Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Mendiskusikan daftar pertanyaan dengan dosen pembimbing agar pertanyaan
yang dibuat lebih terfokus dan sesuai dengan tujuan penelitian 3.
Mempersiapkan perizinan penelitian yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan tahap pra penelitian, maka tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mulai meninggalkan segala aktifitas dan lebih
memfokuskan diri untuk melakukan proses penelitian sosial. Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mulai melakukan pendekatan dan observasi
dengan warga setempat, terutama dengan narasumber yang berkepentingan dengan penelitian. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini bertujuan agar
proses penelitian yang dilakukan bisa lebih terbuka, dimana para narasumber dapat memberikan data sebenarnya dan tidak ada rekayasa diantara peneliti
dengan narasumber. Penelitian dilakukan terhadap masyarakat desa Trusmi, Kecamatan
Plered, Kabupaten Cirebon yang berkepentingan dan mampu mendukung data yang didapat. Adapun observasi, wawancara, dan dokumentasi ini akan
ditujukan kepada pengrajin batik, budayawan dan tokoh masyarakat yang ada di daerah Trusmi.
Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan didapatkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam temuan dan pembahasan tentang Kearifan Lokal Pada
Jenis dan Motif Batik Trusmi Berdasarkan Nilai-nilai Filosofis Masyarakat Cirebon, dengan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Motif Paksi Naga Liman mengambil bentuk dari binatang mitologi yang mengambil bentuk paksi adalah burung garuda, naga berupa ular yang besar
yang bisa terbang, dan liman adalah seekor gajah. Motif Paksi Naga Liman memiliki nilai-nilai sosial yaitu sebagai raja atau sultan yang dapat
mengayomi masyarakatnya, yang memiliki kekuatan dari udara, air, dan darat, dan memiliki kecerdasan pola pikir serta memiliki pengaruh baik pada
masyarakat Cirebon. Membawa masyarakat Cirebon kearah yang lebih cerah dan memiliki jiwa kesatria dalam menjalani kehidupannya. Motif Batik Naga
Seba ini adalah sama seperti Paksi Naga Liman yang mengambil gambar dari binatang mitologi yaitu Naga. Motif Naga Seba memiliki nilai sosial bahwa
sultan zaman dahulu yang memiliki kekuasan di daerahnya harus dapat mengayomi dan mengunjungi masyarakatnya atau dapat turun dan
mendengarkan keluhan dari masyarakatnya. Sultan sebagai pemimpin yang mengayomi masyarakatnya juga taat beribadah kepada Maha Gusti Allah,
sulan mengajarkan bahwa masyarakat Cirebon sebagai mahluk ciptaan Allah perlu beribadah dan menyembah kepada Allah yang telah memberikan
kehidupan. Motif Taman Arum Sunyaragi ini diambil dari situs peninggalan berupa gua yang bangunannya mirip seperti candi namun teksturnya seperti
batu-batu karang dan sekitar taman terdapat bangunan yang terbuat dari kayu untuk tempat istirahat sultan, serta flora dan fauna sehingga suasananya