2.3 Pasal-Pasal Mengenai Pendidikan
Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Cita-cita bangsa Indonesia dalam pendidikan tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 31 UUD 1945, sebagai dasarnya adalah hasil amandemen UUD 1945 ke IV empat. Hasil amandemen UUD 1945 Ke IV tahun
2002 yaitu tentang pendidikan
1 Pasal 31 ayat 1,2,3,4,5, berbunyi : Ayat 1
: Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
Ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya Ayat 3
: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional,yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,yang diatur dengan undang
undang Ayat 4
: Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang – kurangnya 20
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional
Ayat 5
: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan kesejahteraan umat manusia
2 Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umumistilah-istilah
terkait dalam dunia pendidikan.
2.4 Hubungan Pasal Undang-Undang Dasar 1945 dengan Pendidikan di Indonesia
Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 berbunyi:“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan kepada
Pemerintah Republik Indonesia untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Akan tetapi pada
kenyataanya di negara ini masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa memenuhi wajib belajar 9 tahun.Secara garis besar kendala yang menyebabkan itu
semua adalah biaya pendidikan di Negara ini yang masih sangat mahal,sehingga banyak masyarakat kalangan menengah kebawah yang tidak bisa melanjutkan
pendidikannya minimal sampai 9 tahun.
4 | M a k a l a h P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
Pasal 31 ayat 2 berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Ayat ini secara khusus berbicara tentang
pendidikan dasar 9 tahun tingkat SD dan SLTP, bahwa target yang dikehendaki adalah warga negara yang berpendidikan minimal setingkat SLTP. Ada dua kata
wajib dalam ayat ini yang berimplikasi terhadap pelaksanaan lebih lanjut program wajib belajar. Di antaranya adalah setiap anak usia pendidikan dasar 6-15 tahun
wajib bersekolah di SD dan SLTP. Karena sifatnya wajib, bila tidak, semestinya ada sanksi hukum terhadap keluarganya dan juga bagi anaknya. Sanksi apa yang
dikenakan kepada mereka, haruslah jelas. Tidak boleh lagi ada alasan bahwa seorang anak tidak bersekolah karena ia tidak ingin bersekolah atau keluarganya tidak mampu
membiayainya karena pemerintah wajib membiayainya. Diakui bahwa saat ini wajib belajar pendidikan dasar cukup berhasil, paling tidak
secara kuantitatif. Di tingkat SD, angka partisipasi kasar APK yaitu rasio antara jumlah seluruh siswa SD dibandingkan jumlah anak usia 7-12 tahun telah melebihi
100 menurut data resmi 110-115. Akan tetapi, angka partisipasi murni APM yaitu rasio antara jumlah siswa SD umur 7-15 tahun dibandingkan populasi penduduk
umur tersebut sebesar 95. Artinya, masih ada sekira 5 anak usia 7-12 tahun yang belum bersekolah yang jumlahnya sekira 1,2 juta orang, tersebar di seluruh Indonesia.
Di SLTP, angka resmi mencatat APK saat ini telah mencapai 78. Dalam ayat 2 ini juga mewajibkan pemerintah untuk membiayai pendidikan
khususnya pada pendidikan dasar Pasal 31 ayat 3 berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta aklaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-undang”.
Dengan dicantumkannya kata “meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta aklaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.” Hal ini berarti lebih mempertegas, memperkuat dasar, arah dan tujuan pendidikan nasional kita yang selama ini kata iman dan taqwa dan seterusnya itu
hanyalah dimuat dalam UU sistem pendidikan. Harapan dan tujuan lebih jauh dengan manusia yang beriman, bertaqwa, dan bermoral adalah bangsa ini akan dapat
5 | M a k a l a h P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
mencapai suatu keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN.
Pasal 31 ayat 4 “Pemerintah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20 dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” Mencermati pasal 31 ayat 4 ini rupanya wakil rakyat memiliki kesadaran
dan keinginan yang kuat untuk merombak anggaran pendidikan yang selama ini berkisar antara 3 sampai dengan 7 menjadi sedikitnya 20. Hal ini belum lagi
ditambah tidak konsistenya pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan pasal 31 ini. Ternyata sampai sekarang pemerintah pusat maupun
pemproppemkabpemkot termasuk Kalimantan Timur belum dapat merealisasikan amanat UUD itu. Memang ada sebagian pemkotpemkab yang telah mengalokasikan
20 untuk pendidikan. Pasal 31 ayat 5 “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradapan serta kesejahteraan umat manusia ini mencerminkan bahwa iptek
mendapatkan prioritas dalam pendidikan.” Dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan tehnologi ini hendaknya mendasarkan diri pada nilai-nilai agama yang transendental
dan universal untuk kesejahteraan umat manusia dan memajukan peradapan serta persatuan bangsa.
2.5 Solusi Menghadapi Masalah Pendidikan di Indonesia