Tatacara Pengangkatan Hakim Dalam Islam

Islam atau kaum muslimin sebagai anggota masyarakat adalah orang yang paling mentaati hukum dalam pergaulan orang perseorangan maupun pergaulan umum. 82 Peradilan Islam dengan berbagai nama telah dikenal di Indonesia sejak lama yaitu sebelum kedatangan penjajah Barat. Ia mengalami peran pasang surut sampai sekarang. Pengembangannya yang naturalistik adalah menuju Pengadilan Islam seperti berlaku pada masa lalu untuk hal-hal yang masih relevan dan atau Pengadilan Islam yang ideal di masa depan sesuai cita-cita Islam sebagai agama wahyu, serta dalam rangka upaya pengembangannya dalam konteks pembangunan hukum Nasional. Pada mulanya Peradilan Islam sangat sederhana sesuai dengan kesederhanaan masyarakat dan perkara-perkara yang diajukan kepadanya pada masa awal Islam, lalu berkembang sesuai dengan kebutuhan hukum yang berkembang dalam masyarakat. 83 Peradilan Islam dalam sejarahnya yang panjang tidak hanya dilakukan hakim pengadilan secara khusus, tetapi juga oleh pemerintah sebagai penguasa Eksekutif.

D. Tatacara Pengangkatan Hakim Dalam Islam

Peradilan Islam di Indonesia merupakan salah satu institusi Islam yang sangat tua. Dalam sejarahnya Peradilan Islam mengalami pasang surut. Pada mulanya diorganisasikan secara sederhana, kemudian menjadi salah satu pelaksana kekuasaan Pemerintah dalam bentuk dan wewenang yang beraneka ragam. Ia mengalami perkembangan yang pesat dalam struktur, kekuasaan dan prosedurnya. Posisinyapun 82 Syed Habibul Haq Nadvi, The Dynamic of Islam, diterjemahkan oleh Asep Hikmat dengan judul “Dinamika Islam”, Bandung: Risalah, 1982, hlm. 212. 83 Dalam tradisi qaedah hukum Islam, bahwa hukum itu dapat mengalami berubahan sejalan dengan perubahan zaman, tempat, keadaan dan niat. semakin penting, teruman dalam menjalankan fungsinya untuk menegakan hukum dan keadilan. 84 Peradilan merupakan sebuah tempat mencari keadilan bagi orang yang merasa dilanggar hak-haknya oleh orang lain. Hakim merupakan sebuah jabatan yang bertugas sebagai ujung tombak dalam menegakkan keadilan. Pengangkatan hakim di Indonesia diatur dalam peraturan bersama Mahkamah Agung RI MARI dengan Komisi Yudisial Republik Indonesia KYRI No. 01PBMAIX2012 dan No. 01PBP.KY092012 tentang seleksi pengangkatan hakim. Peraturan ini mencangkup empat bab yang terdiri dari Ketua Umum, Tata Cara Seleksi Hakim, Pembiayaan, Ketentuan Penutup, dan memiliki 9 pasal. Dalam pasal 2 Peraturan Bersama MARI dan KYRI dijelaskan bahwa : Proses seleksi pengangkatan hakim yang dilakukan sebelum ditetapkan peraturan hakim sebagai pejabat Negara dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku kecuali yang diatur secara khusus dalam peraturan ini. Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa calon hakim merupakan orang yang lulus dari seleksi yang dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial. Ujian tersebut mencangkup materi kehakiman, kode etik dan pedoman perilaku hakim. Selain itu, ujian itu dilakukan secara tertulis dan lisan guna mengetahui kecakapan calon hakim. Kelulusan peserta pendidikan diatur sesuai dengan proporsi pembobotan nilai yang ditentukan oleh Mahkamah agung MA dan Komisi Yudisial KY. 84 Cik Hasan Bisri, Peradilan Islam Dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, Bandung: Rosdakarya, 1997, hal. 143. Setelah calon hakim telah dinyatakan lulus, Mahkamah Agung melakukan penjajakan kemampuan calon hakim baru dengan mengirimnya pada Pengadilan Agama untuk melakukan Magang. Ketikan calon hakim melaksanakan tugas magang, Komisi Yudisial melakukan monitoring dan menilai terhadap calon hakim yang melakukan magang tersebut. Hasil penilaian ini diserahkan kepada Panitia Pendidikan Calon Hakim dalam rangka pembinaan. 85 Dalam pasal 6 peraturan bersama MARI dan KYRI No. 01PBMAIX2012 dan No. 01PBP.KY 092012 tentang seleksi pengangkatan hakim dijelaskan bahwa : “Nama- nama peserta pendidikan calon hakim kepada Mahkamah Agung paling lama 7 tujuh hari sejak penetapan kelulusan”. Dalam pasal 7, dijelaskan pula : Ketua Mahkamah Agung mengusulkan peserta seleksi hakim yang telah lulus untuk diangkat menjadi hakim kepada Presiden paling lama 30 tiga puluh hari sejak pemberitahuan penetapan kelulusan. Berdasarkan pada kedua pasal ini, calon hakim yang sudah yang dinyatakan lulus oleh panitia pengangkatan hakim baru langsung diajukan oleh Mahkamah Agung sebagai lembaga induk Peradilan di Indonesia. Setelah diterima oleh MA, kemudian MA tidak bisa mengangkat secara sendiri hakim-hakim yang sudah dinyatakan lulus tersebut. Calon hakim yang sudah dinyatakan lulus tersebut diajukan oleh MA kepada Presiden yang berjangka waktu 30 hari sejak pemberitahuan kelulusan oleh panitia pengangkatan hakim. 85 Pasal 4, Peraturan Bersama Mahkamah Agung RI dan Komisi Yudisial No. 01PBMAIX2012 dan No. 01PBP.KY092012 tentang seleksi pengangkatan hakim. Dari penjelasan diatas, tatacara pengangkatan hakim dilakukan oleh panitia pengangkatan hakim yang dibentuk oleh Mahkamah Agung. Calon hakim melakukan serangkaian seleksi yang difasilitasi oleh panitia guna menjaring hakim-hakim secara profesional. Dengan melalui seleksi ini hakim akan teruji kecakapan materi yang dikuasainya, sehingga hakim baru benar-benar menguasai materi tentang kehakiman. Setelah dinyatakan lulus dari seleksi calon hakim, calon hakim mengikuti serangkaian pembinaan dari panitia yang dibentuk oleh Mahkamah Agung. Pembinaan ini meliputi kode etik seorang hakim dan pedoman perilaku hakim. Setelah selesai masa pembinaan calon hakim ini, calon hakim dikirim ke berbagai Pengadilan untuk melakukan magang. Selama magang ini seorang calon hakim tidak dilepas begitu saja, akan tetapi ada pengawasan yang dilakukan oleh panitia, MA dan KY. Hasil dari monitoring ini berguna untuk calon Hakim baru. Setelah selesai melakukan magang, Selanjutnya nama-nama calon hakim baru ini diajukan oleh panitia Kepala Mahkamah Agung guna diajukan kepada presiden untuk dilakukan pengangkatan jabatan hakim. Setelah Mahkamah Agung mengajukan pengangkatan hakim kepada Presiden, kemudian Presiden siap untuk mengangkat hakim. Maka, setelah Presiden mengangkat hakim yang diajukan calonnya oleh MA melalui seleksi yang dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh MA, maka hakim tersebut telah dinyatakan sah. Dengan demikian hakim di Indonesia diangkat oleh Presiden melalui seleksi yang dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Mahkamah Agung MA. 86 86 http: tatacaratatacara-pengangkatan-hakim-di-indonesia.htm, diunduh Kamis 6 Maret 2014 pukul 08.00:05

Dokumen yang terkait

Pandangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Terhadap Tradisi Upayh Pelayat (Studi Kasus di Desa Haur Gajrug, Kec Cipanas, Kab Lebak Banten)

0 15 86

HAKIM PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut Majlis Ulama Hakim Perempuan Dalam Perspektif Hukum Islam (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut Majlis Ulama Indonesia, Muh

0 2 19

TESIS Hakim Perempuan Dalam Perspektif Hukum Islam (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut Majlis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama).

0 2 11

HAKIM PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut MUI, Hakim Perempuan Dalam Perspektif Hukum Islam (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut Majlis Ulama Indonesia, Muhammadiy

0 2 17

DAFTAR PUSTAKA Hakim Perempuan Dalam Perspektif Hukum Islam (Posisi Hakim Perempuan Dalam Memutuskan Kasus Pidana Menurut Majlis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama).

0 3 6

DINAMIKA ULAMA PEREMPUAN DALAM MENEGUHKA

0 1 12

Gerakan Perempuan Nahdlatul Ulama dalam

0 0 22

View of Ulama dalam Perspektif Nahdlatul Ulama

0 0 19

KEPEMIMPINAN POLITIK PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF FATAYAT NAHDLATUL ULAMA (NU) (Studi Pada Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung - Raden Intan Repository

0 2 105

PANDANGAN ULAMA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA PANDANGAN ULAMA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA TERHADAP PRODUK BANK SYARIAH DI PURBALINGGA - repository perpustakaan

1 4 17