8
BAB III KEGIATAN KHUSUS
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN
3.1 Definisi Umum Bahan Ajar, Pengembangan Bahan Ajar, dan Modul
Menurut Sudrajat 2008, bahan ajar atau materi pembelajaran instructional materials adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sebuah bahan ajar perlu untuk dikembangkan sesuai dengan jenis pembelajarannya.
Dalam Setiadi 2012,Pengembangan bahan ajar sebagai sebuah proses kerja untuk mencapai sebuah target yang direncanakan tentu saja memiliki tujuan
tertentu. Tujuan-tujuan pengembangan bahan ajar secara garis besar dapat dipahami sebagai usaha untuk menyajikan materi yang akan dibelajarkan ke dalam format
yang lebih efektif dan lebih efisien untuk digunakan dan dapat dimengerti. Pengembangan bahan ajar dilakukan dalam rangka memudahkan peserta didik
untuk mengikuti proses belajar mengajar sehingga penyerapan materi dapat dilakukan dengan sempurna.
Salah satu bentuk bahan ajar yang sering dikembangkan adalah sebuah modul. Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang: a petunjuk belajar petunjuk siswaguru, b kompetensi
yang akan dicapai, c isi materi, d informasi pendukung, e latihan-latihan, f petunjuk kerja, g evaluasi, dan h balikan terhadap hasil evaluasi. Sebuah modul
akan bermakna apabila peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki
kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih dari pada dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian, modul
harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan
ilustrasi.
9
3.2 Kompetensi siswa pelatihan website
Pelatihan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh lembagainstitusi kepada masyarakat umum untuk memberikan kompetensikeahlian tertentu. Salah satu
bentuk pelatihan merupakan pelatihan website yang bertujuan memberikan kompetensi kepada siswanya untuk dapat membuat sebuah halaman website.
Pelatihan website, umumnya dibagi menjadi 2 kategori. Untuk yang pertama adalah pelatihan front end web development, pelatihan tersebut yang memberikan kompetensi
pembuatan website pada sisi client. Di sisi lain pelatihan back-end web development yang memberikan kompetensi pengembangan website dari sisi server.
Di dalam berbagai macam pelatihan website, juga dapat dikelompokan menurut tujuan pembuatan. Seperti pelatihan pembuatan website pembelajaran, pelatihan
pembuatan website multimedia, maupun pelatihan pembuatan website untuk bisnis. Pelatihan pembuatan website untuk keperluan bisnis mempunyai berbagai
kompetensi, mulai dari kompetensi front-end web development. Yaitu pengenalan pembutan halaman website dengan pengenalan HTML, CSS, dan teknik slicing desain.
Maupun back-end web development yang menangani konten dan server halaman bisnis dengan menggunakan CMS wordpress.
Sehingga, jika dibreakdown menjadi berbagai bagian modul pembelajaran. Setidaknya terdapat 5 pokok bahasan utama menjadi berbagai modul antara lain :
1. Memahami dan dapat menggunakan bahasa HTML untuk membuah halaman
website sederhana. 2.
Memahami berbagai properti CSS untuk membuat desain web. 3.
Dapat mengubah sebuah desain halaman bisnis ke dalam halaman website dengan teknik front end web development.
4. Dapat mengubah halaman website sesuai dengan template wordpress.
5. Dapat menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan SEO Search engine
Optimation halaman bisnis. Dimana kompetensi-kompetensi ini dapat dikuasai secara bertahap dalam pelatihan
pembuatan website bisnis.
10
3.3 Teori Penunjang Media Pembelajaran