Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

E. Kerangka Pikir

Kepatuhan hukum masyarakat yang merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, kemudian dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek hukum. Setiap peraturan hukum seorang peranan role occupant itu diharapkan bertindak. Bagaimana seorang itu akan bertindak peraturan hukum merupakan fungsi peraturan-peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya, aktivitas dari lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks sosial, politik dan lain-lainnya mengenai dirinya. Sejalan dengan hal itu, kepatuhan itu tercipta karena memiliki konsekuensi tersendiri, seperti halnya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan yang mengatur masyarakat dalam berkendara di jalan raya. Undang-Undang tersebut dikeluarkan bertujuan untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam berkendaraan terhadap masyarakat dan untuk lebih menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sebagai pengguna jalan raya. Fokus masalah dari tingkat kepatuhan hukum masyarakat dalam implementasi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan adalah pengguna kendaraan bermotor roda dua dan empat, yang memenuhi kriteria indikator kepatuhan hukum. Selanjutnya penelitian ini akan menganalisis tingkat kepatuhan hukum masyarakat dalam berkendara yang terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, serta implementasi masyarakat terhadap UU No. 22 tahun 2009 dalam berkendara di jalan raya. Masyarakat yang memenuhi indikator kepatuhan hukum tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Agar lebih jelas, dapat dilihat dalam bagan gambar di bawah ini: Bagan Kerangka Pikir Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Pengendara Roda Empat Pengendara Roda Dua Indikator Kepatuhan : 1. Memiliki SIM A. 2. Memiliki STNK. 3. Memakai sabuk keselamatan. 4. Menyalakan Lampu Utama pada malam hari dan kondisi tertentu. 5. Tertib di belokan atau simpangan. 6. Menggunakan lampu penunjuk arah 7. Memiliki perlengkapan kendaraan seperti, ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, dan pembuka roda. Indikator Kepatuhan : 1. Memiliki SIM C. 2. Memiliki STNK. 3. Memakai Helm SNI 4. Menyalakan Lampu Utama siang dan malam hari. 5. Tertib di belokan atau simpangan. 6. Menggunakan lampu penunjuk arah 7. Menggunakan kaca spion Tingkat Kepatuhan Hukum Masyarakat Dalam Berkendara Menurut Implementasi UU No. 22 Tahun 2009 Tingkat Kepatuhan Hukum : 1. Tinggi, apabila selalu mematuhi kaidah hukum yang berlaku. 2. Sedang, apabila kadang-kadang mematuhi kaidah hukum yang berlaku. 3. Rendah, apabila tidak mematuhi kaidah hukum yang berlaku.

III. METODE PENELITIAN A.

Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan hukum masyarakat dalam berkendara menurut implementasi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, maka penelitian ini mengedepankan metode yang bersifat deskriptif, yaitu cara mengorganisasi dan menyimpulkan informasi secara numerik, dengan menelaah variabel penelitian satu persatu. Biasanya dengan menggunakan table, grafik atau diagram. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya Sukmadinata, 2006:72. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Studi Pada Ditlantas Poldasu Dan Dishub Provinsi Sumatera Utara)

11 120 91

Tingkat Kepatuhan Hukum Masyarakat Dalam Berkendaraan Menurut Implementasi UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Warga Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

0 11 16

Tingkat Kepatuhan Hukum Masyarakat Dalam Berkendaraan Menurut Implementasi UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Warga Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

0 11 85

ISU KEBIJAKAN PEMEKARAN KECAMATAN SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG

3 42 76

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

KEPATUHAN MASYARAKAT KOTA MAKASSAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN KEPATUHAN MASYARAKAT KOTA MAKASSAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGGUNAAN HANDPHONE SAAT BERKENDARAAN.

0 2 13

SUATU KAJIAN TENTANG SOSIALISASI UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN GUNA MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM BERLALU-LINTAS : Studi Deskriptif di Wilayah Hukum Polsek Majalaya.

0 0 35

IMPLEMENTASI UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM PANDEGLANG, BANTEN (STUDI TERHADAP UJI LAIK JALAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM).

1 26 161

PENGARUH IMPLEMENTASI UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (LLAJ) TERHADAP DISIPLIN PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA DI KOTA BOGOR

0 0 12

MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR DAN AKIBAT MODIFIKASI YANG TIDAK LULUS UJI MENURUT PASAL 277 UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

1 4 63