Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dibawah ini adalah tabel yang menunjukan desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti ;
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Menyusun Rancangan
Penelitian
Penentuan Lokasi
Penelitian
Studi Lapangan
1. Menyusun
Instrumen Penelitian
2. Menentukan
Informan Penelitian
Informan penelitiannya :
- Pengrajin
batik -
Budayawaan -
Tokoh masyarakat
Makna
Jenis dan Motif
Batik
Trusmi berdasarkan
nilai-nilai filosofis
masyarakat Cirebon
Faktor-faktor yang
memengaruhi
Jenis dan Motif Batik
Proses pewarisan
dalam melestarikan
batik Trusmi Pengumpulan Data:
- Observasi
- Wawancara
- Studi
Dokumentasi
Pengelolaan Data : -
Reduksi Data
- Display
Data
OUT COME HASIL
Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian 3.2.1 Partisipan
Partisipan penelitian adalah pihak-pihak yang dipilih berdasarkan atas pertimbangan kebutuhan penelitian. Berperan sebagai subjek penelitian yang
respresentatif atau sesuai, memiliki kualitas dan ketepatan yang sesuai dengan karakteristik masalah penelitian yang digunakan. Informan dalam penelitian
terdiri dari para informan yang akan memberikan informasi kepada peneliti tentang kearifan lokal pada jenis dan motif batik Trusmi berdasarkan nilai-nilai
filosofis masyarakat Cirebon. Menurut Prof. Parsudi Suparlan dalam Patilima, 2011, hlm. 84
‘informan kunci adalah orang yang dapat menjadi juru bahasanya atau pemberi informasi pertama dan mendasar mengenai masyarakat dan
kebudayaan yang diteliti, dan juga sebagai orang yang dapat memperkenalkan peneliti kepada masyarakat.
’ Berdasarkan penjelasan diatas maka informan dalam penelitian ini adalah
pengrajin batik, budayawan, dan tokoh masyarakat yang ada di daerah Trusmi.
3.2.2 Tempat Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini berada di kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Masyarakat Cirebon terdiri dari suku Jawa dan Sunda karena Cirebon adalah
perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat pengrajin batik Trusmi,
yaitu di Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Lokasi penelitian ini sengaja dipilih karena Trusmi merupakan daerah yang masih kental
dengan budaya batiknya. Dengan demikian, mempelajari budaya membatik itu sangat kental dengan adat istiadat atau tradisi warisan nenek moyang yang masih
dilakukan sampai sekarang. Dengan melakukan penelitian di desa Trusmi maka
peneliti dapat mendeskripsikan jenis dan motif batik berdasarkan nilai-nilai filosofis masyarakat
Cirebon.
Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.3 Instrumen Penelitian
Sugiyono 2009, hlm. 223 menyebutkan bahwa penelitian kualitatif “the
researcher is the key instrument”. Artinya instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Sejalan dengan apa yang diungkapkan Sugiyono dalam Patilima, 2011, hlm. 7 juga berpendapa
t bahwa “ penelitian kualitatif, instrumen penelitiannya adalah si peneliti itu sendiri. Peneliti harus mempunyai pengetahuan konseptual dan
teoritikal yang cukup dan mempunyai kemampuan analitik yang tinggi bila ingin berhasil dengan baik”.
Peneliti dalam penelitian kualitatif mencari dan menentukan segala sesuatunya oleh dirinya sendiri, maksudnya adalah peneliti menentukan fokus
masalah, menentukan subjek penelitian yang akan diteliti, analisis data, kesimpulan, dan lain sebagainya sendiri. Maka dari itu kunci utama dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Pada umumnya penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif, menggunakan manusia sebagai alat utama dalam pengumpulan data lapangan key human instrument. Oleh sebab itu, dalam
prakteknya peneliti akan menjadi alat utama dalam pengumpulan data penelitian ini, dari cara pembuatan batik, sejarah batik, nilai-nilai dan makna yang
terkandung dalam batik, upaya-upaya untuk melestarikan batik dan faktor-faktor yang memengaruhi jenis dan motif batik Trusmi.
Berdasarkan pada peran peneliti sebagai key human instrument, oleh karena itu data yang dikumpulkan oleh peneliti juga akan didukung oleh alat-alat
pengumpul data lainnya, yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti kepada pengrajin batik, budayawan, dan
tokoh masyarakat yang ada di desa Trusmi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui wawancara, observasi, studi literatur dan dokumnetasi. Seperti yang dikemukakan
oleh Bungin 2010, hlm. 107 yang menyatakan bahwa : Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif
yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik
Nisa Dienwati Nuris, 2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS
MASYARAKAT CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual
dan metode penelusuran bahan internet.
Tahap pengumpulan data adalah tahap saat peneliti mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian sebanyak-banyaknya yaitu informasi Kearifan
Lokal Jenis dan Motif Batik Trusmi Berdasarkan Nilai-nilai Filosofis Masyarakat Cirebon.
Peneliti pada tahapan ini melakukan observasi lebih mendalam terhadap subjek penelitian. Melakukan wawancara secara mendalam dengan informan yaitu
pengrajin batik, budayawan dan tokoh masyarakat yang ada di daerah Trusmi. Wawancara ini dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan hingga hasil
wawancara mencukupi untuk dikaji dan tujuan penelitian tercapai. Aspek kedalaman validitas data dan informasi yang diperoleh dari lapangan harus tetap
menjadi pertimbangan penting bagi peneliti. Informasi dan data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
1 Observasi Partisipatoris
Observasi partisipan atau partisipatoris adalah teknik pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,
merasakan serta berada dalam sirkulasi kehidupan objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya
mereka. Menurut Bungin 2010, hlm. 115 observasi atau pengamatan yaitu :
Kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya. Kriteria suatu pengmatan dikatakan sebagai
kegiatan pengumpulan data yaitu: pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan scara serius, pengamatan harus berkaitan dengan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan, pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu
yang hanya menarik perhatian, pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.
Peneliti dalam penelitian ini melakukan observasi langsung, artinya peneliti berada bersama subyek penelitian yaitu di lingkungan pengrajin batik di desa
Trusmi guna ikut merasakan dan mengalami kegiatan subjek penelitian yang berkaitan dengan tujuan peneliti akan membuat pengamatan terhadap tujuan