keluarga karena biaya pencucian darah hemodialisis yang akan dilakukan. Pasien dapat terus melakukan pekerjaan dan aktifitasnya apabila pasien rutin dalam memenuhi jadwal terapi hemodialisa yang terjadwal, walaupun yang dilakukan tidak semaksimal sebelum pasien divonis harus menjalani terapi hemodialisa. Seseorang yang memiliki pekerjaan juga memiliki beban pekerjaan yang dapat memicu timbulnya cemas Wurara, Keanin, Wowiling, 2013. Berdasarkan Pendidikan