SUATU KAJIAN TENTANG SOSIALISASI UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN GUNA MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM BERLALU-LINTAS : Studi Deskriptif di Wilayah Hukum Polsek Majalaya.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 11

G. Lokasi dan Jadwal Penelitian... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Sosialisasi ... 16

1. Pengertian Sosialisasi ... 16

2. Pola-Pola Sosialisasi ... 17


(2)

B. Tinjauan Umum tentang Kesadaran Hukum ... 23

1. Pengertian Kesadaran Hukum ... 23

2. Tingkat Kesadaran Hukum... 31

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Hukum ... 33

C. Tinjauan Umum Tentang Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ... 37

1. Pengertian Lalu Lintas dan angkutan jalan ... 37

2. Sejarah Perundang-Undangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ... 39

D. Tinjauan Umum tentang Sosialisasi Peraturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan... 41

E. Pkn sebagai Pendidikan Hukum ... 43

1. Pengertian Pkn... 43

2. Tujuan Pkn ... 45

3. Peran dan Fungsi Pkn sebagai Pendidikan Hukum ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 48

B. Teknik Pengumpulan Data ... 49

C. Subjek dan Lokasi Penelitian... 51

1. Subjek Penelitian ... 51

2. Lokasi Penelitian ... 52

D. Prosedur Penelitian ... 52

1. Tahap Pra Penelitian... 52


(3)

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 53

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 54

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 55

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 58

1. Profil Wilayah Hukum Polsek Majalaya ... 58

2. Profil Subjek Penelitian ... 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 65

1. Urgensi Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 65

2. Proses Perencanaan Sosialisasi UU NO 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 68

3. Proses Pelaksanaan Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 71

4. Evaluasi tentang Sosialisai UU NO 20 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 74

C. Analisis Hasil Penelitian ... 77

1. Urgensi Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 77

2. Proses Perencanaan Sosialisasi UU NO 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 82

3. Proses Pelaksanaan Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 86

4. Evaluasi tentang Sosialisai UU NO 20 Tahun 2009 tentang LLAJ ... 88


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 96

1. Kesimpulan Umum ... 96

2. Kesimpulan Khusus... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Setiap aspek kehidupan yang ada di masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi.

Transportasi di Indonesia semakin hari semakin maju, kemajuan ini tidaklah mengherankan karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan. Pertambahan jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan perkembangan sektor lainnya seperti : pertambahan jumlah penduduk, ruas jalan atau volume jalan, pengembangan lingkungan seperti pertokoan, industri dan pertanian. Sehingga fungsi lalu lintas yang dirasa sangat penting terhadap kehidupan kita, dimana jika terjadi gangguan akan mempengaruhi mobilitas masyarakat yang memiliki kepentingan dan keperluan yang beragam.

Fungsi lalu lintas dapat disamakan dengan peredaran darah dalam tubuh kita. Kesehatan kita sangat tergantung dari kesempurnaan saluran-saluran darah dalam menunaikan fungsinya. Ketidaklancaran atau kemacetan dalam peredaran darah akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Demikian pula halnya dengan lalu lintas, kelancaran lalu lintas akan membawa pula kelancaran dalam segala usaha. Sebaliknya jika lalu lintas tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, pengaruhnya akan dialami dalam seluruh kehidupan masyarakat. Keamanan dan kelancaran lalu lintas dapat menjamin kesejahteraan bagi rakyat dan Negara,


(6)

tetapi sebaliknya lalu lintas yang tidak aman dan tidak lancar akan membawa berbagai kesukaran bagi masyarakat.

Dengan menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, teratur, lancar dan dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di bidang transportasi darat yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Pengganti UU No. 14 Tahun 1992.

Dikeluarkannya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertujuan agar masyarakat lebih taat pada hukum saat berkendara. Selain itu adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini untuk menyesuaikan dengan keadaan lalu lintas saat ini,. Sebab, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sudah tidak sesuai lagi untuk mengimbangi keadaan lalu-lintas yang semakin berkembang saat ini.

Namun dalam realita yang terjadi dimasyarakat, masih banyak pengguna jalan yang tidak taat pada peraturan lalu lintas saat berkendara. Lebih dari itu, banyak masyarakat yang masih kurang memahami atau mengetahui dengan adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal ini dapat terlihat dari data kejadian Laka dan pelanggaran Lantas yang terjadi dari bulan januari 2010 hingga desember 2011. Data tersebut menunjukkan adanya jumlah peningkatan sebanyak 13 lembar dari data tahun 2010 ke tahun 2011. yang


(7)

dapat dirinci melalui tabel di bawah ini!

Tabel 1.1 data pelanggaran Lantas dari bulan Januari – Desember 2010 No Jumlah Pelanggaran STNK SIM RODA 2 RODA 4 Keterangan

1 611

Lembar 542 lembar 39 buah 28 Unit 2 Unit Dikirim ke Pengadilan Melalui Sat Lantas Polres Bandung

Sumber: Kasi Umum Polsek Majalaya

Tabel 1.2 data pelanggaran Lantas dari bulan Januari – Desember 2011 No Jumlah Pelanggaran STNK SIM RODA 2 RODA 4 Keterangan

1 624

Lembar 550 lembar 40 buah 30 Unit 4 Unit Dikirim ke Pengadilan Melalui Sat Lantas Polres Bandung

Sumber: Kasi Umum Polsek Majalaya

Hal tersebut diungkapkan oleh kepala kepolisian sektor Majalaya, Rundi Ade Sunia pada saat pra penelitian. Salah satu sebab dari masyarakat yang masih kurang memahami atau mengetahui dengan adanya UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah kurangnya sosialisasi yang


(8)

dilakukan oleh aparat kepolisian sebagai pemegang kewenangan dalam mensosialisasikan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini sangat penting dilakukan, sebab tanpa masyarakat mengetahui akan adanya peraturan tersebut, mustahil masyarakat bisa berlaku tertib dan taat pada peraturan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas bahwa kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan lalu lintas merupakan salah satu faktor penting dalam menyelenggarakan lalu lintas, untuk itu kesadaran hukum perlu ditanamkan kepada seluruh masyarakat selaku pengguna jalan raya sebagai rasa tanggung jawab terhadap lancarnya roda pembangunan. Untuk mewujudkan masyarakat yang sadar hukum perlu adanya usaha agar hukum tersebut diketahui, dimengerti, ditaati, dan dihargai. Apabila sikap-sikap tersebut sudah tertanam dalam diri masyarakat, maka rasa memiliki terhadap hukum akan menjiwai sikap-sikap dan perilaku masyarakat sebagaimana yang diungkapkan oleh Soerjono Soekanto (1983 : 122) berikut ini :

Masalah kesadaran hukum masyarakat sebenarnya menyangkut faktor-faktor apakah suatu ketentuan hukum tertentu diketahui, dimengerti, ditaati dan dihargai. Apabila masyarakat hanya mengetahui adanya suatu ketentuan hukum, maka taraf kesadaran hukumnya masih rendah daripada apabila mereka memahaminya dan seterusnya.

Fenomena yang telah diuraikan di atas merupakan gejala sosial yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena berdampak kurang baik terhadap ketertiban dan ketentraman hidup bermasyarakat. Oleh karena itu upaya untuk membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam mengemudikan kendaraan


(9)

bermotor sangat penting dilakukan, guna terwujudnya lalu lintas yang selamat, aman, tertib, teratur, lancar, nyaman dan efisien. Banyak cara dan metode yang telah dikenal untuk membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk mematuhi peraturan hukum yang berlaku yakni melalui pendidikan formal (sekolah) yang dikemas dalam mata pelajaran tertentu (PKn) maupun pendidikan non formal seperti penyuluhan hukum, bantuan hukum dan pelatihan-pelatihan.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis bermaksud mengkaji lebih dalam melalui penelitian yang berjudul : Suatu kajian tentang sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam berlalu-lintas (studi deskriptif di wilayah hukum polsek majalaya).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis utarakan di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

Bagaimana sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dilaksanakan oleh polsek majalaya ?

Dengan sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Mengapa harus ada sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ? 2. Bagaimana proses perencanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009

tentang LLAJ dilaksanakan?

3. Bagaimana proses pelaksanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ?


(10)

4. Bagaimana evaluasi sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dilaksanakan oleh polsek majalaya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Mengapa sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ harus dilaksanakan.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan.

c. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ.

d. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan.

D. Kegunaan Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini mempunyai kegunaan secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis


(11)

wawasan keilmuan bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan sumbangan konsep-konsep baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap pengembangan konsep pendidikan hukum khususnya yang berkenaan dengan kesadaran hukum dalam berlalu lintas. Dalam artian ilmu untuk ilmu.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari, diantaranya:

a. Bagi kalangan pendidik khususnya bagi calon guru PKn, penelitian ini memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman untuk mengarahkan, mendidik dan membina masyarakat khususnya siswa untuk sadar dan taat pada hukum.

b. Memberikan masukan pada pihak terkait seperti Depdiknas dan Polantas dalam upaya bersama membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

c. Bagi penulis mudah-mudahan semakin memperluas wawasan berfikir dalam memahami kesadaran hukum masyarakat khususnya diwilayah hukum polsek majalaya.

d. Sebagai bahan kajian lebih lanjut dan mendalam di masa yang akan datang.


(12)

E. Penjelasan Istilah 1. Sosialisasi

Giddens (1994:60) melukiskan proses sosialisasi sebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal.

Peter berger dalam (Efendi Ridwan & Malihah Elly, 2007:37)

mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learms to be a participant member of society”, yaitu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat

Dari pendapat diatas dapat ditarik beberapa pengertian pokok tenteng sosialisasi sebagai berikut

a. Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

b. Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusian – kemanusiannya masyarakat beserta kebudayaannya.

c. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan nilai – nilai norma, sikap dan keterampilan – keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya.

d. Hasil Sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat


(13)

juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi

2. Lalu Lintas

Konsep lalu lintas menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia

(Poerwadarminta, 1987 : 556) diartikan sebagai : “Perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain”.

Sedangkan menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang lalu lintas jalan.

3. Angkutan jalan

Menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan

Sedangkan pengertian angkutan menurut Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1987 : 47) mengartikan angkutan sebagai

“Pembawaan orang atau barang”. 4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Kokom Komalasari (1995 : 55) mengemukakan pengertian lalu lintas dan angkutan adalah keadaan hilir mudiknya orang dan atau barang serta pemindahan orang dan atau barang dengan menggunakan kendaraan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Sedangkan menurut Pasal 1 UU no 22 tahun 2009 tentang LLAJ yang dimaksud dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas


(14)

dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

5. Kesadaran Hukum

Kesadaran hukum menurut Soerjono Soekanto (1982 : 152) sebenarnya merupakan kesadaran akan nilai-nilai yang terdapat didalam diri manusia tentang hukum yang ada dan tentang hukum yang diharapkam ada. Dan atau kesadaran hukum merupakan konsepsi-konsepsi abstrak didalam diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki atau yang sepantasnya..

a. Mengacu pada pendapat Soerjono Soekanto (1982 : 159) indikator kesadaran hukum mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum (law awarence) 2) Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hokum (law acquaintance) 3) Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum (legal attitude)

4) Pola-pola perilaku hukum (legal behavior)

Adapun indikator dalam penelitian ini mencakup empat hal tersebut di atas yaitu mengenai pengetahuan, pemahaman tentang isi peraturan-peraturan hukum (UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun 2009), sikap dan pola perilaku masyarakat dalam berlalu lintas yang meliputi :

1) Pengetahuan masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum, adapun yang dimaksud dengan pengetahuan masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum yaitu pengetahuan masyarakat mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur oleh hukum tertulis, dalam hal ini masyarakat hanya sebatas mengetahui


(15)

aturan perundang-undangan yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan yang terdapat dalam UU No. 22 tahun 2009. Pengetahuan hukum ini meliputi : a. Mengetahui perilaku yang dilarang dalam berlalu lintas

b. Mengetahui perilaku yang diperbolehkan dalam berlalu lintas

2) Pemahaman masyarakat tentang peraturan-peraturan hukum, bahwa masyarakat dapat mengerti terhadap isi dan tujuan hukum dari peraturan perundang-undangan No. 22 tahun 2009 serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh peraturan tersebut. Pemahaman hukum ini meliputi :

a. Ketentuan berjalan kaki

b. Ketentuan mengemudikan kendaraan bermotor

3) Sikap masyarakat dalam berlalu lintas. Sikap masyarakat disini yaitu kecenderungan masyarakat untuk berbuat sesuatu atau merespon sesuatu yang berkenaan dengan aturan-aturan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 2009, yang meliputi sikap masyarakat sebagai :

a. Pejalan kaki

b. Pengemudi kendaraan bermotor

4) Perilaku masyarakat dalam berlalu lintas. Perilaku disini adalah tanggapan atau reaksi masyarakat terhadap aturan-aturan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 2009, yang meliputi perilaku masyarakat sebagai :

a. Pejalan kaki


(16)

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitis, karena metode ini digunakan untuk meneliti kejadian-kejadian yang sedang berlangsung dan berhubungan dengan kondisi pada masa sekarang. Seperti pendapat Nazir (1983:63) mengatakan bahwa, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian tentang kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kejadian pada masa sekarang.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) penelitian kualitatif adalah "sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu: a). Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan bahasa. (Danial Ar, 2009:80). Penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah


(17)

dan membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping itu dengan menggunakan studi pustaka penulis dapat memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan duplikasi.

b). Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu peninjauan yang dilakukan langsung oleh penulis pada Polsek Majalaya yang menjadi objek penelitian dengan tujuan yakni, mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-bahan yang lebih banyak, lebih tepat, lebih up to date, disamping itu penulis juga melakukan suatu penelitian dengan cara: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:, dikutip dari Sugiyono dengan bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”, ketiga teknik tersebut sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data), yaitu bagian dari proses analisia dengan bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga dapat disimpulkan.

2. Data Display (penyajian data), yaitu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.


(18)

yang diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, dengan meninjau kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih cepat.

(Sugiyono, 2007:92-99)

G. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah pada Polsek Majalaya di Jln Stasion No. 5 kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Telp. 022 5950110. Adapun jadwal penelitian ini selama 6 (Enam) bulan, sebagai berikut :

1. Observasi awal di Polsek Majalaya, pada bulan Februari 2011.

2. Pengajuan Judul Usulan Penelitian kepada Dosen Pembimbing, pada bulan Februari 2011.

3. Penyusunan Proposal Penelitian, pada bulan Februari 2011. 4. Seminar Proposal Penelitian, pada bulan Maret 2011..

5. Pelaksanaan Penelitian di lapangan di polsek kecamatan majalaya, pada bulan februari-maret 2012. Pengumpulan Data di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret 2011– juli 2012.

6. Penulisan Skripsi dilakukan pada bulan Maret 2011–Juli 2012. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No .

Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan Proposal Seminar Proposal 2. Persiapan penelitian


(19)

3. Kajian-kajian akademis dan penyusunan instrumen penelitian 4. Uji keabsahan data


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa „penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati‟.

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi (Ali, 1984 : 54). Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitis, karena metode ini digunakan untuk meneliti kejadian-kejadian yang sedang berlangsung dan berhubungan dengan kondisi pada masa sekarang. Seperti pendapat Nazir (1983 : 63) mengatakan bahwa “penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian tentang kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kejadian pada masa sekarang”.

Adapun yang menjadi alasan penulis dalam menggunakan metode deskriptif adalah karena, metode tersebut sangat cocok sekali dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu tentang sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, yang mana diharapkan dengan metode deskriptif tersebut akan diperoleh gambaran secara nyata mengenai sosialisasi yang dilakukan oleh jajaran polsek majalaya serta implikasinya bagi masyarakat yang ada di sekitar wilayah kecamatan majalaya.


(21)

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan bahasa (Danial A.R, 2009:80). Penelitian yang dilakukannya dengan cara menelaah dan membandingkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Disamping itu dengan menggunakan studi pustaka penulis dapat memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan duplikasi.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu peninjauan yang dilakukan langsung oleh penulis pada Polsek Majalaya yang menjadi objek penelitian dengan tujuan yakni, mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-bahan-bahan-bahan yang lebih banyak, lebih tepat, lebih up to date, disamping itu penulis juga melakukan suatu penelitian dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi (Observation)

Lincoln dan Guba (A. Sonhadji K.H., 1985) mengklasifikasikan observasi menurut tiga cara:


(22)

 Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan ,

Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang (overt) atau penyamaran (convert). Walaupun secara etis dianjurkan untuk terus terang, kecuali untuk keadaan tertentu yang memerlukan penyamaran.  Ketiga menyangkut latar peneliti. Observasi dapat dilakukan pada latar “alami” atau “dirancang” (analog dengan wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur). Untuk observasi yang dirancang bertentangan dengan prinsif pendekatan kualitatif, yaitu fenomena diambil maknanya dari konteks sebanyak dari karateristik individu yang berada dalam konteks tersebut. Oleh karena itu teknik observasi yang kedua ini tidak dilakukan dalam penelitian kualitatif.

Observasi dilakukan penulis terhadap pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan oleh polsek majalaya, yang mana observasi dilakukan secara terus terang (overt) dan hal tersebut telah diberi izin oleh kepala polsek majalaya. b. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan pimpinan instansi dan bagian-bagian yang menangani masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan nara sumbernya, yaitu pihak-pihak yang terlibat pada pelaksanaan sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ khususnya di polsek Majalaya.


(23)

c. Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan buku, buku, media elektronik, media cetak dan sebagainya. Metode ini dimaksudkan untuk mempelajari dan mengkaji secara mendalam data-data mengenai sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ .

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Adapun yang dimaksud dengan subyek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi atau yang dapat diwawancarai (S.Nasution, 1996:32).

Penentuan dan pengambilan informan/ subjek penelitian mengenai sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ, peneliti mengambil beberapa orang aparatur kepolisian yang ada di polsek majalaya.

Penentuan informan/ subjek penelitian kedua untuk narasumber adalah masyarakat kecamatan majalaya, yang mana Peneliti menggunakan purposive accidental, dikarenakan peneliti menentukan narasumber secara kebetulan bertemu yang mana Sugiyono (2007:85) mengatakan bahwa:

Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

Dalam Accidental peneliti menentukan sampel secara kebetulan bertemu akan dijadikan sebagai sampel dan jika cocok peneliti akan menjadikan sebagai sumber data. Peneliti akan menjadikan masyarakat yang sedang berlalu lintas,


(24)

baik itu yang berlalu lintas secara benar maupun yang melanggar lalu-lintas untuk dijadikan narasumber guna diperoleh pengetahuan masyarakat tersebut tentang UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ apakah pernah mendapat sosialisasi dari pihak plsek atau bahkan sama sekali tidak mngetahui akan hal tersebut..

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dijadikan tempat penelitian adalah yang berada pada wilayah hukum Polsek Majalaya di Jln Stasion No. 5 kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Telp. 022 5950110.

D. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data merupakan hal pokok dalam suatu penelitian ilmiah. Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan keinginan peneliti, maka dilakukan prosedur penelitian yang ditetapkan secara baik dan tepat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur penelitian meliputi :

1. Tahapan Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah memilih masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Setelah masalah dan judul penelitian dinilai tepat dan disetujui oleh pembimbing, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal tentang subjek yang akan diteliti.

2. Tahapan Perizinan Penelitian

Setelah diperoleh gambaran mengenai subjek yang akan diteliti serta masalah yang dirumuskan relevan dengan kondisi objektif di lapangan,


(25)

selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus menempuh prosedur perizinan sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, selanjutnya diteruskan kepada Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Bandung.

c. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Bandung mengeluarkan surat izin penelitian untuk disampaikan kepada kapolsek majalaya..

d. Kapolsek Majalaya memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di wilayah hukum polsek Majalaya..

3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, pada tanggal 18 juni 2012 penulis mulai terjun ke lapangan untuk memulai penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari sumber data. selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan penulis juga memperoleh data melalui wawancara dengan sumber data. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi polsek Majalaya untuk meminta informasi dan izin untuk melaksanakan penelitian.


(26)

c. Menghubungi informan yang akan diwawancara.

d. Mengadakan wawancara dengan informan (Kanit Lantas polsek majalaya). f. Mengadakan wawancara dengan masyarakat yang berada diwilayah hukum

polsek majalaya.

g. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan informan, penulis menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya. Demikian seterusnya sampai penulis mencatat data pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.

4. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis melalui proses menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilaksanakan selama proses penelitian dan di akhir penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Nasution (Sugiyono, 2009: 245) bahwa “analisis telah dimulai sejak merumuskan dan


(27)

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.” Lebih lanjut mengenai tahapan analisis data ini, Sugiyono (2009: 246) mengemukakan bahwa ”aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.”

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data merupakan hal yang terpenting dalam melaksanakan suatu penelitian. Namun data yang didapat tidak akan bermakna dan mengandung arti manakala data tersebut dibiarkan begitu saja tanpa diolah dan dianalisis oleh peneliti. Adapun mengenai analisis data itu sendiri, Sugiyono (2008:335) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung dan setelah selesai di lapangan. Namun, masih menurut Sugiyono (2008:336) menyatakan bahwa: “analisis lebih difokuskan selama proses di lapangan, bersamaan dengan pengumpulan data”.

Berdasarkan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008:336), „analisis data kualitatif selama di lapangan terdiri atas tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification‟. Ketiga rangkaian aktivitas teknik analisa data tersebut, penulis terapkan dalam penelitian sebagai berikut:


(28)

Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam penelitian ini aspek yang direduksi adalah sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 tetang LLAJ yang dilakukan oleh polsek majalaya guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat yang meliputi: 1). Mengapa harus ada sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ?; 2). Bagaimana proses perencanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan?; 3). Bagaimana proses pelaksanaan sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ? 4). Bagaimana evaluasi sosialisasi UU NO 22 tahun 2009 tentang LLAJ dilaksanakan?

Data Display (Penyajian Data)

Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan akan memberikan gambaran penelitian yang menyeluruh. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.


(29)

Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/ Verifikasi)

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan sisngkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisa dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong (2000: 192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat.

b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data -data yang memenuhi.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan fakta yang telah penulis temukan dalam penelitian tentang Sosialisai UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat di wilayah hukum polsek Majalaya maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Secara umum sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya itu tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kesadaran hukum masyarakat. Sebab, data pelanggaran yang terjadi pada tahun 2011 tidak terlalu mengalami perubahan yang signifikan hingga bulan juni 2012. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Rendahnya frekuensi sosialisasi hukum melalui kegiatan penyuluhan hukum dari pihak kepolisian

b. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh aparat polisi LLAJ terhadap masyarakat yang melanggar peraturan lalu lintas

c. Kegiatan sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan jalan tidak bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat

d. Anggota kepolisian yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya. e. Kegiatan sosialisasi hanya ditujukan kepada sebagian kecil masyarakat


(31)

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Sosialisasi mengenai peraturan lalu lintas yang baru yaitu UU NO 22 Tahun 2009 sangat penting untuk dilakukan, guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Sebab masyarakat yang berada di wilayah hukum polsek majalaya tidak mengetahui sepenuhnya mengenai UU tersebut, dalam artian hanya mengetahui sebagian saja. Seperti mengetahui kewajiban menyalakan lampu utama pada siang hari dan penggunaan helm SNI.

b. Tidak adanya kesesuaian antara proses perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Yang mana sering terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan, seperti absennya para petugas piket dalam pelaksanaan sosialisasi padahal dalam perencanaan telah dibagi tugas-tugasnya. Hal tersebut diakibatkan karena kinerja para aparat kepolisian yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya.

c. Sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ yang dilakukan oleh unit lantas polsek Majalaya masih kurang optimal. Sebab frekuensi sosialisasi masih rendah, selain itu sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek Majalaya tidak dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Karena hanya sebagaian kalangan saja yang menjadi sasaran sosialisasi mengenai UU


(32)

No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ, yaitu hanya kepada para sopir kendaraan umum saja.

d. Tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai evaluasi sosialisasi antara pendapat yang dikemukakan oleh pihak unit lantas polsek majalaya dengan pendapat yang dikemukakan oleh masyarakat yang berada diwilayah hukum polsek majalaya. Yang mana, masyarakat berpendapat bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya kurang baik. Hal tersebut terlihat dengan kurang frekuensi sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya, yang mana hanya dilakukan setiap setahun sekali. Selain itu sosialisasi tersebut tidak dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Sedangkan menurut kepolisian kinerja dari aparat kepolisian sudah bagus, sehingga hanya perlu untuk ditingkatkan.

B. Saran

1. Bagi Kepala Polsek Majalaya

Pelaksanaan sosialisasi sering tidak berjalan sesuai dengan perancanaan, untuk itu diperlukan pengawasan yang rutin dan berkesinambungan yang dilakukan oleh kepala kepolisian, agar hal tersebut tidak terus terjadi.

2. Bagi Kanit Lantas Polsek Majalaya

Perlunya ditingkatkan kualitas dan kuantitas personel perangkat hukum (polantas/kasatlantas) yang masih belum memadai untuk memberikan penerangan dan penyuluhan hukum tentang UU LLAJ kepada masyarakat. Dan perlunya diadakan penyuluhan-penyuluhan secara rutin serta pembinaan


(33)

terhadap seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah hukum Polsek Majalaya dengan mendatangi seluruh sekolah, terminal serta tempat-tempat strategis lainnya, agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsk Majalaya.

3. Bagi Anggota Lantas Polsek Majalaya

Banyak ditemukan para anggota kepolisian yang tdak menjalankan tugasnya dengan baik, untuk itu diperlukan kesadaran dari anggota kepolisian untuk menjalankan tugas dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kesadaran hukum yang dikaitkan dengan pengaruh penegak hukum, sarana prasarana lalu lintas dan sebagainya.


(34)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

A. W. Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.

Achmad Kosasih Djahiri. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT dan Games terhadap VCT. Bandung : Jurusan PMPKN FPIPS IKIP Bandung.

Achmad Sanusi. (1991). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku III”. Jakarta : Bina Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. C.S.T Kansil. (1995). Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi).

Komalasari, Kokom. (1998). Pengaruh Motif Berafiliasi Status Sosial Ekonomi dan Proses Pembelajaran Terhadap TingkatKesadaran Hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Anggota Kesadaran di Kotamadya Bandung. “Tesis”. Bandung : IKIP Bandung.

Komalasari, Kokom. (1995). Hubungan Antara Latar Belakang Tingkat Pendidikan Sekolah Anggota Masyarakat dengan Kesadaran Hukum Masyarakat terhadap Peraturan lalu Lintas dan Angkutan Jalan. “Skripsi”. Bandung : IKIP Bandung.

Moleong. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nana Syaodih dan Moh. Surya. (1978). Pengantar Psikologi Publikasi Perumusan Bimbingan dan Penyuluhan. Ikip Bandung.

Nurmalina, Komala dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.


(35)

Ridwan Efendi dan Elly Malihah. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: Yasindo Multi Aspek

S. Margono. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Soedjono D. (1982). Pokok-Pokok Sosiologi sebagai Penumpang Studi Hukum.

Bandung : Alumni.

Soekanto, Soerjono. (1992). Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta : CV. Rajawali

________________ . (1983). Pengantar tentang Psikologi Hukum. Bandung : Alumni.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sunarto K. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta : FEUI.

Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta : Sinar Grafika.

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : Citra Umbara

Winaputra, U.S. dan Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI

Sumber Internet :

Aira Kurniawan. (2009). Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009. [Online]. Tersedia: http://bbm-online.forumid.net/t10-sosialisasi-uu-no-22-tahun-2009. [22 Maret 2012]

Kusuma Diardja. (2009). Kesadaran Hukum. [Online]. Tersedia: http://bbm-online.forum.net/t10-Arti-Kesadaran. [22 Maret 2012]

Yukirenemal. (2009). Sosialisasikan UU No 22 Tahun 2009 tentang UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. [Online]. Tersedia: http://cecepherm.wordpress.com/2009/07/29/sosialisasikan-uu-no-22-tahun-2009-tentang-uu-lalulintas-dan-angkutan-jalan/. [03 Agustus 2012].


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan fakta yang telah penulis temukan dalam penelitian tentang Sosialisai UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat di wilayah hukum polsek Majalaya maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Secara umum sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya itu tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kesadaran hukum masyarakat. Sebab, data pelanggaran yang terjadi pada tahun 2011 tidak terlalu mengalami perubahan yang signifikan hingga bulan juni 2012. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Rendahnya frekuensi sosialisasi hukum melalui kegiatan penyuluhan hukum dari pihak kepolisian

b. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh aparat polisi LLAJ terhadap masyarakat yang melanggar peraturan lalu lintas

c. Kegiatan sosialisasi UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan jalan tidak bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat

d. Anggota kepolisian yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya. e. Kegiatan sosialisasi hanya ditujukan kepada sebagian kecil masyarakat


(2)

Verry Hendra S.R, 2012

Suatu Kajian Tentang Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Guna Menignkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Berlalulintas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Sosialisasi mengenai peraturan lalu lintas yang baru yaitu UU NO 22 Tahun 2009 sangat penting untuk dilakukan, guna meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Sebab masyarakat yang berada di wilayah hukum polsek majalaya tidak mengetahui sepenuhnya mengenai UU tersebut, dalam artian hanya mengetahui sebagian saja. Seperti mengetahui kewajiban menyalakan lampu utama pada siang hari dan penggunaan helm SNI.

b. Tidak adanya kesesuaian antara proses perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Yang mana sering terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan, seperti absennya para petugas piket dalam pelaksanaan sosialisasi padahal dalam perencanaan telah dibagi tugas-tugasnya. Hal tersebut diakibatkan karena kinerja para aparat kepolisian yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya.

c. Sosialisasi mengenai UU No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ yang dilakukan oleh unit lantas polsek Majalaya masih kurang optimal. Sebab frekuensi sosialisasi masih rendah, selain itu sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek Majalaya tidak dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Karena hanya sebagaian kalangan saja yang menjadi sasaran sosialisasi mengenai UU


(3)

No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ, yaitu hanya kepada para sopir kendaraan umum saja.

d. Tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai evaluasi sosialisasi antara pendapat yang dikemukakan oleh pihak unit lantas polsek majalaya dengan pendapat yang dikemukakan oleh masyarakat yang berada diwilayah hukum polsek majalaya. Yang mana, masyarakat berpendapat bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya kurang baik. Hal tersebut terlihat dengan kurang frekuensi sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsek majalaya, yang mana hanya dilakukan setiap setahun sekali. Selain itu sosialisasi tersebut tidak dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Sedangkan menurut kepolisian kinerja dari aparat kepolisian sudah bagus, sehingga hanya perlu untuk ditingkatkan.

B. Saran

1. Bagi Kepala Polsek Majalaya

Pelaksanaan sosialisasi sering tidak berjalan sesuai dengan perancanaan, untuk itu diperlukan pengawasan yang rutin dan berkesinambungan yang dilakukan oleh kepala kepolisian, agar hal tersebut tidak terus terjadi.

2. Bagi Kanit Lantas Polsek Majalaya

Perlunya ditingkatkan kualitas dan kuantitas personel perangkat hukum (polantas/kasatlantas) yang masih belum memadai untuk memberikan penerangan dan penyuluhan hukum tentang UU LLAJ kepada masyarakat.


(4)

Verry Hendra S.R, 2012

Suatu Kajian Tentang Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Guna Menignkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Berlalulintas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah hukum Polsek Majalaya dengan mendatangi seluruh sekolah, terminal serta tempat-tempat strategis lainnya, agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh unit lantas polsk Majalaya.

3. Bagi Anggota Lantas Polsek Majalaya

Banyak ditemukan para anggota kepolisian yang tdak menjalankan tugasnya dengan baik, untuk itu diperlukan kesadaran dari anggota kepolisian untuk menjalankan tugas dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kesadaran hukum yang dikaitkan dengan pengaruh penegak hukum, sarana prasarana lalu lintas dan sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

A. W. Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.

Achmad Kosasih Djahiri. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT

dan Games terhadap VCT. Bandung : Jurusan PMPKN FPIPS IKIP

Bandung.

Achmad Sanusi. (1991). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku

III”. Jakarta : Bina Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. C.S.T Kansil. (1995). Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2008).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi,

Tesis, Disertasi).

Komalasari, Kokom. (1998). Pengaruh Motif Berafiliasi Status Sosial Ekonomi dan Proses Pembelajaran Terhadap TingkatKesadaran Hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Anggota Kesadaran di Kotamadya Bandung. “Tesis”. Bandung : IKIP Bandung.

Komalasari, Kokom. (1995). Hubungan Antara Latar Belakang Tingkat Pendidikan Sekolah Anggota Masyarakat dengan Kesadaran Hukum Masyarakat terhadap Peraturan lalu Lintas dan Angkutan Jalan. “Skripsi”. Bandung : IKIP Bandung.

Moleong. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Nana Syaodih dan Moh. Surya. (1978). Pengantar Psikologi Publikasi Perumusan

Bimbingan dan Penyuluhan. Ikip Bandung.

Nurmalina, Komala dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Verry Hendra S.R, 2012

Suatu Kajian Tentang Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Guna Menignkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Berlalulintas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ridwan Efendi dan Elly Malihah. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan

Lingkungan Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: Yasindo Multi

Aspek

S. Margono. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Soedjono D. (1982). Pokok-Pokok Sosiologi sebagai Penumpang Studi Hukum.

Bandung : Alumni.

Soekanto, Soerjono. (1992). Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta : CV. Rajawali

________________ . (1983). Pengantar tentang Psikologi Hukum. Bandung : Alumni.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sunarto K. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta : FEUI.

Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta : Sinar Grafika.

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : Citra Umbara

Winaputra, U.S. dan Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI

Sumber Internet :

Aira Kurniawan. (2009). Sosialisasi UU No 22 Tahun 2009. [Online]. Tersedia: http://bbm-online.forumid.net/t10-sosialisasi-uu-no-22-tahun-2009. [22 Maret 2012]

Kusuma Diardja. (2009). Kesadaran Hukum. [Online]. Tersedia: http://bbm-online.forum.net/t10-Arti-Kesadaran. [22 Maret 2012]

Yukirenemal. (2009). Sosialisasikan UU No 22 Tahun 2009 tentang UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. [Online]. Tersedia: http://cecepherm.wordpress.com/2009/07/29/sosialisasikan-uu-no-22-tahun-2009-tentang-uu-lalulintas-dan-angkutan-jalan/. [03 Agustus 2012].


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA POLISI LALU LINTAS POLRESTA PEMATANG SIANTAR.

0 1 19

Kampanye 100% Fokus Berkendara untuk sosialisasi Pasal 106 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

0 0 15

Penyuluhan Hukum Tentang Undang-undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Sebagai Upaya Meningkatkan Ketaatan Dan Kedisiplinan Masyarakat Dalam Berkendara Di Jalan Raya Serta Meminimalisir Terjadinya Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lin

0 0 8

KESADARAN HUKUM MAHASISWA UPN" VETERAN" JATIM TERHADAP UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 0 7

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGEMUDI ALAT ANGKUTAN UMUM DALAM HAL TERJADI KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 0 15

IMPLEMENTASI UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM PANDEGLANG, BANTEN (STUDI TERHADAP UJI LAIK JALAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM).

1 26 161

DAMPAK IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP KESADARAN HUKUM PENGENDARA SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM POLRESTA SURAKARTA).

0 1 17

UU 22 2009 lalu lintas angkutan jalan 0

0 0 203

undang undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

0 0 107

PENGARUH IMPLEMENTASI UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (LLAJ) TERHADAP DISIPLIN PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA DI KOTA BOGOR

0 0 12