KESIMPULAN DAN SARAN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM ANTARA PENERAPAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MODEL TWO STAY- TWO STRAY (TS-TS)DI SMA AL-FATTAH MEDAN T.P 2012 / 2013.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel Rancangan Penelitian 27 Desain penelitian 29 Tabel Perolehan Rata-rata pre-tes dan Post-tes 36 Tabel Hasil Uji Normalitas Pre-Tes dan Post-Tes 37 Tabel Kisi-Kisi Soal 62 Tabel Pedoman Penskoran Observasi keaktifan Belajar Siswa 69 Tabel Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 70 Tabel Daftar Nama kelompok 79 Tabel Hasil Perhitungan Uji Validitas Tes 84 Tabel Validitas Instrumen Tes 86 Tabel Reliabilitas 89 Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 91 Tabel Tingkat Kesukaran 92 Tabel Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Tes 94 Tabel Daya Beda Tes 96 Tabel Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan II 97 Tabel Gain Eksperimen 1 100 Tabel Gain Eksperimen 2 101 Tabel Penolong Pengujian Normalitas Data kelas Eksperimen 1 104 Tabel Penolong Pengujian Normalitas Data kelas eksperimen 2 105 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 110 Tabel Nilai – nilai r-Product Moment 111 Tabel nilai Kritis Distribusi F Tabel F 113 Baris Atas Untuk α = 0,05 Dan Baris Bawah Untuk α = 0,01 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Model atom Dalton 18 Gambar 2.2 Model atom Thomson 19 Gambar 2.3 Model atom Rutherford 19 Gambar 2.4 Model atom Bohr 20 Gambar 3.1 Sistematik pelaksanaan penelitian 21 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Model atom Dalton 18 Gambar 2.2 Model atom Thomson 19 Gambar 2.3 Model atom Rutherford 19 Gambar 2.4 Model atom Bohr 20 Gambar 3.1 Sistematik pelaksanaan penelitian 21 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rancangan Program Pengajaran 43 Lampiran 2 Instrumen Penelitian 55 Lampiran 3 Kunci Jawaban Instrument Penelitian 61 Lampiran 4 Kisi – kisi soal 62 Lampiran5 Instrumen yang sudah valid 63 Lampiran6 Kunci jawaban instrumen yang sudah valid 68 Lampiran 7 Pedoman Penskoran Observasi keaktifan Belajar Siswa 69 Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 70 Lampiran 9 lembar Nilai Observasi Aktivitas Siswa 72 Lampiran 10 Daftar Nama Kelompok 79 Lampiran 11Perhitungan uji Validitas Tes 83 Lampiran 12 Tabel Validitas Instrumen Tes 86 Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 87 Lampiran 14 Tabel Reliabilitas 89 Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 90 Lampiran 16 Tabel Tingkat kesukaran 92 Lampiran 17 Perhitungan Uji Daya Beda 93 Lampiran 18 Tabel Daya Beda Tes 96 Lampiran 19 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 dan 2 97 Lampiran 20 Perhitungan Gain 100 Lampiran 21 Perhitungan rata-rata Simpangan Baku,Varians kelas 103 Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas 104 Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas 106 Lampiran 24 Perhitungan Uji Hipotesis 108 Lampiran 25 Tabel Nilai –Nilai Distribusi t 110 Lampiran 26 Tabel Nilai – nilai r-Product Moment 111 Lampiran 27 Tabel nilai Kritis Distribusi F Tabel F 113 Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian 117

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dituntut melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Suryobroto 1997. Menurut Lie 2002 pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut : 1 pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, 2 siswa membangun pengetahuan secara aktif, 3 pendidik perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, 4 pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Untuk membangun pengetahuan dan kompetensi siswa secara aktif di dalam proses belajar mengajar menurut Roestiyah 2000 guru harus memiliki strategi yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan metode mengajar.Metode pengajaran merupakan unsur penting untuk keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi memilih dan menggunakan metode pengajaran harus mempertimbangkan diri siswa, yakni seberapa jauh siswa diikut sertakan dalam proses pengajaran untuk dirinya. Pada umumnya, metode mengajar yang diterapkan guru di kelas adalah metode dimana penyampaian ide, gagasan, atau informasi dengan cara lisan dan tulisan. Guru di depan menyampaikan materi pelajaran dan memberikan contoh dan penyelesaian soal, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat diselingi dengan tanya jawab dan latihan- latihan. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa belajar secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan memecahkanmenyelesaikan soal latihan, sebaliknya saling menonjolkan diri untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok siswa cepat, sedang dan lambat memahami pelajaran.Arikunto2002 Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interkasi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa Suyitno,2004, sedangkan menurut Fontana Suherman,2001 pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Dengan terbentuknya kelompok tersebut,maka perhatian guru selalu berfokus kepada siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa di kelas tersebut.Hal seperti inilah yang harus dihindarkan seorang guru yaitu perbedaan yang signifikan dalam memperhatikan siswa yang berkategori cepat, sedang, dan lambat.Untuk itu diperlukan model– model yang menitik beratkan kerjasama antara kelompok tersebut diantaranya adalah model Numbered Head Together dan Two Stay-Two Stray.kedua model ini sama – sama membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan siswa bekerjasama dengan kelompoknya. Meilan 2009.keunggulan dari model NHT adalah bahwa setiap siswa menjadi siap untuk menjawab setiap pertanyaan apabila nomornya dipanggil oleh guru.selain itu kreatifitas siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang,karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber dan banyak lagi keunggulan lainnya dari tipe NHT. Sedangkan keunggulan dari model

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 4 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

6 17 204

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA

0 0 13

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12