Distribusi Frekuensi Kecemasan Distribusi Frekuensi Kecemasan Distribusi Frekuensi Kecemasan

5 dengan kecemasan ringan sebanyak 12 orang, kecemasan sedang 7 orang, kecemasan berat terjadi pada responden yang bekerja 2 orang dan tidak bekerja 2 orang. Sedangkan untuk kualitas hidup baik nilai tertinggi yaitu pada responden yang masih bekerja sebanyak 13 orang dan buruk 8 orang.

5. Distribusi Frekuensi Kecemasan

dan Kualitas Hidup Berdasarkan Karakteristik Lama Hemodialisa Variabel karakteris tik kecemasan KH Ri ng an se da ng Be rat Ba ik bu ru k 1 bulan 2 2 3 1 1-6 bulan 4 3 4 3 8 7-12 bulan 4 4 6 2 12 bulan 5 2 5 2 Tabel di atas menunjukkan jumlah pasien yang mengalami kecemasan berdasarkan lama menjalani hemodialisa untuk kecemasan ringan jumlah tertinggi dengan rentang waktu 12 bulan sebanyak 5 orang, untuk kecemasan sedang dengan rentang waktu 7 – 12 bulan sebanyak 4 orang, kecemasan berat dengan rentang waktu 1 – 6 bulan seabnyak 4 orang, Sedangkan untuk kualitas hidup baik jumlah terbanyak pada rentang waktu 7 – 12 bulan yaitu 6 orang dan kualitas buruk sebanyak 8 orang rentang waktu lama hemodialisa 1 – 6 bulan . PEMBAHASAN A. Karakteristik responden 1. Jenis kelamin Berdasarakan jenis kelamin responden laki – laki lebih banyak dari responden perempuan yaitu sebanyak 11 orang dan laki – laki sebanyak 19 orang. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Siallagan 2011 menunjukkan bahwa proporsi jenis kelamin laki- laki 53,7 lebih tinggi dibandingkan perempuan 46,3. Besarnya proporsi jenis kelamin laki – laki pada pada pasien gagal ginjal kronik dapat dikarenakan pola hidup pasien laki-laki yang cenderung kurang baik, sehingga ketika terkena gagal ginjal menjadi cenderung lebih serius dan harus menjalani hemodialisa.

2. Umur

Berdasarakan umur responden dengan umur 41-50 lebih banyak yaitu 12 orang. Hal tersebut sesuai dengan teori Smeltzer Bare 2009 bahwa fungsi renal akan berubah bersamaan dengan bertambahnya usia. Sesudah usia 40 – 70 tahun akan terjadi penurun laju filtrasi glomerulus secara progresif, perubahan ini bisa mencapai 50 dari fungsi ginjal secara normal. Seiring dengan pertambahan usia seseorang menjadi rentan terhadap penyakit sistemik seperti aterosklerosis, hipertensi, gagal jantung, diabetes, dan malignansi meningkat. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Anees 2011, dari 125 responden terdapat 75 orang 60 yang berusia diatas 45 tahun. 3. Pekerjaan Berdasarkan jenis pekerjaan responden lebih banyak responden yang bekerja 21 orang dan tidak bekerja sebanyak 9 orang. Dalam penelitian yang dilakukan Budiarto, Anggraeni 2002 dalam Butar, Siregar 2013 menyatakan bahwa berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit. Kejadian gagal 6 ginjal bisa terjadi karena faktor pekerjaan yang tanpa disadari menuntun ke arah gaya hidup tidak sehat. Stres, kelelahan, konsumsi minuman suplemen, makanan mengandung pengawet serta kurangnya minum air putih bisa menjadi faktor pemicu Notoatmodjo, 2010.

4. Pendidikan

Berdasarkan pendidikan responden lebih banyak SMA yaitu 16 orang dan terendah SD yaitu 3 orang. Hasil penelitian lamusa, Kundre, Babakal 2015 bahwa dari 189 responden 92 orang 48,7 berpendidikan SMA. Menurut Yuliaw 2009 dalam penelitiannya mengatakan bahwa, pada penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian, mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.

5. Lama menjalani hemodialisa.

Berdasarkan lama menjalani hemodialisa responden paling lama menjalani hemodialisa adalah 1-6 bulan. Menurut penelitian Ananta, Mardiyanto 2014 Rentang waktu lama menjalani hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik sangat berpengaruh terhadap keadaan dan kondisi pasien baik fisik maupun psikisnya, perasaan takut adalah ungkapan emosi dari pasien yang paling sering diungkapkan. Ketakutan dan keputusasaan juga kerap datang karena harus tergantung dengan alat hemodialisis. Semakin lama pasien menjalani hemodialisa maka pasien akan semakin patuh dalam menjalani terapi karena pasien telah mencapai tahap menerima dan pasien juga telah mendapatkan informasi tambahan tentang penyakitnya dan pentingnya terapi hemodialisa.

B. Gambaran kecemasan pada

pasien yang menjalani hemodialisa. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berada pada kecemasan ringan 15 orang. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Luana, Panggabean, Lengkong dan Christine 2012 dari 54 responden 42 orang 77,8 mengalami gangguan kecemasan dalam berbagai derajat. Sebanyak 29,6 mengalami kecemasan ringan dan 27,8 mengalami kecemasan berat. Dengan adanya kompleksitas masalah yang timbul selama hemodialisa akan berdampak terjadinya kecemasan pada pasien. Berdasarkan karakteristik responden, hasil penelitian menunjukkan pasien yang mengalami kecemasan ringan banyak di alami responden berjenis kelamin laki – laki 13 orang dan kecemasan berat di alami oleh perempuan 4. Hasil penelitian yang sama juga di dukung oleh Nabhani 2013 terdapat 21 orang berjenis kelamin laki – laki lebih banyak mengalami kecemasan ringan sedangkan kecemasan berat banyak didapatkan pada jenis kelamin