PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA SELF-REGULATED LEARNING MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TREFFINGER.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SERTA SELF-REGULATED LEARNING MAHASISWA
MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TREFFINGER
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Pendidikan Matematika
Oleh:
Idrus Alhaddad
NIM : 1103919
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SERTA SELF-REGULATED LEARNING MAHASISWA
MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TREFFINGER
OlehIdrus Alhaddad Drs. Unima Manado, 1990
M.Pd. dalam Ilmu Pendidikan Matematika, 2000
Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) dalam bidang pendidikan Matematika
© Idrus Alhaddad 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Idrus Alhaddad (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis serta Self-Regulated Learning Mahasiswa melalui pembelajaran model Treffinger.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan apakah pembelajaran dengan model Treffinger dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning
mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretes-postes. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran model Treffinger dan kelas kontrol pembelajarannya secara konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika pada salah satu Universitas di kota Ternate. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran model
Treffinger lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional; (2) Terdapat perbedaan pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning
mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran model Treffinger lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional ditinjau berdasarkan kategori kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, dan rendah); (3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kategori KAM mahasiswa terhadap kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta s elf-regulated learning mahasiswa; dan (4) terdapat korelasi antara kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis, antara kemampuan komunikasi dan self-regulated learning matematis, serta antara kemampuan pemecahan masalah dan self-regulated learning matematis mahasiswa.
Kata Kunci: kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis, self-regulated learning matematis, model
(5)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Idrus Alhaddad (2014). The enhancement of students’ Mathematical Communication and Problem Solving Skill, and Self-Regulated Learning through Treffinger Model.
The aim of this research was to find out whether Treffinger model learning approach can enhance students’ mathematical communication and problem solving skill, and self-regulated learning. This research was quasi experimental study. The design of this study was pretest-posttest control group design. There were two groups of sample used in the study. The experimental group was given Treffinger model, while the control group was given conventional model. The population of this studi was the student of mathematics education program in one university in Ternate. The statistical analysis used to test the hypothesis of this study were t-test and mann-whitney U. The result of this study show that: (1) The students’ achievement and enhancement of mathematical communication and problem solving skill and self-regulated learning who obtained Treffinger model are higher than the students who obtained conventional model; (2) There are differences in the students’ achievement and enhancement of mathematical communication and problem solving skill and self-regulated learning based on students’ prior knowledge in mathematics (PKM) category (high, middle, and low); (3) There are no interaction between the student learning and PKM category on the students’ achievement and enhancement of in mathematical communication and problem solving skill and self-regulated learning; and (4) there are correlation between the students` mathematical of communication and problem solving skill, the students` mathematical communication skill and self-regulated learning, and the students’ problem solving skill and self-regulated learning in mathematics.
Keywords: Mathematical Communication skills, mathematical problem solving skills, self-regulated learning and Treffinger model
(6)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xxiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxv
BAB I PENDAHULUA N ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 12
B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 19
C. Self-Regulated Learning ... 26
D. Model Pembelajaran Treffinger ... 31
E. Hubungan Kemampuan Komunikasi, Pemecahan Masalah, dan Self-Regulated Learning Matematis dengan Model Treffinger ... 40
F. Penelitian yang Relevan... ... 43
(7)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Metode dan Desain Penelitian ... 48
B. Populasi dan Sampel ... 50
C. Definisi Operasional ... 51
D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 53
1. Tes Kemampuan Awal Matematis (TKAM)... 57
2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) ... 60
3. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (TKPM) ... 63
4. Angket Self-Regulated Learning (SRL) ... 65
5. Lembar Observasi ... 68
6. Pedoman Wawancara ... 69
7. Dokumen ... 70
E. Perangkat Pembelajaran dan Pengembangannya ... 70
F. Prosedur Penelitian ... 71
1. Tahap Persiapan ... 71
2. Tahap Pelaksanaan ... 72
3. Tahap Analisis Data ... 72
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77
A. Hasil Analisis Data ... 77
1. Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 77
2. Kemampuan Komunikasi Matematis (KKM) ... 79
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (KPM) ... 114
4. Self-Regulated Learning Matematis (SRL) ... 149
5. Pengaruh Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Pencapaian dan Peningkatan KKM Mahasiswa ... 186
(8)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Pengaruh Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap
Pencapaian dan Peningkatan KPM Mahasiswa ... 191
7. Pengaruh Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Pencapaian dan Peningkatan SRL Mahasiswa ... 195
8. Korelasi antara KKM, KPM, dan SRL Mahasiswa ... 199
B. Pembahasan ... 201
1. Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 201
2. Kemampuan Komunikasi Matematis (KKM) ... 203
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (KPM) ... 210
4. Self-Regulated Learning Matematis (SRL) ... 219
5. Korelasi antara KKM, KPM, dan SRL Mahasiswa ... 223
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 225
A. Kesimpulan ... 225
B. Implikasi ... 227
C. Rekomendasi ... 227
DAFTARPUSTAKA ... ... 229
(9)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Teknik-Teknik Pembelajaran Model Treffinger ... 39
Tabel 3.1 Keterkaitan antara Variabel Penelitian ... 50
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 51
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 55
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 55
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Tes ... 56
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 57
Tabel 3.7 Kriteria Pengelompokkan Mahasiswa Berdasarkan KAM ... 58
Tabel 3.8 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka TKAM ... 58
Tabel 3.9 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi TKAM ... 59
Tabel 3.10 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran dari Item TKAM ... 60
Tabel 3.11 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka TKKM ... 61
Tabel 3.12 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi TKKM ... 61
Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis ... 62
Tabel 3.14 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran dari Item TKKM ... 62
Tabel 3.15 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka TKPM ... 63
Tabel 3.16 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi TKPM ... 64
Tabel 3.17 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ... 64
Tabel 3.18 Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran dari Item TKPM... 65
Tabel 3.19 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Muka Angket SRL ... 66
Tabel 3.20 Hasil Uji Q-Cochran Validitas Isi Angket SRL ... 66
Tabel 3.21. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Skala SRL ... 67
Tabel 3.22. Time Schedule Pelaksanaan Penelitian ... 72
Tabel 3.23. Alternatif Pilihan Jawaban Angket SRL ... 74
Tabel 3.24. Kriteria Hasil Angket ... 74
(10)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.26 Hubungan antara Masalah, Hipotesis, data, dan Jenis Uji Statistik
yang digunakan dalam Analisis Data ... 76
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Matematis ... 78
Tabel 4.2 Kategori Kemampuan Awal Matematis Mahasiswa ... 78
Tabel 4.3 Deskripsi Skor KAM Mahasiswa berdasarkan Kategori KAM ... 79
Tabel 4.4 Hasil Tes KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kontrol . 80 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pretes KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 81
Tabel 4.6 Hasil uji Mann-Whitney untuk Skor Pretes KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 82
Tabel 4.7 Uji Normalitas Skor Pencapaian KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83
Tabel 4.8 Hasil uji Mann-Whitney untuk Skor Pencapaian KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 84
Tabel 4.9 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85
Tabel 4.10 Hasil uji Mann-Whitney untuk Skor Peningkatan KKM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 86
Tabel 4.11 Hasil Tes KKM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 87
Tabel 4.12 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KKM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88
Tabel 4.13 Hasil uji Homogenitas Skor Pretes KKM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 89
Tabel 4.14 Hasil uji Perbedaan rata-rata Skor Pretes KKM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90
(11)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.15 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KKM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 91 Tabel 4.16 Hasil uji Homogenitas Skor Pencapaian KKM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 92 Tabel 4.17 Hasil uji Perbedaan rata-rata Skor Pencapaian KKM berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 93 Tabel 4.18 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KKM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 94 Tabel 4.19 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan KKM berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 95 Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan KKM
berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 96 Tabel 4.21 Deskripsi Hasil Tes KKM berdasarkan Kategori KAM Sedang
pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 97 Tabel 4.22 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KKM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 98 Tabel 4.23 Hasil uji Homogenitas Skor Pretes KKM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 99 Tabel 4.24 Hasil uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pretes KKM berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 100
(12)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.25 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KKM berdasarkan KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 101 Tabel 4.26 Hasil uji Mann-Whitney skor Pencapaian KKM berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 102 Tabel 4.27 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KKM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 103 Tabel 4.28 Hasil uji Mann-Whitney Skor Peningkatan KKM berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 104 Tabel 4.29 Hasil Tes KKM berdasarkan KAM Kategori Rendah pada
Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 105 Tabel 4.30 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KKM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 106 Tabel 4.31 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pretes KKM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 107 Tabel 4.32 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KKM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 108 Tabel 4.33 Hasil uji Homogenitas Skor Pencapaian KKM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 109 Tabel 4.34 Hasil uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pencapaian KKM
berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 110
(13)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.35 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KKM berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 111 Tabel 4.36 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan KKM berdasarkan
KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 112 Tabel 4.37 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan KKM
berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 113 Tabel 4.38 Hasil Tes KPM Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 115 Tabel 4.39 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KKM pada Mahasiswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 116 Tabel 4.40 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pretes KKM Mahasiswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 117 Tabel 4.41 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KKM Mahasiswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 118 Tabel 4.42 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pencapaian KKM Mahasiswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 119 Tabel 4.43 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KKM Mahasiswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 120 Tabel 4.44 Hasil uji Mann-Whitney Skor Peningkatan KPM Mahasiswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 121 Tabel 4.45 Hasil Tes KPM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada
Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 122 Tabel 4.46 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KPM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 123
(14)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.47 Hasil uji Homogenitas Skor Pretes KPM berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 124 Tabel 4.48 Hasil uji Perbedaan rata-rata Skor Pretes KPM berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 125 Tabel 4.49 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KPM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 126 Tabel 4.50 Hasil uji Homogenitas Skor Pretes KPM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 127 Tabel 4.51 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Pencapaian KPM berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 128 Tabel 4.52 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 129 Tabel 4.53 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 130 Tabel 4.54 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan KKM
berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 131 Tabel 4.55 Deskripsi Hasil Tes KPM berdasarkan Kategori KAM Sedang
pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 132 Tabel 4.56 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KPM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 133
(15)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.57 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pretes KPM berdasarkan KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 134 Tabel 4.58 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KPM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 135 Tabel 4.59 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pencapaian KPM berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 136 Tabel 4.60 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 137 Tabel 4.61 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 138 Tabel 4.62 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan KPM
berdasarkan KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 139 Tabel 4.63 Hasil Tes KPM berdasarkan KAM Kategori Rendah pada
Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 140 Tabel 4.64 Hasil uji Normalitas Skor Pretes KPM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 141 Tabel 4.65 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pretes KPM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 142 Tabel 4.66 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian KPM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 143
(16)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.67 Hasil uji Homogenitas Skor Pencapaian KPM berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 144 Tabel 4.68 Hasil uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pencapaian KPM
berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 145 Tabel 4.69 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 146 Tabel 4.70 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan KPM berdasarkan
KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 147 Tabel 4.71 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan KPM
berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 148 Tabel 4.72 Hasil Angket SRL Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 150 Tabel 4.73 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Awal SRL pada Mahasiswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 151 Tabel 4.74 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 152 Tabel 4.75 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Hasil Awal SRL pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 153 Tabel 4.76 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian SRL pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 154 Tabel 4.77 Hasil uji Mann-Whitney Skor Pencapaian SRL pada Mahasiswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 154 Tabel 4.78 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan SRL Mahasiswa pada
(17)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.79 Hasil uji Mann-Whitney Skor Peningkatan SRL Mahasiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156 Tabel 4.80 Hasil Angket SRL berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada
Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 157 Tabel 4.81 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 158 Tabel 4.82 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 159 Tabel 4.83 Hasil uji Perbedaan rata-rata Skor Hasil Awal SRL berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 160 Tabel 4.84 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 161 Tabel 4.85 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 162 Tabel 4.86 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Pencapaian SRL berdasarkan
KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 163 Tabel 4.87 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 164 Tabel 4.88 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 165
(18)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.89 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM Kategori Tinggi pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 166 Tabel 4.90 Deskripsi Hasil Tes SRL berdasarkan Kategori KAM Sedang
pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 167 Tabel 4.91 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 168 Tabel 4.92 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 169 Tabel 4.93 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Hasil Awal SRL berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 170 Tabel 4.94 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 171 Tabel 4.95 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 172 Tabel 4.96 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Pencapaian SRL berdasarkan
KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 173 Tabel 4.97 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 174 Tabel 4.98 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 175
(19)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.99 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM Kategori Sedang pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 176 Tabel 4.100 Hasil Tes SRL berdasarkan KAM Kategori Rendah pada
Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 176 Tabel 4.101 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178 Tabel 4.102 Hasil uji Homogenitas Skor Hasil Awal SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 179 Tabel 4.103 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Hasil Awal SRL berdasarkan
KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 180 Tabel 4.104 Hasil uji Normalitas Skor Pencapaian SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 181 Tabel 4.105 Hasil uji Homogenitas Skor Pencapaian SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 182 Tabel 4.106 Hasil uji Perbedaan Rata-Rata Skor Pencapaian SRL berdasarkan
KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 183 Tabel 4.107 Hasil uji Normalitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 184 Tabel 4.108 Hasil uji Homogenitas Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM
Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 185
(20)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.109 Hasil uji Perbedaan Rata-rata Skor Peningkatan SRL berdasarkan KAM Kategori Rendah pada Mahasiswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ... 185
Tabel 4.110 Hasil Uji Normalitas Skor Pencapaian KKM mahasiswa ... 187
Tabel 4.111 Hasil Uji Normalitas Skor Peningkatan KKM Mahasiswa ... 189
Tabel 4.112 Hasil Uji Normalitas Skor Pencapaian KPM Mahasiswa ... 191
Tabel 4.113 Hasil Uji Normalitas Skor Peningkatan KPM Mahasiswa ... 193
Tabel 4.114 Hasil Uji Normalitas Skor Pencapaian SRL Mahasiswa ... 196
Tabel 4.115 Hasil Uji Normalitas Skor Peningkatan SRL Mahasiswa ... 198
Tabel 4.116 Klasifikasi Derajat Koefisien Korelasi... 200
Tabel 4.117 Uji Normalitas Skor Pencapaian KKM, KPM, dan SRL ... 200
(21)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Siklus Kemandirian Belajar ... 29
Gambar 2.2 Pembelajaran Model Treffinger ... 34
Gambar 3.1 Metode Campuran Concurrent Embedded model ... 48
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 73
Gambar 4.1 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Pencapaian KKM Mahasiswa ... 188
Gambar 4.2 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Peningkatan KKM Mahasiswa ... 190
Gambar 4.3 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Pencapaian KPM Mahasiswa... 192
Gambar 4.4 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Peningkatan KPM Mahasiswa... 196
Gambar 4.5 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Pencapaian SRL Mahasiswa ... 196
Gambar 4.6 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM terhadap Peningkatan SRL Mahasiswa ... 198
Gambar 4.7 Jawaban Mahasiswa 1 pada Item Nomor 3.c TKKM ... 208
Gambar 4.8 Jawaban Mahasiswa 1 pada Item Nomor 3.c TKKM (lanjutan) ... 209
Gambar 4.9 Jawaban Mahasiswa 2 pada Item Nomor 3.c TKKM ... 209
Gambar 4.10 Jawaban Mahasiswa 1 pada Item Nomor 1.a TKPM ... 216
Gambar 4.11 Jawaban Mahasiswa 2 pada Item Nomor 1.a TKPM ... 218
(22)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
A-1 Lembar Pertimbangan ... 237 A-2 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Awal
Matematis ... 239 A-3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 247 A-4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
masalah Matematis ... 255 A-5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Self-Regulated Learning
Matematis ... 263 B-1 Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis ... 271 B-2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis ... 273 B-3 Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis ... 274 B-4 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Awal Matematis ... 276 B-5 Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 284 B-6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 286 B-7 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 287 B-8 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 288 B-9 Lembar Validasi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ... 291 B-10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ... 293 B-11 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 294
(23)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B-12 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 295 B-13 Lembar Validasi Instrumen Self-Regulated Learning Matematis ... 303 B-14 Kisi-Kisi Instrumen Self-Regulated Learning Matematis ... 305 B-15 Instrumen Self-Regulated Learning Matematis ... 306 B-16 Lembar Observasi Aktivitas Dosen dalam Pembelajaran dengan
Model Treffinger ... 309 B-17 Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa dalam Pembelajaran
dengan Model Treffinger... 312 B-18 Pedoman Wawancara dengan Mahasiswa ... 314 B-19 Lembar Validasi Rencana Perkuliahan ... 316 B-20 Lembar Validasi Lembar Kerja Mahasiswa ... 318 C-1 Rancana Perkuliahan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 320 C-2 Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ... 354 D Analisis Hasil Penelitian ... 396 E Daftar Riwayat Hidup ... 453
(24)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran matematika membutuhkan sejumlah kemampuan. Seperti dinyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) bahwa untuk menguasai dan mencipta teknologi pada masa yang akan datang, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh karena itu, matematika perlu dikuasai dengan baik oleh siswa di tingkat Sekolah Dasar sampai mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi.
Aspek penguasaan matematika yang diperlukan siswa atau mahasiswa secara umum termuat dalam Tujuan Pembelajaran Matematika (KTSP,2006) yaitu, guru dalam mengajar matematika diharapkan berperan untuk mengembangkan pikiran inovatif dan kreatif, membantu siswa dalam mengembangkan daya nalar, berpikir logis, sistematika logis, kreatif, cerdas, rasa keindahan, sikap terbuka dan keingintahuan.
Menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2003), tujuan pembelajaran matematika yaitu untuk mengembangkan kemampuan: (1) pemecahan masalah matematis (mathematical problem solving), (2) komunikasi matematis (mathematical communication), (3) penalaran dan pembuktian matematis (mathematical reasoning and proof), (4) koneksi matematis (mathematical connection), dan (5) representasi matematis (mathematical representation).
Kemampuan tujuan matematika dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk dapat mengembangkan daya nalar, berfikir logis, sistematika logis, kreatif, dan cerdas, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik, maka sangat sulit untuk meningkatkan kemampuan sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pendidikan matematika.
(25)
2
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan komunikasi matematis menunjang kemampuan-kemampuan matematis yang lain, misalnya kemampuan pemecahan masalah. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, suatu masalah akan dapat direpresentasikan dengan benar melalui model matematis, tabel, grafik, atau lainnya, dan hal ini menunjang untuk penyelesaian masalah. Hulukati (2005) menyatakan bahwa, kemampuan komunikasi matematis merupakan syarat untuk memecahkan masalah. Artinya jika siswa atau mahasiswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan memaknai permasalahan maupun konsep matematis, maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
Ide-ide matematis perlu dikomunikasikan agar individu yakin bahwa ide-ide itu sudah benar atau perlu disempurnakan. Komunikasi memuat beberapa aspek sebagaimana disampaikan oleh Baroody (1993) yang menyebutkan ada lima aspek komunikasi, yaitu merepresentasi (representing), mendengar (listening), membaca (reading), diskusi (discussing) dan menulis (writing). Representasi dalam standar kurikulum matematika NCTM (2003), tidak termasuk dalam komunikasi tetapi menjadi salah satu standar tersendiri yang juga perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
Aspek mendengar, membaca, diskusi dan menulis perlu terus dilatih dan ditingkatkan, namun semua ini harus dimulai dengan memberikan contoh bagaimana menulis matematika yang baik. Clark dkk (2005) mengemukakan pengajuan masalah yang memicu terjadinya diskusi dalam kelompok kecil yang telah dibentuk, merupakan salah satu strategi mengembangkan komunikasi matematis. Mereka mencoba memahami dan menampilkan model penyelesaian masalahnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Carpenter & Gorg (2000) menyatakan bahwa ketika mahasiswa berpikir, merespon, berdiskusi, mengelaborasi, menulis, membaca, mendengar, dan menemukan konsep-konsep matematis, mahasiswa telah melakukan dua buah kegiatan berkaitan dengan komunikasi, yaitu (1) berkomunikasi untuk belajar matematika dan (2) belajar komunikasi matematis. Kemudian, pada saat diskusi kelompok dan merepresentasikan jawaban di depan kelas, mahasiswa dapat mengungkapkan
(26)
3
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil pemikiran kelompoknya kepada teman-teman lainnya. Dengan peningkatan kemampuan komunikasi, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan yang lain, diantaranya kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Sumarmo (2000, hlm. 8) mengemukakan bahwa, pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kemampuan pemecahan masalah dapat ditumbuhkan melalui aktivitas penyelesaian masalah. Hal ini untuk memudahkan mahasiswa dalam mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dengan pengalamannya. Jika masalah tidak berkaitan dengan pengalaman mahasiswa, maka mereka belum tentu dapat memahami masalah yang dipelajari dengan baik. Pemecahan masalah harus selalu dibiasakan bagi mahasiswa dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Namun demikian, seorang mahasiswa tidak akan dapat memecahkan suatu masalah yang diberikan kepadanya apabila tidak memiliki konsep-konsep sebelumnya yang dibutuhkan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kusumah (2008) memandang pemecahan masalah dari dua sudut pandang yang berbeda yakni pemecahan masalah dipandang sebagai suatu pendekatan dan tujuan pembelajaran. Menurutnya lebih lanjut, dalam konteks pendekatan pembelajaran, siswa dilatih mampu menggunakan pemecahan masalah sebagai alat (tool) atau cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Dahar (1989, hlm. 138), memandang bahwa pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya, dan tidak sebagai suatu keterampilan generik. Seorang mahasiswa tidak akan dapat memecahkan suatu masalah yang diberikan kepadanya apabila tidak memiliki konsep-konsep sebelumnya yang dibutuhkan, akibatnya dalam menyelesaikan masalah dapat membuat aturan sendiri. Sementara itu Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, siswa perlu belajar bagaimana membangun representasi mental dari masalah,
(27)
4
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendeteksi hubungan-hubungan matematis, dan merancang strategi baru untuk menyelesaikan masalah.
Kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, akan melahirkan motivasi bagi mahasiswa dalam menemukan solusi dari permasalahan yang ada untuk mencoba bagaimana cara memecahkannya. Solusi yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, akan memacu mahasiswa untuk mencari solusi yang lain dari masalah yang dihadapinya. Hal ini bila selalu dibiasakan, akan menumbuhkan sikap yang positif. Sikap tersebut diantaranya adalah s elf-regulated learning.
Self-regulated learning dapat diartikan sebagai kemandirian belajar. s elf-regulated learning juga merupakan pengaturan diri untuk memonitor pemahamannya, memutuskan kapan mahasiswa siap diuji, dan memilih strategi pemrosesan informasi yang baik. Konsep self-regulated learning awalnya merupakan konsep pendidikan orang dewasa. Namun demikian berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli diantaranya Garrison (1997), ternyata self-regulated learning juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain, belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang pendidikan, baik untuk pendidikan dasar, menengah maupun pada pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa atau mahasiswa.
Sumarmo (2006) mendefinisikan self-regulated learning sebagai proses perancangan dan pemantauan yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik. Dalam hal ini, self-regulated learning bukan merupakan kemampuan mental atau keterampilan akademik tertentu, melainkan merupakan proses pengarahan diri dalam mentransformasikan kemampuan mental ke dalam keterampilan akademik tertentu.
Zimmerman (1989) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu proses mengaktifkan dan mempertahankan secara terus menerus pikiran, tindakan dan emosi kita untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Karena itu pikiran, tindakan, dan emosi harus selalu diarahkan pada tujuan yang akan dicapai.
(28)
5
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam proses pembelajaran matematika banyak cara dan metode yang dapat diterapkan. Oleh karena itu pemilihan model pembelajaran yang digunakan, secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah dan self-regulated learning. Pada akhirnya kemampuan dan sikap tersebut akan dapat membangkitkan semangat dalam menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari.
Melalui self-regulated learning, mahasiswa akan lebih terdorong untuk dapat menyelesaikan masalah, menerapkan strategi, memantau kinerja, dan menafsirkan hasil usaha mereka. Untuk itu diperlukan upaya dosen dalam memfasilitasi dan mengkondisikan secara sengaja agar tercapai pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa untuk dapat mengalami dan mengembangkan dirinya dalam belajar matematika.
Pembelajaran matematika yang dilakukan secara konvensional diawali dengan penjelasan materi, dilanjutkan pemberian beberapa contoh soal, kemudian dilakukan demonstrasi penyelesaian beberapa contoh soal, dan pada akhir pembelajaran mahasiswa diminta untuk menyelesaikan latihan soal. Proses pembelajaran seperti ini membuat mahasiswa cenderung menjadi pasif dan pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki mahasiswa pun hanya terbatas pada apa yang ditransfer oleh dosen saja. Hulukati (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran generatif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional, baik untuk sekolah level tinggi maupun sekolah level rendah. Ratnaningsih (2007) menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual terstruktur merupakan alternatif pilihan guru dalam pembelajaran matematika karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemandirian belajar siswa dalam matematika, melibatkan aktvitas siswa secara optimal, memfasilitasi siswa menemukan dan membangun pengetahuannya, menciptakan suasana pembelajaran lebih kondusif, dan memberi kesempatan pada siswa untuk bebas melakukan eksplorasi. Demikian pula Kesumawati (2010)
(29)
6
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatakan bahwa selama ini penekanan pembelajaran matematika yaitu pada pemberian rumus, contoh soal, dan latihan soal-soal rutin.
Memperhatikan uraian di atas, maka dosen dituntut untuk selalu berinovasi untuk dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa. Agar mahasiswa memiliki kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning, tentu dibutuhkan pula model pembelajaran yang sesuai. Model tersebut haruslah memiliki karakteristik yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model Treffinger.
Treffinger (1980), mengemukakan bahwa model belajar yang mereka kembangkan merupakan model yang bersifat developmental dan lebih mengutamakan segi proses yang terdiri dari tahapan basic tools, practice with process, dan working with real problem. Melalui tahapan pembelajaran dalam model Treffinger yaitu basic tools, pada tahap ini mahasiswa dapat berpikir secara divergen atau terbuka tanpa merasa takut bahwa pendapatnya itu akan ditolak atau diterima. Selanjutnya practice with process, yaitu mahasiswa dihadapkan pada masalah kompleks sehingga menimbulkan konflik kognitif pada mahasiswa dan dengan situasi seperti ini akan memacu mahasiswa untuk mengeluarkan potensi dirinya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah berikutnya working with real problem, yaitu melibatkan pemikiran mahasiswa dalam tantangan nyata serta mendorong mahasiswa menemukan sendiri permasalahan yang diberikan.
Pembelajaran dengan model Treffinger mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam pengembangannya dan memiliki tahapan pengembangan yang sistematik untuk setiap tahap dapat diterapkan secara fleksibel. Untuk itu dituntut adanya kemandirian dalam belajar sebagaimana yang diterapkan pada pembelajaran model Treffinger. Penelitian yang dilakukan oleh Pomalato (2005) menyimpulkan bahwa penerapan model Treffinger dalam proses pembelajaran matematika memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan atau peningkatan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.
Matematika adalah ilmu yang terstruktur, sehingga untuk menguasai suatu konsep matematis diperlukan konsep matematis sebelumnya atau yang
(30)
7
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendasarinya. Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, hal ini lebih dikarenakan penguasaan konsep matematis sebelumnya masih kurang sehingga konsep matematis yang dipelajari dirasakan sangat sulit. Untuk itu, pembelajaran matematika harus dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menarik mahasiswa untuk belajar. Seorang dosen harus trampil dalam mengaitkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat dipecahkan secara matematis. Pemecahan masalah matematis harus dapat dipecahkan baik secara individual maupun secara kelompok dalam suatu pembelajaran/perkuliahan. Untuk itu pembelajaran matematika dengan model Treffinger perlu dilakukan dalam kerangka pengembangan diri mahasiswa dengan teknik-teknik pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dalam kelas. Karena itu perlu disusun bahan-bahan perangkat pembelajaran/perkuliahan yang tepat dan metode pembelajaran yang dilakukan secara integratif. Melalui pembelajaran dengan model
Treffinger usaha untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dapat dilakukan secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada proses perkuliahan serta bagaimana memecahkan masalah dalam matematika yang pada akhirnya dapat menumbuhkan self-regulated learning.
Selain model pembelajaran, faktor lain yang diduga berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta
self-regulated learning mahasiswa adalah kemampuan awal matematis (KAM) mahasiswa. Kemampuan awal mahasiswa tidaklah homogen, seperti yang dikemukakan oleh Ruseffendi (2006) bahwa, dari sekelompok mahasiswa yang tidak dipilih secara khusus (sebarang), akan selalu kita jumpai mahasiswa yang kemampuannya rendah, sedang, dan tinggi, karena kemampuan mahasiswa (termasuk kemampuan dalam matematika) menyebar secara distribusi normal. Perbedaan kemampuan yang dimiliki mahasiswa tidak semata-mata merupakan faktor bawaan dari lahir, tetapi juga bisa terjadi karena faktor pengaruh lingkungan. Hal ini juga dikatakan oleh Schoenfeld (1985) bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pengetahuan matematis yang relevan yang telah dimiliki siswa, misalnya
(31)
8
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan menggunakan algoritma, dan pemahaman konsep. Sebaliknya, ketidakkokohan pengetahuan matematika merupakan salah satu sumber ketidakberhasilan siswa dalam pemecahan masalah matematis.
Pemilihan pendekatan pembelajaran harus diarahkan agar dapat mengakomodasi kemampuan mahasiswa yang pada umumnya adalah heterogen. Ada kemungkinan mahasiswa yang kemampuannya sedang atau rendah, namun apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan mereka, maka pemahaman mereka akan menjadi lebih baik.
Uraian di atas mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian tentang penerapan model Treffinger dalam pembelajaran matematika dalam upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan pembelajaran model Treffinger dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa.
Untuk lebih jelasnya, masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:“Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis, serta self-regulated learning mahasiswa yang mendapat pembelajaran model Treffinger lebih baik daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional?”.
Selanjutnya pertanyaan penelitian tersebut diuraikan dalam beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran model Treffinger lebih tinggi
(32)
9
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah)?
2. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran model Treffinger lebih tinggi daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah)?
3. Apakah pencapaian dan peningkatan self-regulated learning matematis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran model Treffinger lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah)?
4. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model
Treffinger dan konvensional) dan kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa?
5. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model
Treffinger dan konvensional) dan kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa?
6. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model
Treffinger dan konvensional) dan kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan self-regulated learning
mahasiswa?
7. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis, dan self-regulated learning
(33)
10
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyelidiki, membandingkan, dan mendeskripsikan secara komprehensif tentang pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan model Treffinger dan yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah). 2. Menyelidiki, membandingkan, dan mendeskripsikan secara komprehensif
tentang pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan model Treffinger
dan yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah). 3. Menyelidiki, membandingkan, dan mendeskripsikan secara komprehensif
tentang pencapaian dan peningkatan self-regulated learning matematis mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan model Treffinger dan yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: (a) keseluruhan mahasiswa; dan (b) kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah). 4. Menelaah pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model Treffinger
dan konvensional) dan kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa.
5. Menelaah pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model Treffinger
dan konvensional) dan kategori KAM mahasiswa (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa.
6. Menelaah pengaruh interaksi antara penerapan pembelajaran (model Treffinger
(34)
11
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap pencapaian dan peningkatan self-regulated learning matematis mahasiswa.
7. Menelaah korelasi antara kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis, dan self-regulated learning matematis mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendiskripsikan suatu pembelajaran matematika melalui model Treffinger yang dapt digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah, dan self-regulated learning. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dan menjadi bahan masukkan bagi pihak-pihak yang terkait, seperti: 1. Bagi mahasiswa penerapan model Treffinger dalam pembelajaran matematika
dapat dijadikan sebagai suatu acuan untuk lebih melibatkan diri dalam proses belajar matematika dan lebih memaksimalkan kemampuan matematis mereka 2. Bagi dosen, model Treffinger yang diterapkan dalam pembelajaran matematika
ini merupakan alternatif yang digunakan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta
self-regulated learning mahasiswa.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi pemicu untuk mengembangkan model belajar yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa dalam pembelajaran matematika pada berbagai tingkatan pendidikan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi terhadap riset lanjutan.
(35)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) karena data pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, serta self-regulated learning matematis mahasiswa dijelaskan secara terperinci melalui data kuantitatif dan dilanjutkan menganalisis secara kualitatif (Creswell, 2007; Sugiyono, 2011). Pada metode campuran ini, metode kuantitatif menjadi metode primer, sedangkan metode kualitatif menjadi metode sekunder. Data kualitatif diperoleh untuk mendukung, memperjelas, dan mempertajam hasil analisis data kuantitatif. Langkah-langkah penelitian model penggabungan kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Metode Campuran Concurrent Embeddedmodel
Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk membandingkan pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, serta
self-regulated learning matematis mahasiswa. Kedua kelas mahasiswa
Masalah dan Rumusan
Masalah
Landasan Teori dan Hipotesis
Analisis Data Kuantitatif dan
Kualitatif Penyajian
Data Hasil Penelitian Kesimpulan
dan Saran
Pengumpulan dan Analisis Data Kuantitatif
Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif
(36)
49
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model Treffinger (MT) dan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran konvensional (PK).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah desain kelompok kontrol pretes-postes atau Pretest-Posttest Control Group Design
(Ruseffendi, 2005, hlm. 50). Secara singkat, desain eksperimen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
O X O
---
O O
Keterangan:
O = Tes kemampuan komunikasi, pemecahan masalah matematis, dan angket self-regulated learning yang digunakan sebagai pretes dan postes
X = Pembelajaran dengan Model Treffinger.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi-eksperimen, karena peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi, 2005, hlm. 52). Mahasiswa telah dikelompokkan dalam satu kelas pada saat mengontrak mata kuliah dan tidak dikelompokkan secara acak. Penelitian kuasi eksperimen dipilih karena peneliti memberian perlakuan kepada sampel untuk selanjutnya ingin diketahui pengaruh perlakuan tersebut.
Keterkaitan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas yaitu pembelajaran dengan Model Treffinger (MT).
2. Variabel terikat yaitu: kemampuan komunikasi matematis (KKM), kemampuan pemecahan masalah matematis (KPM), serta self-regulated learning mahasiswa (SRL).
3. Variabel kontrol yaitu: kemampuan awal mahasiswa (KAM) dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah.
(37)
50
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1. Keterkaitan antara Variabel Penelitian
Kemampuan Awal Matematis (KAM) Kemampuan Matematis Komunikasi Matematis (KKM) Pemecahan Masalah Matematis (KPM) Self-Regulated Learning (SRL) Model Treffinger (MT) Pembelajaran Konvensional (PK) Model Treffinger (MT) Pembelajaran Konvensional (PK) Model Treffinger (MT) Pembelajaran Konvensional (PK) Rendah (R) KKM-MT-R KKM-PK-R KPM-MT-R KPM-PK-R SRL-MT-R SRL-PK-R
Sedang (S) KKM-MT-S KKM-PK-S KPM-MT-S KPM-PK-S SRL-MT-S SRL-PK-S Tinggi (T) KKM-MT-T KKM-PK-T KPM-MT-T KPM-PK-T SRL-MT-T SRL-PK-T Keseluruhan
(L) KKM-MT-L KKM-PK-L KPM-MT-L KPM-PK-L SRL-MT-L SRL-PK-L
Keterangan: (hanya sebagian yang dijelaskan)
KKM-MT-R: Kemampuan komunikasi matematis mahasiswa melalui pembelajaran model Treffinger pada kategori KAM rendah.
KPM-PK-S: Kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa melalui pembelajaran konvensional pada kategori KAM sedang.
SRL-MT-T: Self-Regulated Learning mahasiswa melalui pembelajaran model
Treffinger pada kategori KAM tinggi.
SRL-PK-L: Self-Regulated Learning mahasiswa melalui pembelajaran konvensional secara keseluruhan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 program studi Pendidikan Matematika, sedangkan sampel adalah mahasiswa S1 program studi Pendidikan Matematika yang mengikuti mata kuliah Matematika Diskrit pada semester Juli–Desember tahun akademik 2013/2014 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(38)
51
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada salah satu universitas di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara sebanyak 110 orang mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penggunaan teknik ini dilakukan karena pemilihan sampel dengan tujuan tertentu, yaitu mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Matematika Diskrit yang terdaftar pada semester Juli–Desember 2013/2014. Pemilihan mata kuliah Matematika Diskrit ini dilakukan karena materi Relasi rekursif yang terdapat mata kuliah ini sesuai dengan kemampuan yang ingin ditingkatkan (komunikasi matematis dan pemecahan masalah matematis) dalam penelitian ini.
Pada program studi Pendidikan Matematika, terdapat dua kelas yang mengikuti perkuliahan Matematika Diskrit, yaitu kelas 5A dan kelas 5B. Dari kedua kelas tersebut, dipilih satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol juga melalui undian. Terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas 5A, sedangkan kelas kontrol adalah kelas 5B. Jumlah mahasiswa yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Kelompok Kelas
Penelitian Kelas
Jumlah Mahasiswa
Kelas eksperimen 5A 54
Kelas Kontrol 5B 56
Jumlah 110
C. Definisi Operasional
1. Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam: menjelaskan ide, situasi dan relasi dalam matematika dengan berbagai bentuk yang berbeda; membaca dengan pemahaman terhadap suatu informasi matematis yang diberikan; menyusun
(39)
52
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
argumen secara logis, merumuskan generalisasi; dan dapat mengungkapkan kembali hasil yang diperoleh secara matematika ke dalam bahasa sendiri. 2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan mahasiswa
dalam mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, serta kecukupan unsur yang diperlukan; memilih dan menerapkan strategi atau prosedur pemecahan masalah; serta memeriksa dan menjelaskan kebenaran hasil atau jawaban sesuai permasalahan yang ditanyakan. Kemampuan pemecahan masalah ini didasarkan pada langkah-langkah Polya, yaitu: (1) memahami masalah; (2) mencari alternatif pemecahan; (3) melaksanakan perhitungan; dan (4) memeriksa kebenaran hasil.
3. Self-regulated learning adalah sikap seseorang dalam pengaturan dirinya untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Usaha individu adalah proses aktif dan konstruktif yang meliputi: berinisiatif belajar; mendiagnosa kebutuhan belajar; menetapkan target/tujuan belajar; mengatur dan mengontrol kinerja belajar; memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku belajar; memandang kesulitan sebagai tantangan; mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang relevan; memilih dan menerapkan strategi belajar; mengevaluasi proses dan hasil belajar; serta self efficacy (kepercayaan diri). 4. Model Treffinger dalam penelitian ini adalah seperangkat cara dan prosedur
kegiatan belajar yang meliputi orientasi, pemahaman diri dan kelompok, pengembangan kelancaran dan kelenturan berpikir, serta pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang nyata dan kompleks dengan tahap-tahapnya meliputi (1) basic tools, yaitu kemampuan berpikir secara divergen atau terbuka tanpa memikirkan bahwa pendapat yang disampaikan benar atau salah; (2) practice with process, yaitu mahasiswa dihadapkan pada masalah kompleks sehingga menimbulkan cognitive conflict sehingga akan memacu mahasiswa untuk mengeluarkan potensi dirinya dalam memecahkan masalah
(40)
53
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dihadapi; dan (3) working with real problem, yaitu melibatkan pemikiran dalam tantangan nyata serta mendorong menemukan sendiri permasalahan yang diberikan.
5. Pembelajaran konvensional adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode ekspositori. Proses pembelajarannya dimulai dengan menjelaskan konsep-konsep materi yang dipelajari dan diberikan beberapa contoh soal, memberikan kesempatan bertanya jawab, dan selanjutnya mengerjakan latihan soal. Kemudian kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah.
D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen yaitu: instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes terdiri dari soal yang diberikan kepada mahasiswa untuk mengukur kemampuan awal matematis (KAM), kemampuan komunikasi matematis mahasiswa (KKM), dan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa (KPM). Untuk perangkat non tes terdiri dari: angket self-regulated learning (SRL), lembar observasi, dan lembar wawancara. Hasil dari perangkat tes dan non tes (TKAM, TKKM, TKPM, dan angket SRL) dianalisis secara statistik. Untuk lembar observasi dan wawancara, hasilnya tidak dianalisis secara statistik, namun sebagai bahan pertimbangan dalam pembahasan.
Dalam menyusun perangkat tes untuk memperoleh soal tes yang baik, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menyusun kisi-kisi soal tes, yang terdiri dari sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur, indikator, serta jumlah item; (2) menyusun item tes beserta kunci jawaban dan skoringnya; (3) melakukan validasi pakar; (4) melakukan ujicoba; dan (5) melakukan revisi jika diperlukan.
Hasil yang diperoleh melalui TKAM digunakan untuk mengetahui kesetaraan kemampuan mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, juga untuk mengelompokkan mahasiswa berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang,
(1)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Matematika Realistik. Disertasi pada SPs UPI: tidak diterbitkan.
(2)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kilpatrick, J., Swaford, J., & Findell, B. (2001). Adding it up: Helping children learn mathematics. Washington, DC: National Academic Press.
Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. Indiana: Plato Learning, Inc.
Kramarski, B. and Mevarech, Z. (2004). Metacognitive Discourse in Mathematics Classrooms. In Journal European Research in Mathematics Education III (Thematic Group 8) [Online]. Dalam CERME 3 [Online]. Provided. Kusuma, Y.S. (2008). Konsep, Pengembangan dan Implementasi
Computer-Based Learning dalam Peningkatan Kemampuan High-Order Mathematics Thingking. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia, 23 Oktober 2008 di Bandung
Mahmudi, A. (2010). Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi MHM Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis. Disertasi pada SPs UPI: tidak diterbitkan.
Marques, Teresa. (2001). Escola EB 2, 3 Maria Alberta Meneres Portugal. Reflecting to Improve the Communication in the Mathematics Classroom. Tersedia: http://pisahandbook. pdtr.eu/pages/1.4 Teresa5 20 Maques % 20_PT_ %20/85_ final. Pdf
Masingila, J.O. & Wisniowska. (1996). “Carpet Laying: An Illustration of Everyday Mathematics”, dalam Connecting Mathematics across the Curriculum. Editor: House, P.A. dan Coxford, A.F. Reston, Virginia: NCTM.
Montague, M. (2007). Math Problem Solving for Middle School Students with Disabilities. [on-line]. Tersedia di: http://www.k8accesscenter.org/ training_resources/ MathProblemSolving.asp.[Diakses 16 Desenber 2012]. Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia,
NCTM (2000). Principles and Standards for School Mathematics, Reston, Virginia: NGM.
NCTM. (2003). Program for Initial Preparation of Mathematics Specialists. [Online]. Tersedia di: http: //www.ncate.org/ProgramStandards/NCTM/ NCTMELEMStandards.pdf. [Diakses 13 April 2012].
(3)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Polya, G. (1985). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method. Second Edition. New Jersey: Princeton University Press.
Pomalato, S. (2005). Penerapan Model Treffinger Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Ditinjau Dari Peringkat Sekolah. Disertasi pada SPS UPI: Tidak Diterbitkan.
Prabawanto, S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, dan Self-Efficacy Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding. Disertasi Pada SPs UPI. Tidak dipublikasikan
Pujiastuti, H. (2014). Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, dan Self-Esteem Matematis Siswa SMP. Disertasi pada SPS UPI.: Tidak Diterbitkan.
Qohar, A. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi, dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP melalui Reciprocal Teaching. Bandung: Disertasi SPs UPI. Tidak diterbitkan.
Ratnaningsih. (2007). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak dipublikasikan
Ruseffendi, E.T (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:Tarsito.
Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.
Sabandar, J ( 2005). Pendekatan Konflik Kognitif pada Pembelajaran Matematika dalam upaya mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif. National Seminar On Operation Research , FMIPA UNPAD.
Sabandar, J. (2007). Berpikir Reflektif. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
(4)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Satandar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI.: Tidak Diterbitkan.
Schoen, H.L. and Oehmke, T. (1996). A New Approach to the Measurement of Problem-solving Skills. In Problem Solving in School Mathematics. Editors: Krulik, S. and Reys, R.E. Reston: National Council of Teachers of Mathematics.
Schoenfeld, A.H. (1985). Mathematical Problem Solving. Orlando: Academic Press, Inc.
Schoenfeld, A.H. (1992). Learning to Think Mathematically: Problem Solving, Metacognition, and Sense Making in Mathematics. In Grouws (Ed) Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning. NCTM. New York: Macmillan Publishing Co.
Schoenfeld, A.H. (1994). Mathematical Thinking and Problem Solving. New Jersey: Laurence Erlbaum Assosiates.
Sofa, P., (2011). Langkah Model Pembelajaran Treffinger. [Online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253219-langkah-model-pembelajaran-treffinger/#ixzz1pcZKicif. [Diakses 11 Desember 2012] Sofa, P., (2011). Model Pembelajaran Treffinger. [Online]. Tersedia:
http://weblogask.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-treffinger.html #ixzz2BSb6P0Nn. [Diakses 11 Desember 2012]
Stacey, K. (2005). The Place of Problem Solving in Contemporary Mathematics Curriculum Document. Journal of Mathematical Behaviour, 24, 341-350. Sternberg, R. (2006). Creativity as a Habit. [Online]. Tersedia di: http://www.
worldscibooks. com/etextbook/6211/6211_chap01.pdf. [Diakses 11 Desember 2012]
Sternberg, R.J. & Ben-Zeev, T. (1996). The Nature of Mathematical Thinking. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Stylianides, A.J., & Stylianies, G.J. (2008). Studying the Classroom Implementation of Tasks: High-level Mathematical Tasks Embedded “real
(5)
-Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu life” Contexts. Teaching and Teacher Education, 24, 859-875.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alberta
Suherman, E & Kusumah, Y.S, (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pengajaran Matematika. Bandung: UPI.
Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Hibah Bersaing. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung. Sumarmo, U. (2004). Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa dan Bagaimana
Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah Disajikan pada Seminar Pendidikan Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY tangggal 8 Juli 2004 : tidak diterbitkan.
Sumarmo, U. (2006). Pengembangan Berfikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S1) Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun Ketiga. UPI Bandung.
Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia di:
http://math.sps. upi.edu/wp-content/ uploads/2010/02/Berpikir-dan-Disposisi-Matematik-SPS-2010.pdf. [Diakses 15 Des. 2012].
Suryadi, Didi (2007). Model Bahan Ajar Dan Kerangka Kerja Pedagogis Matematika Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi. Laporan Penelitian: Tersedia di: http://didi-suryadi.staf.upi.edu/artikel/
Suryadi, Didi (2013). Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar Nasional Matematika di Univeristas Negeri Semarang.
Tim Pustaka Yustisia. (2007). Panduan penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD, SMP dan SMA.
Treffinger, D. J. (1977). Improving Children's Creative Problem Solving: The Purdue Creativity Project. Journal of Creative Behavior, 8, 20-30.
(6)
Idrus Alhaddad, 2014
Peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis serta self-regulated learning mahasiswa melalui pembelajaran model treffinger
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
on Creative Learning and its Facilitation: An Overview. Journal of Creative Behavior, Volume 17 Number 1 First Quarter.
Treffinger, D.J. (1980). A Preliminary Model of Creative Learning. Dalam Gifted Child Ouarterly 24f 127-138.
Vygotsky, L. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Mental Processes. Cambridge: Harvard University Press.
Widjayanti, D.B. & Wahyudin (2010). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika melalui Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah. Makalah KNM 2010. [Online]. Tersedia: http://www.foxitsoftware.com. [20 Mei 2014].
Wikipedia (2008). Constructivism_(learning_theory). [online] Tersedia di: http:// en.wikipedia.org/wiki/Constructivism_(learning_theory).htm. [Diakses 19 Desember 2012]
Woolfolk, A. (2007). Educational Psychology (10th Edition). Boston: Pearson. Yee, F.P. (2005). Developing Creativity in The Singapore Primary Matematics
Classroom: Factor that support and inhibit. International Reading Association (pp. 14-20). Thinking Classroom VOLUME 6 Number 4 October 2005.
Zambo, R. and Hess, R. K. (1996). The Gender Differential Effects of a Procedural Plan for Solving Mathematics Word Problem. School Science and Mathematics Journal. 96, (7), 362-370.
Zimmerman, B.J. (1989). A Sosial Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology. 81(3). 329-339