Surat Kendaraan dan Penggunaan Alat Keselamatan Penggunaan Lampu Utama dan Tata Cara di BelokanSimpangan

2. Surat Kendaraan dan Penggunaan Alat Keselamatan

Selanjutnya terdapat aturan yang bertujuan agar terciptanya etika berlalu lintas serta ketertiban di jalan, pengendara diwajibkan mengetahui tata cara berlalu lintas yang baik dan benar. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, tata cara berlalu lintas khususnya yang sering diterapkan sehari-hari diatur dalam pasal 106 ayat 5, 6, dan 8, yaitu ; 1. Pasal 106 ayat 5. Pada saat diadakan pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor wajib menunjukkan: a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor; b. Surat Izin Mengemudi; c. Bukti lulus uji berkala; danatau d. Tanda bukti lain yang sah. 2. Pasal 106 ayat 6. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan. 3. Pasal 106 ayat 8. Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.

3. Penggunaan Lampu Utama dan Tata Cara di BelokanSimpangan

Jarak pandang dalam berkendaraan merupakan suatu hal yang memiliki arti yang sangat penting dalam penerapannya, seperti aturan penggunaan lampu utama bagi pengendara bermotor yang berguna untuk menjaga jarak serta sebagai peringatan antara sesama pengendara itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, penggunaan lampu utama diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pada pasal 107 ayat 1 dan 2, yaitu; 1. Pasal 107 ayat 1. Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib menyalakan lampu utama Kendaraan Bermotor yang digunakan di Jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu. 2. Pasal Pengemudi Sepeda Motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib menyalakan lampu utama pada siang hari. 4. Penggunaan Lampu Penunjuk arah. Aturan mengenai etika berlalu lintas yang telah dijelaskan di atas, seperti yang terdapat pada pasal 106 merupakan penerapan aturan secara tidak langsung. Tetapi dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terdapat pula aturan mengenai etika berlalu lintas yang dalam penerapannya secara langsung. Seperti aturan mengenai tata cara pengendara pada saat di belokan dan persimpangan. Hal ini di atur dalam pasal 112 ayat 1, 2, dan 3, yang berbunyi; 1. Pasal 112 ayat 1. Pengemudi Kendaraan yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan. 2. Pasal 112 ayat 2. Pengemudi Kendaraan yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat. 3. Pasal 112 ayat 3. Pada persimpangan Jalan yang dilengkapi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Pengemudi Kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh Rambu Lalu Lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.

E. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Studi Pada Ditlantas Poldasu Dan Dishub Provinsi Sumatera Utara)

11 120 91

Tingkat Kepatuhan Hukum Masyarakat Dalam Berkendaraan Menurut Implementasi UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Warga Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

0 11 16

Tingkat Kepatuhan Hukum Masyarakat Dalam Berkendaraan Menurut Implementasi UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan (Studi Pada Warga Pengguna Kendaraan Bermotor di Wilayah Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

0 11 85

ISU KEBIJAKAN PEMEKARAN KECAMATAN SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG

3 42 76

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

KEPATUHAN MASYARAKAT KOTA MAKASSAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN KEPATUHAN MASYARAKAT KOTA MAKASSAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGGUNAAN HANDPHONE SAAT BERKENDARAAN.

0 2 13

SUATU KAJIAN TENTANG SOSIALISASI UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN GUNA MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM BERLALU-LINTAS : Studi Deskriptif di Wilayah Hukum Polsek Majalaya.

0 0 35

IMPLEMENTASI UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM PANDEGLANG, BANTEN (STUDI TERHADAP UJI LAIK JALAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM).

1 26 161

PENGARUH IMPLEMENTASI UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (LLAJ) TERHADAP DISIPLIN PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA DI KOTA BOGOR

0 0 12

MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR DAN AKIBAT MODIFIKASI YANG TIDAK LULUS UJI MENURUT PASAL 277 UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

1 4 63