Lembar observasi aktivitas siswa dan guru

Ehda Farlina, 2013 Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa MTs Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dengan Peta Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Interpretasi Indeks kesukaran digunakan kriteria menurut Suherman 2003, sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Interpretasi = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 1,00 Soal mudah = 1,00 Soal terlalu mudah Sumber : Suherman 2003

2. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru

Lembar observasi diberikan kepada observer dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru selama pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati pada kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang siswa yang menunjang self-regulated learning atau kemandirian belajar siswa misalnya mengajukan dan menjawab pertanyaan, mengemukakan dan menanggapi pendapat, menyelesaikan lembar kerja siswa. Pengamatan dilakukan dari awal pembelajaran hingga pembelajaran berakhir. Aktivitas guru yang diamati pada kegiatan pembelajaran adalah untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan pendekatan keterampilan proses dengan peta konsep pada kelas pertama dan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses tanpa peta konsep. Ehda Farlina, 2013 Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa MTs Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dengan Peta Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Skala self-regulated learning Instrumen untuk mengukur tingkat self-regulated learning menggunakan skala self-regulated learning. Skala self-regulated learning dimodifikasi dari skala self-regulated learning yang disusun oleh Sumarmo 2007. Tujuan memodifikasinya adalah untuk menyesuaikan dengan karakteristik pembelajaran. Skala self-regulated learning yang disusun dan dikembangkan mempunyai indikator; yaitu 1 inisiatif belajar, 2 mendiagnosa kebutuhan belajar, 3 menetapkan tujuan belajar, 4 memonitor, mengatur dan mengontrol belajar, 5 memandang kesulitan sebagai tantangan, 6 memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, 7 memilih dan menetapkan strategi belajar yang tepat, 8 mengevaluasi proses dan hasil belajar, 9 konsep diri Zamnah, 2012. Skala self-regulated learning dalam matematika terdiri dari pernyataan positif dan negatif dengan menggunakan lima pilihan yaitu STS sangat tidak setuju, TS tidak setuju, Netral N, S setuju, dan SS sangat setuju. Respon siswa terhadap pernyataan positif diberikan skor STS = 1, TS = 2, N = 3, S = 4 dan SS = 5. Sedangkan respon siswa terhadap pernyataan negatif diberikan skor STS = 5, TS = 4, N = 3, S =2, SS = 1. Skala self-regulated learning diberikan sebelum dan setelah pembelajaran. Pemberian skala self-regulated learning sebelum pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kondisi self-regulated learning awal siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dengan peta konsep. 2 Wawancara Ehda Farlina, 2013 Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa MTs Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Dengan Peta Konsep Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wawancara dilakukan untuk menunjang hasil skala self-regulated learning dan untuk mendapatkan informasi tentang self-regulated learning siswa pada 5 indikator self-regulated learning, yaitu: a. Mendiagnosa kebutuhan belajar b. Menetapkan tujuan belajar c. Memonitor, mengatur dan mengontrol belajar d. Memilih dan menetapkan strategi belajar e. Kemampuan mengevaluasi proses dan hasil belajar

3. Teknik Analisa Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DAN SELF-REGULATED LEARNING MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SMP NEGERI 3 PADANGSIDIMPUAN.

0 2 47

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Self-Regulated Learning Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA SELF-REGULATED LEARNING MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TREFFINGER.

2 16 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM-CENTERED LEARNING DENGAN STRATEGI SCAFFOLDING.

157 573 89

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING MELALUI PENDEKATAN PROBLEM-CENTERED LEARNING DENGAN HANDS-ON ACTIVITY.

0 3 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MULTIPEL MATEMATIS, PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS, DAN SELF ESTEEM SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED.

1 2 67

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MULTIPEL MATEMATIS, PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS, DAN SELF ESTEEM SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED.

0 10 72

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DAN MTs MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 7 48

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA SMA

0 0 10

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SERTA DAMPAKNYA TERHADAP SELF REGULATED LEARNING SISWA SMP - repo unpas

0 0 19